"Ayo masuk, Paula.” Eros tidak menjawab Mika dan langsung melangkah masuk sembari merangkul wanita bernama Paula. Wanita asing itu hanya tersenyum manis seolah tidak peduli dengan keberadaan Mika di hadapan mereka. Mika seakan transparan dan tidak terlihat sama sekali."Eros, dia siapa? Kenapa mau membawanya ke rumah?" tanya Mika lagi, ia berjalan mengikuti Eros yang sudah masuk ke dalam rumah dengan wanita di sampingnya. Mendengar pertanyaan Mika lagi, Eros menghentikan langkahnya dan menghela nafasnya kasar.Namun ia berusaha menahan amarahnya lalu menoleh pada Paula. "Paula, kamu bisa masuk terlebih dahulu ke kamarku di lantai 2. Aku harus berbicara sebentar dengan dia.” "Baiklah, Eros. Aku akan menunggumu, dan jangan terlalu lama!” peringatnya dengan suara manis yng membuat Mika mengernyit jijik. Di depan Mika juga, Paula mencium pipi Eros dan meliriknya sembari tersenyum mengejek. "Menyebalkan, wanita itu sengaja mengejekku dengan tatapannya,” gumam Mika di dalam hati. Ia sama
Mika terbangun pukul 5 pagi, bahkan di luar masih gelap dan Mika rasa dua orang yang mengganggunya semalam belum terbangun. Mika terbangun cukup pagi karena kemarin ia tertidur siang cukup lama dan tidurnya sudah sangat cukup. Mika beranjak bangun dari tidurnya dan berniat untuk membereskan rumah serta hendak membuat sarapan untuk Eros. Ia menyapu seluruh lantai rumah dan juga pergi ke lantai 2. Tanpa sengaja, ia melihat pintu kamar Eros sedikit terbuka. "Apa mereka masih tertidur?" gumamnya, karena penasaran Mika mengintip dan melihat Eros dengan wanita yang ia bawa ke rumah tadi malam, masih tertidur dengan keadaan telanjang."Aku benar-benar seperti seorang pelayan di rumah ini. Bagaimana bisa seorang suami membawa wanita lain dan tidur bersamanya di depan istrinya sendiri?" Mika bergumam kesal, namun ia juga sadar apa yang ia lakukan dengan Kai. "Sudahlah yang terpenting dia tidak memperlakukanku dengan kasar lagi." Dia berjalan menuruni tangga dan pergi ke dapur untuk membuatka
"Mika, aku akan pergi sekarang. Bereskan rumah dan jangan sampai membuat masalah,” pesan Eros sembari berjalan menuruni tangga, masih bersama Paula yang terus mengikutinya."Iya, berhati-hatilah. Apa kamu akan makan malam di rumah?" tanya Mika, ia menghampiri suaminya itu dan Eros tampak mengecek jam yang melingkar di tangannya dan mengedikan bahunya. "Aku tidak tahu,” jawab Eros singkat. Sepertinya pria itu memiliki rencana untuk makan malam. "Eros, kamu kan sudah berjanji akan makan malam bersamaku?" sahut Paula tiba-tiba, ia menatap Eros dengan ekspresi sedihnya."Kita lihat nanti, ya? Kalau aku sibuk, aku sepertinya tidak bisa makan malam bersamamu,” balas Eros. Berbeda dengan Mika yang lega karena Eros sepertinya akan pulang sedikit terlambat, Paula tampak tidak senang. “Tapi Eros kamu sudah berjanji!” keluhnya kesal. Eros memutar bola matanya malas, ia sebenarnya tidak begitu menyukai wanita yang banyak menuntut waktunya. Tapi hubungannya dengan Paula masih sangat baru dan Ero
Sekitar 30 menit kemudian mereka sampai di rumah Eros. Kai memarkirkan mobilnya lalu mereka berdua berjalan beriringan masuk ke rumah Eros. Mika langsung pergi ke dapur dan bersiap untuk menyiapkan makan malam mereka berdua."Mika!" panggil Kai tiba-tiba ketika Mika hendak memakai apron-nya. Mika reflek menoleh kebingungan ke arah Kai yang baru saja berjalan masuk ke dapur. "Kenapa?" tanya Mika tapi Kai tidak menjawabnya. Kai malah melepas apron yang Mika hendak kenakan. "Kai, kenapa kamu...""Biar aku yang memasak." Kai memakai apron itu dan mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat steak. "Tidak, Kai. Biar aku yang memasak. Kamu duduk saja." Mika hendak merebut kembali apron yang Kai kenakan. Tapi Kai langsung menarik tangan Mika dan menyuruhnya duduk di kursi."Sudah, diam saja dan lihat aku," tegas Kai tapi Mika menggelengkan kepalanya. Ia merasa tidak sopan kalau membiarkan tamu yang memasak untuknya. "Aku tidak bisa, kamu adalah tamu di sini dan sudah seharusnya aku yang memasaka
Mendapat isyarat dari Mika, Kai segera berlari dengan cepat ke dapur. Sedangkan Mika segera membereskan sofa yang ia tiduri bersama Kai tadi dan segera berlari menghampiri Eros yang baru saja pulang. "Eros, kamu pulang dengan cepat hari ini?" tanya Mika dengan sedikit gugup, namun ia berusaha menyembunyikannya agar Eros tidak curiga. "Semua ini karena aku kelelahan dan tidak bisa beristirahat dengan tenang di rumah ini. Melihatmu di rumah, membuatku lelah dan stress,” gerutu Eros kesal. Ia memberikan tas miliknya dan dengan cepat Mika mengambilnya. Mika juga membantu Eros melepas jas yang ia kenakan."Buatkan aku makan malam, dan kalau Paula kesini, jangan katakan padanya kalau aku pulang lebih awal.” Eros memberinya perintah sekaligus pesan dan yang Mika bisa lakukan hanya menganggukan kepalanya. "Ah sialan! Dia juga membuatku pusing, aku akan segera memutuskannya dan mencari wanita lain."Benar kata teman-temannya yang lain, Eros memang seseorang yang tidak bisa menjalin hubungan
Di hari weekend, Eros tidak pergi bekerja membuat Mika harus terjebak bersamanya seharian penuh. Pagi itu juga, Mika langsung menyiapkan sarapan, dan Eros hanya duduk di kursi meja makan sembari menikmati kopinya. Sampai tiba-tiba ponsel Eros terdengar berdering."Hallo, Ayah? Selamat pagi," ucap Eros. Nada bicaranya berubah menjadi sangat ramah. Berbeda dari cara bicaranya dengan Mika."Eros, apa hari ini kamu libur?" Mika bisa mendengar suara ayah mertuanya. Ternyata Eros sedang berbicara dengan ayahnya. "Ah iya, aku sedang libur hari ini. Ada apa, Ayah? Apa terjadi sesuatu?" tanya Eros masih dengan nada bicara ramahnya yang sangat langka. "Tidak, tidak terjadi apa-apa. Aku hanya penasaran dengan kehidupan pengantin baru.""Tentu saja, kehidupan aku dan Mika sekarang terasa sangat lengkap. Aku senang, karena kini ketika aku pulang, Mika berada di rumah dan menemaniku." Pembohong, Eros bahkan tidak pernah memperlakukan Mika dengan baik.Mika berusaha tidak mempedulikan obrolan Eros
"Kenapa kamu masuk tanpa mengetuk dulu? Kami sedang berbicara,” tanya Ergan. Pria tua itu tampak tidak senang karena Eros sudah seenaknya masuk ke dalam ruangannya selagi ia sedang berbicara dengan Mika. "A-ayah, maafkan aku. Aku kira kalian pergi, jadi aku sedikit panik,” jawab Eros dengan sedikit gugup. Ia tahu kalau ia sudah melakukan sesuatu yahg salah yang akan membuat ayahnya marah. “Maafkan aku.”"Jaga sopan santunmu, Eros.” Tatapan mata Ergan berubah menjadi sangat menakutkan, Mika memperhatikan ayah dan putranya itu dan sadar kenapa Eros sangat takut kepada Ergan."Ayah, mungkin Eros takut sesuatu yang buruk terjadi padaku. Dia memang selalu seperti ini, dia selalu khawatir padaku,” ucap Mika dengan sengaja ia membela Eros karena suaminya itu terlihat ketakutan. Ia sekarang sadar kalau kelemahan Eros, ada pada ayahnya."Tapi tidak dengan masuk tanpa permisi, dan mengganggu orang yang sedang berbincang." Tapi tetap saja Ergan tampak tidak bisa memaklumi sikap tidak sopan putr
Sekitar pukul 9 malam, Mika pulang dari rumah kedua orang tuanya setelah menghabiskan waktu di sana. Dan ketika berjalan masuk ke halaman rumah, ia melihat mobil Eros sudah terparkir di garasi. Melihat itu, Mika mengernyit heran, karena Eros sama sekali tidak mengiriminya pesan untuk segera pulang ataupun memarahinya. “Apa dia sudah tidur terlebih dahulu dan tidak menyadari kalau aku tidak berada di rumah?” gumam Mika, karena ia mengetahui kata sandi rumah Eros, Mika langsung membuka pintu rumahnya. Baru saja ia melangkah masuk, ia melihat ada high heels milik seorang wanita di rak sepatu dan Mika mengenal high heels itu milik siapa. "Eros, aku pulang,” ujar Mika berusaha memberitahu suaminya kalau ia sudah berada di rumah. Namun, tidak ada jawaban. Mika masuk ke dalam rumah dan memandang ke sekitar, mencari keberadaan Eros. "Eros,” panggilnya lagi. Dan baru saja Mika berjalan memasuki ruang keluarga, ia terkejut karena ada seorang wanita yang sedang duduk di sofa."Berisik, ini su