Home / Rumah Tangga / Berhasil Usai Bercerai / Bab 42 - Kesayangan Ibu

Share

Bab 42 - Kesayangan Ibu

Author: Rini Lim
last update Last Updated: 2025-03-02 18:37:27

“Rania”, panggil wanita tua yang masih terlihat gurat kecantikan di wajahnya walaupun terlihat banyak keriput.

“Iya bu”, Rania berjalan menghampiri sambil membungkukkan badannya sedikit.

Rania dipegang tangannya kemudian perlahan dibawa sang ibu menjauhi Fahmi. Rania diajak masuk ke dalam kamarnya kemudian didudukkan di kursi samping tempat tidurnya. Rania tetap mengikutinya walau nampak heran. Fahmi hanya diam memandangi dua wanita yang teramat dicintainya itu dengan perasaan tak menentu. Ia masih merasa sangat bersalah pada Rania karena terlalu larut dalam kenangannya bersama almarhum istrinya. Ia tahu Rania mungkin kecewa tapi memiliki banyak muka untuk menutupi lukanya.

“Mohon maaf, Bu, Rania mohon izin pamit. Sudah malam, nanti Ibu di rumah kuatir kalau Rania pulang terlalu malam”, Rania membuka suara.

“Iya, nak. Pulanglah. Tapi berjanjilah akan datang lagi kesini ya, mengunjungi ibu. Apa yang dilakukan Fahmi tadi pasti tidak sengaja, ibu tahu betul bagaimana anak itu benar-benar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 43 - Kembali Mencinta

    “Rania, keluarkan saja apa yang mengganjal di hatimu. Jangan sungkan. Kan kamu tadi sendiri yang bilang, Kita hanya manusia biasa, tak selamanya harus selalu terlihat kuat. Ada kalanya kita butuh menangis untuk melepaskan beban yang ada. Dikeluarkan saja beban supaya hati lebih tenang, Ran, tolong izinkan saya untuk menanggung semua beban yang kamu hadapi. Tolong jangan kamu tanggung itu semua sendirian”, Fahmi berkata dengan sungguh-sungguh. Ia memiringkan tubuhnya demi bisa menatap Rania dengan intens. Rania bergeming dengan tetap menatap lurus ke depan, Ia tak merubah posisinya sedikitpun. Hanya air mata yang terus menetes di pipinya. Malam ini Rania merasa sedih sekali, ia seperti terbawa perasaan dan situasi. Hatinya mencelos mengingat Fahmi yang tadi terlihat masih sangat mencintai almarhumah istrinya, ia merasa kehadirannya ternyata tak cukup berarti untuk Fahmi. Lalu melihat mantan suaminya dengan kondisi pilu begini, membuatnya kembali mengingat peritiwa sepuluh tahun yang la

    Last Updated : 2025-03-02
  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 44 - Kembali Ke Rumah

    “Rania, jangan ragu untuk bicara padaku. Aku mencintai kamu, tak perlu sungkan”, ucap Fahmi berusaha meyakinkan Rania.Rania menarik nafas dalam-dalam, berusaha megambil oksigen sebanyak-banyaknya. Ia pikir inilah saat terbaik untuk bicara pada Fahmi.“Kandidat yang melamar untuk area manager Sumatera tapi tidak cukup mempunyai reputasi pekerjaan yang baik”“Ok, lalu...?” tanya Fahmi sedikit tak sabar sambil terus menatap Rania. Ia masih belum bisa memahami arah pembicaraan Rania, apakah ke arah pribadi atau pekerjaan.“Apakah bisa kalau kita tetap menerimanya untuk bekerja sebagai apa saja di kantor?”“Maksud kamu?”, tanya Fahmi yang masih tak paham.“Bisakah kalau kita tetap mempekerjakan dia sebagai staf admin? Atau OB misalnya? Atau apa saja, Pak, Saya kasihan melihatnya, karena kelihatannya sangat membutuhkan pekerjaan”, jawab Rania. Ia menghembuskan nafas lega setelah bicara. Memang hanya persetujuan Fahmi sajalah yang dibutuhkan untuk menerima karyawan baru di kantor, apalagi u

    Last Updated : 2025-03-02
  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 45 - Berkelahi

    “Lalu sekarang Pak Fahmi mau kemana lagi? Bukannya mau pulang lihat Ibu?”, tanya Rania penasaran.“Sebentar saja, Ran. Aku mau minta maaf”, jawab Fahmi, Ia hanya tersenyum lalu keluar dari mobil menghampiri Aldi yang nafasnya sudah terdengar naik turun, dia tampak emosi.Rania tampak bingung tapi tak punya kesempatan untuk bertanya lagi karena Fahmi sudah langsung membuka pintu mobil sambil melebarkan payung.“Heh, lo nggak lihat ada orang disini jalan sampai nyipratin air, mentang-mentang mobil bagus suka-sukanya sendiri, air comberan ini kena muka gue”, teriak Aldi emosi.Rania menoleh ke belakang, Ia kaget bukan main melihat Aldi marah-marah pada Fahmi yang tetap terlihat tenang.Fahmi berusaha minta maaf tapi Aldi semakin emosi. Bagi yang sudah cukup mengenal Aldi pastilah tahu kalau orang ini memang punya attitude yang aneh. Jika orang sudah merendahkan diri meminta maaf, responnya suka semakin semena-mena memperlakukan orang. Tak berapa lama, dari dalam mobil Rania melihat Aldi

    Last Updated : 2025-03-02
  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 46 - Panik

    Siasat Rania cukup tepat sasaran, Aldi mulai didera rasa panik, ia sadar sudah berbuat kesalahan dengan memukul Fahmi tadi menggunakan batang sapu ijuk, ketakutan mulai merajai hatinya, ia berpikir juga kalau dirinya bisa diamuk massa karena telah menyerang orang yang berjalan membelakanginya dan tidak melakukan perlawanan terhadapnya, dia bisa dituduh main hakim sendiri. Akhirnya Aldi malah memilih lari demi menghindari amuk massa, benar-benar cara yang tidak sportif, tapi bukan Aldi namanya kalau memakai cara yang sportif. Laki-laki itu memang terbiasa bermain curang, dulu dan sekarang.Rania kembali mendekati Fahmi yang sudah mulai sadar dan terduduk di kursi panjang di depan mini market. Wajahnya yang pucat tampak lebih cerah saat melihat Rania berjalan ke arahnya, senyum Rania mengembang kala sampai di depannya.“Rania...” , ucap Fahmi pelan, Ia tengah berusaha menahan sakit di kepalanya.“Iya Pak, bagaimana keadaan Pak Fahmi? Maaf tadi saya tinggal, orang itu benar-benar gila, sa

    Last Updated : 2025-03-02
  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 47 - Rumah Sakit

    Tiba di rumah sakit, dokter langsung memeriksa keadaan Bu Ratna, Ibunya Fahmi. Dokter saraf meminta CT Scan dilakukan karena ada indikasi penyumbatan pembulu darah di otak setelah terjatuh tadi. Segala pemeriksaan terbaik dilakukan sesuai permintaan Fahmi, dia sungguh tak ingin terjadi apa-apa pada ibunya.Rania tetap berada di sisi Fahmi untuk menguatkan. Fahmi akhirnya tersadar juga bahwa sudah selarut ini Rania bersamanya, ia melihat jam di pergelangan tangannya, sudah pukul 1.30 dini hari.“Rania, ini sudah sangat malam, maaf kamu masih harus nemenin aku”, ucap Fahmi.Rania menarik sedikit bibir atasnya untuk tersenyum, “tidak apa-apa, setelah Ibu selesai di CT scan mungkin aku pulang dulu ya, Pak”, jawab Rania.Fahmi mengangguk lemah sembari memaksakan tersenyum, “iya, tapi biar aku antar kamu pulang ya, jangan ditolak. Aku perlu meminta maaf pada Ibumu”, terang Fahmi.Rania mengangguk mengiyakan permintaan Fahmi.**Aldi terus dikejar beberapa orang hingga ia memutuskan untuk me

    Last Updated : 2025-03-02
  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 48 - Gaduh

    “I-i-iya suster”, jawab Aldi terbata.“Jadi bagaimana Bapak? Apakah pengobatan Bu Angela mau dilanjutkan atau bagaimana?”, tanya suster lagi tepat pada intinya. Aldi membuang nafas kasar, sungguh ia merasa buntu. Tak mendengar jawaban apaun dari Aldi, akhirnya suster hanya meminta Aldi untuk datang dan menyelesaikan administrasi untuk tindakan yang sudah terlanjur dijalankan.“Posisi bapak dimana? tolong segera kembali ke rumah sakit ya untuk menyelesaikan administrasi pasien pulang jika memang tidak melanjutkan pengobatan di Kurnia Asih”, ucap suster lagi.“Baik suster, saya akan segera kesana”, jawab Aldi akhirnya. Dan sambungan telepon pun diakhiri.Dengan langkah lemah Aldi mulai mencari jalan ke arah rumah sakit. Ia memesan ojek online karena sulit mencari tumpangan di waktu yang sudah selarut ini.**Di rumah sakit, Angela masih tak sadarkan diri, tubuhnya terlihat lemah bagaikan tak ada nyawa. Kondisinya semakin memprihatinkan, dokter jaga dan perawat yang memeriksa Angela ju

    Last Updated : 2025-03-02
  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 49 - Dia Lagi

    “Itu... itu Aldi”, jawab Rania spontan.Fahmi melihat Rania dengan serius, “siapa Aldi?”.Rania menjadi gugup mendengar pertanyaan Fahmi, dia baru sadar tadi dia keceplosan menyebut nama itu.“Tunggu dulu”, Fahmi mencoba mengingat-ingat, “itu kan orang yang tadi memukulku dan mencoba memerasku”, Fahmi menatap tajam mata Rania.“Iya, Pak”“Apa kamu mengenalnya, siapa Aldi...?”, tanya Fahmi curiga.“Dia..dia...”, Rania menggantungkan ucapannya, Fahmi masih terus menatap Rania. Tanpa sadar langkah mereka berdua berhenti di tempat. Dan sesungguhnya perempuan itu tengah bingung setengah mati harus mulai dari mana menjelaskan kepada lelaki di hadapannya. Atasannya itu tahu persis keadaan rumah tangganya yang hancur dulu karena perselingkuhan, tapi lelaki itu tidak pernah benar-benar mengenal atau bahkan melihat wujud mantan suaminya itu.Fahmi memicingkan matanya melihat sikap Rania yang tak biasa. Sementara di sudut lobby Aldi masih terus berupaya untuk bernegosiasi.“Rania...”, panggilan

    Last Updated : 2025-03-02
  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 50 - Bertemu Angela

    Hanya ada seorang perempuan yang di kursi roda, sementara Aldi sedang mondar mandir kebingungan, petugas wanita yang tadi berbicara dengan Aldi saat ini sudah sibuk melayani pasien lain. Rania berpikir, tidak mungkinlah petugas wanita itu yang memanggil dirinya, secara dia tidak ada kepentingan apapun di rumah sakit ini selain menemani Fahmi mengantar sang Ibu. Kemungkinan besar memang hanya wanita di kursi roda itu. Rania dan Fahmi bermonolog dalam hatinya masing-masing. Tapi siapa perempuan di kursi roda itu? tanya Rania pada dirinya sendiri. Ia merasa tak punya banyak urusan di Jakarta selain urusan pekerjaan dan urusan kesehatan Ibunya.Sekali lagi Rania mendongak ke atas melihat wajah Fahmi yang juga tengah menatapnya lekat, Ia seperti meminta persetujuan untuk menghampiri wanita di kursi roda, Fahmi mengangguk perlahan sambil terus menatapnya lekat.“Rania... “, suara itu terdengar sedikit lebih keras dari sebelumnya hingga Aldi pun terkejut lalu menghampiri Angela, Ia heran men

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 70 - Rapat

    Rania benar-benar merasa tak nyaman satu kantor dengan Aldi. Untungnya memang setelah menikah dengan Fahmi nanti dia berencana untuk resign dan mencari pekerjaan lain demi menjaga profesionalitas keduanya. Karena Rania dan Fahmi sama-sama memegang jabatan tinggi di perusahaan itu.Saat tak sengaja akan berpapasan, Rania selalu berputar arah demi menghindari pertemuan dengan mantan suaminya itu. Sungguh ia tak ingin melihat Aldi lagi, walau seluruh perasaan cinta dan benci mungkin sudah hilang, tapi rasa trauma akan kesakitan yang pernah Aldi tumpahkan padanya sangat membekas di hati wanita itu. Meskipun ia telah memaafkan Aldi dan Angela tapi ia tak ingin benar-benar memiliki urusan dengannya lagi.Rapat bulanan yang rutin diadakan di divisi penjualan yang dipimpin Rania membuatnya tak bisa sepenuhnya menarik diri dari Aldi. Karena dirinya merupakan orang nomor satu di divisi itu yang mengharuskannya memimpin rapat dan memastikan strategi tim penjualan berjalan sesuai target perusahaa

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 69 - Kebingungan Rania

    Beberapa hari kemudian di kantor.Pagi itu Rania tengah berjalan ke arah pantry untuk membuat teh manis hangat favoritnya saat langkahnya tiba-tiba terhenti karena tanpa sengaja ia melihat Aldi lewat di depannya. Rania hampir saja oleng jika tidak dengan cepat menguasai keadaan. Aldi tengah diajak berkenalan dengan departemen-departemen lain di kantor oleh staf HRD.Dengan cepat Rania berbalik badan demi menghindari pertemuan itu, dia ingin mendengar langsung dari Fahmi sendiri apa yang sebenarnya terjadi.Rania membatalkan keinginannya meminum teh di pagi hari ini, dia memilih melanjutkan langkahnya lurus ke depan ke arah ruangan Fahmi. "Pagi Rona", sapa Rania sambil tersenyum."Pagi, Bu. Ada yang bisa saya bantu?", jawab sekretaris Fahmi sopan sambil berdiri membetulkan rok pendeknya. Rania hanya tersenyum melihatnya."Apa jadwal bapak kosong sekarang? atau beliau ada meeting pagi ini?", tanya Rania datar."Saat ini kosong, Bu. Tapi setengah jam lagi ada meeting dengan komisaris PT

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 68 - Melamar

    Senin pagi di kantor, pintu ruangan Fahmi diketuk."Masuk", kata Fahmi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar notebook.Aldi masuk bersama sekretaris Fahmi."Ini Pak Aldi, Pak, ada yang bisa saya bantu lagi?", tanya Rona, sang sekretaris dengan sopan."Tidak perlu, terima kasih, Ron", jawab Fahmi. Janda satu anak itu mengangguk lalu meninggalkan ruangan.Fahmi dan Aldi saling bersalaman lalu mempersilahkan Aldi duduk di sofa untuk menunggu."Tunggu sebentar ya Aldi, ada yang harus saya selesaikan dahulu", terang Fahmi.Aldi menurut. Ia mengitari pandangannya ke sekitar ruangan, betapa besar dan mewahnya ruangan ini, Aldi membatin. Dirinya saja bahkan belum sempat sampai di posisi ini dulu, tapi sudah sombong sekali dengan mantan istrinya waktu itu. Sekarang, dunia berputar. Orang yang akan ia mintai pekerjaan adalan calon suami dari mantan istri yang dibuangnya. Aldi memejamkan matanya berusaha mengusir galau yang melanda. Duh, aku harus fokus, jangan memikirkan Rania terus, Aldi b

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 67 - Aldi?

    Rania terkejut."Aldi! itu mas Aldi", tunjuk Rania spontan ke arah pintu pagar rumahnya. Fahmi ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Rania. Ia bergegas menghampiri pagar dengan langkah tergesa. Rania mengikutinya di belakang."Untuk apa dia datang kesini, mas? Apa mas mengundangnya datang?", tanya Rania sedikit panik, ia memandang Fahmi dengan bingung, begitu pun Fahmi menatap Rania dengan kebingungan."Apa yang sedang kamu pikirkan, Rania? Disini tak ada siapa-siapa, tidak ada Aldi", terang Fahmi."Nggak mungkin, mas, tadi aku melihat dengan jelas dia ada disini", balas Rania dengan nada sedikit meninggi."Aku tidak mengundangnya, Rania. Lagian buat apa juga aku mengundang dia?", Fahmi balik bertanya. Rania tak menjawab. Ia pun bingung.Pak RT yang mengikuti Rania dan Fahmi sejak tadi juga berada di depan pagar rumah Rania memperhatikan sekeliling, dia tak menemukan siapa-siapa disini, apalagi Aldi yang dimaksud Rania. Rasanya tak masuk akal jika Aldi masih mempunyai muka bertemu Rania.

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 66 - Belum Usai

    “Hah? Jadi Aldi kena penyakit kelamin juga?”, tanya Rania kaget.Fahmi mengangguk.“Astagfirullah!", ucap Rania sambil menutup mulut dengan tangannya. Fahmi hanya diam memperhatikan Rania yang tak dapat menyembunyikan kesedihan dan rasa kagetnya."Aku sama sekali tak menyangka Aldi dan Angela bisa terkena penyakit mematikan itu, mas. Aku sendiri bahkan tak pernah terpikir untuk mendoakan kejelekkan bagi mereka. Aku sungguh ikut prihatin dengan keadaan yang menimpa mereka”, ucap Rania sunguh-sungguh . Ternyata memang hanya belum usai saja pembalasan Tuhan kepada mantan suaminya itu, Rania membatin dengan sedih. Sejujurnya ia juga tak tega membayangkan kehidupan Aldi nanti jika terus menerus digerogoti penyakit seperti itu, tapi Allah yang Maha Lebih Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Fahmi mengangguk mengerti. Ia pun tahu persis seperti apa sifat Rania, wanita itu tak akan mampu mengucap doa jelek sekalipun kepada orang yang mungkin pernah menghancurkan dan menyakitinya.“Semoga A

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 65 - Pemakaman

    "Aku benar-benar sayang sama kamu, jangan pernah kamu ragukan itu", ucap Fahmi lembut. Ia menatap wanita di hadapannya dengan rasa sayang yang teramat dalam.Ia tak punya alasan untuk mendebat Fahmi. Ia hanya merasa sangat melankolis saat dihadapkan pada dua orang lelaki yang kini ada di hidupnya, yang satu sangat ia benci, yang satu sangat ia sayang.“Maaf…”, hanya kata itu yang keluar dari mulut Rania.Fahmi tersenyum mengangguk lalu mengajak Rania kembali ke ruangan Angela.Di ujung jalan, Aldi melihat kejadian itu dengan sedih, ia mendengar semua perkataan Fahmi dan ia merasa cemburu. Ya, walau kecemburuannya sama sekali tidak berdasar, tapi penyesalan menyeruak ke dasar hatinya karena telah menyia-nyiakan wanita sebaik Rania. Aku benar-benar bersalah sama kamu, Rania, kamu terlalu baik buat aku makanya Allah memisahkan kita, ucap Aldi dalam hati. Ia pun berbalik arah untuk segera kembali ke ruangan dimana istrinya berada. Ia tak ingin Rania dan Fahmi mengetahui bahwa dirinya mend

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 64 - Salah Sangka

    Pintu ruangan diketuk pelan, Rania dan Fahmi masuk ke dalam dengan raut muka penyesalan, apalagi Rania yang tak bisa menyembunyikan kesedihannya menyaksikan kepergian Angela secepat itu setelah berbicara panjang lebar kemarin. Rania bersyukur telah memberitahu Angela bahwa ia telah memaafkan segala kesalahan yang pernah doperbuat Angela padanya. Fahmi menghampiri Aldi sementara Rania membuka kain penutup wajah Angela, dadanya mulai terasa sesak menyaksikan semua yang menimpa wanita perebut suaminya dulu, sungguh ia tak mengira begini akhir cerita hidup wanita yang dulu menghina dan mencemooh dirinya. Air mata membasahi pipi Rania, perlahan ia menghapusnya. Fahmi dan Aldi menghampiri Rania. Aldi menunduk melihat Rania, ia seperti tak sanggup menatap wajah teduh mantan istrinya. Betapa banyaknya dosa yang telah dia lakukan pada Rania, menghina dan mengusirnya tanpa menyadari bahwa Allah tak pernah tidur menyaksikan perbuatan hamba-hamba-Nya yang lewat batas dan lupa diri.“Rania...” ra

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 63 - Pergi

    Aldi menoleh ke arah Rania dan menatapnya sekian detik, entah mengapa setiap kata-kata yang keluar dari mulut Rania terasa sangat indah saat ini untuk Aldi. Meskipun kalimat itu adalah bentuk teguran nyata untuk dirinya, bahkan masih tersirat kebencian di sorot matanya, tapi Aldi cukup lega karena setidaknya Rania masih mau menatapnya saat berbicara tadi.Fahmi berdehem untuk memecah kesunyian yang tercipta beberapa detik diantara mereka bertiga."Hmm... kalau begitu kami pamit dulu. Semoga istri kamu lekas sadar dan pulih. Kalau ada kemajuan ataupun penurunan kondisi, bisa hubungi saya. Rania butuh istirahat, kasihan dari kemarin dia sibuk bolak balik ke rumah sakit, besuk ibu saya juga. Jadi jangan sungkan menghubungi saya. ", Fahmi menyerahkan kartu nama miliknya ke depan Aldi.Aldi menerimanya dengan tatapan tak enak."Baik pak Fahmi, terima kasih", jawab Aldi.Rania dan Fahmi sudah meninggalkan kamar rawat Angela, mereka pulang setelah menjenguk nyonya Lastri di ruang perawatan da

  • Berhasil Usai Bercerai   Bab 62 - Curahan Hati Aldi

    "Jangan membuat keributan disini, ingat ini rumah sakit!", seru Rania dengan penekanan.Fahmi memandang tajam ke arah Aldi."Jangan jadi laki-laki pengecut, saya paling ngga suka lelaki kasar yang beraninya hanya sama perempuan. Kamu jangan pernah membangunkan macan tidur, saya disini untuk membantu kamu dan Angela, dan jelas itu semua karena Rania. Jadi kalau kamu memang tidak mau istri dan bayi kamu selamat, lebih baik bilang dari sekarang, jangan buang waktu saya dan Rania! Saya akan menarik kembali uang jaminan saya!", Fahmi memperingatkan Aldi dengan serius, raut mukanya memancarkan kemarahan yang dalam. Aldi menunduk mendengarnya. Ia merasa tak enak mendengar penuturan Fahmi. Apalagi dia masih berharap Fahmi dapat membantunya mendapat pekerjaan di perusahaannya, kalau belum apa-apa Fahmi sudah kesal padanya, bagaimana dia bisa membantu aku nanti? Aldi bermonolog dalam hati. Ditengah keadaan Angela dan bayinya yang sakit, Aldi masih sanggup memikirkan dirinya sendiri.Rania menat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status