Sejak siang itu, Tania jadi tidak bisa jauh dari Adrian. Ditinggal membuatnya uring-uringan. Ia terus mengikuti kemana suaminya pergi. Tania melendot manja pada Adrian di mobil, โAku mau besok kamu tetap ke kantor.โ Adrian tertawa, โBesok aku harus rapat di pabrik obat.โ โAku akan ikut.โ โIkutlah. Aku akan sangat senang.โ Tania mencium pipi Adrian. Pak Udin yang menyetir senyum-senyum sendiri. โKenapa, pak Udin?โ โGak papa, pak Adrian.โ Saat menuruni mobil, Adrian menuntun Tania. Mereka melihat Wini yang baru keluar dari rumah dengan wajah marah. โKalian kenapa tidak pulang saat jam makan siang?โ โKami makan di kantor. Jaraknya jauh, jadi kitaโโ โMas, lima tahun kamu selalu pulang saat jam makan siang. Dan hari ini kamu beralasan begitu?โ Tania memegangi lengan Adrian, โAku yang minta mas Adrian makan di kantor.โ โMas?โ Wini kaget dengan panggilan baru itu. โAku istrinya juga, โkan?โ Wini menatap Adrian meminta penjelasan. โIni โkan yang kamu mau? Tania
Tania menyambut kedatangan ayah dan ibu yang datang membawa banyak sekali oleh-oleh dari luar negeri. โDuduk, bu, yah.โ Mereka duduk bersama Adrian yang tak henti menatap Tania yang tampil cantik mengenakan dress yang ia belikan diam-diam saat awal menikah. โWini mana?โ tanya ibu. โWini tadiโlagi siapin pudding, bu. Aku panggilkan.โ Tania hampir beranjak, tapi ibu menahannya. โKamu jangan banyak gerak, Tan, masih rentan. Apalagi kemarin ada insiden.โ Tania tersenyum tidak enak, โBu, yah, maaf soal kejadian kemarin. Akuโsangat menyesal.โ โTidak papa, kami paham. Untungnya calon pewaris keluarga Kiehl sangat kuat.โ tutur ayah. Wini datang bersama mbok Sayem yang membawa nampan berisi pudding mangga dan suguhan lain. โBu, yah, apa kabar?โ Wini mencium dan memeluk mertuanya. โBaik. Kamu apa kabar, Win? Bagaimana rasanya punya madu sebaik dan secantik Tania?โ tanya ibu. Senyum Wini hilang, โHmmm, aku baik, bu. Soal Taniaโaku senang memiliki madu sepertinya.โ Wini me
Malam, Wini langsung masuk kamarnya. Ia tidak keluar sampai pagi saat Tania dan Adrian sarapan. Mbok Sayem yang buatkan sarapan. โMas, kamu gak mau menemui Wini dulu?โ โAku akan biarkan dia tenang dulu dan mengambil jarak dari kita.โ โApa malam ucapanku menyakitinya?โ โWini hanya sedang sensitif. Papanya masih dirawat. Kita berangkat sekarang.โ Begitu sampai kantor, Tania menahan Adrian sebelum mereka masuk lift. โKenapa?โ โKamu langsung ke pabrik?โ โNanti siang.โ โAku akan memecat Romi hari ini, mas.โ โKamu serius?โ โAku menemukan bukti bahwa dia terlibat dalam penggelapan dana yang kamu curigai. Dia juga terbukti selalu mangkir pada rapat penting perusahaan.โ โJika menurut kamu dia layak dipecat, aku tidak masalah.โ Di dalam ruang rapat khusus direksi, Tania sudah menyampaikan kecurigaannya melihat dari riwayat para staf yang direncanakan akan di PHK. Pihak HRD pun menerima banyak pengaduan dari karyawan lain, bahwa nama-nama tersebut memang sering bekerja
Tania menggenggam erat tangan Adrian selama perjalanan pulang dari kantor. Adrian kembali dengan cepat dari pabrik dan menjemputnya. Kini, tangan mereka masih bertaut saat memasuki rumah dan mendapati suasananya terasa sepi. โWini?โ teriak Tania. โKamu kenapa memanggilnya?โ โAku lapar, mas, dan mau steik. Wini bilang aku bisa bilang padanya mau apa, karena dia akan buatkan.โ โOh begitu.โ โWini?โ Mbok Sayem menghampiri Tania, โMaaf, non, ada perlu apa?โ โWini mana? Aku memanggilnya, bukan mbok.โ Wajah mbok Sayem tampak gusar. โAda apa, mbok?โ tanya Adrian. โAnu, denโโ BRAK! โItu suara apa?โ Adrian melepaskan tangan Tania dan berjalan mendekati lokasi, โWin, ada apa?โ โKamar kamu pindah ke sini mulai sekarang.โ โTapi tidak perlu kamu bawa semua barangnya โkan?โ โKamar terasa sempit, ketika orangnya tidak tidur di kamar.โ Wini buru-buru membalikkan badan. โWin, kamu kenapa?โ Wini masuk ke dalam lift. Adrian menatap mbok Sayem yang berjalan dibelaka
Tania tidak akan pergi ke kantor setelah muntah hebat. Adrian ingin sekali menemani, tapi harus datang ke acara rapat khusus para investor. Ia janji akan cepat pulang. Tania ditemani mbok Sayem yang kini sedang memijat kakinya. โNon bener gak mau mbok bikinin minuman jahe?โ Tania menggeleng. โPadahal biasanya mual bisa hilang loh pake jahe.โ Pintu kamar yang terbuka, membuat Tania yang sedang menatap pintu, bisa melihat Wini berjalan dengan lesu sepulangnya dari rumah sakit. โWini?โ Wini menoleh, โKamuโdisini?โ Tania bangkit, โBagaimana keadaan papamu?โ โSudah membaik, operasinya lancar.โ โSyukurlah.โ Wini menunduk. โTerus kenapa kamuโsedih?โ Wini menatap Tania, โKarenaโlupakan.โ Tania menggenggam tangan Wini, โKita saudara bukan? Ada yang harus aku tahu?โ Mereka duduk berdampingan di kursi samping kolam renang. โSampai saat ini, mas Adrian masih belum bisa menerima orang tuaku.โ Tania mengernyit, โOyah?โ โMas Adrian sering mengirimkan uang bulan
Adrian membacakan hasil rapat tadi siang pada Tania. Ia penasaran, ingin tahu dengan perkembangan perusahaan milik keluarga suaminya. โSejauh ini keuntungan perusahaan naik enam persen dari bulan lalu.โ โHm, tidak terlalu buruk.โ โItu besar, sayang. Bulan-bulan sebelumnya kenaikan hanya dua persen.โ โItu karena di kantormu ada tikus besar.โ Adrian tertawa, โRomi?โ โDan kawan-kawannya.โ โKamu begitu dendam padanya?โ โLumayan.โ Tania bersusah payah bangkit dari sofa. โAku bantu.โ Tania duduk diam merasakan sesuatu yang berbeda sebelumnya. โKamu kenapa? Kamu mual?โ Tania menggeleng, โAku merasakanโaw!โ โSayang?โ Adrian memegangi kedua pipi Tania, โKamu kenapa?โ Tania tertawa memegangi perutnya, โMas, dia menendang.โ Adrian menatap perut Tania, โKamuโserius?โ Tania menangis, โMas, diaโtumbuh baik disana?โ โTentu.โ Adrian mencium kening Tania lalu memeluknya. โMas, aku sayang sama dia.โ โHarus. Semua orang sayang padanya.โ Tania merasakan tubuhnya
Air muka Adrian berubah masam ketika perempuan yang Tania yakini adalah ibu Wini mendekati mereka. โAdrian apa kabar?โ โBaik.โ โMama baru saja mau cerai, dan putusan sidangnya akan digelar sebentar lagi. Wini memaksa mama tinggal disini, bersama kalian. Kamu tidak keberatan โkan?โ Adrian melirik Wini lalu tersenyum menatap mama, โSaya tidak keberatan, ma. Silakan masuk. Nanti mbok akan membereskan kamar untuk mama.โ Mama mengelus lengan Adrian, โTerima kasih, ya. Kamu memang anak mantu yang paling baik..โ Tania melirik Wini yang terus memperhatikan ekspresi wajah Adrian. Untungnya Wini sudah cerita, mengenai suaminya yang konon bersikap acuh pada orang tuanya, jadinya ia tidak terkejut. Ia hanya bingung, kenapa Adrian bisa bersikap dingin pada orang tua istri tercintanya. โMama masuk ya. Mama sedikit tidak enak badan, jadi mau pamit istirahat duluan.โ โSilakan, ma.โ Mama memasuki rumah tanpa menoleh sedikit pun pada Tania. Sebenarnya ia tidak ingin dikenalkan juga. I
Tania berjalan cepat ke depan rumah. Wini menyusulnya membawa kantong bekal. โTan.โ โWin, maaf ucapanku barusan. Aku tidak bermaksud bicara begitu.โ โTidak papa. Mama pasti hanya terkejut, karena kamuโternyata bisa melawannya. Oyah, ini bekal sarapan kalian. Sudah aku masukkan buah dan camilan juga.โ โTerima kasih, Win. Aku berangkat.โ Di jalan karena macet, pak Udin terus menggerutu. โPak Udin kenapa marah-marah?โ โSaya takut bu Tania terlambat.โ โIni baru jam delapan. Kalau pun saya terlambat, pemilik perusahaan tidak akan marah.โ โIya, bu, benar juga. Bu, soal ucapan mamanya bu Wini, bu Tania tidak usah ambil hati ya?โ โIya, pak.โ โDulu, orang tua pak Adrian tidak menyetujui pernikahan anak tunggalnya dengan bu Wini.โ โOyah? Saya lihat sikap ibu dan ayah pada Wini baik-baik saja.โ โKalau bu Wini memang tidak ada masalah, tapi ya itu, orang tuanya. Mereka sangat matre dan tukang ngatur.โ โOyah?โ โBetul, bu. Pak Adrian sempat gagal nikah dari bu Wini, t
Tania menyiapkan makan malam saat Adrian sibuk bermain dengan Noah dan Seraphina di ruang keluarga. โNon, bagaimana kondisi non Wini?โ tanya mbok Sayem sambil menata meja. โDokter bilang ada perkembangan baik. Kita doakan saja, mbok.โ โTentu, non. Mbok selalu mendoakan yang terbaik untuk non Wini.โ โMeja siap, saya panggil mas Adrian dan anak-anak dulu.โ โIya, non.โ Tania melenggang mendekati ruang keluarga. Noah sedang menghujami Adrian dengan banyak pertanyaan. Ia tertawa mendengar setiap pertanyaan polos anak sulungnya, membuat Adrian harus putar otak untuk menjawabnya. โ..pa, kalo mama Wini bangun terus karena tidur terlalu lama, perasaannya jadi tidak bagus, bagaimana?โ โBagaimana mungkin sebuah perasaan berubah begitu saja hanya karena terlalu lama tidur?โ โAku lihat di tivi begitu. Ketika orang tidur terlalu lama perasaannya jadi buruk. Aku hanya takut mama Wini tidak suka aku dan adik Sera.โ โMaksudmu?โ โAku memiliki dua ibu, aku lahir dari rahim mama Tan
Tiga tahun kemudian.... โMama! Aku mau liat mama Wini ke rumah sakit!โ teriak Noah sambil berlari-lari membawa selembar kertas yang sudah ia gambar. โIya, tapi adek harus mandi dulu.โ tutur Tania sambil membuka baju Seraphina, adik Noah. โMemang adek boleh ikut?โ โNggak, adek di rumah sama nenek. Tapi adek harus mandi dulu. Kakak Noah tunggu di depan ya, sama pak Udin.โ โOke.โ Noah berlari ke depan, memamerkan gambarnya berisi dua mama, satu ayah, dirinya dan Seraphina. โSayang...โ โAku di kamar bawah, mas!โ Adrian menghampiri Tania. Ia mengecup pucuk kepala istrinya dari belakang, โNoah mana?โ โDia di depan. Dia begitu tidak sabar bertemu Wini.โ Adrian tertawa. โDia begitu tidak sabaran mirip kamu.โ โApa yang kamu katakan? Bukankah itu kamu?โ Tania mendelik kesal, โKalau kita tidak sabaran, Seraphina tidak akan ada di dunia ini.โ โMau aku tolong mandikan Sera?โ โTidak. Kamu temani Noah saja. Dia membawa oleh-oleh untuk Wini.โ โBaiklah. Aku tunggu di de
Sudah satu minggu semua masih sama. Wini masih di ICU setelah dilakukan operasi untuk mengeluarkan pendarahan dalam jaringan otaknya. Ia terus berada di kesadaran koma, membuat Adrian dan Tania kehilangan minat hidup seperti semestinya. Mereka sama-sama tidak bicara dengan siapapun. Baik Adrian maupun Tania, merasa apa yang menimpa Wini belum bisa mereka terima. โTania, Adrian, lebih baik kalian pulang. Mama yakin Wini akan segera bangun.โ โBetul. Kita tidak pernah putus mendoakannya disini. Pulanglah, demi Noah.โ Adrian melirik mama dan papa. Mereka terus menemaninya dan Tania di rumah sakit. Sedang ayah dan ibu belum bisa datang karena masih harus menyelesaikan urusan mereka di luar negeri. โMama tahu kalian terpukul. Tapi Wini tidak akan pernah mau kalian begini. Sudah satu minggu kalian tidak pulang. Kasihan Noah.โ Adrian menggenggam tangan Tania, โMama dan papa ada benarnya. Kita pulang. Kita masih memiliki tanggung jawab pada Noah.โ โWini...โ โIya, aku tahu kamu
Tania tidak bisa tidur mengingat ancaman mama Wini. Tadi begitu ia jatuh, ia langsung bangkit dan pergi. Ia menahan rasa nyeri dan takut pada Wini dan Adrian. Ia tidak mau merusak momen. Ceklek. โKamu belum tidur?โ Adrian mendekati ranjang. โMas? Kenapa kesini? Ini jadwalmu bersama Wini.โ Adrian tersenyum, โKami sudah selesai.โ โLalu?โ Tania takut Adrian akan minta jatah saat pikirannya sedang kalut. Adrian mengelus lengan Tania, โTidak, aku tidak akan mengganggumu. Aku hanya ingin tidur disini, memelukmu sampai pagi.โ โMas, lebih baik kamu tidur bersama Wini. Kamu bisa memeluknya sampai pagi.โ โDia memintaku kesini. Dia kelelahan dan tidak ingin diganggu.โ โHm begitu. Tidurlah disini.โ Adrian benar-benar memeluk Tania sampai pagi. Malam ini Noah tidak terbangun untuk minum susu. Ketika di cek popoknya di pagi hari, tidak begitu penuh. Suaminya masih tidur. Tania yang terjaga semalaman enggan membangunkannya. Pintu terbuka. Wini tampak berbeda hari ini. Rambutn
Tania mengumumkan ia dan Adrian tidak jadi bercerai pada semua orang di rumah, juga pada mama-papa. Mereka menyambut berita dengan penuh suka cita. โBagaimana untuk merayakan ini kita semua makan diluar?โ Adrian menawari. โAku setuju, mas. Aku rasa sedang malas masak. Jadi idemu sangatlah bagus.โ โAku juga setuju. Sepertinya kita perlu menunjukkan pada orang-orang, kalau memiliki dua istri dan berbagi suami tidak selamanya buruk.โ Adrian tersenyum. Ia merentangkan kedua tangannya siap dipeluk kedua istrinya. Wini dan Tania memeluk Adrian. โAku harap hubungan kita terus seperti ini, mas.โ Wini menuturkan doanya. โAku juga. Masalah pasti ada, tapi aku percaya kalau kita pasti selalu bisa melalui semuanya dengan baik.โ Tania juga menuturkan doanya. โPasti. Kita hanya perlu bersabar. Ayo bersiap. Aku tunggu istri-istri cantikku bersama tuan muda, Noah.โ Semua tertawa. Wini dan Tania sudah siap. Mereka mengenakan gaun yang sudah dipesan Adrian secara khusus. Semua asi
Tania melirik Adrian, โMas Adrian bilang, Noahโsakit.โ Wini tersenyum, โNoah sehat. Mas Adrian yang sakit.โ Tania lagi-lagi melirik Adrian, โKamu tega membohongiku?โ โAku pikir kamu tidak akan datang, jika aku tidak bilang Noah sakit.โ โKamu tidak perlu bohong!โ โGendonglah Noah. Kamu berikan asi langsung. Aku tidak tahu harus mengatakan apa jika dia bertanya ketika besar, siapakah yang mengurusnya saat ia masih bayi.โ Tania menatap Noah. Ia menerimanya dari Wini, โJaket ini...โ โNoah selalu menangis jika baumu hilang, Tan. Mamamu sering datang kesini membawa baju-baju bekasmu untuk menemani Noah danโmas Adrian tidur.โ Wajah Adrian merah padam. โJadi sekarang yang merindukanku ada dua orang?โ pancing Tania. Wini tertawa, โAku tinggal, aku akan buatkan kamu masakan yang enak. Berbincanglah dengan mas Adrian.โ Tania dan Adrian diam saja setelah Wini pergi. Masing-masing dari mereka tidak tahu harus membicarakan apa. โKamu tidak perlu memberikanku bodyguard lagi.
Dua bulan kemudian... Tania belum juga berani mengurus perceraiannya dengan Adrian. Ia malah menyibukkan diri bekerja di sebuah perusahaan yang masih terpaut dengan keluarga Kiehl. Ia tentu sudah mencari perusahaan yang tak mengenal Adrian sama sekali, tapi sulit. Ia pun akhirnya tahu, kalau kuasa keluarga Kiehl sangatlah besar, hingga koneksinya ada dimana-mana. Ia bekerja di divisi finance. โTan, asi untuk Noah sudah โkan? Mama akan pergi sebentar lagi.โ โSudah, ma.โ Tania melirik mama yang siap pergi, โAkuโakan ke kantor sekarang.โ โIya, hati-hati.โ Tania menunggu mama menawarinya ikut ke rumah Wini, โMa, aku belum sarapan.โ โKamu bisa bekal makan dari rumah dan sarapan di kantor. Nanti akan mbok siapkan.โ Mama menenteng tas berisi asi dan baju-baju yang Tania belikan untuk Noah, โMama pergi sekarang, ya? Mama kangen sekali dengan Noah. Papamu juga. Papa akan kesana sekalian ke kantor.โ Tania mengangguk. Ia menatap punggung mama yang bergerak mendekati mobil. Tan
Tania selalu terbangun setiap jam karena mencari orang yang tidur disebelahnya. Kasur kosong dan terasa dingin. Hatinya menjadi sedih, mengingat biasanya Adrian atau Noah ada disampingnya, kini ia hanya tidur sendirian. โTidak, Tan, kamu hanya belum terbiasa. Setelah ini kamu pasti akan menikmati hidup menjadi single parents dan independent woman.โ Ia tak sabar mengurus perpindahan kerja dari perusahaan Adrian ke kantor lain. Ia akan berdiri diatas kakinya sendiri. Pengalaman kerjanya sudah cukup mumpuni untuk kembali memulai hidup yang baru. Ia akan membuktikan pada orang-orang, bahwa ia bisa hidup tanpa Adrian. Semalaman Tania merasa tidur bukanlah pilihan yang baik. Ia duduk termenung diatas ranjang, menatap kosong ke arah televisi yang menyala. โNoah sekarang sedang apa, ya?โ ia melirik ponsel yang sedari tadi mati. Tidak ada notifikasi pesan masuk dari Wini ataupun Adrian yang memberi kabar soal Noah. โApa mereka akan membawa Noah jauh dariku? Apa mereka akan pergi ke s
Tania menatap Noah yang sedang dipangku papa. Papa dan mama sama sekali tak mengecam keputusan Tania untuk memberikan Noah pada Adrian dan Wini. Mereka ingin melihat seberapa yakin anaknya ingin berpisah dengan Noah. Mobil Adrian datang. Ia masuk ke dalam rumah bersama Wini. Mata Adrian sama sekali dan melirik Tania, โHai Noah. Mulai hari ini kamu ikut papa dan mamaโWini, ya?โ Wini menatap Tania, โTan, aku tidak akan membawa Noah jika kamu tidak mengizinkan.โ โAmbillah. Aku tidak bisa menerima ayahnya. Aku takut sifat Noah akan menurun dengan baik. Aku takut menyakitinya. Semua baju, dan stok asi sudah aku taruh di tas. Aku akan kirimkan ke rumah melalui kurir, dan sesekali menjenguknya.โ Papa memberikan Noah pada Wini. โHalo Noah, untuk sementara kamu sama mama Wini dulu, ya. Nanti kita akan hidup bersama lagi dengan papa Adrian dan mama Tania.โ โTidak ada kesempatan itu lagi, Win. Aku juga tidak akan membawa Noah. Adrian adalah papa kandungnya. Dia bilang ingin mene