Kaila yang merasakan sakit di kepalanya saat ini sangat terkejut sekali, tubuhnya terasa dingin seketika dan napasnya terasa sesak mendadak. Kaila terjebur di kolam renang lebih tepatnya dijeburkan oleh Melviano. Bukan hanya terkejut, Kaila berusaha untuk berenang ketepian kolam. Kaila yang bisa berenang dengan gaya seadanya terus berusaha ke arah pinggiran.
“Hooapss, Mel ... tolong,” kata Kaila sambil menyembulkan kepalanya. Ia merasa kesusahan menuju ke arah pinggiran kolam. Kaila merasa tenaga yang dimiliki sudah habis, ia ingin menyerah saja, Kaila pasrah tubuhnya semakin lama semakin tenggelam. Ya, Kaila tenggelam dan pingsan saat ini.
Melviano sendiri hanya tersenyum miring, ia sangat kesal melihat istrinya pergi ke kelab malam dan berpakaian sangat begitu terbuka. Melviano tidak rela banyak laki-laki yang menikmati kemolekan tubuh istrinya, tidak rela!
Mata Melviano terus menatap ke arah kolam yang tidak menampilkan Kaila, air kolam pun sudah
Semuanya menatap ke arah pintu dengan ngeri, apalagi orang itu berjalan sangat cepat menuju brangkar yang sedang ditiduri Kaila.“Nyonya, sebaiknya kita pulang sekarang,” kata Sawyer dengan tegas.“Hai, kau tidak lihat kalau Kaila sedang sakit,” teriak Grace merasa marah melihat Kaila diperlakukan seperti tak punya hati.Sawyer dengan cepat melepaskan sambungan infus Kaila dengan kasar hingga membuat darah Kaila sedikit mengalir.“Hai, kau kasar sekali biadab,” omel Grace.Daren yang melihat itu langsung menyingkirkan tubuh Sawyer namun pertahanan Sawyer sangatlah kuat. “Lepaskan dia, jangan bertindak kasar,” ucap Daren.“Sebaiknya kalian berdua diam, ini perintah dari Tuan Melvin,” balas Sawyer yang membuat Daren dan Grace diam mendadak bagaikan patung.“Awwww, sakit Sawyer,” rintih Kaila yang merasa sangat sakit pas dicabut paksa.Sawyer tetap tak memedulikan semua rintihan Kaila, yang ia patuhi hanya perintah Tuan Melvin saj
Kaila merasakan lapar yang begitu hebat, perutnya sangat keroncongan sekali ditambah kepala Kaila terasa sangat sakit. Dengan perlahan-lahan, Kaila membuka matanya. Kaila langsung mencoba bangun dari tidurnya, mata Kaila menelisik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam.“Sudah malam,” gumam Kaila.Kaila langsung mencoba berdiri, tubuhnya terasa sempoyongan saat akan melangkah ke arah kamar mandi. Kaila menahan sakit pada tubuhnya, pernapasannya pun terasa sangat panas. Kaila mencoba memegang dahinya sendiri yang ternyata sangat panas sekali. Dengan cepat, Kaila mandi secara kilat. Kaila langsung menuju ke ruang wardrobe dan memakai baju tidur panjang.Selesai dengan semuanya, Kaila hanya bisa terbengong menatap ke arah jendela yang sudah menampilkan awan gelap. Ia menangis kembali meratapi dirinya yang merasa seperti orang yang tak memiliki siapa pun, air matanya terus mengalir tiada henti.“Kenapa kamu siksa aku sepertinya ini, Mel?” cic
Satu minggu kemudian.Sudah hampir satu minggu Kaila dirawat di rumah sakit, ia hanya ditemani oleh maid dan terkadang sendirian menjalani rasa sakit ini. Selama satu minggu ini, Kaila hanya menangis saja setiap malam.“Kamu tega sekali, Mel,” gumam Kaila.Mata Kaila selalu sembab setiap harinya, tak pernah terlewat satu malam pun untuk menangis. Kaila benar-benar tak sanggup menjalani kehidupan semua ini.“Sawyer, kapan aku boleh pulang?” tanya Kaila yang melihat Sawyer sedang berdiri dekat pintu.“Besok, Nyonya.”“Tuan Melvin tidak menghubungimu? Setidaknya apakah dia tidak bertanya tentang kabarku?” tanya Kaila yang begitu heran dengan sikap suaminya yang masa bodoh sekali saat ini.“Tidak, Nyonya.”Kaila mengembuskan napasnya kasar, dalam keadaan sakit begini pun suaminya tidak ingat sama sekali. Apakah dia sudah lupa kalau sudah menikah? Atau dia sedang asyik bermain dengan jalang sehingga lupa?Kaila me
Hari ini tepat Kaila pulang dari rumah sakit, Kaila hanya diam membisu melihat maid sedang membereskan semua pakaian miliknya."Sudah selesai semua, Nyonya," kata maid itu tersenyum lebar."Sebaiknya kita segera pulang," sahut Sawyer yang menarik lengan Kaila."Aku bisa jalan sendiri, tidak perlu ditarik-tarik," ucap Kaila dengan begitu ketus.Sawyer langsung melepaskan cekalan pada lengan Kaila. Ia mempersilakan Kaila agar berjalan terlebih dahulu.Kaila berjalan sambil menahan tangisnya, ia tidak sanggup menjalani rumah tangga ini. Kaila akan meminta berpisah saja dengan Melviano saat ini. Lagian kalau dipikir, percuma saja menikah tapi diperlakukan seperti ini.Kaila langsung memasuki mobil dan duduk sambil menatap ke arah jendela mobil. Tanpa sadar air matanya kembali tumpah."Nyonya butuh tisu?" tawar Maid itu."Tidak," tolak Kaila sopan.Sawyer sendiri hanya menatap kondisi majikannya yang tengah menangis ter
Kaila terus mengeluarkan suara lenguhannya, ia benar-benar merasakan sensasi yang begitu memabukkan saat ini. Sudah lama, tubuh ini tidak dijamah oleh suaminya. Kaila merasakan sangat rindu oleh belaian kasih sayang suaminya.Kaila merasakan kehilangan saat aktifitas suaminya terhenti, ia melihat suaminya yang tengah berjongkok di bawah lebih tepatnya depan inti gairahnya. Namun kenapa suaminya itu justru mengumpat? Apa yang terjadi memangnya?“Mel kamu—“ belum selesai berbicara, Melviano langsung menampilkan wajah suramnya.“Kamu datang bulang,” ceplos Melviano yang melihat ada bercak darah di underware milik Kaila.Mulut Kaila langsung menganga lebar, ia saat ini datang bulan? Kaila sampai tidak menyadari hal itu. Dalam hati ada rasa tak enak juga lega dalam waktu bersamaan. Kaila langsung berusaha untuk duduk, ia masih menatap suaminya yang masih berjongkok.“Ma-ma-maaf,” cicit Kaila.Melviano lan
Setelah saling bermesraan barusan, mereka memutuskan untuk makan bersama. Seperti biasa menu yang disajikan untuk Kaila. Menu makanan sehat serta vitamin kesuburan yang Kaila tidak tahu.“Kenapa menunya sangat membosankan sekali sih,” protes Kaila melihat menu makanan yang banyak sayuran hijau begini.“Biar kamu sehat.”“Aku sudah sehat, Mel.”“Biar nggak gampang sakit.”“Aku sakit karena ulahmu.”“Ehem,” deham Melviano. Jika mengingat itu sedikit membuat hati Melviano menyesal karena sudah terbawa suasana. Lagian, suami mana yang tak marah melihat istrinya clubbing dengan pakaian sangat terbuka. Mana izinnya pergi nonton bioskop pula.Kaila hanya menelan ludahnya, ia terpaksa memakan apa yang sedang disajikan oleh para maid. Makan sayuran hijau, serta banyak lainnya sampai Kaila bosan sendiri meski hanya Cuma melihatnya.“Ayo dimakan jangan dilihatin
Drrt. Drrt. Drrt.Hape Kaila bergetar begitu hebat, Kaila langsung merogoh tasnya dan melihat id caller yang memanggil, Kaila menahan napasnya sejenak dan mengembuskan secara perlahan-lahan. Kaila langsung menggeser tombol hijau ke samping.“Halo,” jawab Kaila pelan.“Sudah selesai, hmm?”“Sudah.”“Tunggu, sebentar lagi sampai.”“Iya.” Kaila langsung mematikan panggilan teleponnya, ia segera memasukkan hapenya kembali ke dalam tas.Kaila menatap ke arah Alesa, ia menatap tak enak.“Maaf, Lesa. Kayaknya aku nggak bisa deh minum-minuman di apartemen kamu. Suami aku aja sudah dekat kampus sebentar lagi sampai,” ujar Kaila merasa tak enak hati.“Jadi ... tadi suami kau yang telepon?”“Heum.” Kaila hanya mengangguk cepat.“Yah, padahal sangat berharap kita bisa habiskan waktu bersama kembali,” keluh
SATU BULAN KEMUDIAN.Hampir satu bulan ini kegiatan malam Melviano dan Kaila dihabiskan untuk bercinta hingga menjelang pagi. Kaila pun setiap berangkat ke kampus selalu merasa masih mengantuk hingga semua teman-temannya selalu meledeknya.“Kejar setoran terus nih,” ledek Grace.Kaila tersenyum tipis. “Sssst ... nanti dosen dengar.”Grace terkekeh kecil. “Berapa kali nih?” tanya Grace yang penasaran, ia melihat Kaila selalu menguap terus menerus.“Tak terhitung,” bisik Kaila.Grace hanya menatap Kaila jahil, ia mengerlingkan matanya sebelah ke arah Kaila.“Suamimu pasti kuat banget performanya,” balas Grace berbisik.“Maybe.”Mereka berdua terkekeh kecil, mereka mencoba menahan agar tawanya tak meledak keluar. Mereka berdua kembali fokus memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Hingga tak lama jam mata kuliah habis.“Dijemput suami?&rdq