Begitu larutnya Rena dengan prasangka hingga panggilan dokter yang ketiga kalinya barulah ia dengar. “Eh...Iya dokter, maaf!” ucapnya tergagap. “Bulan depan kontrol lagi ya Bu, ajak suaminya!” “Baik Dok, terimakasih!” “Hey Boy, jaga Mamanya Ya!” Dokter Maximus menggoda Rendra saat anak itu sud
Setelah drama lampu merah tadi, akhirnya Andhika dan Indira memutuskan menepi mencari restoran untuk makan siang. Rena memilin ujung blousenya ketika berjalan beriringan bersama sang suami dengan Rendra berada di antara mereka. Rena takut pada suaminya sendiri, bila pria di luaran sana mendapat ju
Andra optimis akan mengembalikan kejayaannya seperti dulu lagi. Hari sudah hampir sore ketika mereka menghentikan perbincangan seru itu dan menggunakan mobil berbeda untuk kembali ke rumah masing-masing. Dalam perjalanan pulang, Andra masih bungkam tidak berniat membuka suara sama sekali. Ada per
Rasa bersalah itu tergantikan oleh kecewa yang semakin mendalam. “Aku minta maaf Mas, aku ga ada maksud....” Rena bersimpuh di atas ranjang di samping suaminya sambil terisak, tak sanggup melanjutkan kalimatnya karena rasa sesak di dada. Andra tidak bisa melihat air mata itu terus mengalir apalagi
Sebulan lebih akhirnya keuangan Andra berhasil diaudit, lebih lama dari waktu yang ditentukan tapi tidak ada komplain dari Andra karena ingin membuktikan bahwa dirinya bisa bertahan tanpa AG Group. Rumah Bapak ternyata bisa diselamatkan dari uang tabungan dan bonus Rena sat masih bekerja di Bank BU
Ekspresi bahagia Rena nampak berbalut keheranan terlihat dari kerutan diantara alisnya. Sebelum mencecar Andra dengan berbagai pertanyaan, Rena memeluk Lisna terlebih dahulu untuk menyalurkan rasa rindunya. “Aku denger dari Tante Mery kalau kamu udah nikah sama Hadi ya?” Rena tidak bisa menunda pe
Namun memang para pesaingnya sudah mengakui dan angkat topi akan kejeniusan Andra dalam bisnis tersebut. Apalagi keberaniannya dengan membeli beberapa armada transportasi dan berinvestasi pada beberapa hotel dan resort cukup diacungin jempol. Instingnya tidak pernah salah, bersyukurlah Tuhan membe
Cinthya mengamuk, melepar semua barang yang dapat di gapainya. Seluruh isi meja rias sudah berpindah ke lantai dan sudah berubah bentuk, hancur lebur. Disudut kamar sana, gadis itu menyandarkan tubuh jenjangnya hingga perlahan melorot kebawah. Jemari lentik itu sudah mencengkram rambut lebatnya s