“Mau makan apa?” Andra bertanya pada sang istri yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya. “Pengen kuliner Jogja Mas, kita makan di luar aja ya?” jawab Rena dengan wajah memelas. Padahal tidak perlu memelas pun akan suaminya kabulkan tapi kondisi keadaan Rena yang teng
kilometer Kota Yogyakarta. Keduanya berjalan beriringan dan Rena tidak menolak saat Andra menggenggam tangannya ketika melewati bangunan-bangunan berhiaskan lampu merkuri kekuningan yang memancarkan kesan romantis. Posisinya yang strategis menjadikan nol kilometer lokasi berkumpul para wisatawan
“Mas, Monica nginep di mana tadi malem?” tanya Rena, dirinya baru ingat dengan mantan dari suaminya itu. Terakhir mereka berpisah dengan Monica di Bandara, setelah itu Monica tidak terlihat lagi hingga kini. “Di hotel mungkin,” jawab Andra santai yang sedang merapihkan jasnya. Rena berdandan c
“Tante kenalin ini suami Rena,” ucap Rena memperkenalkan Andra alih-alih menjawab cecaran mama Reta. “Waaa….ganteng banget,” puji Mama Reta terang-terangan. Monica masih bertahan walau hatinya berkecamuk dengan kegundahan yang hampir saja tidak bisa ia bendung namun gengaman Edward di tangannya
“Hai aku Bunga, mantan kekasih Andra.” Dengan penuh percaya diri Bunga memperkenalkan dirinya. Setelah mendengar perkenalan diri Bunga, wajah Andra langsung memucat namun dia begitu lihai menutupinya dengan ekspresi datar seperti tampangnya yang biasa. Monica saja sudah sangat cantik dan hebat s
Kallandra Arion Gunadhya dengan segala pesona dan prestasi juga kekayaan yang dimilikinya. Statusnya yang sudah menikah tidak menjadi alasan bagi wanita lain untuk mendapatkan pria itu apalagi Bunga yang berbeda level cukup jauh dengan istrinya sekarang. Baru saja Bunga akan membuka mulutnya un
Andra memandangi wajah cantik sang istri yang sedang tertidur lelap di di sampingnya. Mereka sedang dalam perjalanan pulang menggunakan privat jet sama seperti ketika mereka datang dua hari lalu. Andra menatap lekat bersama perasaan kuat ingin menyentuh kulit mulus dengan pipi chubby yang sebisa
“Maasss…Kenapa harus di hotel?” Tatapan penuh terlihat mewarnai ekspresi wajah sang istri dipertegas dengan kerutan di antara alis tebalnya. Tanpa menghiraukan, Andra mengangguk kepada pak Rojak memberi kode agar perintahnya dilakukan saat ini juga. “Kita makan dulu ya, Bi Minah udah masak makan
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline