Pagi sekali om Salim dan tante Mery sudah tiba di rumah sakit disusul dengan Ricko dan Mia. Mereka berada di ruangan ibu karena bapak masih belum siuman di kamar ICU. Ibu menceritakan semuanya pada om Salim dan tante Mery. "Mbak Mer ... saya yang salah saya minta maaf karena sudah membuat malu
Rena memeluk tubuh renta itu kemudian menaruh kepalanya di dada napak sampai air mata membasahi baju khusus pasien yang dikenakan bapak. "Pak ... bapak cepat sembuh ya,” ujar Rena lantas mencium kening Bapaknya. “Bapak harus sehat karena bapak udah janji mau bawa jalan-jalan anak-anak Kakak,” ta
"Kak Ricko ... menikahlah dengan Lia, aku enggak apa-apa kok." Mia mencoba memecah keheningan. Perjalanan Bandung-Jakarta menjadi perjalanan terlama kali ini, hanya deru suara knalpot mobil yang Ricko kemudikan menemani setiap detiknya. Ricko terdiam tidak berniat menjawab karena benci mendengar
“Dia mati, lo masuk penjara dan hancur hidup lo!” bentak Daniel dengan kedua tangan mencengkram kemeja Ricko. “Tapi dia udah hancurin hidup ade gue duluan! Si brengsek ini harus tanggung jawab!” Ricko masih belum puas, kepalan tangannya kembali melayaninya namun Daniel lagi-lagi menahannya. “Ko!
Bapak dimasukan ke kamar rawat inap karena kondisinya telah membaik dan kesehatan Ibu berangsur pulih. Karena keadaan Rena yang tengah hamil membuat Aras bersikeras untuk menunggui bapak di rumah sakit agar ketiga wanita yang ia sayangi bisa beristirahat di rumah dengan nyaman. Separah apapun ke
“Besok,” jawab pria dingin miskin ekspresi itu singkat. Rena mencebikan bibirnya. “Dari kemarin bilangnya besok terus.” Bibirnya kini mengerucut menggemaskan. Pria itu tampak santai dengan melipat satu tanganya di belakang kepala dan satu dia ia luruskan agar Rena berbantal di sana. Mata yang
Seminggu berlalu, bapak sudah diijinkan pulang oleh pihak rumah sakit. Dokter yang menangani bapak juga mengatakan bahwa kondisi Bapak sudah jauh lebih baik, hanya saja keluarga harus menyaring semua kabar buruk atau tidak membebankan sesuatu kepada bapak demi menjaga jantung bapak tetap sehat.
Andra tampak tenang seolah ini bukan masalah baginya atau mungkin pria itu telah mengetahui sesuatu yang membuatnya sesantai ini. Rena memilih menyandarkan punggungnya pada dada sang suami, sedikit bimbang setelah mencerna perkataan Andra, apakah dirinya harus turun ke bawah menemui sang adik untu