"Kak Ricko ... menikahlah dengan Lia, aku enggak apa-apa kok." Mia mencoba memecah keheningan. Perjalanan Bandung-Jakarta menjadi perjalanan terlama kali ini, hanya deru suara knalpot mobil yang Ricko kemudikan menemani setiap detiknya. Ricko terdiam tidak berniat menjawab karena benci mendengar
“Dia mati, lo masuk penjara dan hancur hidup lo!” bentak Daniel dengan kedua tangan mencengkram kemeja Ricko. “Tapi dia udah hancurin hidup ade gue duluan! Si brengsek ini harus tanggung jawab!” Ricko masih belum puas, kepalan tangannya kembali melayaninya namun Daniel lagi-lagi menahannya. “Ko!
Bapak dimasukan ke kamar rawat inap karena kondisinya telah membaik dan kesehatan Ibu berangsur pulih. Karena keadaan Rena yang tengah hamil membuat Aras bersikeras untuk menunggui bapak di rumah sakit agar ketiga wanita yang ia sayangi bisa beristirahat di rumah dengan nyaman. Separah apapun ke
“Besok,” jawab pria dingin miskin ekspresi itu singkat. Rena mencebikan bibirnya. “Dari kemarin bilangnya besok terus.” Bibirnya kini mengerucut menggemaskan. Pria itu tampak santai dengan melipat satu tanganya di belakang kepala dan satu dia ia luruskan agar Rena berbantal di sana. Mata yang
Seminggu berlalu, bapak sudah diijinkan pulang oleh pihak rumah sakit. Dokter yang menangani bapak juga mengatakan bahwa kondisi Bapak sudah jauh lebih baik, hanya saja keluarga harus menyaring semua kabar buruk atau tidak membebankan sesuatu kepada bapak demi menjaga jantung bapak tetap sehat.
Andra tampak tenang seolah ini bukan masalah baginya atau mungkin pria itu telah mengetahui sesuatu yang membuatnya sesantai ini. Rena memilih menyandarkan punggungnya pada dada sang suami, sedikit bimbang setelah mencerna perkataan Andra, apakah dirinya harus turun ke bawah menemui sang adik untu
“Kakak enggak berkorban, beneran tulus mau nikahin kau,” imbuhnya lagi sambil mengacak rambut Amalia gemas. Amalia mencebikan bibir dengan mata berotasi jengah, gadis itu duduk di sisi gazebo dengan kedua kaki menjuntai menyentuh rumput. “Jangan becanda Kak … aku perempuan nakal, perempuan engga
“Tante sayaaang, banget sama kamu, Ricko!” Tante Mery menjawil pipi Ricko gemas dan sang keponakan meringis mengusap pipinya yang memerah. Sekali lagi Amalia hanya bisa pasrah dan merubah target hidupnya ke depan, menambah ‘berusaha mencintai Ricko’ ke dalam list tersebut. Perasaan lega akhirnya