“Besok,” jawab pria dingin miskin ekspresi itu singkat. Rena mencebikan bibirnya. “Dari kemarin bilangnya besok terus.” Bibirnya kini mengerucut menggemaskan. Pria itu tampak santai dengan melipat satu tanganya di belakang kepala dan satu dia ia luruskan agar Rena berbantal di sana. Mata yang
Seminggu berlalu, bapak sudah diijinkan pulang oleh pihak rumah sakit. Dokter yang menangani bapak juga mengatakan bahwa kondisi Bapak sudah jauh lebih baik, hanya saja keluarga harus menyaring semua kabar buruk atau tidak membebankan sesuatu kepada bapak demi menjaga jantung bapak tetap sehat.
Andra tampak tenang seolah ini bukan masalah baginya atau mungkin pria itu telah mengetahui sesuatu yang membuatnya sesantai ini. Rena memilih menyandarkan punggungnya pada dada sang suami, sedikit bimbang setelah mencerna perkataan Andra, apakah dirinya harus turun ke bawah menemui sang adik untu
“Kakak enggak berkorban, beneran tulus mau nikahin kau,” imbuhnya lagi sambil mengacak rambut Amalia gemas. Amalia mencebikan bibir dengan mata berotasi jengah, gadis itu duduk di sisi gazebo dengan kedua kaki menjuntai menyentuh rumput. “Jangan becanda Kak … aku perempuan nakal, perempuan engga
“Tante sayaaang, banget sama kamu, Ricko!” Tante Mery menjawil pipi Ricko gemas dan sang keponakan meringis mengusap pipinya yang memerah. Sekali lagi Amalia hanya bisa pasrah dan merubah target hidupnya ke depan, menambah ‘berusaha mencintai Ricko’ ke dalam list tersebut. Perasaan lega akhirnya
FLASH BACK MIA DAN RICKO *Empat Bulan yang lalu. “Selamat si … aaang, Pak….” Mia terbata dengan mata melebar ketika membuka pintu ruang prioritas dan menangkap sosok yang dia kenali sedang duduk di sofa sambil menopang satu kakinya. “Hey Nona Manis…,” sala Ricko memberikan senyum lebar. Perl
Setelah kunci itu terbuka, tanpa segan Mia masuk ke dalam mobil lalu duduk di samping kemudi. Bukannya kesal, Dio malah menarik sudut bibirnya membentuk lengkung senyum. *** Sabtu siang, Mia sudah berada di gedung hunian mewah di pinggiran kota Jakarta. Dirinya enggan, namun pekerjaan menyer
Setelah mendapatkan apa yang diperlukannya, Mia pamit dan Ricko tidak memiliki alasan untuk menahan gadis itu. Beberapa saat setelah kepergian Mia, tubuhnya mengeluarkan banyak keringat dan terasa ringan seakan rasa sakit dan demam tinggi yang sedari malam ia rasakan perlahan pergi. Semenjak har