Pagi sekali Andra sudah berada di apartemen Rena sampai Rena tidak menyadari kedatangan Andra saat itu. Rena keluar dari kamar hendak membuat sarapan pagi kemudian dikejutkan dengan sosok Andra yang duduk di meja makan sambil melemparkan senyum meski kaku kepadanya. "Tumben senyum ... udah ngatain
Rena hanya menganggukan kepalanya sekilas. "Kamu mau acara pernikahannya di Bandung atau Jakarta? Jakarta aja ya!" pancing Andra, beberapa kali bertemu, Andra sudah paham karakter gadis itu yang mudah terbaca seperti buku yang terbuka lebar. "Aku mau di Bandung ... aku pihak wanitanya, kalau dalam
Ibu Firda pun tak bisa berbuat apa-apa, dia membenarkan posisi kacamatanya yang baik saja-saja lalu kembali duduk di belakang mejanya. Sedangkan Mia mengusap dadanya, syok dan tidak percaya ternyata Rena bisa marah seperti itu. *** "Ko ... ada waktu?" tanya Andra pada Ricko setelah keduanya disku
Sore itu Rena kembali dijemput oleh Andra dari kantornya, kali ini Andra menunggu di ruangan prioritas ditemani pak Rudi karena saat Andra datang menjemput, Rena belum menyelesaikan pekerjaannya. "Senangnya dijemput tunangan,” celetuk Mia menggoda Rena dengan mengedipkan satu mata. "Seneng donk ..
Dia menatap Andra dengan wajah memelas sedangkan Andra tersenyum miring membalas tatapan Rena. "Tuh ‘kan bener, senyumnya ngeledek gitu! Ini pasti pake duit lima Milyar punya aku soalnya aku yang banyak minta.” Rena menerka-nerka di dalam hati kemudian tertunduk lesu. Diskusi mereka dianjutkan den
Ting... Tong... Bel pintu Apartemen Rena berbunyi. "Siapa yang membunyikan bel? Mas Andra biasanya langsung masuk." Rena bergumam penuh tanda tanya. Gadis itu bergegas menuju pintu kemudian membuka benda tersebut. Ceklek... "Selamat Pagi Nona Rena, Hari ini saya yang mengantar jemput Nona Rena
"Ka ... lagi makan siang ya?" suara bapak terdengar sehat dan bahagia dari ujung panggilan sana, Rena kembali bisa bernafas lega. "Iya Pak ... ada apa? Bapak apa kabar? bagaimana keadaan jantung Bapak sekarang?" cecar Rena kemudian. "Bapak sehat Kak … malah jantung Bapak sekarang seperti muda lagi
"Baik sayang ... ayo kita belanja untuk seserahan pernikahan mu,” ajak Mery tanpa bersedia menerima bantahan. "Aku hubungi pak Syam dulu Tante, karena nanti pak Syam akan menjemput.” Rena meminta pengertian menghentikan tante Mery yang hendak masuk kedalam mobil. "Tante sudah bicara dengan pak Sya
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline