Di atas ranjang berukuran quin size dalam kamar apartemen mewah milik Andra, Rena membolak-balikan tubuh menghadap ke kiri kemudian ke kanan sama dengan nasib ponsel yang sedari tadi dia genggam. Rena mengeceknya berulang kali, membuka aplikasi pesan lalu mencari nama 'Mas Andra' kapan terakhir kal
"Apa dia enggak pernah belajar untuk jelek sehari saja?" rutuk gadis itu seraya memalingkan wajahnya, Rena tidak mau tunangan tampannya itu melihat wajah Rena yang yang sedang merona. "Enggak apa-apa, aku kaget sewaktu bangun tadi udah ada Mas, aku pikir siapa …,” saut Rena dengan kepala tertunduk.
Andra sengaja tidak menjawab dan sibuk dengan roti sandwich di mulutnya. Merasa tidak ada jawaban akhirnya Rena mendongak dan langsung bersitatap dengan manik Andra. "Enak,” jawab pria itu dengan ekspresi datar. Rena mengulum senyum lalu kembali menundukan kepalanya hingga semua menu sarapan pagi
"Sebelah sana tenda ayam gepreknya Mas ... kita berhenti di ruko kosong sebelah sana aja, yang lain juga parkir disana,” tuduh gadis itu sambil menggerakan jari telunjuknya. Dengan berat hati Andra memarkirkan kendaraannya di tempat yag ditunjukan Rena, kebetulan di sana ada tukang parkir yang meng
“Ga usah Mas, aku traktir aja ya!” Gadis itu pun berlalu dari hadapan Andra untuk membayar tagihan ayam geprek mereka. Setelah mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna biru dari dompetnya dan ditukar dengan beberapa lembar uang receh oleh kang Maman, mereka berbasa-basi sebentar. “Itu pacarnya e
Sesuai janji, keesokan harinya jam sepuluh tepat Rena sudah berada di lobby apartemen. Sepuluh menit menunggu tapi Andra tak kunjung tiba dan Rena masih setia menunggu hingga jam menunjukan angka sebelas. Rena menghembuskan nafas lelah setelah lama menunggu, dia membuka aplikasi pesan tapi tidak a
“Berapa semester,” tanya Rena, sambil menghitung teman sekantornya. “Ini tujuh ratus ribu semester, yang di sebelah sana satu koma dua juta semester.” Gadis pelayan memberitahu. “Mbaaaak, buat seragaman ini … bukan buat gaun pengantin aku pribadi.” Rena tertawa dan menular pada sang gadis pelayan
“Minum … abis dibully pasti haus,” ucap pria itu berusaha menghimbur Rena. Rena terkekeh mendengar candaan Andra, pria dingin berwajah datar ini ternyata memiliki sense of humor juga. Rena menenggak sampai habis air mineral yang Andra berikan, ternyata benar setelah di caci maki habis-habisan dia