“Kamu dari mana aja sih?" seru Andra sedikit lantang saat langkahnya tiba di depan Rena. "Mas yang kemana aja? Digenggam donk tangan akunya, Mas … Kaya orang lain tuh, ini main pergi saja … aku kesalip terus tadi." Rena memberanikan diri balas marah seiring air mata yang mengalir membasahi pipinya.
Tok... Tok... Ceklek … Santi membuka pintu ruangan Andra, langkah anggunnya perlahan lalu berhenti tepat di depan meja Andra. "Pak … pak Randy ingin mengadakan pertemuannya di Bandung, karena kesehatannya tidak cukup baik untuk pergi ke Jakarta.” Santi memberi informasi yang baru saja dia dapat
Sepulang kerja Andra dan Ricko membawa Rena makan malam di resto yang terkenal dengan hidangan Timur Tengah. "Pasti ada yang mau di omongin," batin Rena menerka, sementara jarinya sibuk mengotak-ngatik ponsel, padahal dia hanya menggeser-geser layar ponsel tanpa ada yang benar-benar menarik perhati
Rena tidak merasa bahagia seperti gadis yang sedang bertunangan pada umumnya, baru menjadi kekasih pura-puranya Andra saja hampir kehilangan nyawa di lemari pendingin, bagaimana bila sudah menjadi istrinya nanti? Tidak tahu apakah dia bisa menjalani kawin kontrak hingga tenggat waktu yang tertulis
"Selamat Pagi Bu Rena,” sapa pak Rahmat membuyarkan lamunan bankir cantik itu. Tadi Rena berjalan masuk ke dalam kantornya dengan tatapan kosong karena masih memikirkan berita yang berseliweran di media tentang pertunangannya dengan Andra. Jangan tanyakan nasib akun media sosialnya yang kini follow
"Tapi maaf, dia sudah bertunangan denganku," sahut Andra dari ambang pintu. Entah darimana datangnya pria itu dan sudah sejak kapan berdiri di sana tanpa ada yang menyadari. Andra seperti Pangeran tampan yang sedang menjemput Tuan Putrinya yang sedang terluka hati atau super hero yang datang menyel
Pagi sekali Andra sudah berada di apartemen Rena sampai Rena tidak menyadari kedatangan Andra saat itu. Rena keluar dari kamar hendak membuat sarapan pagi kemudian dikejutkan dengan sosok Andra yang duduk di meja makan sambil melemparkan senyum meski kaku kepadanya. "Tumben senyum ... udah ngatain
Rena hanya menganggukan kepalanya sekilas. "Kamu mau acara pernikahannya di Bandung atau Jakarta? Jakarta aja ya!" pancing Andra, beberapa kali bertemu, Andra sudah paham karakter gadis itu yang mudah terbaca seperti buku yang terbuka lebar. "Aku mau di Bandung ... aku pihak wanitanya, kalau dalam