Share

Pengakuan

Author: Mia Futaba
last update Last Updated: 2023-09-28 20:18:43

Pengakuan

“Dokter sudah bilang tentang kehamilanmu, Ra. Kamu dehidrasi, makanya demam. Sedikit malnutrisi juga, tapi masih aman,” kata Dedi tenang. Meski dadanya terasa panas dan kepalanya berat, ia tidak mau menyakiti putri satu-satunya itu dengan kemarahan. Ia merasa harus introspeksi diri setelah apa yang menimpa keluarganya. Mengapa Tuhan menimpakan ujian berat bertubi-tubi lewat anak-anaknya. Apakah hal ini karena dosa masa lalunya? Atau ini semua merupakan ujian agar keluarganya jadi lebih baik lagi?

Sorot mata Soraya memancarkan keterkejutan, lalu berganti sorot ketakutan. Dia tidak membayangkan kalau kondisinya akan terbongkar dengan cara seperti ini. Seingatnya, ia hanya tertidur karena sangat lelah. Tadinya, ia  sempat memikirkan cara untuk memberitahu orang tuanya sebelum tidur. Sekarang, ia tidak perlu repot-repot lagi karena mereka sudah tahu.

Tanti mengusap ujung matanya yang basah. Dari pada marah, kekecewaannya jauh lebih besar. Ia tak mengira jika putrinya yang penurut dan pendiam itu akan menorehkan tinta hitam di kehidupan mereka. Namun, semua sudah terlambat. Mau bagaimanapun, waktu tak dapat diputar kembali. Bayi di perut putrinya memang ada karena kesalahan, tapi bayi itu tetaplah cucunya.

“Siapa yang melakukannya, Ra? Cowok yang kemarin datang itu?” tanya Tanti yang berusaha tetap tenang walaupun hatinya remuk redam.

Soraya menunduk sambil meremas selimutnya gugup. Dia takut orang tuanya akan melabrak Dias dan menimbulkan keributan.

“Ra?”

Suara ibunya kembali terdengar, meminta jawaban.

Soraya mengangguk pelan. “Iya, Bu.” Gadis itu memejamkan mata erat. Tetes air mata merembes di sela-sela bulu matanya.

Dedi membuang napas kasar. Ia mengempaskan tubuhnya ke sandaran kursi. Kenyataan yang diucapkan oleh putrinya itu benar-benar merontokkan harga dirinya sebagai seorang pemimpin keluarga.

Semenjak kematian Wiliam, ia telah berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki hubungannya dengan anak gadisnya. Ia tahu, mungkin bagi Soraya, ia sudah sangat terlambat. Ia juga sadar kalau Soraya jadi lebih menutup diri setelah kepergian Wili. Namun, ketika dokter mengatakan bahwa putrinya hamil, ia benar-benar telah kalah.

“Siapa dia, Nak? Tolong kali ini ceritakan semuanya sama kami. Jangan menyembunyikan apa pun lagi. Kita cari jalan keluarnya sama-sama,” bujuk Dedi lembut. Sekarang prioritasnya adalah menyelamatkan masa depan Soraya dan mencari penyelesaian masalah dengan cara terbaik. Ia telan semua amarah dan rasa kecewanya, demi putri satu-satunya yang berharga.

Mendengar kalimat itu, Soraya malah menangis semakin keras. Kenapa selama ini ia tak bisa melihat kebaikan orang tuanya? Ia selalu merasa kesal pada mereka dan menganggap semua perhatian orang tuanya adalah bentuk penyesalan atas kematian adiknya. Ia mengira bahwa kasih sayang yang dilimpahkan padanya hanyalah akibat rasa bersalah, tanpa ketulusan. Sekarang ia telah tersadar, bahwa orang tuanya adalah rumah teraman baginya.

Tanti ikut menangis dan memeluk putrinya erat. Diusapnya rambut panjang Soraya penuh kasih. Dibisikkannya kata-kata yang menentramkan, “Jangan sedih, Sayang. Ada ayah dan ibu di sini.”

Soraya merasa sangat malu. Ayah dan ibunya begitu baik. Ia sangat menyesal telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan, serta mengabaikan nasihat-nasihat ibunya.

“Maafin Sora, Bu! Maafin aku, Yah!” pinta Soraya di sela isak tangisnya.

Dedi ikut memeluk putri dan istrinya. Mereka bertiga hanyut dalam tangis sedih dan haru.

***

Soraya menceritakan semuanya pada orang tuanya, tentang siapa Dias, kapan dan di mana hal itu terjadi, juga apa yang mereka lakukan sore itu. Tak ada satu pun yang ia tutupi, termasuk keperawanannya yang ia yakini masih utuh.

Berkali-kali Dedi dan Tanti menahan diri untuk tidak marah atau berkata kasar. Fokus mereka adalah masa depan Soraya, juga bayinya.

Mereka lalu memeriksakan kehamilan Soraya pada dokter kandungan di rumah sakit itu. Dedi sempat menanyakan perihal putrinya yang yakin bahwa ia masih perawan, tapi mengapa ia bisa hamil?

Dokter itu menanyakan beberapa hal pada Soraya.

“Apakah kalian melakukan petting dalam keadaan tanpa busana?”

Soraya tertunduk malu. “Iya, Bu.”

Dokter wanita itu kemudian menjelaskan bahwa melakukan petting tetap berisiko hamil jika dilakukan dalam keadaan tanpa busana. Karena, sperma bisa berenang melalui lendir yang ada di organ kewanitaan jika si wanita sedang dalam masa subur. Biasanya, tubuh perempuan memang menghasilkan lendir yang tidak mudah putus di organ intimnya saat masa subur tiba. Lendir itulah yang menjadi jembatan penghubung bagi sperma untuk mencapai sel telur.

Dokter itu lalu melakukan USG pada Soraya. Terlihat di layar monitor, kandungan Soraya telah berusia delapan minggu.

Sang dokter menempelkan alat Doppler di perut bagian bawah Soraya. “Detak jantungnya belum terlalu kencang, jadi belum terdengar. Tapi, melihat hasil USG-nya, sepertinya semua baik. Janin tumbuh normal, sesuai ukuran dengan usianya. Saya resepkan vitamin dan obat mual, ya,” ucap dokter ramah.

Soraya memandangi layar monitor yang menunjukkan gambar hitam putih yang tidak terlalu jelas. Kata dokter, titik yang berkedip di sebelah kiri itu adalah janinnya. Ada perasaan aneh yang menggelitik hatinya. Ia sedikit menyesal karena mengabaikan calon anaknya. Ia terlalu pusing memikirkan banyak hal, hingga lupa kalau ada sesuatu di dalam dirinya. Sesuatu yang membutuhkan makanan bergizi, vitamin, juga ... cinta kasih. Tiba-tiba matanya menghangat. Rasa sayang telah bertunas di hati Soraya, menanti untuk tumbuh lebih besar lagi.

Selama tiga hari Soraya dirawat di rumah sakit, tak ada satu pun pesan masuk dari Dias. Hanya Zia dan Stela yang ribut sekali menanyakan keadaan Soraya setiap hari di grup WA mereka. Grup yang isinya hanya mereka bertiga. Zia dan Stela terus bertanya di mana Soraya dirawat. Mereka ingin menjenguknya. Namun, Soraya tidak mau mengatakan di mana ia berada. Ia masih belum sanggup menjelaskan kalau dua sahabatnya itu datang dan bertanya soal sakitnya.

Soraya kembali dibuat sedih saat teman-temannya saling mengirimkan info lowongan pekerjaan dan beasiswa di grup jurusan.

Hari ke lima, Soraya sudah benar-benar sehat. Ia masih sering mual, tapi masih bisa di atasi. Ia belum berangkat ke kampus karena ia malas bertemu Dias.

“Ayah mau ke rumah anak itu dan ngomong sama orang tuanya,” kata Dedi sepulang kerja. Mereka sedang makan di meja makan.

“Ka-kapan, Yah? Tanya Soraya cemas. Ia takut ayahnya bakal mengamuk di rumah Dias.

“Besok. Ayah sudah mencari tahu sedikit tentang keluarga mereka. Kamu tahu orang tua Dias kerja apa?”

Soraya menggeleng pelan.

“Ayah Dias anggota DPRD, Ra. Kita menghadapi keluarga yang berpengaruh. Mari kita berdoa semoga mereka bisa menerima kabar yang kita bawa dengan baik.”

Related chapters

  • Benih Tanpa Cinta   Dilema

    DilemaSetelah pembicaraan Soraya dan ayahnya semalam, gadis itu jadi gelisah. Ia hampir tidak tidur tadi malam. Sekarang, saat ayahnya berpamitan akan pergi ke rumah Dias, Soraya merasa dadanya seolah sedang diikat dengan tali tambang. Ia tidak bisa bernapas dengan baik.“Kamu tenang, ya. Kita pasrahkan saja semua sama Allah,” ucap Dedi sebelum berangkat. Tanti sebenarnya ingin ikut menemani sang suami, tapi Dedi menolak.“Kamu jaga Sora aja, Bu. Biar ayah sendiri yang ke sana.”Tanti menatapnya khawatir. Ia takut suaminya kelepasan emosi. Namun, melihat kesungguhan di mata Dedi, Tanti menyerah. Lagi pula, ia pikir Sora masih harus dijaga meskipun kelihatan sudah sehat. Anak perempuannya itu belum terlalu stabil kondisi mentalnya. Soraya masih sering melamun saat ditinggal sendirian.Soraya melepas kepergian ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Ia baru menyadari kalau sekarang ia tidak ingin Dias bertanggung jawab. Jika pacarnya itu akhirnya mau bertanggung jawab, itu artinya mereka har

    Last Updated : 2023-09-30
  • Benih Tanpa Cinta   Salah Siapa

    Salah Siapa“Saya sudah memeriksakan Soraya ke dokter kandungan. Dokter itu berkata bahwa selaput dara Soraya masih utuh, dan dia benar hamil,” tandas Dedi tegas. Ia menatap Dias yang kini terlihat cemas. “Sebentar. Bagaimana bisa putri Bapak hamil dengan selaput dara yang masih utuh?” Rosa bertanya bingung. Ia merasa hal itu terlalu janggal. Perawan, tapi hamil? Apa itu yang dinamakan keajaiban?“Anda bisa bertanya dulu pada putra Anda tentang apa yang ia lakukan,” ucap Dedi tenang.Rosa beralih melihat putranya yang pucat dan gugup. Dahinya dipenuhi titik-titik keringat, sedang pandangannya fokus menekuri lantai.“Apa yang terjadi sebenarnya, Yas?”Dias melirik Dedi dan Rosa bergantian. Ingin rasanya ia kabur dari sana. Ia seperti narapidana yang sedang disidang karena tidak mau mengakui apa pun di depan mamanya. Namun, tatapan Dedi seolah mengancamnya.“Kami cuma ... petting, Ma.” Pengakuan akhirnya keluar dari mulut Dias. Ia malu setengah mati mengatakan kalimat itu. Apa mau dika

    Last Updated : 2023-10-02
  • Benih Tanpa Cinta   Tanggapan Ayah Dias

    Arif Rahman melajukan mobilnya memasuki pekarangan rumah setelah satpam membuka gerbang. Ia adalah Ayah Dias yang baru saja pulang dari dinas. Laki-laki 50 tahunan itu memarkirkan mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya. Semalam istrinya menelepon dan menyuruhnya untuk segera pulang secepatnya setelah urusan pekerjaannya selesai. Dari nada suara istrinya, ia tahu ada sesuatu yang terjadi. Meskipun Rosa tidak mengatakan apa-apa, tapi ia bisa menangkap kecemasan dari kalimat-kalimat yang diucapkan Rosa.Memasuki kamarnya, Arif melihat istrinya sedang melamun di ranjang. Ia bahkan tidak terusik dengan kedatangan sang suami. Padahal, biasanya ia selalu menyambut Arif dengan senyuman.“Ada apa, Ma? Kok ngelamun?”Rosa yang sejak tadi terhanyut dalam pikirannya sendiri sedikit terkesiap. Ia benar-benar tidak menyadari kedatangan suaminya. Diulasnya senyuman manis. Ia tahu, laki-laki di depannya itu sangat menyayangi putranya. Rosa tidak boleh gegabah dalam menyampaikan kabar tidak men

    Last Updated : 2023-10-04
  • Benih Tanpa Cinta   Keputusan Yang Tidak Adil

    Amerika, Pa?” tanya Dias tak percaya.“Ya. Tinggallah dengan kakakmu di sana. Belajar dengan benar dan jangan buat masalah lagi. Urusanmu di sini biar Papa yang selesaikan.”“Tapi, Pa ...,” protes Rosa tak setuju.“Sudahlah, Ma! Biar Papa yang atur,” sergah Arif dengan tatapan tajam. Ia sama sekali tidak ingin dibantah.Rosa jadi diam termenung, memikirkan janjinya pada ayah Soraya bahwa ia akan segera melamar Soraya. Namun, ia juga tahu kalau keputusan suaminya tidak dapat diganggu gugat. Ia kenal betul seberapa keras kepalanya Arif Rahman, apalagi ini menyangkut martabat keluarga. Silsilah keluarga Arif begitu hebat. Hampir semua kerabatnya mempunyai jabatan atau seorang profesional. Pantas jika Arif menomorsatukan kehormatan keluarganya yang berstatus sosial tinggi.“Papa harap, hal ini akan menjadi rahasia di antara kita. Papa akan menghapus jejak kecerobohanmu, asalkan kamu mau menurut. Paham?”Dias mengangguk pasrah. Ia begitu lega karena ia tidak akan terjebak dalam pernikahan

    Last Updated : 2023-10-10
  • Benih Tanpa Cinta   Tekad

    Dedi tidak tahu dosa apa yang pernah ia lakukan sehingga Tuhan menjatuhkan hukuman begini berat padanya. Di saat masa depan putrinya terancam suram, seolah belum cukup, ia juga resmi menjadi pengangguran. Karier yang dibangun selama puluhan tahun sirna dalam sekejap mata. Dedi sungguh tak mengerti dengan pemecatannya yang tiba-tiba. Selama ini ia telah bekerja dengan sangat baik. Meski statusnya hanyalah staf biasa, tetapi ia sering mendapatkan pujian karena kerja keras dan kedisiplinannya selama ini. Lantas kenapa? Apa yang salah?Tanpa ia sadari, mobil telah memasuki halaman rumahnya. Untunglah Dedi tidak mengalami kecelakaan walaupun ia menyetir setengah sadar. Bukan karena mengantuk atau mabuk, tapi karena Dedi menyetir sambil melamun. Ia menarik tuas rem sehingga mobil berhenti sepenuhnya. Ia sama sekali tak berniat untuk keluar dari mobil karena terlalu sibuk dengan pikirannya yang kacau balau.Cukup lama Dedi berdiam di dalam mobil dengan mesin masih menyala. Hal itu membuat Ta

    Last Updated : 2023-10-12
  • Benih Tanpa Cinta   Pindah

    Sepertinya , mereka ingin kita pindah.”Dedi memegang sebuah bata yang terbungkus kertas bertuliskan “Pezina kotor” di tangannya. Bata itu dilemparkan oleh seseorang jam 3 pagi, hingga membuat kaca jendela retak.Soraya memandang nanar pada bata di tangan ayahnya, kemudian menoleh ke jendela yang rusak. Entah bagaimana dia yakin jika ini adalah perbuatan ayah Dias. Setelah ayahnya menceritakan tentang pemecatannya yang di luar kewajaran, ia semakin yakin jika semua musibah yang menimpa mereka berhubungan dengan ayah Dias yang notabene adalah pejabat. Kuasa besar yang dimilikinya pasti ia manfaatkan dengan sangat baik. Soraya menjadi sangat marah karenanya.Tanti memeluk pundak Soraya dan mengusapnya halus. Ia pun memiliki pemikiran yang sama mengenai pelaku yang meneror mereka. Tanti hanya berusaha mendinginkan suasana. Ia tidak mau mengambil langkah yang keliru.“Kita kembali ke Bandung saja. Menurut ibu, kita bisa memulai hidup baru di sana. Gimana, Yah? Ayah bisa buka bisnis ayam p

    Last Updated : 2023-10-17
  • Benih Tanpa Cinta   Keresahan Bu RT

    Melepaskan cita-cita bukanlah sesuatu yang mudah bagi Soraya. Semua hal di hadapannya hanyalah bayangan samar. Masa-masa indah ketika kuliah serta berbagai rencana yang ia susun terasa bagai mimpi. Meski sulit, Soraya ingin mencoba berdamai dengan keadaannya saat ini. Bukan karena ia sudah ikhlas atau sudah memaafkan Dias, tapi karena ia tidak punya banyak pilihan. Soraya memblokir semua nomor teman-temannya, termasuk Zia dan Stella. Ia sudah berniat untuk melupakan segalanya dan memulai kehidupan baru tanpa harus dibayangi masa lalu. Ia sedikit merasa bersalah, karena pernah berjanji pada dua sahabatnya itu akan selalu menjaga silaturahmi.Keluarga Soraya pindah di suatu desa kecil di pinggiran Bandung. Tanti sengaja tidak memilih berdekatan dengan saudara-saudaranya di sana. Ia hanya ingin menjalani hidup dengan tenang dan bahagia. Meskipun hatinya masih sakit karena kehidupannya yang nyaman seolah dirampas paksa. Namun, Tanti bertekad untuk menjadi ibu yang tangguh untuk putrinya.

    Last Updated : 2023-10-25
  • Benih Tanpa Cinta   Ada Bayi Di Perut Soraya

    ‘Apakah petting bisa menyebabkan kehamilan?’Soraya mengetik pertanyaan itu di mesin pencari Google. Sedetik kemudian, layar menampilkan hasil pencariannya. Matanya melotot dan tubuhnya tiba-tiba lemas saat membaca tulisan di mesin pencari. Soraya gemetar, memandangi testpack di tangannya. Dua garis tergambar jelas di benda itu. Ia hamil, di usia 22 tahun, tepat setelah gadis itu mengajukan judul skripsi.Gadis berkulit bersih itu merosot ke lantai kamar mandi. Kepalanya bertumpu di lutut, sementara tangannya sibuk meremas rambutnya yang panjang. Ia meracau pelan, mengutuk kebodohannya sendiri.Bagaimana mungkin? Ia hanya melakukan petting, itu pun cuma satu kali dua bulan lalu. Bagaimana bisa ia hamil? Soraya yakin ia masih perawan. Tidak, bisa jadi alat tes kehamilan itu salah. Mungkin saja alat itu kadaluwarsa. Bisa saja, kan? Tapi, penjelasan di Google yang barusan ia baca membuatnya ragu. Penyangkalan demi penyangkalan terus memantul di otaknya, membuatnya galau setengah mati.

    Last Updated : 2023-09-05

Latest chapter

  • Benih Tanpa Cinta   Keresahan Bu RT

    Melepaskan cita-cita bukanlah sesuatu yang mudah bagi Soraya. Semua hal di hadapannya hanyalah bayangan samar. Masa-masa indah ketika kuliah serta berbagai rencana yang ia susun terasa bagai mimpi. Meski sulit, Soraya ingin mencoba berdamai dengan keadaannya saat ini. Bukan karena ia sudah ikhlas atau sudah memaafkan Dias, tapi karena ia tidak punya banyak pilihan. Soraya memblokir semua nomor teman-temannya, termasuk Zia dan Stella. Ia sudah berniat untuk melupakan segalanya dan memulai kehidupan baru tanpa harus dibayangi masa lalu. Ia sedikit merasa bersalah, karena pernah berjanji pada dua sahabatnya itu akan selalu menjaga silaturahmi.Keluarga Soraya pindah di suatu desa kecil di pinggiran Bandung. Tanti sengaja tidak memilih berdekatan dengan saudara-saudaranya di sana. Ia hanya ingin menjalani hidup dengan tenang dan bahagia. Meskipun hatinya masih sakit karena kehidupannya yang nyaman seolah dirampas paksa. Namun, Tanti bertekad untuk menjadi ibu yang tangguh untuk putrinya.

  • Benih Tanpa Cinta   Pindah

    Sepertinya , mereka ingin kita pindah.”Dedi memegang sebuah bata yang terbungkus kertas bertuliskan “Pezina kotor” di tangannya. Bata itu dilemparkan oleh seseorang jam 3 pagi, hingga membuat kaca jendela retak.Soraya memandang nanar pada bata di tangan ayahnya, kemudian menoleh ke jendela yang rusak. Entah bagaimana dia yakin jika ini adalah perbuatan ayah Dias. Setelah ayahnya menceritakan tentang pemecatannya yang di luar kewajaran, ia semakin yakin jika semua musibah yang menimpa mereka berhubungan dengan ayah Dias yang notabene adalah pejabat. Kuasa besar yang dimilikinya pasti ia manfaatkan dengan sangat baik. Soraya menjadi sangat marah karenanya.Tanti memeluk pundak Soraya dan mengusapnya halus. Ia pun memiliki pemikiran yang sama mengenai pelaku yang meneror mereka. Tanti hanya berusaha mendinginkan suasana. Ia tidak mau mengambil langkah yang keliru.“Kita kembali ke Bandung saja. Menurut ibu, kita bisa memulai hidup baru di sana. Gimana, Yah? Ayah bisa buka bisnis ayam p

  • Benih Tanpa Cinta   Tekad

    Dedi tidak tahu dosa apa yang pernah ia lakukan sehingga Tuhan menjatuhkan hukuman begini berat padanya. Di saat masa depan putrinya terancam suram, seolah belum cukup, ia juga resmi menjadi pengangguran. Karier yang dibangun selama puluhan tahun sirna dalam sekejap mata. Dedi sungguh tak mengerti dengan pemecatannya yang tiba-tiba. Selama ini ia telah bekerja dengan sangat baik. Meski statusnya hanyalah staf biasa, tetapi ia sering mendapatkan pujian karena kerja keras dan kedisiplinannya selama ini. Lantas kenapa? Apa yang salah?Tanpa ia sadari, mobil telah memasuki halaman rumahnya. Untunglah Dedi tidak mengalami kecelakaan walaupun ia menyetir setengah sadar. Bukan karena mengantuk atau mabuk, tapi karena Dedi menyetir sambil melamun. Ia menarik tuas rem sehingga mobil berhenti sepenuhnya. Ia sama sekali tak berniat untuk keluar dari mobil karena terlalu sibuk dengan pikirannya yang kacau balau.Cukup lama Dedi berdiam di dalam mobil dengan mesin masih menyala. Hal itu membuat Ta

  • Benih Tanpa Cinta   Keputusan Yang Tidak Adil

    Amerika, Pa?” tanya Dias tak percaya.“Ya. Tinggallah dengan kakakmu di sana. Belajar dengan benar dan jangan buat masalah lagi. Urusanmu di sini biar Papa yang selesaikan.”“Tapi, Pa ...,” protes Rosa tak setuju.“Sudahlah, Ma! Biar Papa yang atur,” sergah Arif dengan tatapan tajam. Ia sama sekali tidak ingin dibantah.Rosa jadi diam termenung, memikirkan janjinya pada ayah Soraya bahwa ia akan segera melamar Soraya. Namun, ia juga tahu kalau keputusan suaminya tidak dapat diganggu gugat. Ia kenal betul seberapa keras kepalanya Arif Rahman, apalagi ini menyangkut martabat keluarga. Silsilah keluarga Arif begitu hebat. Hampir semua kerabatnya mempunyai jabatan atau seorang profesional. Pantas jika Arif menomorsatukan kehormatan keluarganya yang berstatus sosial tinggi.“Papa harap, hal ini akan menjadi rahasia di antara kita. Papa akan menghapus jejak kecerobohanmu, asalkan kamu mau menurut. Paham?”Dias mengangguk pasrah. Ia begitu lega karena ia tidak akan terjebak dalam pernikahan

  • Benih Tanpa Cinta   Tanggapan Ayah Dias

    Arif Rahman melajukan mobilnya memasuki pekarangan rumah setelah satpam membuka gerbang. Ia adalah Ayah Dias yang baru saja pulang dari dinas. Laki-laki 50 tahunan itu memarkirkan mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya. Semalam istrinya menelepon dan menyuruhnya untuk segera pulang secepatnya setelah urusan pekerjaannya selesai. Dari nada suara istrinya, ia tahu ada sesuatu yang terjadi. Meskipun Rosa tidak mengatakan apa-apa, tapi ia bisa menangkap kecemasan dari kalimat-kalimat yang diucapkan Rosa.Memasuki kamarnya, Arif melihat istrinya sedang melamun di ranjang. Ia bahkan tidak terusik dengan kedatangan sang suami. Padahal, biasanya ia selalu menyambut Arif dengan senyuman.“Ada apa, Ma? Kok ngelamun?”Rosa yang sejak tadi terhanyut dalam pikirannya sendiri sedikit terkesiap. Ia benar-benar tidak menyadari kedatangan suaminya. Diulasnya senyuman manis. Ia tahu, laki-laki di depannya itu sangat menyayangi putranya. Rosa tidak boleh gegabah dalam menyampaikan kabar tidak men

  • Benih Tanpa Cinta   Salah Siapa

    Salah Siapa“Saya sudah memeriksakan Soraya ke dokter kandungan. Dokter itu berkata bahwa selaput dara Soraya masih utuh, dan dia benar hamil,” tandas Dedi tegas. Ia menatap Dias yang kini terlihat cemas. “Sebentar. Bagaimana bisa putri Bapak hamil dengan selaput dara yang masih utuh?” Rosa bertanya bingung. Ia merasa hal itu terlalu janggal. Perawan, tapi hamil? Apa itu yang dinamakan keajaiban?“Anda bisa bertanya dulu pada putra Anda tentang apa yang ia lakukan,” ucap Dedi tenang.Rosa beralih melihat putranya yang pucat dan gugup. Dahinya dipenuhi titik-titik keringat, sedang pandangannya fokus menekuri lantai.“Apa yang terjadi sebenarnya, Yas?”Dias melirik Dedi dan Rosa bergantian. Ingin rasanya ia kabur dari sana. Ia seperti narapidana yang sedang disidang karena tidak mau mengakui apa pun di depan mamanya. Namun, tatapan Dedi seolah mengancamnya.“Kami cuma ... petting, Ma.” Pengakuan akhirnya keluar dari mulut Dias. Ia malu setengah mati mengatakan kalimat itu. Apa mau dika

  • Benih Tanpa Cinta   Dilema

    DilemaSetelah pembicaraan Soraya dan ayahnya semalam, gadis itu jadi gelisah. Ia hampir tidak tidur tadi malam. Sekarang, saat ayahnya berpamitan akan pergi ke rumah Dias, Soraya merasa dadanya seolah sedang diikat dengan tali tambang. Ia tidak bisa bernapas dengan baik.“Kamu tenang, ya. Kita pasrahkan saja semua sama Allah,” ucap Dedi sebelum berangkat. Tanti sebenarnya ingin ikut menemani sang suami, tapi Dedi menolak.“Kamu jaga Sora aja, Bu. Biar ayah sendiri yang ke sana.”Tanti menatapnya khawatir. Ia takut suaminya kelepasan emosi. Namun, melihat kesungguhan di mata Dedi, Tanti menyerah. Lagi pula, ia pikir Sora masih harus dijaga meskipun kelihatan sudah sehat. Anak perempuannya itu belum terlalu stabil kondisi mentalnya. Soraya masih sering melamun saat ditinggal sendirian.Soraya melepas kepergian ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Ia baru menyadari kalau sekarang ia tidak ingin Dias bertanggung jawab. Jika pacarnya itu akhirnya mau bertanggung jawab, itu artinya mereka har

  • Benih Tanpa Cinta   Pengakuan

    Pengakuan“Dokter sudah bilang tentang kehamilanmu, Ra. Kamu dehidrasi, makanya demam. Sedikit malnutrisi juga, tapi masih aman,” kata Dedi tenang. Meski dadanya terasa panas dan kepalanya berat, ia tidak mau menyakiti putri satu-satunya itu dengan kemarahan. Ia merasa harus introspeksi diri setelah apa yang menimpa keluarganya. Mengapa Tuhan menimpakan ujian berat bertubi-tubi lewat anak-anaknya. Apakah hal ini karena dosa masa lalunya? Atau ini semua merupakan ujian agar keluarganya jadi lebih baik lagi?Sorot mata Soraya memancarkan keterkejutan, lalu berganti sorot ketakutan. Dia tidak membayangkan kalau kondisinya akan terbongkar dengan cara seperti ini. Seingatnya, ia hanya tertidur karena sangat lelah. Tadinya, ia sempat memikirkan cara untuk memberitahu orang tuanya sebelum tidur. Sekarang, ia tidak perlu repot-repot lagi karena mereka sudah tahu.Tanti mengusap ujung matanya yang basah. Dari pada marah, kekecewaannya jauh lebih besar. Ia tak mengira jika putrinya yang penuru

  • Benih Tanpa Cinta   Sanggahan

    SanggahanDias masih terdiam di sebelah Soraya. Matanya memandang jauh ke depan, wajahnya terlihat kalut. Tentu saja dia tidak menyangka akan mendapat berita se-mengejutkan ini. Sulit baginya untuk bisa memercayai perkataan Soraya. Apa gadis itu berbohong? Tapi buat apa? Dias mencoba mencari sebab yang bisa membuat pacarnya berkata seperti itu. Ulang tahunnya sudah terlewat, anniversary jadian mereka juga masih lama. Mana mungkin Soraya hanya iseng mengerjainya?Dias melirik Soraya yang kini tengah menangis hingga kulit di wajahnya merah padam. Ia baru menyadari kalau gadis itu jadi lebih kurus. Dias menatap lama perut Soraya yang masih rata. Ia benar-benar tidak yakin jika perbuatannya bersama Soraya membuahkan janin di sana. Tiba-tiba Dias beralih menatap mata Soraya dengan tatapan marah.“Aku nggak nyangka kamu yang kelihatan lugu ternyata munafik, Ra! Tega banget kamu mau manfaatin aku!”Soraya terkesiap akibat bentakan Dias. Ke mana laki-laki yang merayunya dengan kalimat semanis

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status