Share

Pendekatan

Penulis: Queeny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-30 15:00:58

"Om sama tante ke dalam dulu, ya."

Kedua orang itu berpamitan meninggalkan mereka. Reisa mengernyitkan dahi dan bertanta ini maksudnya apa. Kenapa Dimas tidak ikut ke dalam. Bukannya dia hendak mengantarkan papanya berobat?

"Itu apaan?" tanya Dimas saat dia mengeluarkan sebuah tas dan botol-botol kaca.

Dimas bingung harus memulai pembicaraan. Saat ini posisinya sedang berdiri di depan mobil Reisa, yang bersebelahan dengan mobilnya.

Reisa sendiri sedang duduk di jok mobil dengan pintu terbuka. Tangannya sibuk mengeluarkan isi tas. Membongkar pasang semua peralatan yang ada di dalamnya.

"Aku mau pompa asi."

Reisa menatap tajam. Rasanya dia tak perlu menjelaskan apa itu, Dimas pasti sudah mengerti.

"Di sini?"

Dimas tampak terkejut. Tidak mungkin Reisa membuka bajunya dan melakukan itu di depannya.

"Iya. Tapi itu juga kayaknya gak bakalan jadi," jawab Reisq sewot.

"Loh kenapa?" tanya Dimas semakin bingung.

"Kalau kamu masih berdiri di situ dan ngeliatin aku terus. Gimana aku mau mompa?"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Benih Haram Sahabatku   Papa

    Reisa memarkir mobilnya masuk ke sebuah pekarangan rumah. Kebetulan pagarnya terbuka, dan ada mobil lain terparkir di situ bersebelahan dengan mobil papa.Hari ini Reisa datang untuk menjenguk papanya, setelah sekian lama dia tidak pulang ke rumah. Tak banyak yang berubah, semua masih sama seperti setahun lalu. Saat dia meninggalkan rumah ini dan tinggal bersama Andra di rumah baru.Reisa memencet bel dan menunggu. Cukup lama sampai ada seorang yang membukakan pintu."Non Reisa." Seorang pelayan membukakan pintu.Ada beberapa pekerja yang mengurus rumah ini. Papanya yang super sibuk, tidak mungkin mengerjakannya sendirian. Apalagi sejak dia pindah, rumah pasti tidak terawat.Kalau Inah dan Tarno, mereka berdua pengurus rumah Andra yang lama, yang dibawa suaminya tinggal di kediaman mereka.Rumah peninggalan orang tua Andra sendiri dibiarkan kosong karena Reisa tidak mau menempatinya. Di rumah itulah, Andra merenggut kehormatannya. Sekalipun semua sudah berlalu, dia masih trauma jika b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30
  • Benih Haram Sahabatku   Sidang

    Wisnu tertunduk lemas. Dia seperti seorang pesakitan yang sedang di-interogasi oleh penyidik untuk mengakui semua kesalahan.Reisa melipat tangannya di dada. Raut wajahnya dingin dan tatapan mata yang tajam. Kata-kata yang dia lontarkan seperti peluru yang terus saja ditembakkan. Menghantam dada sang papa tanpa ampun.Wisnu tak berkutik. Ibarat seorang narapidana dengan tangan yang diborgol dan tak dapat bergerak sedikitpun. "Sejak kapan, Pa?" tanya Reisa."Sejak kamu pacaran sama Dimas. Papa udah kenalan sama dia, Rei. Waktu itu papa ke kantornya mau bicara soal kerja sama proyek."Wisnu menatap putrinya dengan enggan. Lelaki paruh baya itu bahkan membuang pandangan sembari menarik napas panjang. "Bukan itu!""Lalu?""Sejak kapan papa nidurin dia?"Wisnu meremas rambutnya. Satu kesalahan paling fatal yang sudah dilakukannya, di usia yang sudah melewati setengah abad. Wisnu telah berbuat dosa dengan meniduri kekasihnya, Anita."Sejak ... kami resmi berpacaran," ucapnya terbata-bata

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30
  • Benih Haram Sahabatku   Ijab Kabul

    Masjid Baiturrahman, pukul sembilan lewat dua puluh lima menit.Hari ini merupakan momen bersejarah di mana Wisnu akan mengucapkan ijab kabul untuk mempersunting kekasih hatinya, Nita.Rencana pernikahan dua orang berbeda usia yang sangat kentara itu dilakukan tak lama setelah kedatangan Reisa ke rumah papanya. Mereka bertindak cepat dengan melamar langsung Nita kepada orang tuanya.Wisnu didampingi oleh Andra dan Reisa saat memasuki pelataran masjid. Sementara para keluarga sudah berkumpul di titik yang telah ditentukan.Awalnya, proses lamaran berlangsung alot karena orang tua pihak perempuan tidak setuju anaknya menikah dengan Wisnu. Apalagi calon menantu mereka seumuran dengan ayah mertuanya.Ditambah lagi dengan riwayat Reisa yang pernah membatalkan pernikahan dengan Dimas. Pihak Nita terang-terangan menolak.Sungguh rumit dan memakan waktu yang lama hingga dua bulan lamanya. Namun, dalam rentang waktu itu, semua orang memilih untuk bersabar menunggu.Mereka sampai mengadakan med

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Benih Haram Sahabatku   Nervous

    "Ketemu lagi ya, Rei."Wajah Dimas merona. Melihat Reisa yang tampak anggun dengan memakai kebaya pas ditubuh, membuatnya salah tingkah. Setelah menikah dan mempunyai anak, mengapa mantannya terlihat semakin cantik. Dimas membatin apakah Reisa bahagia hidup bersama dengan suaminya. Setelah apa yang dilakukan Andra, kenapa mereka berdua malah semakin mesra?"Ada apa?" Reisa bertanya dengan sopan. Sebenarnya dia cukup terkejut karena Dimas tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Dari mana lelaki itu datang?"Gak, gue cuma mau ketemu lu."Senyum terukir di wajah Dimas. Dia ingin menyapa dan berbicara seperti layaknya seorang teman. Ah, bahkan hubungan mereka dulu cukup hangat, walaupun tidak kebablasan.Dimas masih ingat sekali bagaimana rona wajah Reisa saat berada dalam pelukannya."Masuk ke dalam aja, Mas. Kan, acaranya di sana."Reisa menunjuk ke arah belakang mereka."Aku mau ngasih asi buat Rendra," lanjutnya.Dimas mengarahkan pandangan ke tempat Reisa menunjuk tadi.Mas, itulah pan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Benih Haram Sahabatku   Kejutan

    Bunyi notif di ponsel berbunyi dari aplikasi W******p. Reisa mengambil benda pipih itu dan membukanya. Ada sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal."Siapa ya?"[Lagi ngapain?]Dahi Reisa berkerut. Dalam hati bertanya siapa ini.[Maaf, ini dengan siapa]Jari lentik Reisa membalas lewat ketikan. Bahasanya masih sopan karena menduga itu nomor dari orang yang dikenal. Bisa saja dia lupa menyimpannya.[Mas]Reisa terdiam sesaat, lalu mengusap dada dan tak dapat berkata. Wanita itu menepis semua prasangka di benak.Reisa menilik kembali nomor pengirim pesan itu. Bukan wilayah Indonesia, uni nomor luar."Apa si pengirim pesan tinggal di luar negeri? Bisa jadi salah kirim," gumamnya.[Maaf saya gak kenal. Mungkin anda salah orang]Ponsel diletakkan kembali di nakas. Rendra sedang tidur, jadi Reisa sedikit bebas. Inah dan Susi berbenah di dapur.Hari ini Reisa meminta dimasakkan bebek goreng berbumbu dengan sambal korek, yang mirip seperti di sebuah tempat makan terkenal.[Dimas]Pesan masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Benih Haram Sahabatku   Positif

    Dua orang duduk dengan canggung. Cukup lama mereka terdiam hingga salah satu memulai pembicaraan. "Suami lu jam berapa pulangnya?" tanya Dimas gugup."Biasanya sore tapi kayaknya hari ini agak malam," jawab Reisa."Oh.""Kamu sendiri kapan pulangnya?"Nada suara Reisa terdengar ketus. Sudah sejak tadi papanya dan Nita pulang, tetapi Dimas masih saja betah berada di sini.Dimas hanya tersenyum saat disindir. Matanya lekat menatap wajah cantik di sampingnya."Enak ya nikah sama Andra. Gue liat lu bahagia.""Memang dia baik dari dulu," jawab Reisa jujur. Dimas mengangguk, padahal dalam hatinya sesak. Lelaki itu masih berat menerima kenyataan bahwa mereka tak akan pernah bersama. "Kalau gitu gue balik. Ntar Andra pulang bisa kena amuk."Dimas akhirnya mengalah dan berpamitan. Reisa mengantarnya keluar rumah."Baiknya gak usah datang ke sini lagi, Mas.""Terus, gimana kita mau ketemuan?"Dimas menatap Reisa dengan harap-harap cemas. Lelaki itu masih berpikir bahwa mereka akan menjalin s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Benih Haram Sahabatku   Romansa

    "Masak apa, Rei?"Andra melingkarkan lengannya di pinggang istrinya dan memeluk erat dari belakang. Harum aroma tubuh Reisa membuatnya mabuk kepayang. Andra mengelus perut istrinya yang mulai membuncit. Ini memasuki bulan ke empat. Tubuh Reisa sendiri sudah sangat melar, padahal kehamilannya belum terlalu besar. "Biasa kesukaan kamu, nasi goreng sosis," jawab Reisa. Tangannya masih mengaduk nasi yang mengebul panas di dalam wajan. "Sosisnya dimasukkan sekalian aja disitu. Enak," bisik Andra di telinga Reisa. Hidungnya mulai menjelajah. Dari menghirup aroma rambut, sekarang beralih ke leher."Ndra! Jangan begini nanti gosong." Reisa menolehkan kepala, lalu mendapati suaminya sedang tersenyum nakal sembari mengedipkan mata."Biarin, mumpung cuma berdua," rayu Andra. Memang pagi ini rumah sepi. Inah pergi ke pasar bersama Susi diantar Tarno. Rendra sudah dua hari ini menginap di rumah kakeknya.Nita ingin sekali merasakan memomong bayi, karena sampai sekarang rahimnya masih kosong.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Benih Haram Sahabatku   Peluang

    Bandara Soekarno Hatta pukul sepuluh pagi. "Hati-hati."Begitulah kata yang terucap di bibir Reisa saat mengantar Andra ke bandara. Setitik air matanya menetes. Rasa haru berkecamuk di dada. Sekalipun hanya sebentar, sebenarnya wanita itu belum benar ikhlas melepas kepergian suaminya. Andra memeluk dua orang yang paling dia sayangi saat ini dengan erat. Dia mencium lembut kening Reisa sembari menggendong Rendra. Bayi itu malah senang karena digelitik papanya. "Ndra," lirih Reisa. Dia tak rela melepaskan sang suami pergi. Tak perduli banyak mata memandang.Wisnu dan Nita hanya bisa memperhatikan perpisahan yang cukup mengaharukan ini."Lu di rumah papa aja dulu sementara waktu. Biar ada temannya." Andra berbisik di telinga Reisa."Gue gak tega lu sendirian."Reisa mengangguk. Sudah menjadi kesepakatan selama satu bulan ini mereka akan pindah ke rumah papa. Andra tidak bisa membiarkan istri dan anaknya tinggal berdua tanpa ada keluarga yang menemani. "Dah, Ma!" Andra berjalan menja

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06

Bab terbaru

  • Benih Haram Sahabatku   Ending Extra Part

    Andra benar-benar gelisah. Sejak kamarin perasaan lelaki itu tak menentu. Dia bahkan tak berselera makan. Semakin dekat hari pernikahan Reisa, mereka bahkan tak bertemu sama sekali. Sahabatnya itu sempat mengangkat teleponnya. Namun tak lama, katanya masih sibuk mempersiapkan acara.Andra meminta untuk video call dan Reisa mengabulkannya. Namun, saat berbincang, raut wajah gadis itu tak seperti biasa. Sebelum ada Bimo, Reisa masih sama seperti dulu. Bersikap hangat dan bersahabat. Namun, semua berubah ketika sang pujaan hati memiliki pengawal sendiri. Andra bahkan tak dilibatkan apa pun dalam persiapan pernikahan Reisa. Padahal lelaki itu bersedia jika direpotkan. Lelaki itu bagai tak dianggap sama sekali. Dan itu membuat Andra kecewa. "Den Andra gak makan? Inah masak enak, loh."Inah menegur tuannya. Sejak pulang tadi Andra tak menyentuh hidangan yang dimasaknya sama sekali. Hal itu membuatnya heran.Biasanya Andra akan lahap setiap melihat sajian di meja makan. Maklum, sejak ke

  • Benih Haram Sahabatku   Merasa Indah

    Reisa turun dari tangga dengan langkah anggun. Hal itu membuat Dimas terpana. Lelaki itu menelan ludah akan hasratnya yang muncul saat melihat sang kekasih.Sudah beberapa kali Dimas mengajak Reisa bermesraan. Namun, gadis itu menolak secara halus. Reisa yang lahir dan besar di kota kecil, memang selalu dituntut untuk menjaga diri.Hal itulah yang membuat Dimas kesal, lalu melampiaskannya kepada wanita lain. Hanya untuk bersenang-senang dan bukan cinta. Namun, kebiasaannya ini sudah terjadi sejak lama, dari mereka sama-sama kuliah. "Sudah siap?"Suara Wisnu memecah keheningan. Reisa menoleh ke arah papanya, lalu mengangguk. Gaun yang dia pakai kali ini berwarna silver dengan model sederhana. Gadis itu tak memakai perhiasan berlebihan. Hanya sepasang anting mutiara yang menambah keanggunannya. "Siap, Papa," jawab gadis itu senang.Wisnu menatap putrinya dengan bangga. Reisa tak hanya berprestasi di sekolah, tetapi bekerja dengan baik di kantornya. Apalagi setelah bertunangan dengan

  • Benih Haram Sahabatku   Mencuri Kesempatan

    Bimo memarkir mobilnya di sebuah gedung bertingkat. Dimana Reisa berkantor di perusahaan milik papanya. Siang ini Bimo akan mengantar Reisa makan siang, karena gadis itu ingin mencoba menu baru di sebuah restoran. "Hai, Bim."Reisa menyapa Bimo dengan ramah. Walau di hatinya ada rasa risih jika harus berdekatan dengan orang baru. Apalagi lelaki itu anak menemaninya sepanjang waktu hingga hari pernikahan tiba."Siang, Mbak Rei.""Kamu udah makan?" "Sudah, Mbak," jawabnya pendek. Tadi sebelum ke sini, Bimo mampir di sebuah tempat makan untuk mengisi perut. Selama Reisa bekerja, lelaki itu tak boleh mengikuti. Sehingga job desknya sekarang lebih ke supir pribadi. "Kalau gitu jalan."Setelah menutup pintu mobil Reisa menarik napas panjang dan meletakkan tasnya di samping. Dia mengambil ponsel dan mengabari Dimas bahwa akan makan siang.Reisa merasa hidupnya sekarang dikekang. Namun, dia hanya menuruti apa maunya Dimas demi kebaikan bersama. "Mau ke mana kita ini?" Bimo bertanya. Me

  • Benih Haram Sahabatku   Bimo

    Hari itu, Dimas membawa Reisa bertemu dengan seorang lelaki, saat menjemputnya sepulang dari bekerja. Dia mempunyai rencana untuk melindungi sang kekasih. Dari orang-orang yang berniat jahat dan dari Andra tentunya.Ini tak bisa dibiarkan. Pembicaraannya kemarin dengan Andra membuat Dimas cemas. Dia khawatir jika lelaki itu nekat dan benar-benar akan menggagalkan pernikahan nereka. "Rei, kenalin. Ini Bimo." Reisa menjabat tangan Bimo. Jika diperhatikan dengan jeli, tampilan fisik Bimo mirip seperti orang yang pernah mendapat pendidikan militer. "Siapa ini?"Mata Reisa penuh tanya, tapi tak berani menduga. Entah apa maksud Dimas memperkenalkan lelaki ini kepadanya. "Bimo ini tadinya kerja di kantor papa. Tapi mulai sekarang dia bakal jadi supir pribadi sekaligus ngejagain lu." Dimas menjelaskan dengan pelan agar Reisa mau menerima. Dia tahu jika bicara dengan kekasihnya ini harus penuh dengan kelembutan.Reisa selalu diperlakukan baik oleh orang tuanya. Namun, hal itu menjadikanny

  • Benih Haram Sahabatku   Dimas

    Pintu ruangan Andra terbuka. Sesosok lelaki gagah masuk dengan santainya tanpa permisi."Sibuk?"Dimas tampak santai saat bertamu, menganggap Andra tidak akan berani melawannya."Gak juga. Jadi masih punya waktu buat Reisa," sindir Andra.Suasana menjadi tegang. Andra bahkan enggan meninggalkan kursinya. Lelaki itu bahkan tak mempersilakan Dimas duduk. Sehingga tunangan Reisa itu masih berdiri di hadapannya. "Gak usah nyindir gue," ucap Dimas sembari tersenyum mengejek."Gue cuma bicara fakta."Dimas terkekeh, lalu menatap Andra dengan sinis. Pandangan matanya begitu tajam. Namun, justru menambah ketampanannya. Wajar jika Reisa jatuh dan cinta setengah mati kepada lelaki itu. "Lu tadi makan siang sama Reisa?" Andra berhenti mengerjakan laporan, lalu meletakkan mouse yang sedari tadi setia menemani."Iya. Kenapa?" jawab Andra singkat. "Sering banget kayaknya.""Soalnya cuma gue yang bisa nemenin. Lu gak ada gunanya jadi tunangan," ucap Andra sarkas.Dimas mengepalkan jari. Amarah b

  • Benih Haram Sahabatku   Bujuk Rayu

    Panggilan telepon masuk, Andra segera mengambil ponselnya. Reisa is calling."Ya, Rei? Apaan?" Andra menutup laptopnya dan menjawab telepon. Laporan sedang banyak yang harus dikerjakan hari ini. Dia sedang fokus menyelesaikannya sedari pagi, saat tiba di kantor. "Ndra. Temenin aku makan siang, dong. Aku sendirian nih." Terdengar suara syahdu wanita di seberang sana. Si pemilik suara adalah seorang wanita cantik, mungil dengan rambut panjang tergerai. Bulu matanya lentik dengan suara manja. "Dimas mana?" Nada suara Andra terdengar malas. Selalu begini, hampir setiap hari terjadi dan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Sekalipun status Reisa adalah tunangan dari orang lain. Namun, Andra lah yang selalu menemani. "Lagi meeting sama klien. Dia gak sempet nemenin aku katanya. Tadi barusan aku telepon. Kamu mau kan, Ndra?"Suara manja Reisa kembali terdengar. Wanita itu berusaha membujuk dan merayu sahabatnya. Andra menarik napas panjang. Entah sudah untuk yang ke berapa kalinya i

  • Benih Haram Sahabatku   Persahabatan

    "Andra! Balikin buku aku." Reisa berlari mengejar seorang anak lelaki seusianya. Napasnya gadis itu terengah-engah. Sedari tadi dia berusaha, tetapi si target malah makin menjauh. Sedangkan sosok yang dikejar itu malah bersorak senang karena berhasil menggodanya. "Ambil kalau bisa!" Andra mengangkat tangan ke atas dan melambaikan buku itu. Tentu saja Reisa tidak bisa menjangkau karena tubuhnya mungil dan tak sampai sebahu lelaki itu."Kamu usil banget sih, Ndra." Tangan mungil Reisa berusaha menggapai tetapi tak sampai. Gadis itu mencoba lagi hingga akhirnya menyerah."Lu bantet sih, Rei. Makanya makan yang banyak. Tumbuh itu ke atas, bukan ke samping."Sudah menjadi kebiasaan Andra mengolok-olok Reisa. Gadis itu juga tidak pernah marah. Bukankah jika bersama sahabat, kamu bisa lepas menjadi diri sendiri. Bahkan semua kekuranganmu dia bisa memakluminya. "Kamu kalau mau nyontek bilang aja napa? Gak usah pake' ngambil buku aku."Reisa berhenti berlari dan duduk lemas sembari menyek

  • Benih Haram Sahabatku   Cinta Dalam Hati

    Sudah satu jam Andra menunggu, tapi Reisa belum turun juga.Melihat Andra yang sedari tadi gelisah, akhirnya Wisnu mengizinkan lelaki itu menyusul ke atas. Andra bergerak cepat, nenyusul Reisa di kamarnya. Lelaki itu hanya menunggu di luar pintu dan tak berani masuk. Sedekat apapun mereka, dia masih tahu batas."Cepetan, Rei! Rempong amat nih cewek." Andra mengetuk-ngetuk pintu kamar gadis itu."Berisik banget. Apaan?"Pintu terbuka.Mata Andra terbelalak mendapati sosok yang sedang berdiri dihadapannya. Reisa terlihat sangat anggun dengan dress kasual serta dandanan yang natural. Rambut panjangnya di gelung ke atas. Andra menelan ludah. Dalam hatinya berkata, bidadari ternyata di bumi juga ada. "Kenapa kamu, Ndra?" Gadis yang ditatap mesra itu begong, tak mengerti sinyal cinta di mata Andra rupanya. "Eh, gak apa-apa."Andra membuang muka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajah lelaki itu bersemu merah. Kenapa dia jadi nervous begini.Reisa memang jarang berdandan. Gadi

  • Benih Haram Sahabatku   Extra Part: Pertemuan Pertama

    Brugh!"Auw!"Seorang gadis berteriak saat tubuh mungilnya terbentur sesuatu yang keras, sehingga membuatnya terjatuh. Darah mengucur dari lutut yang mulus itu. Sementara itu, sang lawan masih tetap berdiri kokoh bahkan tak bergoyang sedikit pun. "Kamu gak apa-apa?""Perih ...."Gadis itu meringis kesakitan. Lututnya menghantam tembok sekolah. Keras dan masih terasa denyutnya. Tak lama lagi sepertinya akan menimbulkan luka lebam yang kebiru-biruan."Sini, gue bantuin."Gadis itu menyambut uluran tangan yang diarahkan kepadanya."Maaf ya, gue ga sengaja." Anak lelaki itu tersenyum. Ada rasa bersalah di dalam hatinya. "Iya, engga apa-apa, kok." Senyumnya terukir, membalas senyuman anak lelaki itu. "Wah berdarah gitu. Ayo kita ke UKS. Minta diobatin lukanya. Kasian lu."Anak lelaki itu menarik tangannya, tetapi ditepiskan. Gadis itu tidak mau bersentuhan karena masih malu. "Gak usah. Biarin aja, cuma luka kecil kok. Nanti aku bersihin di toilet juga bisa."Gadis itu tidak mau merepot

DMCA.com Protection Status