Share

Bunga Matahari

Penulis: Queeny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-24 14:07:18

Mata Andra tak berkedip. Pemandangan dihadapannya sungguh memukau. Reisa terlihat cantik memakai dress selutut dan rambut yang dicepol asal-asalan. Wanita itu tengah asyik melihat-lihat Tarno yang sedang menyiram dan menanam beberapa bunga di taman belakang. Reisa mungkin lupa, atau tidak tahu, bahwa kamar Andra terhubung dengan taman itu.

Sejak tadi, Andra menjadi pengintip di balik gorden. Dia tak berani membukanya lebar seperti hari-hari biasanya, melihat apa yang dilakukan pujaan hatinya.

Saat Reisa bersenda gurau dengan Tarno, hati Andra menjadi ketar-ketir dibuatnya. Melihat senyuman dan tawa wanitanya itu bergema, dirinya dipenuhi dengan kebahagiaan.

Ah, pagi ini memang indah.

Hampir empat bulan sejak mereka tinggal di sini, suasana sangat mencekam. Sejak insiden bubur waktu itu, sikap Reisa sedikit melunak dan sudah kembali ceria. Tawanya bahkan terdengar sampai ke kamar Andra.

Reisa sejak dulu memang suka menjahili orang lain. Pagi ini, Tarno yang menjadi korbannya. Bibit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Benih Haram Sahabatku   Pemeriksaan Lanjutan

    Ruangan dokter itu nampak sejuk di mata. Nuansanya putih, dengan wallpaper abstrak, minimalis tetapi elegan. Di salah satu dindingnya dipasang beberapa poster mengenai kehamilan dan persalinan. "Wah, akhirnya papanya ikut juga. Silakan duduk." Dokter Andini menyambut kedatangan mereka malam itu.Andra menarik sebuah kursi untuk Reisa. Sekalipun perutnya belum terlalu besar, wanita itu terlihat agak kesulitan saat berdiri dan duduk. Mungkin merasa kurang nyaman.Walaupun permintaan dari papanya untuk berpindah-pindah dokter, Reisa memilih kembali ke sini untuk melakukan pemeriksaan. "Gimana Ibu, apa yang dirasakan di trisemeter kedua ini, apa merasa lebih baik?" Dokter Andini memulai pembicaraan dengan menanyakan kondisi Reisa. Pembawaannya yang tenang itu membuat merasa senang. Dia tidak sungkan untuk menceritakan keluhannya selama kehamilan."Sedikit lebih baik. Mual muntahnya berkurang. Ngggg ... cuma itu, Dok. Kenapa saya jadi sakit gigi. Terus kalau cuaca dingin kadang suka mim

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Benih Haram Sahabatku   Mau, Ya?

    Reisa berjalan menuju dapur. Ketika matanya terbuka, perutnya terasa lapar. Saat keluar kamar, terciumlah bau nasi goreng yang menggugah selera. "Bik, laper.""Non duduk dulu. Bibik lagi masak. Bentar lagi mateng, kok," ucap Inah sembari memotong beberapa bahan. Tangannya sangat cekatan dan terlatih mengerjakan semua."Bikin nasi goreng apa, Bik?""Sosis. Kesukaan Den Andra." Inah mengambil sosis beku dari dalam kulkas dan meletakannya di mangkuk. "Dia belum bangun?" Reisa menarik kursi dan duduk sembari melihat Inah bekerja. Semakin besar kandungannya, semakin cepat dia merasa lelah. "Belum. Paling sebentar lagi, Non."Mendengar itu, Reisa menjadi panik. Dia masih malu bertemu Andra. Wanita itu segera berdiri dan membantu Inah memasak. "Sini, Rei bantuin Bibik masak," ucapnya sembari meraih pisau. Inah terlihat kerepotan sendiri sejak tadi, sehingga dia ingin membantu. "Jangan, nanti Non mual," tolak Inah. Tak enak rasanya jika menyuruh nona mudanya mengerjakan pekerjaan rumah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Benih Haram Sahabatku   Rayuan

    Beberapa hari kemudian. Andra tampak ragu-ragu saat hendak membuka pintu. Reisa sedang menemani Tarno mengurus bunga di taman. Sejak kejadian di dapur waktu itu, entah mengapa justeru Andra yang malu jika bertemu dengan Reisa. Jadi, saat ini dia hanya diam sembari mendengarkan suara khas tawa wanita itu yang bergema hingga ke kamar.Lama-kelamaan Andra tidak tahan juga. Godaan untuk mendekati Reisa semakin kuat. Manusia memang begitu, kan? Jika jatuh hati pada seseorang, selalu merasa rindu dan ingin berdekatan terus setiap saat.Akhirnya dengan mengumpulkan sedikit keberanian, Andra membuka pintu penghubung antara kamarnya dan taman belakang lalu berjalan mendekati mereka. "Hai ...." Wajah Andra memerah saat menyapa. Reisa terkejut dan tersenyum malu. Membuang pandangan lalu berpura-pura tidak melihat. "Den." Tarno menyapa tuannya. Sesekali melirik nonanya yang tiba-tiba saja menjadi salah tingkah, padahal tadi baik-baik saja. "Nanam apa, Pak Nok?" Andra bertanya, basa-basi te

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Benih Haram Sahabatku   Luluh

    Setelah berdiskusi cukup alot, akhirnya Reisa menyetujui untuk ikut ke acara launching restoran milik salah satu kenalan Andra. Wanita itu menyiapkan diri dengan memakai pakaian yang agak longgar agar perutnya tak kentara terlihat. Sayangnya, begitu tiba di sana banyak bisik-bisik yang tak enak didengar. Sekalipun Andra sudah berusaha menutupi, Reisa tetap saja menjadi down. Akhirnya setelah mengambil makanan, mereka bergegas pulang tanpa banyak basa-basi dengan yang lain. Suasana perjalanan pulang kali ini berbeda dari keberangkatan tadi pagi. Wajah Reisa cemberut dengan mata yang berkaca-kaca. Aibnya sudah tersebar. Itulah yang membuat wanita itu kembali berkecil hati. Padahal relasi Andra adalah orang-orang asing yang tak dia kenal. Mungkin karena perutnya yang sudah kelihatan sementara status lelaki itu yang masih bujangan. SEjak awal mereka sudah sepakat akan menikah setelah anak itu lahir. Andra merasa tak enak hati, karena dia yang memaksa ikut. Sedangkan Reisa memilih untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Benih Haram Sahabatku   Dimas

    Beberapa bulan kemudian. Setengah berlari lelaki itu memasuki rumah sakit. Satu jam yang lalu, penerbangannya mendarat mulus di tanah air. Negara tercinta yang beberapa bulan ini ditinggalkannya. Tidak ada bagasi, hanya sebuah tracker yang diletakkan di kabin yang dia bawa. Itu juga berisikan pakaian seadanya. Telepon dari mamanya yang mengabarkan bahwa papanya yang masuk rumah sakit karena serangan jantung, membuat lelaki itu segera pulang tanpa berpikir panjang. Dia rela meninggalkan semua pekerjaan yang ada di sana.Lelaki itu memang gagah sekali, walaupun hanya memakai kaos dan celana jenas. Di tambah kacamata yang membingkai wajah, maka tampak sempurnalah dia. Banyak wanita yang menoleh dan bertanya-tanya saat melihatnya. "Mengapa si ganteng ini berlari-lari di lorong rumah sakit?""Ini artis, ya? Kok macho banget sih.""Apa Oppa Min Hoo lagi nyasar? Siapa juga yang dibesuknya di rumah sakit ini."Lelaki itu tak melihat ke kanan dan kiri, sampai tak menyadari saat bahunya ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Benih Haram Sahabatku   Peringatan

    Setelah selesai periksa, mereka memilih untuk makan di kantin rumah sakit. Reisa sudah kelaparan jika harus menunggu pulang atau makan di luar. Sehingga, dua mangkuk soto kini tersaji di meja. Juga, ada bakso, sosis bakar, kentang goreng, dan segelas besar es jeruk. Andra hanya mengusap dada ketika melihat pesanan sebanyak itu. Dia tak menyangka jika sang istri akan menghabiskan semua dalam sekejap. "Lu yakin mau lahiran di sini?""Aku udah cocok sama dokter Andini.""Rei, ntar kalau adek lahir, lu maunya kita gimana?"Andra memberanikan diri untuk bertanya. Berbulan-bulan dia memendam rasa galau tentang masa depan mereka. Mungkin sekarang adalah saat yang tepat untuk menanyakan itu."Aku belum tau." Reisa menatap Andra dengan lekat. Sejujurnya dalam hati, ada sedikit rasa yang mulai tumbuh untuk laki-laki itu. Namun, bertemu dengan Dimas tadi membuatnya meragu.Pertemuan mereka tadi mungkin merupakan takdir Tuhan. Namun, bisa menjadi sebuah pilihan hidup atau cobaan yang baru. Dim

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Benih Haram Sahabatku   Harinya Tiba

    Paviliun Gemma, lantai tiga kamar nomor tiga nol lima, dua hari pasca persalinan.Pintu kamar tempat Reisa dan bayinya dirawat terbuka. Mereka keluar ruangan dan bersiap-siap untuk pulang. Selama persalinan di rumah sakit, dia ditemani banyak orang, termasuk Sarah.Dalam kondisi seperti ini, keluarga memang tempatnya pulang. Selama ini mereka mungkin sibuk dengan aktivitas masing-masing dan jarang berkirim kabar. Sehingga mungkin silaturahmi menjadi sedikit renggang. "Mau pulang ke mana ini, ke rumah papa atau ke rumah Andra?" Wisnu bertanya saat melihat putrinya kebingungan menentukan pilihan."Ke rumah ... papanya adek," jawab Reisa malu-malu. Suaranya lirih bahkan hampir tak terdengar. Andra tertawa kecil. Kini laki-laki itu tahu bahwa dialah pemenangnya. Mereka saling berpandangan kemudian tersenyum. Wisnu mengangguk dan menepuk bahu Andra dengan cukup keras lalu berpesan. "Jaga Reisa baik-baik ya, Ndra. Om percaya padamu." Andra mengangguk, mengiyakan dan menyanggupi apa yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Benih Haram Sahabatku   Mengulang Hari Itu

    Dua pasang mata itu saling bertatapan. Tidak ada rasa ragu dalam hati mereka. Momen inilah yang paling ditunggu oleh semua orang. Terutama untuk kedua calon pengantin. "Ananda Andra Hardian. Aku nikahkan dan kawinkan engkau, dengan putri kandungku Reisa Andriana dengan mas kawin sebuah cincin emas ... tunai.""Saya terima nikah dan kawinnya Reisa Andriana binti Wisnu Anggara anak kandung bapak, dengan mas kawin sebuah cincin emas tunai!" Dalam satu tarikan napas, susunan kalimat itu lancar Andra ucapkan saat menggenggam erat tangan Wisnu. "Gimana para saksi? Sah?""Sah!"Begitulah para saksi berkata. Semua orang mengucap syukur atas kelancaran ijab kabul hari ini. Para keluarga bahkan berkumpul untuk menyaksikannya. Setelah bayi mereka lahir, semua telah menyetujui bahwa mereka akan menikah. Tempat pelaksanaanya telah disepakati yaitu di rumah yang ditempati sekarang agar si bayi tidak rewel karena harus beradaptasi dengan suasana baru. Rendra Putra. Itulah nama yang diberikan un

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24

Bab terbaru

  • Benih Haram Sahabatku   Ending Extra Part

    Andra benar-benar gelisah. Sejak kamarin perasaan lelaki itu tak menentu. Dia bahkan tak berselera makan. Semakin dekat hari pernikahan Reisa, mereka bahkan tak bertemu sama sekali. Sahabatnya itu sempat mengangkat teleponnya. Namun tak lama, katanya masih sibuk mempersiapkan acara.Andra meminta untuk video call dan Reisa mengabulkannya. Namun, saat berbincang, raut wajah gadis itu tak seperti biasa. Sebelum ada Bimo, Reisa masih sama seperti dulu. Bersikap hangat dan bersahabat. Namun, semua berubah ketika sang pujaan hati memiliki pengawal sendiri. Andra bahkan tak dilibatkan apa pun dalam persiapan pernikahan Reisa. Padahal lelaki itu bersedia jika direpotkan. Lelaki itu bagai tak dianggap sama sekali. Dan itu membuat Andra kecewa. "Den Andra gak makan? Inah masak enak, loh."Inah menegur tuannya. Sejak pulang tadi Andra tak menyentuh hidangan yang dimasaknya sama sekali. Hal itu membuatnya heran.Biasanya Andra akan lahap setiap melihat sajian di meja makan. Maklum, sejak ke

  • Benih Haram Sahabatku   Merasa Indah

    Reisa turun dari tangga dengan langkah anggun. Hal itu membuat Dimas terpana. Lelaki itu menelan ludah akan hasratnya yang muncul saat melihat sang kekasih.Sudah beberapa kali Dimas mengajak Reisa bermesraan. Namun, gadis itu menolak secara halus. Reisa yang lahir dan besar di kota kecil, memang selalu dituntut untuk menjaga diri.Hal itulah yang membuat Dimas kesal, lalu melampiaskannya kepada wanita lain. Hanya untuk bersenang-senang dan bukan cinta. Namun, kebiasaannya ini sudah terjadi sejak lama, dari mereka sama-sama kuliah. "Sudah siap?"Suara Wisnu memecah keheningan. Reisa menoleh ke arah papanya, lalu mengangguk. Gaun yang dia pakai kali ini berwarna silver dengan model sederhana. Gadis itu tak memakai perhiasan berlebihan. Hanya sepasang anting mutiara yang menambah keanggunannya. "Siap, Papa," jawab gadis itu senang.Wisnu menatap putrinya dengan bangga. Reisa tak hanya berprestasi di sekolah, tetapi bekerja dengan baik di kantornya. Apalagi setelah bertunangan dengan

  • Benih Haram Sahabatku   Mencuri Kesempatan

    Bimo memarkir mobilnya di sebuah gedung bertingkat. Dimana Reisa berkantor di perusahaan milik papanya. Siang ini Bimo akan mengantar Reisa makan siang, karena gadis itu ingin mencoba menu baru di sebuah restoran. "Hai, Bim."Reisa menyapa Bimo dengan ramah. Walau di hatinya ada rasa risih jika harus berdekatan dengan orang baru. Apalagi lelaki itu anak menemaninya sepanjang waktu hingga hari pernikahan tiba."Siang, Mbak Rei.""Kamu udah makan?" "Sudah, Mbak," jawabnya pendek. Tadi sebelum ke sini, Bimo mampir di sebuah tempat makan untuk mengisi perut. Selama Reisa bekerja, lelaki itu tak boleh mengikuti. Sehingga job desknya sekarang lebih ke supir pribadi. "Kalau gitu jalan."Setelah menutup pintu mobil Reisa menarik napas panjang dan meletakkan tasnya di samping. Dia mengambil ponsel dan mengabari Dimas bahwa akan makan siang.Reisa merasa hidupnya sekarang dikekang. Namun, dia hanya menuruti apa maunya Dimas demi kebaikan bersama. "Mau ke mana kita ini?" Bimo bertanya. Me

  • Benih Haram Sahabatku   Bimo

    Hari itu, Dimas membawa Reisa bertemu dengan seorang lelaki, saat menjemputnya sepulang dari bekerja. Dia mempunyai rencana untuk melindungi sang kekasih. Dari orang-orang yang berniat jahat dan dari Andra tentunya.Ini tak bisa dibiarkan. Pembicaraannya kemarin dengan Andra membuat Dimas cemas. Dia khawatir jika lelaki itu nekat dan benar-benar akan menggagalkan pernikahan nereka. "Rei, kenalin. Ini Bimo." Reisa menjabat tangan Bimo. Jika diperhatikan dengan jeli, tampilan fisik Bimo mirip seperti orang yang pernah mendapat pendidikan militer. "Siapa ini?"Mata Reisa penuh tanya, tapi tak berani menduga. Entah apa maksud Dimas memperkenalkan lelaki ini kepadanya. "Bimo ini tadinya kerja di kantor papa. Tapi mulai sekarang dia bakal jadi supir pribadi sekaligus ngejagain lu." Dimas menjelaskan dengan pelan agar Reisa mau menerima. Dia tahu jika bicara dengan kekasihnya ini harus penuh dengan kelembutan.Reisa selalu diperlakukan baik oleh orang tuanya. Namun, hal itu menjadikanny

  • Benih Haram Sahabatku   Dimas

    Pintu ruangan Andra terbuka. Sesosok lelaki gagah masuk dengan santainya tanpa permisi."Sibuk?"Dimas tampak santai saat bertamu, menganggap Andra tidak akan berani melawannya."Gak juga. Jadi masih punya waktu buat Reisa," sindir Andra.Suasana menjadi tegang. Andra bahkan enggan meninggalkan kursinya. Lelaki itu bahkan tak mempersilakan Dimas duduk. Sehingga tunangan Reisa itu masih berdiri di hadapannya. "Gak usah nyindir gue," ucap Dimas sembari tersenyum mengejek."Gue cuma bicara fakta."Dimas terkekeh, lalu menatap Andra dengan sinis. Pandangan matanya begitu tajam. Namun, justru menambah ketampanannya. Wajar jika Reisa jatuh dan cinta setengah mati kepada lelaki itu. "Lu tadi makan siang sama Reisa?" Andra berhenti mengerjakan laporan, lalu meletakkan mouse yang sedari tadi setia menemani."Iya. Kenapa?" jawab Andra singkat. "Sering banget kayaknya.""Soalnya cuma gue yang bisa nemenin. Lu gak ada gunanya jadi tunangan," ucap Andra sarkas.Dimas mengepalkan jari. Amarah b

  • Benih Haram Sahabatku   Bujuk Rayu

    Panggilan telepon masuk, Andra segera mengambil ponselnya. Reisa is calling."Ya, Rei? Apaan?" Andra menutup laptopnya dan menjawab telepon. Laporan sedang banyak yang harus dikerjakan hari ini. Dia sedang fokus menyelesaikannya sedari pagi, saat tiba di kantor. "Ndra. Temenin aku makan siang, dong. Aku sendirian nih." Terdengar suara syahdu wanita di seberang sana. Si pemilik suara adalah seorang wanita cantik, mungil dengan rambut panjang tergerai. Bulu matanya lentik dengan suara manja. "Dimas mana?" Nada suara Andra terdengar malas. Selalu begini, hampir setiap hari terjadi dan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Sekalipun status Reisa adalah tunangan dari orang lain. Namun, Andra lah yang selalu menemani. "Lagi meeting sama klien. Dia gak sempet nemenin aku katanya. Tadi barusan aku telepon. Kamu mau kan, Ndra?"Suara manja Reisa kembali terdengar. Wanita itu berusaha membujuk dan merayu sahabatnya. Andra menarik napas panjang. Entah sudah untuk yang ke berapa kalinya i

  • Benih Haram Sahabatku   Persahabatan

    "Andra! Balikin buku aku." Reisa berlari mengejar seorang anak lelaki seusianya. Napasnya gadis itu terengah-engah. Sedari tadi dia berusaha, tetapi si target malah makin menjauh. Sedangkan sosok yang dikejar itu malah bersorak senang karena berhasil menggodanya. "Ambil kalau bisa!" Andra mengangkat tangan ke atas dan melambaikan buku itu. Tentu saja Reisa tidak bisa menjangkau karena tubuhnya mungil dan tak sampai sebahu lelaki itu."Kamu usil banget sih, Ndra." Tangan mungil Reisa berusaha menggapai tetapi tak sampai. Gadis itu mencoba lagi hingga akhirnya menyerah."Lu bantet sih, Rei. Makanya makan yang banyak. Tumbuh itu ke atas, bukan ke samping."Sudah menjadi kebiasaan Andra mengolok-olok Reisa. Gadis itu juga tidak pernah marah. Bukankah jika bersama sahabat, kamu bisa lepas menjadi diri sendiri. Bahkan semua kekuranganmu dia bisa memakluminya. "Kamu kalau mau nyontek bilang aja napa? Gak usah pake' ngambil buku aku."Reisa berhenti berlari dan duduk lemas sembari menyek

  • Benih Haram Sahabatku   Cinta Dalam Hati

    Sudah satu jam Andra menunggu, tapi Reisa belum turun juga.Melihat Andra yang sedari tadi gelisah, akhirnya Wisnu mengizinkan lelaki itu menyusul ke atas. Andra bergerak cepat, nenyusul Reisa di kamarnya. Lelaki itu hanya menunggu di luar pintu dan tak berani masuk. Sedekat apapun mereka, dia masih tahu batas."Cepetan, Rei! Rempong amat nih cewek." Andra mengetuk-ngetuk pintu kamar gadis itu."Berisik banget. Apaan?"Pintu terbuka.Mata Andra terbelalak mendapati sosok yang sedang berdiri dihadapannya. Reisa terlihat sangat anggun dengan dress kasual serta dandanan yang natural. Rambut panjangnya di gelung ke atas. Andra menelan ludah. Dalam hatinya berkata, bidadari ternyata di bumi juga ada. "Kenapa kamu, Ndra?" Gadis yang ditatap mesra itu begong, tak mengerti sinyal cinta di mata Andra rupanya. "Eh, gak apa-apa."Andra membuang muka sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajah lelaki itu bersemu merah. Kenapa dia jadi nervous begini.Reisa memang jarang berdandan. Gadi

  • Benih Haram Sahabatku   Extra Part: Pertemuan Pertama

    Brugh!"Auw!"Seorang gadis berteriak saat tubuh mungilnya terbentur sesuatu yang keras, sehingga membuatnya terjatuh. Darah mengucur dari lutut yang mulus itu. Sementara itu, sang lawan masih tetap berdiri kokoh bahkan tak bergoyang sedikit pun. "Kamu gak apa-apa?""Perih ...."Gadis itu meringis kesakitan. Lututnya menghantam tembok sekolah. Keras dan masih terasa denyutnya. Tak lama lagi sepertinya akan menimbulkan luka lebam yang kebiru-biruan."Sini, gue bantuin."Gadis itu menyambut uluran tangan yang diarahkan kepadanya."Maaf ya, gue ga sengaja." Anak lelaki itu tersenyum. Ada rasa bersalah di dalam hatinya. "Iya, engga apa-apa, kok." Senyumnya terukir, membalas senyuman anak lelaki itu. "Wah berdarah gitu. Ayo kita ke UKS. Minta diobatin lukanya. Kasian lu."Anak lelaki itu menarik tangannya, tetapi ditepiskan. Gadis itu tidak mau bersentuhan karena masih malu. "Gak usah. Biarin aja, cuma luka kecil kok. Nanti aku bersihin di toilet juga bisa."Gadis itu tidak mau merepot

DMCA.com Protection Status