Share

BAB 150

Penulis: Wijaya Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-04 23:10:41

“Baik, Tuan Muda,” jawab suster saat bantuan yang dia lakukan untuk Aiden itu mendapat penolakan.

Suster yang biasa membantu Ara itu memundurkan diri, mengurungkan niat yang sebelumnya hendak membantu Aiden dan berakhir mendapat penolakan. Beralih menuju ke meja Ara, dia pun memilih untuk menunggu Arra yang masih terlihat sedang berbincang dengan Marissa.

“Tante, aku sangat senang memasak. Nanti jika Mommy datang, Ara akan bilang sama sama Mommy jika Ara sangat pandai memasak. Ara juga akan buatkan puding khusus untuk Mommy.”

Ara mengucapkan semua keinginannya itu kepada Marissa. Mengabaikan, sikap canggung yang langsung yang membuat wanita yang semula terlihat jelas binar bahagianya itu menjadi pias.

“Tentu dong. Ara bisa buatkan masakan apapun nanti untuk Mommy. Tapi, mommy kembali kan belum tahu. Jadi lebih baik untuk saat ini kamu belajar memasaknya buat Omah saja,” sela Riana yang tersadar akan situasi yang terjadi di meja makan itu.

Aiden, si anak pendiam yang sejak tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Ernii
awas Daren. jangan biarin Ara terlalu dekat sama Marisa. ntr posisi Danisa tergeser loh..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 151

    “Daddy yang akan antar kau ke sekolah.”Daren yang mendapati rencana Marissa yang hendak mengantar anak-anaknya ke sekolah itu pun menyela. Karena memang hari ini dia sudah berencana untuk mengantarkan kedua buah hatinya itu berangkat ke sekolah sebagai penebus kesalahan beberapa hari dia yang terlalu sibuk, hingga kehilangan waktu untuk bersama dengan kedua buah hatinya tersebut.Aiden masih dengan sikap tenaganya, sama sekali tidak peduli siapa pun yang akan mengantarkannya ke sekolah. Baginya, tiba di sekolah tepat waktu adalah hal yang jauh lebih penting bagi hidupnya. “Yah, Dad. Ara ingin tante Marissa yang antar Ara ke sekolah. Ara akan tunjukkan pada semua teman-teman Ara, jika Ara memiliki tante cantik yang bisa Ara banggakan pada mereka selain Mommy yang tak kunjung kembali,” sergah Ara yang bersikukuh agar Marissa tetap mengantarkannya ke sekolah. Ara telah memiliki rencana yang tiba-tiba muncul dalam benaknya saat dia mendengar rencana Marisa yang hendak mengantarkannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 152

    Ara sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil Marisa, sedangkan wanita yang diajaknya untuk berangkat bersama masih berjalan menuju ke mobilnya. Dalam hati, Marissa tentu sangat bahagia sekali ketika harus mendapatkan dukungan dari Ara yang mampu membuat Daren tidak mampu berkutik sama sekali, selain menuruti apa yang diminta oleh gadis kecil tersebut. Riana yang mendapati situasi di depan matanya itu pun memiliki sedikit harapan agar Daren mulai berpikir untuk membuka pintu hatinya demo kedua buah hatinya itu. Bukan dia tidak mendukung jika Danisa akan kembali nantinya dalam kehidupan anak dan kedua cucunya. Melainkan Riana yang sudah tidak berharap jika Danisa akan kembali lagi dalam kehidupan mereka. Fakta yang terjadi jika sudah empat tahun lebih wanita yang pernah ia sayang sebagai seorang menantu itu pergi begitu saja tanpa meninggalkan kabar apa pun sejak kepergiannya. Jadi, bukan hal yang salah jika Riana memiliki harapan untuk orang-orang tersayangnya saat ini. Sebagai

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 153

    Ara yang begitu semangat bersekolah itu segera membuka pintu mobil Marissa yang baru saja berhenti. Ternyata anak itu sudah sangat tidak sabar, saat dia ingin menunjukkan pada semua teman-temannya jika harinya ini berbeda dengan biasa yang dia lalui sebelum sebelumnya. “Hati-hati, Sayang. Kau sungguh sudah tidak sabar ya,” pesan Marisa yang melihat tingkah tidak sabar yang dilakukan oleh Ara tersebut. “Tante Cantik, cepat! Aku sudah tidak sabar untuk ke kelas hari ini,” jawab Ara tak kalah antusias dari sebelum dia tiba di sekolah. Marissa terkekeh pelan, dia menggelengkan kepala saat mendapati sikap Ara yang begitu berlebihan itu. “Iya, Sayang.” Marisa segera menutup pintu mobilnya, dia menuju di mana Ara sedang menunggunya. Daren dan Aiden pun sudah tiba tak lama setelah Marisa memarkirkan mobilnya. “Sayang. Kau harus pamit dulu sana Daddy-mu,” ujar Marissa. Dia tidak ingin membuat kesalahan, makanya Marisa meminta Ara untuk pamit lebih dulu pada Daren dan Aiden yang terliha

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 154

    “Bunda, kita rencana outing class minggu depan apa sudah diselesaikan semuanya?” Tanya Bu Elisa pada Danisa yang sedang duduk di balik meja kerjanya. Danisa yang tengah fokus pada layar monitor di hadapannya itu pun mendongak. Menatap ada salah satu guru yang bekerja di Yayasan Pendidikan yang dikelola olehnya tersebut.Bu Elisa melangkahkan kaki dan duduk di kursi tunggal yang ada di depan meja kerja sang atasan.Danisa yang tersadar jika dia melupakan schedule yang seharusnya sudah siap itu pun menghela nafas beratnya. “Astagfirullah.” Danisa yang baru tersadar itu pun menatap tak percaya pada karyawannya itu. Bagaimana bisa dia melupakan jadwal penting yang seharusnya sudah siap dalam waktu sangat mepet ini. Kesibukan yang dilakukan olehnya selain harus mengelola yayasan yang dia miliki Dan Danisa pun memiliki beberapa cabang toko kue yang sedang berkembang pesat, dengan Maya yang membantu pengelolaan langsung saat Danisa fokus di Yayasan yang tidak ingin dia tinggalkan. Ya, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 155

    “Maaf, Bunda Nisa. Saya sungguh tidak tahu jika hari itu anda akan menggunakan pelayanan kami untuk mengantar anak-anak pekan depan. Karena saya yang belum mendapat schedule dari bawahan saya,” ujar pria yang berada di seberang panggilan yang sedang Danisa lakukan saat ini. Danisa yang mendengar kabar jika hari yang telah dia tetapkan tidak ada bus yang kosong sesuai permintaan dia sebelumnya itu pun mendesak kecewa. “Pak, tapi saya kan sudah pesan awal tahun sebelumnya. Dan ini kali pertama saya harus kecewa, hanya karena kelalaian yang telah saya lakukan karena belum menjawab ulang demi memastikan pada tim Bapak,” kata Danisa dengan putus asa. Dia sedang dilema, karena dalam waktu yang begitu mepet. Danisa harus mendapatkan bus pariwisata terbaik yang bisa membawa anak-anak didik untuk melakukan kegiatan yayasan miliknya itu. “Saya minta maaf, Bunda. Mereka sudah melakukan pelunasan pada pihak kami. Jadi, tidak mungkin juga bagi pihak kami untuk membatalkan kerja sama tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 156

    “Ehem.”Restu berdehem pelan, mengurai kecanggungan yang terjadi antara dirinya dan juga Danisa. Dia yang memang mengagumi sosok Danisa. Wanita penyayang, penuh kelembutan yang berhasil mencuri perhatiannya sejak kedekatan anak semata wayangnya itu terjadi pada wanita yang ada di hadapannya itu. “Saya minta maaf. Saya sama sekali tidak memiliki maksud lain padamu,” terang Restu. Dia berusaha mengurai rasa canggung yang tengah Danisa rasakan padanya itu karena tatapan memuja yang tidak sengaja lakukan tersebut. Danisa yang mendapati kalimat permintaan maaf Restu padanya itu pun kembali berusaha menetralkan diri. Menghempas perasaan tak nyaman yang sebelumnya sempat menghampiri dirinya itu. “Tidak apa. Saya hanya sedikit tidak nyaman saja.” Kata Danisa dengan senyum ramah yang kembali menghias wajahnya. Senyum yang biasa Restu lihat, saat wanita di hadapannya itu berbicara pada orang lain “Terima kasih. Sungguh, aku minta maaf dan ada maksud apa pun padamu, Danisa,” jelas Restu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 157

    Restu yang mendapati pertanyaan dari putrinya, Claudia menoleh ke arah Danisa yang tengah tersenyum dengan tatapan lembut yang ia berikan pada gadis kecil yang sedang berminat pada ayahnya tersebut. Dia menatap penuh tanda tanya ke arah Danisa terkait tentang pertanyaan yang dilakukan oleh Putri kesayangannya tersebut untuknya itu.“Ehm. Apa benar itu Bunda Nisa?” tanya restu kepada wanita yang sedang berdiri tak jauh darinya. Danisa mengalihkan tatapannya pada Restu. Dia yang masih dengan senyum hangatnya itu pun mengangguk pelan atas jawaban yang dia berikan pada pria itu. “Iya, benar. Memang minggu depan ada acara outing class.” Danisa tidak langsung melanjutkan kalimatnya. Dan keraguan pada diri wanita itu terlihat begitu jelas. Restu tidak ingin memaksa. Dia mengalihkan tatapan matanya pada putri tercintanya, bersamaan senyum hangat yang sedang ia berikan. “Sayang, kamu tunggu ayah di tempat permainan ya,” pinta pria itu membujuk sang putri karena dia ingin bicara hal yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 158

    “Macan Ternak,” kata Danisa pada Restu. “Yah, tepat! Saya akan mendapat julukan Bapak tampan antar anak nanti yang ada,” kata Restu menjelaskan pada Danisa. Keduanya pun tergelak bersama, terlihat jelas keakraban yang terjalin antara Danisa dan juga Restu tentunya. Dari kejauhan, seorang wanita paruh baya tersenyumm lembut penuh kelegaan. Saat melihat interaksi yang dilakukan oleh Restu bersama dengan Danisa. Keduanya saling bercakap satu sama lain, Danisa juga tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah Restu berikan untuknya. Hingga sapaan dari seseorang memecah keakraban antara Restu ,dan juga Danisa. “Nak Restu, Danisa,” panggil Ibu Danisa. Wanita yang tubuhnya sudah tidak sekuat wanita lainnya itu mendekat dengan senyum tulus menghias pada wajahnya yang sudah mulai renta oleh usia dan penyakit yang dideritanya. Restu dan Danisa menoleh, mendapati wanita yang keduanya hormati tak jauh dari mereka berdiri. “Ibu,” ujar Restu, dengan penuh kesopanan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23

Bab terbaru

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 225

    Siang itu, mendadak suasana rumah sakit menjadi mencekam.Darren sudah keluar dari dalam ruang perawatan Rinaldi, ayahnya. Namun belum sempat Riana yang baru saja akan menghampiri putranya dan ingin bertanya tentang apa yang dilakukan Daren di dalam sana sudah dibuat terkejut dengan beberapa perawat yang saling berlari menuju ke ruang Reynaldi dengan tatapan mata yang terlihat panik.Bukan hanya Riana yang terkejut, Danisa pun ikut merasa panik dengan kejadian nyata yang saat ini dilihatnya.Lewat sorot matanya Ia pun bertanya pada Riana dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Renaldi di dalam kamar perawatannya.Detak janur Riana berpacu kencang saat melihat para petugas medis berlarian yang tak lama diikuti oleh dokter pribadi Renaldi yang menangani langsung pria tua itu.“Apa yang terjadi?” Entah pada siapa Riana bertanya sebab Danisa dan Daren pun tidak mengerti dengan apa yang terjadi.Danisa mendekat ke arah Riana memeluk perempuan itu dengan maksud ingin menguatkan ji

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 224

    Suasana ruang yang didominasi oleh warna putih itu begitu hening. Sambutan yang kini didapat oleh seorang pengusaha muda yang bernama Daren Raynaldi. Ya, dia sangat membenci nama Reynaldi yang begitu sangat dirinya benci. Daren begitu membenci nama itu. Sebab nama tersebut adalah nama dari pria yang memiliki aliran darah sama dalam tubuhnya. Nama yang begitu sangat dibencinya, sebab pria yang tak lain adalah ayahnya sendiri telah menorehkan luka yang begitu dalam untuk dirinya selama ini. Kini, dia dapat melihat penderitaan dari pria yang tak ingin ditemui olehnya itu. Pria yang sangat dibenci oleh Daren, kini tergeletak lemah tak berdaya. Bahkan, dirinya yakin untuk sekedar membuka mata pria itu tak akan mampu melakukannya. Daren masih berdiri di tempatnya, setelah dirinya usai menutup pintu ruang perawatan khusus yang hanya ada satu ranjang beserta pasien serta seluruh alat yang menempel dalam tubuh pria yang sudah sangat lemah tak berdaya. Ya, pria angkuh dan sombong itu sudah

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 223

    Seperti yang Darren katakan kepada Danisa yang meminta untuk ditemani. Kini, keduanya sedang berada di dalam mobil menuju ke sebuah tempat yang Danisa sendiri pun belum mengetahui. Iya, Danisa belum bertanya pada sang suami sebab setelah darah mengajak dia harus disibukkan dengan mengurus kedua buah hatinya yang kemudian mengantar Ara dan Aiden menuju ke tempat sang nenek.Setiba di sana, kedua anak kembar itu pun langsung turun dari mobil. Sebab tak sabar untuk bermain bersama nenek dan tantenya.“Mom dan daddy nggak usah anterin arah ke dalam. Nanti biar Ara yang bilang sama nenek jika Mommy dan Deddy akan pergi.”Ara yang sudah tidak sabar itu meminta ayah dan sang ibu untuk segera berlalu dari kediaman sang nenek. Tetapi Danisa tak langsung mengiyakan, sebab dia pun ingin bertemu dengan sang Ibu dan meminta izin untuk menitip kedua buah hatinya di sini.“Mommy mau bertemu nenek dulu, Princess. Nanti setelah ketemu nenek baru Mommy dan Deddy akan berangkat.”Danisa tersenyum lembut

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 222

    “Apa kamu sibuk hari ini?” tanya Daren tiba-tiba saat subuh dan keduanya sedang berada di atas ranjang saling berpelukan satu sama lain. Danisa yang berada dalam dekapan hangat suaminya itu mendongak. Menatap penuh tanya pada sang suami akan maksud yang hendak Daren katakan kepadanya itu. “Kenapa?” tanya Danisa, balik bertanya ingin memastikan jika Daren ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat. Daren membalas tatapan sang istri. Memberikan usapan lembut ke lengan Danisa setelah aktivitas panas malamnya telah berlangsung. Keduanya tak langsung tidur setelah melakukan ibadah subuhnya. Saling mendekatkan diri, dan Danisa tak ingin banyak tanya atau berbicara kecuali jika itu urusan kedua buah hatinya. “Temani aku,’ ucap Daren singkat, tak langsung memberitahukan tujuannya ke mana akan pergi mengajak wanitanya. “Aku akan temani, jika kamu butuh aku. Tak perlu bertanya,” jawab Danisa, merekahkan senyum manisnya dan kembali mengeratkan dekapan hangat yang Daren berikan untuknya. Daren

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 221

    “Jangan bicara begitu sama mama,” kata Danisa minta agar Daren mampu meredam emosi pada sang mama.DADanisa tak ingin melihat hubungan ibu dan anak itu menjadi renggang. Sebab, dia tahu seberapa besar rasa sayang dan pengorbanan Riana yang begitu besar dalam membesarkan Daren dulu. Daren tak menjawab, pria itu masih diam merasakan sentuhan lembut dari Danisa yang memeluk dirinya dari belakang tubuh tegapnya itu. “Mama akan sedih, jika kamu berkata kasar padanya. Bukankah selama ini kau selalu memperjuangkan kebahagiaan mama,” lanjut Danisa mengingatkan pada suaminya. Perjuangan yang Daren lakukan untuk mamanya begitu besar. Hingga dia mampu melawan ego menikah demi bisa memberikan cucu yang selalu dituntut oleh mamanya dulu. Daren menarik nafasnya dalam-dalam. Kemudian membuangnya secara kasar sebelum akhirnya membuka suara menjawab setiap kalimat yang terucap dari wanitanya itu. “Kau tak mengerti,” jawab Daren singkat. “Aku tahu, Daren,” bela Danisa untuk dirinya sendiri, yang

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 220

    Riana menghentikan langkah kakinya saat Daren menyebut kata ‘tua bangka’. Riana berpikir, mengapa Daren bisa mengetahui rahasia yang masih dijaga olehnya dengan begitu baik. Dia pun berpaling, menatap Daren yang sedang berusaha menahan amarah. Riana tahu, jika Daren tidak akan meluapkan amarahnya di hadapan anak-anaknya. Riana sudah menyiapkan segala sesuatu untuk segala kemungkinan yang akan terjadi jika Daren akan marah kepada dirinya. “Kau tak boleh bicara seperti itu Daren,” tegur Riana dengan nada rendahnya sebab tak ingin menunjukkan perdebatan yang akan berlanjut kemarahan putranya tersebut. Daren diam, tak langsung menjawab apa yang dikatakan oleh ibunya itu kepadanya. “Sejak kapan Mama berhubungan lagi dengannya?” tanya Daren dengan suara dinginnya. “Dan untuk apa mama menemui tua bangka itu lagi. Itu sebabnya mama tak mau kembali lagi ke Singapura dan memilih menetap di sini.” Daren masih tak menunjukkan sikap ramahnya. Danisa yang semula bersiap menghidangkan sarapan d

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 219

    Pagi di kediaman rumah Daren terasa begitu berbeda seperti hari-hari biasanya. Danisa pagi-pagi sudah bangun dari tidurnya membantu pelayan yang bekerja di rumah mewah Daren itu untuk menyiapkan sarapan keluarga kecilnya.Beberapa kali pelayan meminta agar Danisa beristirahat. Tentu saja mereka tahu jika pengantin baru harus memiliki banyak waktu luang dan kebersamaan terlebih rumah tangga mereka yang terpisah lumayan lama.Akan tetapi, larangan yang dilakukan oleh pelayan untuk Danisa itu diabaikan oleh Danisa. Dia ingin sekali menyiapkan sarapan untuk kedua buah hatinya dan juga suaminya, maka dari itulah dia menyempatkan untuk pergi ke dapur dan membuatkan sarapan khusus untuk keluarga kecilnya.“Saya khawatir jika tuan dari nanti bangun akan menegur kami, Bu,” tutur wanita yang usianya jauh lebih tua dari pelayan lain yang bertugas menjadi ketua pelayan di rumah mewah itu.Indonesia menoleh, dia tersenyum hangat kepada wanita paruh baya yang begitu ramah sejak kedatangannya di rum

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 218

    “Mama pergi dulu ya, kalian lanjutkan dulu sarapannya.” Riana mengakhiri sarapan paginya, di saat anggota keluarganya yang lain pun baru saja akan memulai.Kemudian dia beralih menatap kepada Ara yang sedang menggigit roti di tangannya.“Princess, Oma. Nanti kamu berangkatnya sama Mommy saja ya. Oma minta maaf, sebab tadi sudah janji akan antar Ara ke sekolah pagi ini seperti kemarin,” lanjut Riana berkata kepada Ara sebab dirinya tak bisa mengantarkan sang cucu sebelumnya. Sejak Daren tidak ada di rumah dan tak bisa mengantarkan kedua buah hatinya untuk bersekolah. Sejak saat itulah Riana yang selalu antar jemput bersama suster Ara dan juga sopir yang memang ditugaskan untuk mengantar jemput kedua buah hati Daren dan Danisa tersebut.“Ara nggak mau sekolah. Ara Mau di rumah saja bersama Mommy. Ara rindu sekali dengan Mommy. Hari ini, maka Ara akan menghabiskan waktu bersama Mommy. Dan Ara tak akan membiarkan Daddy mengganggu waktu kami.”Anak perempuan itu seperti sedang balas den

  • Benih 20 Milyar CEO Dingin   BAB 217

    “Mommy!”Suara melengking yang Ara lakukan itu berhasil menusuk indera pendengaran Danisa dan Daren yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumah setelah dua hari mereka memutuskan untuk menginap sebab tidak ingin mendapat gangguan dari kedua buah hatinya. Ara berlari, menuju ke arah kedatangan sang Mommy dan Daddy-nya. Anak perempuan itu begitu tak sabar untuk berjumpa dengan sang ibu. Bahkan, saat mobil yang Daren kendarai baru saja berhenti di area halaman rumah dan pelayan yang menyampaikan jika Daren dan Danisa telah kembali itu membuat anak perempuan yang baru saja akan menuju ke meja makan itu tak menunggu lama. Dia langsung berlari menuju ke luar rumah untuk menemui sang Mommy yang sudah sangat dia rindukan beberapa hari ini.Tanpa menunggu, Ara segera memeluk Danisa penuh Kerinduan. Sedangkan Daren hanya menggeleng dengan tingkah yang dilakukan oleh putrinya itu. “Mommy rindu sekali dengan putri mommy yang cantik ini,” kata Danisa memeluk hangat Ara dipekannya. Ara yang m

DMCA.com Protection Status