Beranda / Romansa / Belongs To Mr Lehon / Mengumpat Wanita Tua

Share

Mengumpat Wanita Tua

Penulis: penuliskecil
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-10 08:47:54

Nesya tampaknya sangat merasa frustasi dengan masalah yang sedang ia alami. Rasa kesalnya tak bisa ia bendung. Ternyata, ia tidak pulang ke rumah dan hanya berjalan kaki hingga tanpa sadar jika malam telah tiba. Cahaya lampu jalan membuat ia sadar setelahnya.

Matanya menatap ke sekeliling dan sejenak mengistirahatkan kaki dan berhenti di depan bar milik Ben. Ia masuk lalu memesan beberapa botol minuman, memilih tempat paling sudut dan sepi. Ia ingin menghabiskan waktu di sana.

Beberapa saat kemudian, pemilik tempat itu datang untuk memeriksa keadaan dan memastikan jika Abi tak lagi bekerja di sana. Tatapannya tertuju pada Nesya yang tengah menyendiri di sana. Tekadnya ia bulatkan untuk menemui gadis itu.

Beberapa saat membujuk dan merayu, keduanya pun larut dalam obrolan. Tatkala berniat mendapatkan informasi tentang kejadian di malam itu, gadis itu malah terus membicarakan Lehon, lagi dan lagi tanpa adanya rasa lelah juga bosan.

Ben tak menyangka jika gadis ini akan sangat mencintai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Belongs To Mr Lehon    Manusia Toxic

    Sudah dua hari ini, Mery tidak mau makan. Ia benar-benar tidak mau menyentuh makanan setelah mendapat makian dari gadis itu. Pikirannya kacau, ia kesal namun tidak ingin menyakiti Kiara. Hal itu benar-benar menjadi rahasia bagi mereka bertiga dari Lehon."Nenek, kalau terus-terusan begini, siapa yang akan mengurusi perusahaan? Aku tidak mau terus-menerus melakukan pekerjaan dua orang. Aku ini bukan robot, belum lagi memikirkan keadaanmu." Tampaknya pria itu sudah mulai frustasi dengan beratnya kehidupan yang ia alami.Mery segera membalikkan badan agar tidak melihat keadaan cucunya yang bahkan datang untuk menjenguk dan masih membawa laptop untuk bekerja di sana."Aku bahkan nggak bisa makan dengan baik, tidur apalagi. Nenek masih mau sembuh apa gimana, sih?""Kamu mau nenek mati secepatnya?" Mery segera duduk dengan tegak setelah mendengar keluhan dari cucunya itu.Lehon tampak bingung. Sepertinya ia telah salah bicara dan sangat salah hingga membuat neneknya ini sekesal itu. Namun,

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Belongs To Mr Lehon    Membongkar Perasaan

    Nesya merasa kacau setelah ia berdebat dengan Kiara. Rasa bersalahnya tak bisa dibendung dan sangat ingin meminta maaf dengan segera. Toilet umum di rumahnya menjadi tempat nongkrong paling nyaman bagi Nesya. Selain tidak sering digunakan, juga bisa mencium masakan orang dapur karena jaraknya cukup dekat.Berbeda dengan kakaknya Lutri, ia lebih senang memasak ketika merasa pusing. Ia lebih baik menghabiskan waktu di sana dibanding berjalan-jalan atau shopping seperti wanita pada umumnya, termasuk juga Nesya.Gadis itu masih tak ingin keluar dari sana, apalagi setelah mendengar kakaknya mengeluhkan tentang video. Nesya buru-buru membuka ponselnya dan memeriksa galeri. Iya, dirinya tidak merasa pernah mengambil video ketika Lehon mencium Kiara.Lalu, video apa yang dimaksudkan oleh Lutri? Tatkala masakannya sudah selesai, wanita itu mengambil ponselnya dan memeriksa pesan terkirim pada Lehon yang ternyata sudah dibaca."Centang biru, artinya sudah dilihat, sudah dibaca artinya sudah dit

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • Belongs To Mr Lehon    Nama yang Membuat Muntah

    Nesya akhirnya tiba di kafe di mana Kiara bekerja. Ia duduk selama beberapa saat tanpa membuat pesanan. Semua orang merasa bingung dengan sikap itu, sehingga beberapa orang dari mereka pun mulai bertanya."Selamat sore, Kak. Ada yang bisa dibantu? Kenapa semua pelayan kami tidak dipedulikan? Mereka sudah bertanya sejak tadi.""Aku ingin bicara dengan Kiara. Aku merasa bersalah padanya. Tolong bawa dia ke mari dan akan kubayar kalian dua kali lipat gaji sehari ini," jawab Nesya masih dengan ketidakfokusan seolah ia sedang berkhayal."Kenapa Kiara semakin laris saja akhir-akhir ini?" gumam mereka yang segera memanggil gadis itu.Kiara tidak mau, ia malah menolak. Menolak untuk memastikan siapa yang ingin bertemu dengannya. Senyumannya hilang ketika teman-temannya bilang jika yang datang adalah seorang wanita.Berpikir jika itu adalah Mery yang mungkin telah sembuh, Kiara memilih fokus pada pekerjaannya yang masih banyak. Walau begitu, ia tetap fokus dan tetap setuju untuk diajak bicara

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Belongs To Mr Lehon    Pertengkaran Hebat Dua Saudari

    "Kamu habis ketemu siapa barusan?" tanya Lutri pada sang adik yang merasa malas dan belum puas akan apa yang ia lakukan.Sudah seminggu ini, Nesya mencari celah untuk bisa bertemu dan mengobrol dengan Kiara, namun usahanya selalu berhasil. Hal itu membuatnya sedikit frustasi dan tidak ingin mengobrol dengan siapapun."Kamu dengar kakak ngomong nggak, sih? Kamu tau akibatnya kalau pulang malam begini? Kamu mau kakak hukum?!" bentak Lutri menggunakan kekuasaannya sebagai seorang kakak."Apa sih, Kak?! Bisa diam tidak? Udahlah, urus diri sendiri aja. Aku nggak suka dengan kakak, malas, muak! Memangnya yang Kakak lakukan selama ini apa ada benarnya? Kakak yang nggak mau nganggap aku sebagai saudara di kantor, kakak yang jahat sama Kiara karena dia mendapat perhatian dari Pak Lehon, kakak yang mencuri foto itu dariku. Apa lagi, apa?!"Lutri terdiam membisu. Menatap ke sembarang arah sembari membuang napas dengan kasar. "Terus, maunya kamu apa?" tanya wanita itu melemparkan kaca matanya ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Belongs To Mr Lehon    Pengunduran Diri

    Dua hari berlalu, Kiara merasa heran sebab kehilangan keberadaan Nesya dan Lutri. Entahlah ke mana mereka. Namun, hal itu berhasil membuat semua orang bertanya-tanya dan dia lah yang menjadi sasarannya.Gadis itu tampak termenung ketika seseorang kembali bertanya padanya. "Aku tidak tau. Kalian semua kenapa bertanya pada—" Tatkala hendak protes, Lutri tiba-tiba datang dengan berkas bersamanya. Entah apa isinya.Ia berjalan melewati ruangannya, hanya menatap sekilas ke arah orang-orang yang padahal selama dua hari ini telah bertanya-tanya. Ia segera memalingkan pandangannya ketika Kiara menganga, hendak bertanya. Ia berjalan lurus lalu masuk ke ruangan Lehon.Wanita itu tampaknya telah ditunggu oleh sang general manager yang sedang memainkan pena nya. Tampak jika di sana ada Abi."Dari mana aja kamu, Lutri? Apa maksudnya tidak memberi kabar pada kami semua? Lihatlah semua pandangan ke arahmu sejak tadi. Kamu sudah menjadi seleb dadakan," ucap Lehon menyambut kedatangan wanita itu semb

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Belongs To Mr Lehon    Parasit

    Kiara berhasil membawa gadis itu masuk ke dalam apartemen yang segera ia istirahatkan di kamarnya. Ia berpikir jika Ben sama sekali tidak tahu sebab pria itu belum pulang. Sesungguhnya, ia cukup ragu untuk membawa Nesya pulang bersamanya. Namun, keadaan yang cukup mengkhawatirkan memaksa ia harus melakukannya."Makasih, Kiara. Maaf kalau selama ini aku udah jah—""Tidak, Nesya. Jangan bahas hal semacam itu untuk sekarang. Aku ambilin minum dulu buat kamu," potong Kiara yang segera berlalu dan masuk ke dapur.Ia menengok ke segala arah dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh Ben. Ia khawatir jika pria itu tahu perbuatannya."Ehem!" Deheman itu membuat Kiara kaget. Ia bahkan hampir melompat dari posisinya sekarang. "Kenapa kamu sekaget itu? Ada yang kamu sembunyikan?"Pertanyaan itu seolah membuat Kiara tersudutkan. Pertanyaan yang sangat ia khawatirkan malah keluar. "Iya. M-maafkan aku. Aku...""Kenapa kamu bawa dia ke sini? Kenapa nggak di tempat lain saja?" Kiara merasa bersalah s

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Belongs To Mr Lehon    Sisi Lain Jodi

    Nesya dan Kiara tampak berangkat bersama dan diantarkan oleh Ben. Keduanya merasa senang karena bisa bersama-sama. Namun, Nesya selalu saja diasingkan oleh pria itu yang membuatnya benar-benar merasa tidak nyaman."Ini bekalmu, jangan berbagi pada siapapun!" perintah Ben kemudian memberikan kecupan di kening Kiara."Em ... baiklah. Terima kasih." Kiara mengangguk walau sedang menahan sedikit malu setelah mendapat kecupan itu."Untukku?" tanya Nesya terlalu berani membuat mata Kiara melotot. Ia saja tidak pernah berucap seberani itu pada Ben yang memang terkesan kejam."Nah!" Memberikan sebuah kotak buah pada Nesya."Kenapa hanya ini?" kesal Nesya hendak mengganti miliknya dengan Kiara. "Aku kan lagi sakit!""Justru itu. Kamu sedang sakit, lebih butuh buah. Ingat, kamu miskin, hanya parasit. Bertingkahlah di rumahmu sendiri dan jangan buat aku rugi!" Ben kemudian mendorong tubuh kedua gadis itu untuk segera masuk ke area kantor dan bekerja."Bye!" seru Nesya bersemangat sambil mengangk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Belongs To Mr Lehon    Surprise

    Ben tampak memasuki kamar Kiara dengan membawa banyak belanjaan. Ia menatap ke arah lemari juga gantungan di kamar mandi. Di antara pakaian Kiara tidak ada yang berbeda, artinya ia telah meminjamkan pakaian untuk Nesya. Ia tentu saja tidak suka akan hal itu.Dengan segera ia memasukkan sebuah lemari yang juga baru ia pesan, meletakkan pakaian baru di lemari itu khusus untuk Nesya. Tampaknya ia tidak suka jika gadis yang ia cintai memakai barang yang sama dengan orang lain.Beberapa saat setelahnya, ia mendapat panggilan atas sebuah pesanan yang baru saja datang dan tengah menunggu di depan apartemen. Ia segera keluar untuk menerimanya. Membuka kotak yang isinya adalah sebuah gaun. Dari informasi yang ia dapat, sebuah pasangan akan semakin erat dan terjaga keharmonisannya apabila wanitanya sering disuguhi hal-hal romantis. Salah satu hal yang bisa ia lakukan adalah dengan makan malam bersama.Ia memasang gaun itu di sisinya, mengaca dirinya lalu tersadar jika ia harus merapikan pangka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18

Bab terbaru

  • Belongs To Mr Lehon    Berniat Membunuh Sang Adik

    Lutri sudah lebih baik keadaannya sekarang. Ia tak sengaja mendengar percakapan antara dokter dengan perawat yang membuatnya tau akan keberadaan adiknya. Ia tersenyum simpul sebelum akhirnya kembali menutup matanya untuk berpura-pura tidur.Beberapa saat kemudian, ia segera bangun dan memeriksa sendiri keadaannya. Senyumannya melebar tatkala seluruh anggota tubuhnya masih bisa digerakkan dengan mudah. Ia juga segera mencoba berdiri dan memang bisa berjalan seperti biasa walau masih ada bagian tertentu yang terasa sakit.Ia sekarang melepaskan jarum infus di tangannya lalu mencoba ke luar dari sana. Dengan sangat hati-hati, ia mencari ruangan Nesya yang ternyata berada tepat di sampingnya.Senyumannya semakin melebar, ia juga semakin bersemangat untuk melanjutkan aksinya sekarang. Bagaimana tidak, wanita itu bahkan mendapatkan sebuah ide untuk segera menghabisi nyawa sang adik saat itu juga.Melihat Nesya yang tengah terduduk namun dengan wajah yang dipenuhi perban, ia segera mendorong

  • Belongs To Mr Lehon    Siapa Pelakunya?

    Jodi diberi izin untuk segera menikah dan menghabiskan waktu bersama selama sebulan. Begitulah Mery yang selalu memberi pengertian dan perhatian lebih pada para pekerjanya. Walaupun, mungkin pekerjaan mereka tak sebanding dengan penghasilan yang dia dapatkan.Sesungguhnya, Lehon tidak begitu setuju dengan keputusan sang nenek. Namun, ia juga harus tetap menerima hal itu sebab tak ingin membuat perdebatan dan perselisihan di antara keduanya."Kalau mereka berdua pergi dalam waktu yang lama, siapa yang bakal ngurusin Nenek?" tanyanya pada Mery."Sudahlah, kamu jangan terlalu memikirkan nenek. Urus saja dulu masalah kematian sahabatmu itu. Siapa yang sebenarnya telah salah."Mendengar perintah sang nenek, kini Lehon memilih untuk setuju. Hingga saat ini, masalah kematian pria itu masih dalam proses. Hal itulah yang membuat Lehon tidak bisa berpikir dengan jernih, sebab ia juga masih harus sibuk dengan kehidupan dan pekerjaannya.Tatkala ia sudah berada di kantor untuk memulai menghandle

  • Belongs To Mr Lehon    Kepergian Abi untuk Selama-lamanya

    Lehon menjadi sangat panik menyaksikan apa yang ada di hadapannya sekarang. Ia tak peduli dengan tragedi dan kasus yang sedang berlangsung. Baginya, yang paling penting saat ini adalah masalah hidup dan mati Abi, Nesya juga Lutri.Dengan segera suara ambulans bergerak mendekat kemudian mengangkut tubuh kedua insan itu. Sementara Ben, ia segera mendekat dengan Kiara lalu membawa gadis itu pergi dari sana.Sesungguhnya, Kiara hendak menolak. Bagaimana pun, ia tahu jika posisinya tidak sedang baik-baik saja sekarang. Ada masalah yang amat berat yang mungkin akan membahayakannya nanti."Ben, maaf ... pergi saja duluan. Aku tidak boleh lari dari masalah ini. Aku harus segera memberikan penjelasan."Mendengar pernyataan Kiara membuat Ben panik serta frustasi. Menurutnya, jalan pikiran Kiara sudah tidak lurus lagi."Aku sudah bilang sebelumnya, Kiara. Jangan sungkan-sungkan denganku. Kalau ada masalah, langsung cerita padaku. LIhatlah hasil perb

  • Belongs To Mr Lehon    Hasil Akhir Pertandingan

    Kiara kini mempercayakan hidupnya pada Ben yang ia yakini akan mengubah sikapnya menjadi lebih baik. Sesungguhnya, ia tentu sedikit ragu, apalagi setelah mendengar pesan dari Nesya. Namun, ketika ia sudah melangkah dan berkata iya, maka lebih baik ia lanjutkan langkah itu. Lelaki itu tampak menunggu di meja makan, seperti biasa. Ia segera menyendokkan makanannya sekarang. "Ambil saja untukmu, Kia. Kita makannya bebas mulai sekarang. Bahkan kalau kamu merasa tidak nyaman di sini bersamaku, bisa kok makannya di ruangan lain saja."Mendengar hal itu, ada gurat keraguan yang amat besar di keningnya. Ingin sekali ia beratnya, kenapa tiba-tiba berubah? Namun, itu adalah sebuah hal yang sangat tidak mungkin."Baik. Terima kasih." Hanya itu jawaban yang ke luar dari mulutnya.Kini, acara makan pun berlalu dengan hikmat. Tidak terdengar suara manusia, hanya pergesekan antara sendok dengan piring."Kamu mau Nesya tinggal di sini juga?" t

  • Belongs To Mr Lehon    Bersumpah

    Ben membuat janji untuk bertemu Lutri di hari itu. Kali ini, ia keluar dari apartemen dengan penampilan yang sangat berbeda. Ia yang biasanya selalu berpakaian santai ketika keluar, kini selalu dengan topi, masker dan hoodie.Orang yang biasanya mengantarkan pesanan ke huniannya yang kebetulan saling berpapasan tentu saja menyapa dan iseng bertanya."Tumben nih Pak Ben keliatan beda gitu? Cool!" ucapnya bersamaan dengan anak yang masih remaja.Ben tidak peduli. Ia segera memalingkan pandangannya, tanpa menatap sedikit pun ke arah dua orang itu. Setelahnya, ia berjalan meninggalkan tempat itu dengan langkah yang sangat cepat."Kenapa dia?" tanya anak itu."Ibu tidak tau, Nak. Padahal, mencurigakan memang. Sudah lama ini dia nggak mempekerjakan ibu. Biasanya ngebersihin rumah, laundry baju, dan jemput makanan untuk mereka. Bayarannya gede.""Kalau gitu, kita buat aja kartu nama usaha kita di sini," ucap anak kecil itu pada ibunya s

  • Belongs To Mr Lehon    Dua Pembantu yang Aneh

    Pikiran Lehon sedikit lebih santai setelah ia menyuruh sahabatnya untuk berisitirahat sejenak dan tidak masuk kerja. Setidaknya, untuk saat ini hanya itu yang bisa ia lakukan untuk mengurangi rasa sedih dan lelah Abi.Ia terduduk di kursi kerjanya sembari memikirkan masalah Kiara. Rasa ingin mencari tahu dan memastikan seketika mencuat. Hal itu membuat ia untuk menghubungi Lutri dan memerintahkan untuk datang menghadapnya."Sepertinya kamu sering banget deh dipanggil ke ruangan Pak Lehon? Nggak ada masalah dengan kerjaan, kan?" tanya Ayu selaku kepala di bagian itu dan sebagai bentuk kepedulian terhadap bawahannya."Enggak ada kok, Kak. Aman." Nesya menjawab dengan santai sembari membawa alat tulisnya sebagai bentuk formalitas. Walau ia tahu, ia dipanggil hanya untuk membahas permasalahan tentang Kiara."Baguslah kalau begitu. Tapi tunggu..." ucap Ayu kembali menghentikan langkah buru-buru Nesya. "Kamu nggak ada ... itu kan sama Pak Lehon?" Mengge

  • Belongs To Mr Lehon    Sedikit Berkorban Untuk Sahabat

    Pemakan Riri dihadiri oleh beberapa orang sebab tidak banyak yang tahu akan asal usul wanita itu. Tapi yang pasti, di sana sudah ada Lehon yang juga ikut berduka sembari menunggu kepulangan sahabatnya Abi selaku kekasih dari wanita itu."Tolong beri waktu, setengah jam lagi saja," mohon Lehon pada Ben yang sama sekali tidak peduli.Tak mendapat bantuan dari pria itu, Lehon akhirnya membuang segala kemungkinan yang akan membuat dirinya dipandang rendah. Untuk kali ini, ia akan melakukan apapun demi sahabatnya, setidaknya sebagai pengorbanan pertama di hidupnya."Tolonglah, Ben," pintanya lagi yang sama sekali tak membuahkan hasil. Perlahan, tubuhnya membungkuk sebelum akhirnya berlutut di hadapan pria itu. Semua orang yang ada di sana tentu saja memperhatikan mereka yang akhirnya menjadi bahan tontonan. Tak sedikit yang mempertanyakan alasan Lehon melakukannya."Sahabatku adalah kekasih dari almarhumah, aku hanya ingin pria ini memberi wa

  • Belongs To Mr Lehon    Duka Terdalam

    Malam yang berat bagi Kiara sebab ia merasa tenang diperhatikan oleh seseorang. Entah itu siapa. Tatkala nalurinya berkata posisinya tidak aman, ia mencoba memperhatikan sekitar dan tidak menemukan siapapun.Lehon membuat keputusan untuk mengantarkan gadis itu kembali. Sesungguhnya, perasaan Kiara sudah tidak nyaman sejak itu. Namun, benar kata bosnya jika waktunya telah malam dan tidak cukup baik untuk gadis sendirian."Saya turun di sini aja, Pak," katanya segera membuka handle pintu tatkala keduanya berada di persimpangan apartemen."Apa salahnya saya antarkan sampai di depan sana? Malu? Harusnya saya yang merasa seperti itu. Ya sudah, turunlah," ucap Lehon dengan kesal setelah membuat Kiara sedikit ragu untuk turun.Gadis itu segera berterima kasih dan segera bergerak untuk segera menuju apartemen dengan mendapat perhatian dari Lehon yang sama sekali tak ia ketahui. Gadis itu cukup serius dan pikirannya hanya tertuju untuk segera sampai ke rum

  • Belongs To Mr Lehon    Dinner With Boss

    Lagi, Ben tidak bisa menjemput Kiara sekarang. Sama seperti kemarin, ia menolak semua ajakan dan bantuan semua orang sampai akhirnya hanya tersisa dirinya. Dan lagi, tatkala keadaan sudah sangat menyepi, pria itu memberi kabar.Kali ini, ia cukup frustasi. Ia tidak cukup berani dan percaya untuk memesan ojek atau taksi online. Gadis itu terduduk dan terjongkok di sana. Ia lapar. Iya, bekal makan siang yang selalu dibedakan dengan Nesya membuatnya kelaparan sebab makanannya yang terbilang ringan."Ada apa?" tanya Dira yang datang dan mendekati mobilnya yang ternyata ada Kiara di sana."Eh, Kak Dira, maaf." Kiara segera menjauh sembari memegangi perutnya."Kamu belum datang jemputan, ya? Maaf aku nggak bisa bantu. Pamit pulang, ya." Wanita itu berlalu dari hadapan Kiara tanpa rasa bersalah sedikit pun.Kiara cukup kaget dengan tingkah wanita itu, berbeda sekali dengan tingkahnya ketika berada di kantor. Memang, baru kali ini ia berpapasan d

DMCA.com Protection Status