“Krys, kenapa Kenard menangis terus? Apa dia sakit?”Suara Kaivan bertanya dengan nada yang cemas. Sudah sejak tadi, putra kecilnya itu tak henti-hentinya menangis. Bahkan meski Krystal sudah menyusuinya tetap saja putra kecilnya itu menangis. Ya, pagi ini Kaivan yang harusnya berangkat lebih awal memutuskan untuk berangkat terlambat. Kaivan tidak bisa meninggalkan Krystal yang terlihat bingung Kenard tidak henti-hentinya menangis.“Aku tidak tahu, Kai. Mungkin Kenard sedang rewel saja. Badannya tidak panas.” Krystal menimang-nimang tubuh putra kecilnya sembari memberikan kecupan di pipi bulat Kenard. Entah kenapa putra kecilnya itu tak henti menangis. Padahal dia sudah berusaha memberikan ASI secara langsung tetapi Kenard tetap menangis.“Berikan padaku. Biar aku yang menggendongnya,” ucap Kaivan seraya mengulurkan kedua tangannya mengambil alih Kenard dari dalam pelukan Krystal. Pun Krystal segera memberikan Kenard yang ada digendongannya itu pada sang suami.Kaivan menggendong Kena
Suara tangis bayi begitu nyaring menggema memenuhi kamar megah itu. Ya, kini Krystal tengah menggendong Kenard. Putra kecilnya itu terus menangis. Di malam yang sudah larut seperti ini biasanya jika Kenard menangis maka Krystal bisa dengan mudah mendiamkannya hanya dengan memberikan ASI. Namun, sayangnya kali ini Kenard terus menangis sampai membuat Krystal panik, dan kewalahan. Pun kedua pengasuh Kenard tak ada yang bisa mendiamkan putra kecilnya itu.“Sayang … kenapa kamu menangis terus, Nak? Papa masih bekerja. Nanti pasti Papa pulang.” Krystal berucap dengan lembut. Berusaha putra kecilnya untuk diam, dan tidak lagi menangis. Akan tetapi Kenard tetap tak kunjung berhenti menangis.Krystal memilih membaringkan tubuh putra kecilnya di ranjang. Kemudian dia kembali berusaha memberikan ASI untuk putranya itu. Detik selanjutnya, Kenard yang tadinya menangis mulai mau meminum susu. Krystal mendesah lega melihat akhirnya Kenard mau menyusu. Seharian ini Krystal panik Kenard begitu rewel.
“Bagaimana keadaan putra kami, Dok? Putra kami baik-baik saja kan, Dok?”Suara Krystal bertanya dengan nada yang cemas dpada sang dokter yang tengah memeriksakan keadaan Kenard. Ya, pagi ini Kaivan sudah memanggil dokter untuk memeriksakan keadaan putranya. Kemarin, satu harian penuh Kenard terus rewel. Itu yang membuat Kaivan dan Krystal mencemaskan putra mereka.“Tuan Kaivan … Nyonya Krystal … putra kalian baik-baik saja. Bayi kalian menangis mungkin karena putra kalian jenuh minum dengan ASI lewat botol. Saya sarankan kalau memang ingin menggunakan botol bisa diganti dengan botol yang baru. Tapi untuk beberapa hari ini, saya harap Nyonya Krystal menyusui Kenard secara langsung saja. Jangan memompa ASI dulu.” Sang dokter berujar memberi saran.“Baik, Dok. Terima kasih atas sarannya.” Krystal mendesah lega mendengar putranya baik-baik saja. Paling tidak kini Krystal tahu, beberapa hari ini lebih baik dirinya menyusi Kenard langsung. Sungguh, kemarin Kenard terus menangis membuat Krys
“Jelita Indira?”Suara Hans memanggil Jelita dengan sorot mata yang tampak terkejut. Pun Kaivan dan Krystal sedikit terkejut kala Hans mengenali Jelita. Sedangkan Jelita hanya membeku menatap pria di hadapannya itu. Ya, sejak tadi Jelita sebenarnya dilanda wajah yang menunjukan kepanikan. Akan tetapi wanita itu pandai menutupi ekspresi wajahnya.“Hans … kamu mengenal Jelita?” tanya Krystal dengan tatapan bingung.Kaivan menyorotkan matanya menatap Hans dengan tatapan menunggu penjelasan dari Hans. Pasalnya Kaivan tak pernah menyangka Hans mengenal Jelita.Hans berdeham. Pria itu menatap Kaivan, dan Krystal bergantian. Detik selanjutnya, Hans melihat Jelita yang tampak terlihat sedikit panik. “Aku mengenal Jelita Indira di Jepang. Dia bekerja di perusahaan milik temanku,” jawab Hans memberitahu dengan nada datar.“Ah, benarkah? Kebetulan sekali.” Krystal melukiskan senyuman di wajahnya kala mendengar ucapan Hans. “Kalau begitu aku sekalian saja aku perkenalkan Jelita padamu, Hans.” K
“Hans, sepertinya Kenard menyukaimu. Lihatlah dia terus tersenyum melihat wajahmu.”Suara Krystal berucap dengan lembut, menatap Kenard yang kini ada digendongan Hans. Ya, kini Kenard berada di gendongan Hans. Sebelum Hans pulang, Krystal menunjukan putra kecilnya pada Hans. Dan tak disangka-sangka Kenarad tersenyum ketika Hans menggendongnya. Pun Kiavan dan Krystal ikut tersenyum kala melihat putra kecil mereka ternyata menyukai Hans. Padahal ini pertama kali Kenard digendong oleh Hans.“Wajah Kenard mirip sekali denganmu, Kaivan,” ucap Hans seraya menatap Kenard yang tersenyum padanya.“Kenard putraku, tentu dia harus mirip denganku,” jawab Kaivan dengan nada dingin, dan raut wajah tanpa ekspresi.Krystal tersenyum hangat. “Kapan kamu menikah, Hans?”Hans mengalihkan pandangannya, menatap Krystal. Sesaat Hans terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh Krystal. Tatapan Hans menatap Krystal dengan tatapan penuh arti.“Aku akan menikah kalau kamu dan Kaivan bercerai, Krys,” ucap Hans de
Keheningan menyelimuti ruang makan yang megah itu. Ya, kini Kaivan, Krystal bersama dengan Jelita dan Galen tengah menikmati sarapan mereka. Saat pagi menyapa, Krystal sudah memasak untuk sang suami. Beruntung hari ini Kenard tidaklah rewel kala dipegang pengasuh. Itu kenapa tadi pagi Krystal sempat memasak membuatkan omelet isi daging dan sayuran untuk Kaivan. Sedangkan yang lainnya memilih sarapan dengan pancake dengan sirup maple.“Kak Kaivan … Kak Krystal … Kak Jelita sepertinya aku harus berangkat sekarang. Aku ingin tiba di bandara lebih awal.” Galen melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Hari ini Galen harus kembali ke Amerika. Sudah terlalu lama pemuda itu berada di Indonesia. Pun dia ingin segera berangkat karena Jalanan di Jakarta sangat macet. “Galen, sarapanmu belum habis. Habiskan dulu sarapanmu, Galen,” ucap Krystal menegur adik laki-lakinya itu. Meski terburu-buru tapi Krystal tidak mau sampai adiknya itu sakit.“Kak, aku sudah kenyang. Nanti di pesaw
“Jelita, apa kamu sudah mengerjakan laporan yang Tuan Kaivan butuhkan?” Anika bertanya seraya menatap Jelita yang tampak sibuk dengan laptopnya.“Sudah, Anika. Aku sudah mengerjakan semua laporan yang dibutuhkan Tuan Kaivan,” jawab Jelita dengan senyuman anggun di wajahnya. “Oh, ya, Anika. Apa hari ini Tuan Kaivan memiliki meeting sampai larut malam?” tanyanya ingin tahu dengan suara yang tenang.“Ah, kebetulan sekali kamu bertanya, Jelita. Aku sampai lupa memberitahumu.” Anika mengarahkan kursinya ke Jelita. Menatap Jelita dengan tatapan lekat. “Sekitar satu jam lalu, Tuan Kaivan menghubungiku. Beliau mengatakan malam ini aka nada meeting mendadak dengan salah satu rekan bisnisnya dari Surabaya. Tapi, Jelita … aku tidak bisa menamani Tuan Kaivan. Meeting baru dimulai sekitar jam sembilan malam. Aku hari ini memiliki acara keluarga. Apa kamu bisa menggantikanku, Jelita? Kalau kamu tidak bisa, aku—”“Aku bisa … tentu aku bisa menggantikanmu, Anika. Kamu tenang saja. Serahkan ini semua
Flashback On#“Tuan Kaivan.” Doni memanggil Kaivan yang baru saja keluar dari ruang meeting. Tampak wajah Doni begitu serius menatap Kaivan.“Ada apa?” tanya Kaivan seraya menatap Doni. “Tuan, ada hal penting yang ingin saya sampaikan pada Anda, Tuan,” jawab Doni yang membuat Kaivan terdiam beberapa saat.“Kita bicara di ruang kerjaku,” ucap Kaivan dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Baik, Tuan.” Doni melangkah mengikuti Kaivan yang lebih dulu berjalan menuju ruang kerja Tuannya itu. Tampak raut wajah Doni seperti memendung suatu hal di mana dirinya ingin menyampaikan sesuatu pada Tuannya itu.Saat tiba di ruang kerja, Kaivan duduk di kursi kebesarannya seraya menyilangkan kaki kanannya dan jemari yang saling bertautan. Tatapan Kaivan tak lepas menatap Doni yang berdiri di hadapannya.“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Kaivan dingin, dan datar.“Tuan, tadi saya sudah mengikuti perintah Anda untuk mengawasi Nona Jelita,” jawab Doni dengan nada yang serius.Ya, sebelumnya Kai
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k