Sebuah kebaya berwarna silver terbalut sangat sempurna di tubuh Krystal yang indah. Dibagian bahu kiri terdapat hiasan bunga di kebaya—yang membalut tubuh Krystal ini. Kandungan Krystal masih memasuki trimester satu. Hal itu yang membuat perut Krystal masih terlihat rata jika ditutup oleh pakaian. Ya, hari ini Krystal akan mendatangi pernikahan Nadia—teman sesama Ballerina-nya yang akan menikah dengan seorang Perwira Polisi. Harusnya Nadia akan menikah di Malang, namun beberapa hari lalu Nadia baru memberitahukan kalau resepsi pernikahan akan diadakan di Jakarta tidak jadi di Malang. Pun selama ini Nadia sengaja menutupi ini dari Krystal. Mengingat tiga minggu lebih Krystal menetap di kota Sumba dengan segudang masalah yang ada, tentu Nadia tak ingin membuat masalah Krystal bertambah. Dan rencananya setelah menikah nanti teman baiknya itu akan ikut pindah ke Malang karena calon suami Nadia itu dinas di kota Malang.“Kebaya ini indah sekali. Nadia ternyata pintar memilih warna kebaya,”
Saat pagi menyapa, Krystal sudah berada di dapur. Kini Krystal tengah membuat brownies pandan—yang khusus dia buatkan untuk mertuanya. Ya, hari ini adalah weekend. Krystal akan pergi mengunjungi mertua bersama dengan sang suami. Itu kenapa di pagi hari Krystal sudah berkutat di dapur. Krystal masih mengingat dengan jelas makanan kesukaan dari mertuanya adalah brownies pandan. Namun, kali ini Krystal tak hanya membuat brownies pandan tapi Krystal pun membuat beberapa cake lainnya seperti cheesecake. Well, memasak atau membuat kue memang hobby Krystal sejak dulu. Krystal pun dulu sering membuat kue dengan bahan-bahan sederhana.“Nyonya Krystal.” Sang pelayan melangkah menghampiri Krystal yang tengah sibuk membuat kue.“Ya?” Krystal mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan yang ada di hadapannya.“Nyonya, ini ada telepon dari Nona Felicia. Beliau mengatakan ada hal penting yang ingin dikatakan pada Anda, Nyonya,” ujar sang pelayan dengan sopan.“Felicia menghubungiku?” ulang Krysta
“Krys? Apa yang kamu pikirkan?” Suara Kaivan bertanya kala dirinya melihat adanya perubahan dalam diri Krystal. Ya, kini Kaivan dan Krystal baru saja tiba di apartemen mereka. Sepulang dari rumah orang tua Kaivan; Krystal terlihat sedikit berbeda. Entah apa yang ada dipikirkan istrinya itu padahal selama tadi berada di rumah orang tuanya semua baik-baik saja.“Ah, tidak, Kai. Aku hanya memikirkan Galen. Tadi saat di rumah Papa dan Mama; Galen mengirimkan pesan padaku. Dia mengatakan kalau dia sudah sampai, dan dia juga bilang menyukai apartemenmu, Kai.” Krystal terpaksa membawa-bawa nama Galen dalam hal ini. Lagi pula dia tak sepenuhnya bohong. Karena memang tadi saat berada di rumah orang tua Kaivan; Krystal mendapatkan pesan dari sang adik yang memberikan kabar padanya.“Galen sudah menghubungimu?” Kaivan membelai pipi Krystal, dan memberikan kecupan di sana.Krystal menganggukan kepalanya. “Iya, Galen menghubungiku saat kita ada di rumah Papa dan Mama, Kai. Dia menyukai apartemenmu
Krystal mendesah pelan. Dia duduk di sofa kamarnya dengan pikiran yang tengah memikirkan sesuatu. Ya, sejak di mana Felicia mengatakan jatuh cinta pada Aryan; Krystal merasa hatinya tidak nyaman. Bukan karena cemburu. Tentu saja Krystal tidak lagi memiliki perasaan pada Aryan. Apa yang Krystal rasakan saat ini pada Aryan adalah murni teman baik.Akan tetapi yang menjadi permasalahan saat ini; Felicia tidak tahu kalau Aryan adalah cinta pertama Krystal. Selama ini memang Krystal tak pernah menceritakan pada siapa pun tentang masa lalunya. Bahkan dulu Maya dan Nadia—teman sesama Ballerina-nya tak mengenal Aryan. Maya dan Nadia baru mengenal Aryan kala Aryan selalu membantunya. Itu yang membuat Krystal akhirnya menceritakan sosok Aryan pada Maya dan Nadia. Pun Krystal menceritakan bahwa Aryan adalah teman baik Kaivan. Krystal memang cenderung tertutup. Dia tidak suka membagikan tentang kehidupan pribadinya pada siapa pun.Dalam hal ini, Krystal ingin sekali memberitahukan Felicia semuan
Krystal mondar-mandir tidak jelas di dalam kamar. Ya, pikiran Krystal saat ini memikirkan Felicia yang tadi pagi dia telepon dalam keadaan menangis. Tak dipungkiri, Krystal begitu mencemaskan keadaan Felicia. Pun, Krystal sempat menghubungi telepon rumah mertuanya tetapi kenyataan yang didapatkan Felicia tidak ada di rumah. Hal ini yang membuat Krystal semakin khawatir. Andai saja Felicia ada di rumah pasti Krystal nekat ke rumah mertuanya menemui adik iparnya itu.Sejenak, Krystal terdiam memikirkan apa yang harus dia lakukan. Hingga tiba-tiba sesuatu muncul dalam benak Krystal. Dengan cepat, Krystal mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada Felicia.Krystal : Fel, are you okay? Apa kamu membutuhkanku?Krystal meremas pelan ponsel di tangannya. Dia tak henti memikirkan keadaan Felicia. Krystal takut kalau Felicia menangis karena Aryan. Di saat rasa cemas melanda, terdengar dering pesan masuk dari ponsel Krystal. Dengan cepat Krystal melihat ke layar—seketika senyum di bibir Krys
Krystal melirik jam dinding—waktu menunjukan pukul enam sore. Kini Krystal tengah duduk di ruang tamu. Dia tengah menunggu Kaivan pulang dari kantor. Hari ini Kaivan berjanji padanya akan menemaninya makan rujak di tempat Pak Udin—penjual rujak yang berjualan di dekat rumah lama Krystal dulu. Beruntung kemarin Kaivan mau menemaninya. Andai saja tidak, sudah pasti Krystal akan pergi sendiri. Well, tapi rasanya Kaivan tak mungkin tidak menuruti permintaan Krystal. Tentu apa pun itu Kaivan akan berusaha menuruti. Meski dengan raut wajah suaminya yang kesal akibat permintaan anehnya itu.“Kaivan di mana? Apa masih lama?” gumam Krystal pelan seraya mengembuskan napas panjang. Pagi ini Kaivan berangkat benar-benar lebih awal. Karena hari ini Kaivan ada meeting penting. Akan tetapi, Kaivan berjanji akan pulang cepat sesuai dengan janjinya. Jika saja Kaivan berani pulang terlambat maka Krystal sudah dipastikan akan marah besar pada sang suami. Lagi pula, Krystal yakin Kaivan tak mungkin mengi
“Bagaimana keadaan istriku?” Suara Kaivan bertanya dengan nada yang terdengar cemas dan khawatir pada dokter yang baru saja selesai memeriksa keadaan Krsytal. Ya, tepat di saat Felicia menyerang Krystal; Kaivan langsung meminta pelayan memanggilkan dokter untuk memeriksa keadaan istrinya. Tentu saja Kaivan cemas mengingat saat ini Krystal tengah hamil muda.“Tuan, istri Anda baik-baik saja. Kandungan istri Anda juga baik-baik saja, Tuan. Luka memar di leher Nyonya Krystal juga sudah diobati. Nanti malam Anda bisa membantu istri Anda untuk mengoleskan salep yang saya berikan pada luka memar di leher istri Anda,” ujar sang dokter memberitahu.Kaivan mengangguk singkat. “Aku mengerti. Terima kasih.”“Sama-sama, Tuan. Kalau begitu saya permisi.” Sang dokter menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Kaivan.Saat sang dokter sudah pergi, Kaivan melangkah mendekat pada Krystal yang masih terbaring di ranjang. Kini Kaivan duduk di tepi ranjang. Menatap istrinya dengan hangat. “
Krystal mengerjapkan matanya beberapa kali dan menyipitkan matanya ketika cahaya matahari menebus jendela menyentuh wajahnya. Detik selanjutnya, Krystal menoleh ke samping melihat tidak ada Kaivan di sampingnya. Tampak kening Krystal mengerut. Dia langsung mengendarkan pandangannya mencari keberadaan sang suami. Namun, sayangnya Krystal tak kunjung menemukan keberadaan Kaivan. Raut wajah Krystal berubah. Tadi malam Kaivan memang berpamitan pergi. Tapi rasanya tidak mungkin jika Kaivan tidak pulang ke rumah.“Kaivan di mana?” gumam Krystal dengan embusan napas pelan. “Apa mungkin Kaivan tidak pulang?” Krystal mengambil ponselnya, dan memeriksa ke layar—terlihat layar ponselnya hanya terpampang beberpa pesan dari Maya, Nadia, dan Galen. Tapi tak ada satu pun pesan dari Kaivan. Kalau benar Kaivan tidak pulang maka suaminya itu pasti akan mengirimkan pesan padanya.Suara ketukan pintu terdengar, membuat Krystal menoleh ke arah pintu dan menginterupsi untuk masuk. Ya, kala pintu sudah terb
Beberapa bulan kemudian … Madrid, Spain. Krystal melangkah menelusuri kota Madrid bersama dengan sang suami yang selalu ada di sisinya. Tampak tatapan Krystal dan Kaivan menatap Kenard dan Kaindra yang tengah berlari-lari menikmati keindahan kita Madrid. Ya, usia kandungan Krystal saat ini memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Perutnya kian membuncit. Dia bersama dengan suami sekaligus anak-anaknya tengah menikmati liburan sekaligus babymoon di Madrid. Kandungan Krystal sehat bahkan sangat sehat. Dokter pun mengizinkan Krystal untuk berpergian ke luar negeri. Itu yang membuat Kaivan membawa istri dan anak-anaknya pergi berlibur.“Kai … Kenard dan Kaindra senang sekali setiap kali kita ajak mereka berlibur,” ujar Krystal seraya memeluk lengan sang suami. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala embusan angin menyentuh kulitnya.Kaivan tersenyum kala mendengar ucapan sang istri. “Aku juga senang jika melihat anak-anak kita menikmati liburan mereka.”Krystal mengalihkan pandangannya, me
“Papa … Mama … hari ini kita mau ke mana?” Suara Kenard dan Kaindra bertanya seraya menatap Kaivan dan Krystal. Tampak kedua bocah laki-laki itu sudah tampan dan rapi. Celana pendek dan kaus berwarna hitam dengan logo LV membuat Kenard dan Kaindra begitu menggemaskan.“Hari ini kalian akan melihat adik kalian, Sayang. Apa kalian mau?” Krystal mengelus lembut kedua pipi Kenard dan Kaindra. Ya, hari ini adalah hari di mana Krystal sudah dijadwalkan memeriksa kandungannya. Tentu Krystal sudah tak sabar ingin tahu bayi yang ada di kandungannya itu laki-laki atau perempuan. Sebenarnya Krystal hanya penasaran saja. Mengingat selama ini Kaivan begitu yakin kalau bayi yang ada di kandungannya ini adalah perempuan. Fokus utama Krystal memeriksakan kandungannya karena memang dirinya ingin tahu tumbuh kembang bayinya. Dan apa pun jenis kelamin anaknya nanti tetap membuat Krystal bersyukur.“Hari ini kami melihat adik?” Kenard dan Kaindra bertanya dengan kompak. Kedua bocah laki-laki itu begitu b
Barcelona, Spain. Suara tangis bocah perempuan sontak membuat Maya yang baru saja menuruni tangga—dan langsung mempercepat langkahnya menghampiri putrinya yang ada di taman. Tampak wajah Maya panik mendengar tangis putrinya yang keras.“Rania? Sayang kamu kenapa?” Maya menghampiri putrinya yang duduk di taman sambil menangis.“Nyonya.” Sang pengasuh menyapa Maya dengan sopan.“Ada apa dengan putriku? Kenapa Rania menangis seperti ini?” Maya bertanya seraya duduk di samping putrinya yang masih terus menangis. Maya pun segera memeluk erat putri kecilnya itu.“Maaf, Nyonya. Nona Rania menangis karena tangannya digigit semut. Tapi saya sudah memberikan minyak kayu putih di tangan Nona Rania, Nyonya,” ujar sang pengasuh sopan.Maya mengembuskan napas panjang kala mendengar ucapan sang pengasuh. “Kamu boleh pergi sekarang. Biar aku yang menenangkan putriku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Maya.“Mama … sakit,
Pantai Matira, Pulau Bora-bora “Darwin … Daisy … berenangnya jangan jauh-jauh, Sayang. Pelan-pelan, Nak.”Suara Felicia menegur kedua anak-anaknya itu yang berenang semakin jauh darinya. Tampak Felicia mulai mendengkus sebal. Kedua anak-anaknya itu sangat keras kepala. Seperti saat ini ketika Felicia mengatakan jangan berenang jauh malah kedua anak-anaknya itu berenang semakin jauh. Sungguh, setiap hari Felicia harus memiliki stock kesabaran yang banyak.“Sayang … biarkan Darwin dan Daisy berenang. Mereka hebat dalam berenang. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang.” Arya merengkuh bahu Felicia sembari memberikan kecupan di puncak kepela istrinya itu.Ya, kini Aryan dan Felicia tengah berlibur ke Pantai Matira, Pulau Bora-bora. Mereka berdua berenang bersama dengan kedua anak-anak mereka. Felicia yang memakai bikini seksi dan Aryan bertelanjang dada. Mereka berdua berjemur di bawah sinar matahari sekaligus berendam di air.Darwin Mahendra Dwitama adalah anak laki-laki pertama Aryan dan Fe
Lima tahun berlalu … “Mama … itu Papa … yeay! Papa ada di televisi. Papa … Papa … Papa …”Suara Kenard dan Kaindra memekik kegirangan melihat Kaivan tengah di wawancarai. Tampak kedua bocah laki-laki itu begitu bangga sekaligus senang setiap kali melihat ayah mereka berada di televisi.Ya, Kenard Bastian Mehendra anak pertama laki-laki Kaivan dan Krystal ini kini berusia enam tahun. Sedangkan Kaindra Bastian Mehendra anak kedua laki-laki Kaivan dan Krystal berusia tiga tahun. Well, tak hanya itu saja tapi saat ini Krystal pun tengah hamil lima belas minggu. Bagi Krystal kehamilan yang ketiga merupakan kecolongan. Pasalnya Krystal hanya menginginkan dua anak saja tapi kenyataannya Krystal kecolongan hamil anak ketiga. Alasan bisa kecolongan karena Krystal lupa minum pil KB. Pun Kaivan selama ini setiap kali melakukan hubungan suami istri dengannya tidak pernah memakai pengaman. Kaivan selalu bilang kalau pria itu tidak melarat jadi tidak masalah memiliki anak banyak. Sedangkan Krystal
Beberapa bulan kemudian …“Makanan apa ini? Kenapa membuatku mual sekali?” Suara Felicia berseru kala baru saja memakan udang bakar—yang dia minta pelayan untuk membuatnya.“Nyonya, ini menu udang bakar yang biasa Anda makan. Bumbunya masih tetap sama, Nyonya. Tidak ada yang saya ganti,” jawab sang pelayan dengan sopan.Felicia menyingkirkan piring yang berisikan udang bakar itu. “Aromanya membuatku mual. Kamu pasti menambahkan bumbu yang berbeda.”Sang pelayan menggarukan kepalanya tak gatal. Tampak wajah sang pelayan menjadi bingung. Pasalnya dia tidak menambahkan bumbu yang berbeda. Udang bakar yang dia sajikan adalah udang bakar yang sama seperti biasa disajikan.“Ada apa ini?” Aryan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu mendengar seperti suara sang istri tengah kesal.“Tuan.” Sang pelayan segera menundukan kepalanya kala melihat Aryan datang.Felicia mengalihkan pandangannya, menatap Aryan yang baru saja datang. “Sayang, pelayan ini memberikanku udang bakar dengan bumbu berbed
Suara tepuk tangan riuh terdengar di ballroom hotel. Tampak para tamu undangan semuanya menatap Hans dan Maya yang tengah berciuman di altar. Ya, kini Hans dan Maya telah resmi menjadi sepasang suami istri. Semua keluarga serta para tamu undangan pun turut berbahagia atas pernikahan Hans dan Maya.Kilat kamera memenuh ballroom hotel. Menyorot pada dua insan yang tengah berbahagia. Tak hanya menyorot pada Hans dan Maya saja tetapi juga menyorot pada Aryan dan Felicia serta, Kaivan dan Krystal. Lebih tepatnya para wartawan itu begitu banyak menyorot Kaivan dan Krystal. Pasalnya, sejak tadi memang Kaivan dan Krystal banyak mengundang perhatian para wartawan. Terutama Kenard yang berada digendongan Kaivan. Tentu, tak heran jika Kenard menjadi sorotan. Pasalnya pernikahan Kaivan dan Krystal banyak sekali memiliki masalah sampai menjadikan mereka berdua menjadi sebuah berita yang hangat diperbincangkan.Pernikahan Hans dan Maya terbilang sangat mewah dan meriah. Beberapa rekan bisnis Hans d
Sebuah gaun berwarna pastel membalut tubuh Krystal tampak sangat indah dan memukau. Make up flawless di wajah Krystal membuatnya sangat cantik dan terlihat fresh. Ya, kini Krystal baru saja selesai dirias. Gaun yang membalut tubuhnya sangat anggun dan menawan. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Di mana hari ini Hans dan Maya akan melangsungkan pernikahan.Terkadang jodoh memang datang secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka. Seperti kali ini Krystal tak menyangka kalau kejadian waktu di mana Kenard diculik—membuat Hans dan Maya semakin dekat. Hubungan Hans dan Maya masih terbilang baru. Tapi nyatanya Hans dan Maya ingin segera meresmikan hubungan mereka ke sebuah jenjang menuju kebersamaan masa depan. Tentu Krystal bahagia. Karena memang Krystal berharap Maya mendapatkan jodoh yang terbaik. Setelah luka yang didapatkan Maya pada akhirnya, takdir membawa Maya pada seorang pria yang baik dan bertanggung jawab. Dan Krystal bisa melihat dari mata Hans; pria itu
Menjelang pernikahan Hans dan Maya, Krystal pun sibuk membantu persiapan pernikahan teman baiknya itu. Bukan hanya Krystal yang membantu persiapan pernikahan Hans dan Maya tetapi Felicia juga turut membantu. Well, tentunya jika berurusan dengan Felicia hal mudah akan menjadi sulit. Seperti contoh model gaun yang dipakai oleh Felicia harusnya bermodel kemben. Tapi tiba-tiba Felicia merubah model gaunnya ingin menjadi one of shoulder. Ya, dalam hal ini Krystal dan Maya sudah tidak lagi terkejut. Karena memang baik Krystal atau Maya sudah mengenal sifat Felicia. Terutama Krystal, dia sangat mengenal baik adik iparnya itu. Kejadian ini sama seperti Felicia menikah dengan Aryan. Dulu, Felicia sampai memesan banyak gaun pengantin akibat Felicia yang tiba-tiba merubah model gaun pengantinnya.“Nyonya Krystal.” Seorang pelayan menghampiri Krystal yang tengah sibuk pada iPad di tangannya. Pagi ini Krystal disibukan membaca email dari manager restoran. Selama ini memang yang memeriksa laporan k