Share

Lamaran

Penulis: Nismara_
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-03 10:18:26

Seminggu sudah berlalu. Keadaan Gina pun membaik, ia sudah pulih dari santet. Namun, Gina mendapati hal yang aneh. Ia dilarang pergi ke Bandung. Padahal, keluarganya tau bahwa ia masih pegawai kantor meski sudah cuti beberapa minggu.

Gina tak diberi tahu alasan mengapa ia tidak boleh bekerja ke Bandung lagi. Bahkan, keluarganya meminta dirinya untuk segera mengundurkan diri dari perusahaan Reyhan. Mereka ingin Gina melepaskan pekerjaannya sebagai sekertaris.

"Apa alasannya? Kenapa kalian memintaku untuk mengundurkan diri tiba-tiba begini?" tanya Gina pada ayah dan ibunya. Mereka bertiga tengah berbincang-bincang sore di teras rumah.

Tentunya, pak Broto dan bu Yati enggan mengatakan alasan yang sebenarnya pada Gina mengapa ia tak boleh lagi berangkat ke Bandung. Bagaimana tidak? Mereka tidak mungkin mengatakan bahwa itu adalah persyaratan Nindy agar Gina terbebas sepenuhnya dari santet. Melarang Gina bekerja

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Fathah

    Beberapa menit sudah berlalu sejak kedatangan Fathah dan keluarganya ke kediaman pak Broto. Kendati demikian, seseorang yang dinanti dalam kunjungannya itu tak kunjung muncul. Bu Yati, Satria dan pak Broto mulai agak gelisah karenanya."Saya pamit sebentar ya. Saya akan bawa Gina kemari," ucap bu Yati dengan sedikit canggung. Semua orang di sana pun mengiyakan.Berangkatlah bu Yati menuju kamar Gina yang ada di lantai 2. Dari kejauhan, terdengar percekcokan antara Gina dan Santi. Bu Yati yang mendengar itu pun makin mempercepat langkahnya.Setelah tiba di depan pintu, bu Yati berhenti sejenak. Ia sedang mendengarkan dengan seksama apa yang sedang diperdebatkan kakak dan adik itu. Sedikit samar, namu suara mereka masih bisa terdengar."Ga! Gila apa?! Apa-apaan semua ini?! Aku ga bakalan turun ke bawah. Aku ga mau nikah sama mas Fathah!"Begitulah perkataan yang bu Yati dengar. Ia yakin itu adalah suara Gina. Bu Yati sedikit menghela napas berat kare

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • Belenggu Adat dalam Cinta   Reyhan

    Ketika tiba di kediaman Gina, Reyhan sedikit terkejut karena ada beberapa mobil terparkir di halaman rumah. Matanya memandang ke kanan dan ke kiri, mencoba menganalisa apa yang mungkin terjadi. Ia memegangi dagunya dan berkata "Apa ada acara? Tapi kemarin Gina tidak mengatakan apapun tentang ini."Reyhan melanjutkan langkahnya kembali. Samar-samar, ia mendengar percakapan beberapa orang. "Aduh, bagaimana ini? Apa aku datang di situasi yang salah?" Reyhan nampak gelisah. Ia memelankan langkahnya supaya bisa mendengar dengan jelas suara-suara percakapan itu."Aku hanya mendengar obrolan basa-basi. Apa mungkin ini hanya kunjungan teman-teman pak Broto saja ya?" pikir Reyhan. Ia menghentikan langkahnya karena takut mengganggu. Kini posisinya sekitar 5 meter dari pintu.Reyhan sedikit mengintip situasi di dalam. Memang ada banyak orang tang tak ia kenal. Namun, entah kenapa perasaannya tidak enak. Perlahan, ia kembali mengendap-endap mendekati pintu.Sem

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Belenggu Adat dalam Cinta   Lelaki Bajingan

    "Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi—" lagi-lagi perkataan Fathah terpotong."Tapi apa?! Kau tidak paham perasaanku!" Reyhan menyeka air matanya yang mengalir."Kau tau, pernikahan terjadi bukan karena cinta saja. Jika orang tua mu menentang sampai menyantet Gina, tidakkah menurutmu melepas Gina adalah cara aman untuk membuatnya baik-baik saja? Caramu memperjuangkan Gina, itu sungguhan cinta atau hanya keegoisanmu saja?" kata Fathah mencoba memojokkan Reyhan."Lalu apa? Kau akan menikahinya begitu? Kau memang licik!" Reyhan pergi meninggalkan Fathah. Ia pergi membawa amarah yang meledak-ledak di dalam dadanya. Melihat itu pun membuat Fathah menghembuskan napas berat. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kemudian, ia pun memutuskan kembali ke dalam rumah pak Broto."Apa aku memang licik?" Fathah bermonolog seraya berjalan masuk rumah. Di dalam, ia mendapati suasana suram yang mengerikan.Fathah tidak menemukan Gina. Sepertinya, ia telah kembali ke dalam kamar. Fathah mengerti, se

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Belenggu Adat dalam Cinta   LELAKI BAJINGAN

    "Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi—" lagi-lagi perkataan Fathah terpotong."Tapi apa?! Kau tidak paham perasaanku!" Reyhan menyeka air matanya yang mengalir."Kau tau, pernikahan terjadi bukan karena cinta saja. Jika orang tua mu menentang sampai menyantet Gina, tidakkah menurutmu melepas Gina adalah cara aman untuk membuatnya baik-baik saja? Caramu memperjuangkan Gina, itu sungguhan cinta atau hanya keegoisanmu saja?" kata Fathah mencoba memojokkan Reyhan."Lalu apa? Kau akan menikahinya begitu? Kau memang licik!" Reyhan pergi meninggalkan Fathah. Ia pergi membawa amarah yang meledak-ledak di dalam dadanya. Melihat itu pun membuat Fathah menghembuskan napas berat. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kemudian, ia pun memutuskan kembali ke dalam rumah pak Broto."Apa aku memang licik?" Fathah bermonolog seraya berjalan masuk rumah. Di dalam, ia mendapati suasana suram yang mengerikan.Fathah tidak menemukan Gina. Sepertinya, ia telah kembali ke dalam kamar. Fathah mengerti, se

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-05
  • Belenggu Adat dalam Cinta   Nikah Yuk!

    Di bawah langit senja, seorang lelaki bernama Reyhan Mahendra nampak menunggu kehadiran seseorang di taman kota Bandung. Lelaki itu memakai jas warna hitam rapi dengan jam warna silver di tangan kirinya. Wajah karismatiknya makin kentara dengan aksesoris kaca mata hitam yang ia kenakan. Kulit putih bersih dengan gaya rambut undercut berhasil membuat beberapa wanita berdecak kagum.Sembari duduk menunggu, sesekali Reyhan mengedarkan matanya. Ia agak sedikit kesal. Pasalanya, sudah 10 menit ia berada di sini. Taman kota Bandung ini pun nampak semakin ramai dari pertama kali ia datang."Maaf. Saya terlambat," ucap seorang gadis berbalut rok plisket putih dan kemeja biru laut. Jilbab putih menutup dada yang ia kenakan terlihat makin memperindah penampilannya.Reyhan tersenyum tipis. Ia melepas kaca mata hitamnya, menatap orang yang telah dinantikannya. Gina Agustya Mahanani, gadis yang ditunggunya sedari tadi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-23
  • Belenggu Adat dalam Cinta   Stasiun Kereta

    ***(2 tahun yang lalu....)Butiran air hujan masih menempel di jendela kereta. Tanah di luar masih terlihat basah, begitu pula mata seorang gadis yang bernama Gina Agustya Mahanani. Mata gadis itu masih sembab karena tangisan beberapa saat yang lalu. Dadanya pun sesak, tak rela meninggalkan kota masa kecilnya ini, Surabaya. Hujan baru saja reda sesaat setelah Gina naik ke dalam kereta. Rasanya kota ini pun menangis melepas kepergiannya ke Bandung. Lebih daripada itu, orang tua dan dua adiknya lah yang sedih keterlaluan. Mereka mengiring Gina merantau dengan air mata membuat gadis itu makin merana. Sudah pasti ia akan menghadapi hari pertama yang berat di perantauan sebab rasa tak rela pergi.15 menit sudah kereta ini berjalan tetapi Gina masih enggan membuka mata. Pedih nan perih terasa pada m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-23
  • Belenggu Adat dalam Cinta   Wanita Jalang

    "Besok bapak hanya ada satu rapat dengan klien, jam 9 pagi," kata Gina. Saat ini ia sedang berada di kantor. Tepatnya di ruangan Reyhan, CEO perusahaan tempatnya bekerja. Mereka hanya berdua di ruangan ini, menjalani posisi bos dan sekertarisnya. Mereka tetap bekerja secara profesional meski faktanya Reyhan telah melamar Gina."Apa tidak bisa dibatalkan?" tanya Reyhan."Maaf pak sebelumnya. Tapi, ada kepentingan apa hingga harus diundur?""Aku ingin membawamu ke rumah. Aku ingin mengatakan pada keluargaku jika aku berniat menikahimu," kata Reyhan dengan nada bicara lembut. Sorot matanya pun memancarkan ketulusan.Pipi Gina memanas. Ia menahan senyum bahagianya. "Aku senang sekali. Tapi pak Rey, klien kita besok adalah klien penting.""Sekertaris Gina, aku adalah bosmu. Aku yang berhak memutuskan. Ganti saja rapatnya lusa, segera hubungi klien kita itu.""Ba-baiklah," cicit

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-26
  • Belenggu Adat dalam Cinta   Restui Kami!

    Langit hari ini nampak seperti kanvas biru tanpa coretan apapun. Matahari bersinar terik dengan leluasa. Karenanya, beberapa orang mengeluh akan gerahnya suasana meski baru jam 10 pagi.1 jam yang lalu, seharusnya Reyhan dan Gina sudah meninggalkan kantor. Namun, kerjaan yang menumpuk membuat mereka mengurungkan niat. Penampilan Gina yang rapi semenjak pagi pun perlahan mulai agak kusut karena lelah. Ia harus menyelesaikan semua kerjaannya secepat mungkin."Apa belum selesai?" tanya Reyhan. CEO itu dengan santainya masuk ke ruangan Gina tanpa permisi.Gina menggeleng. Ia sangat kesal dengan tumpukan dokumen di mejanya ini. Ia sekilas melihat Reyhan dan melanjutkan menatap laptop di depannya."Sudahlah. Tinggalkan saja. Aku akan suruh orang lain mengerjakannya. Jika tidak seperti itu, kau tidak akan selesai hari ini," Reyhan menutup laptop Gina. Membuat gadis itu agak kaget. Pasalnya, wajah Reyhan kini juga

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05

Bab terbaru

  • Belenggu Adat dalam Cinta   LELAKI BAJINGAN

    "Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi—" lagi-lagi perkataan Fathah terpotong."Tapi apa?! Kau tidak paham perasaanku!" Reyhan menyeka air matanya yang mengalir."Kau tau, pernikahan terjadi bukan karena cinta saja. Jika orang tua mu menentang sampai menyantet Gina, tidakkah menurutmu melepas Gina adalah cara aman untuk membuatnya baik-baik saja? Caramu memperjuangkan Gina, itu sungguhan cinta atau hanya keegoisanmu saja?" kata Fathah mencoba memojokkan Reyhan."Lalu apa? Kau akan menikahinya begitu? Kau memang licik!" Reyhan pergi meninggalkan Fathah. Ia pergi membawa amarah yang meledak-ledak di dalam dadanya. Melihat itu pun membuat Fathah menghembuskan napas berat. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kemudian, ia pun memutuskan kembali ke dalam rumah pak Broto."Apa aku memang licik?" Fathah bermonolog seraya berjalan masuk rumah. Di dalam, ia mendapati suasana suram yang mengerikan.Fathah tidak menemukan Gina. Sepertinya, ia telah kembali ke dalam kamar. Fathah mengerti, se

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Lelaki Bajingan

    "Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi—" lagi-lagi perkataan Fathah terpotong."Tapi apa?! Kau tidak paham perasaanku!" Reyhan menyeka air matanya yang mengalir."Kau tau, pernikahan terjadi bukan karena cinta saja. Jika orang tua mu menentang sampai menyantet Gina, tidakkah menurutmu melepas Gina adalah cara aman untuk membuatnya baik-baik saja? Caramu memperjuangkan Gina, itu sungguhan cinta atau hanya keegoisanmu saja?" kata Fathah mencoba memojokkan Reyhan."Lalu apa? Kau akan menikahinya begitu? Kau memang licik!" Reyhan pergi meninggalkan Fathah. Ia pergi membawa amarah yang meledak-ledak di dalam dadanya. Melihat itu pun membuat Fathah menghembuskan napas berat. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kemudian, ia pun memutuskan kembali ke dalam rumah pak Broto."Apa aku memang licik?" Fathah bermonolog seraya berjalan masuk rumah. Di dalam, ia mendapati suasana suram yang mengerikan.Fathah tidak menemukan Gina. Sepertinya, ia telah kembali ke dalam kamar. Fathah mengerti, se

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Reyhan

    Ketika tiba di kediaman Gina, Reyhan sedikit terkejut karena ada beberapa mobil terparkir di halaman rumah. Matanya memandang ke kanan dan ke kiri, mencoba menganalisa apa yang mungkin terjadi. Ia memegangi dagunya dan berkata "Apa ada acara? Tapi kemarin Gina tidak mengatakan apapun tentang ini."Reyhan melanjutkan langkahnya kembali. Samar-samar, ia mendengar percakapan beberapa orang. "Aduh, bagaimana ini? Apa aku datang di situasi yang salah?" Reyhan nampak gelisah. Ia memelankan langkahnya supaya bisa mendengar dengan jelas suara-suara percakapan itu."Aku hanya mendengar obrolan basa-basi. Apa mungkin ini hanya kunjungan teman-teman pak Broto saja ya?" pikir Reyhan. Ia menghentikan langkahnya karena takut mengganggu. Kini posisinya sekitar 5 meter dari pintu.Reyhan sedikit mengintip situasi di dalam. Memang ada banyak orang tang tak ia kenal. Namun, entah kenapa perasaannya tidak enak. Perlahan, ia kembali mengendap-endap mendekati pintu.Sem

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Fathah

    Beberapa menit sudah berlalu sejak kedatangan Fathah dan keluarganya ke kediaman pak Broto. Kendati demikian, seseorang yang dinanti dalam kunjungannya itu tak kunjung muncul. Bu Yati, Satria dan pak Broto mulai agak gelisah karenanya."Saya pamit sebentar ya. Saya akan bawa Gina kemari," ucap bu Yati dengan sedikit canggung. Semua orang di sana pun mengiyakan.Berangkatlah bu Yati menuju kamar Gina yang ada di lantai 2. Dari kejauhan, terdengar percekcokan antara Gina dan Santi. Bu Yati yang mendengar itu pun makin mempercepat langkahnya.Setelah tiba di depan pintu, bu Yati berhenti sejenak. Ia sedang mendengarkan dengan seksama apa yang sedang diperdebatkan kakak dan adik itu. Sedikit samar, namu suara mereka masih bisa terdengar."Ga! Gila apa?! Apa-apaan semua ini?! Aku ga bakalan turun ke bawah. Aku ga mau nikah sama mas Fathah!"Begitulah perkataan yang bu Yati dengar. Ia yakin itu adalah suara Gina. Bu Yati sedikit menghela napas berat kare

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Lamaran

    Seminggu sudah berlalu. Keadaan Gina pun membaik, ia sudah pulih dari santet. Namun, Gina mendapati hal yang aneh. Ia dilarang pergi ke Bandung. Padahal, keluarganya tau bahwa ia masih pegawai kantor meski sudah cuti beberapa minggu.Gina tak diberi tahu alasan mengapa ia tidak boleh bekerja ke Bandung lagi. Bahkan, keluarganya meminta dirinya untuk segera mengundurkan diri dari perusahaan Reyhan. Mereka ingin Gina melepaskan pekerjaannya sebagai sekertaris."Apa alasannya? Kenapa kalian memintaku untuk mengundurkan diri tiba-tiba begini?" tanya Gina pada ayah dan ibunya. Mereka bertiga tengah berbincang-bincang sore di teras rumah.Tentunya, pak Broto dan bu Yati enggan mengatakan alasan yang sebenarnya pada Gina mengapa ia tak boleh lagi berangkat ke Bandung. Bagaimana tidak? Mereka tidak mungkin mengatakan bahwa itu adalah persyaratan Nindy agar Gina terbebas sepenuhnya dari santet. Melarang Gina bekerja

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Dalang

    Surabaya, tepatnya sesaat setelah Gina pulang bersama Nindy dan Reyhan 2 minggu yang lalu...."Baiklah, sekarang sudah beres!" ucap Nindy sambil membersihkan tangannya dari tanah. Ia baru saja mengubur sesuatu di belakang rumah pak Broto.Nindy segera mengecek ponselnya dan menelfon seseorang yang tak lain adalah Zidan."Apa kau sudah selesai?" tanya Zidan tanpa berbasa-basi. Ia membuka pembicaraan dengan langsung bertanya."Tentu saja. Aku sudah mengubur buhul santet itu. Sekarang kita tinggal mengikuti arus," ucap Nindy. Ia tersenyum miring, menandakan kebengisannya."Bagaimana dengan 2 buhul santet yang lainnya? Kau sudah mengurusnya?" kini Nindy yang bertanya."Apa maksudmu? Santet itu sudah bekerja kan? Tentu saja 2 buhul yang lain sudah aku bereskan!" kata Zidan jengkel."Aku hanya ingin memastikan. Baiklah, aku tutup telfonnya," ucap Nindy. Ia langsung memutus panggilan dan berlari ke dalam rumah. Keadaan gelap karena sud

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Kejutan

    Esok hari datang juga. Saat-saat yang telah ditunggu Satria dan Santi sejak kemarin. Sore ini, mereka akan mengeksekusi rencana untuk mengikuti pak Broto.Jam menunjukkan pukul 16.30 yang berarti pertemuan pak Broto dan orang misterius yang mengirim surat kemarin akan segera terjadi. Perjanjian mereka jam 5 sore di alun-alun dan pak Broto sudah siap dengan motornya."Ayah mau kemana?" tanya Santi berbasa-basi ketika pak Broto hendak melaju."Ada urusan sebentar. Ga lama kok," kata pak Broto. Ia langsung melajukan motornya tanpa mau meneruskan basa-basi.Melihat ayahnya makin menjauh, Santi tersenyum sinis. Rencananya dengan Satria untuk membuntuti pak Broto sepertinya akan berjalan lancar. Tak ada tanda-tanda kecurigaan pak Broto pada meski tadi malam mereka sempat mencuri surat misterius itu.Tak lam setelah itu, Santi menelpon seseorang yang tidak lain adalah kakak kembarnya, Satria. Ia menanyakan tentang berjalannya rencana sor

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Surat Misterius

    Reyhan bergelut dengan pikirannya sendiri. Ia masih bertanya-tanya, apa benar buhul santet Gina benar-benar lebih dari satu. Memikirkan semua itu membuatnya tak nafsu makan.Sudah 3 hari, kabarnya Gina masih belum pulih dari sihir keji ini. Meski sudah diruqyah, buhul santet tetap harus ditemukan dan dihancurkan. Itu adalah cara terbaik untuk terbebas dari sihir.Baru-baru ini, sebenarnya Reyhan juga menemukan buhul santet di dalam kosan Gina. Ini agak mengejutkan memang, tapi semua seakan tak berguna. Gina masih belum pulih setelah buhul santet kedua itu dihancurkan."Sebenarnya apa yang diinginkan pelakunya? Apa dua buhul santet itu palsu? Tapi untuk apa memalsukan barang seperti itu?" pikir Reyhan. Kini ia sedang berada di kantor, tepatnya di ruangannya sendiri.***Surabaya...."2 buhul santet sudah dihancurkan. Kenapa Gina belum juga pulih?" pak Broto memegangi kepalanya yang terasa berat. Ia tak mengerti dengan segala keanehan yang ter

  • Belenggu Adat dalam Cinta   Buhul Santet

    Reyhan sudah tiba di kantor. Ia berlari mencari Zidan dengan bersemangat. Rupanya, Zidan masih ada di ruangan Gina, dengan buhul santet berada di atas meja ruangan itu.Di atas meja, Reyhan melihat bungkusan kain kecil yang entah apa isinya. Bahkan, di sana juga ada foto Gina. Semua itu membuat Reyhan melotot seketika."Sepertinya ini adalah buhul santet yang menyerang sekertaris Gina," ucap Zidan. "Tapi bagaimana mungkin, Zidan? Jika benda itu ada di sini, berarti pelakunya adalah orang kantor?" Reyhan membekap mulut. Baru saja ia mengalami perdebatan hebat dengan orang tuanya. Ia tak menyangka ternyata prasangkanya salah besar. Ia merasa sangat bersalah karena telah mencurigai orang tuanya sebagai pelaku."Benar sekali pak. Tidak mungkin ada yang bisa keluar masuk ruangan sekertaris Gina jika bukan orang kantor ini," kata Zidan membenarkan.Setelah penemuan buhul itu, Reyhan langsung menghubungi pak Broto. Ia merasa sedikit lega karena tel

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status