Share

Bab 21

Mentari menyapa pagi di villa taman bunga Puncak Cipanas, cahayanya memantul kilau pada titik air di ujung daun pohon palem yang semalam tertimpa hujan.

Dering ponsel mengalunkan nada akustik aransemen ulang tembang kenangan, sebagai tanda panggilan masuk dari Tesla.

“Halo Sayang,” sapa Amy

“Kamu di mana?” Tanya Tesla dari seberang sana.

“Masih di puncak, maaf semalam gak ngabarin kamu. Amy ketiduran,” jelas Amy.

“Ya sudah, pokoknya yang terpenting hati-hati dan jangan telat makan,” pesan Tesla penuh perhatian, tapi terdengar garing di telinga Amy.

Setelah panggilan berakhir, diletakkan kembali pada tempat yang semestinya. Amy menggeliat bak penari balet, meregangkan badan yang masih tergolek di pembaringan. Suara gemeretak dari persendian terdengar indah tertangkap pendengarannya.

Sosok tubuh lain yang tadi masih terlelap tenang, kini mulai terusik dengan semua kebisingan tanpa suara, yang tercipta hanya dari gerakan saja.

Kelopak mata itu membuka seulas senyum ia sunggingkan, sebag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status