Amy menarik Ade masuk kedalam dekapannya, membelai lembut punggung sahabatnya itu, berharap tangis Ade segera mereda, agar Ade mampu menceritakan apa yang sebenarnya sedang terjadi.“Papa ... Papa aku jatuh, My. Sekarang beliau tidak sadarkan diri,” ujar Ade di tengah isaknya.“Innalillahi, siapa yang mengabari?” tanya Amy ikut panik.“Sinta, kakak tiriku. Aku harus balik My, tolong antarkan aku ke bandara,” pinta Ade.Amy mengangguk setuju, segera dibantunya gadis itu berkemas. Tidak banyak yang dibawa hanya beberapa lembar pakaian saja, setelah semuanya siap Amy mengantar si tomboy menuju bandara.“Ibu tiri aku punya dua anak dari pernikahan sebelumnya, dua-duanya perempuan. Sinta anak keduanya, Cuma Sinta yang masih memiliki rasa peduli kepadaku. Dulu waktu sekolah menengah pertama, aku pernah sakit tiga hari dan gak bangun sama sekali.Cuma Sinta yang rajin menjenguk ke kamar, mengantarkan makanan dan mengingatkan a
Seperti yang telah dipikirkannya, pagi hari setelah Tesla pergi mengajar, Amy juga pergi ke rumah ibunya. Dia berencana menyelidiki dan mencari bukti baru terkait perselingkuhan Tesla dengan Arem.Dengan mengendarai mobil milik Ade Irma, Amy mendatangi penjara tempat Arem ditahan. Jika mengikuti prosedur yang berlaku, seharusnya Arem masih mendekam di sana. Di jalan Amy singgah di sebuah toko roti, dia hendak membeli buah tangan untuk menjenguk Arem di penjara."Hai Amy," seseorang menyapanya, reflek Amy menoleh untuk melihat siapa gerangan orang itu."Hei," seru Amy tertahan, orang yang menyapanya tersenyum semringah."Yuni, apa kabar?" tanya Amy sambil menyambut uluran tangan perempuan seksi yang baru saja menyapanya."Baik, alhamdulillah," jawab orang yang dipanggil Amy dengan nama Yuni. "Sudah lama banget ya, kita gak ketemu," lanjutnya.Amy mengangguk, "Terakhir kali sewaktu kita sama-sama muke-up wisuda.""Duduk di sana yuk," Yuni menunjuk salah satu meja yang tersedia di toko r
“Sayang,” sapaan Tesla membuat Amy sedikit terperanjat.“Kamu kenal Yuni, bukan?" tanya Tesla sambil menunjuk ke arah perempuan cantik dan seksi itu."Kamu kok bisa kenal Yuni?" Amy balik bertanya dengan penuh rasa curiga."Hai Amy," Sapaan Yuni mengurung jawaban Tesla."Hay," Amy balas menyapa. “Sombong banget sih dari tadi aku perhatikan,” ujar Yuni dengan nada bercanda.“Bukan sombong tapi aku malu dekat kamu, takut dikira orang kita anak panti asuhan,” jawab Amy berseloroh, sambil melirik gaunnya dan Yuni yang terlihat sama."Oh ya? Kok bisa ya? Pasti kamu beli di Vani galeri?"Amy mengangguk, membenarkan tebakan Yuni "Iya di Vani emang ada dua gaun yang rada mirip, kemarin aku sampai bingung mau pilih yang mana, eh gak taunya yang ini kamu yang beli." tutur Yuni antusias.Acara pesta berakhir pukul sebelas malam, dalam perjalanan pulang Amy lebih banyak diam. Dia mer
Selepas makan siang bersama Yuni, Amy langsung pulang ke rumah orang tuanya. Dia sempatkan menelpon Ade, guna memastikan keadaan si tomboy.Menurut Ade ayahnya telah dimakamkan siang tadi, "Aku akan kembali ke Jakarta setelah hari ketujuh kematian papa." ujarnya."Oke, yang penting kamu ikhlaskan hati dan jaga kesehatan, jangan sampai drop, aku gak mau kamu kenapa-napa," ingat Amy.Selepas magrib Tesla datang menjemput Amy, duduk sebentar mengobrol dengan ibu dan bapak mertuanya sambil menunggu Amy bersiap-siap.Saat memasuki mobil hendak pulang, hidung Amy seperti mencium aroma parfum lain, yang tersamarkan oleh aroma parfum Tesla."Tadi kamu dari mana?" selidik Amy."Dari kampus lah, tidak ke mana-mana," jawab Tesla sesantai mungkin, dirinya sadar Amy curiga karena itu dia harus bersikap wajar untuk meredam kecurigaan suaminya itu."Ada yang numpang mobil kamu?" tanya Amy lagi.Tesla mengerutkan dahi, "Nggak, kenapa sih?" tanyanya pura-pura tak mengerti."Kok aku kayak mencium aroma
Hari ketujuh kematian orang tuanya, Ade Irma beserta ibu dan kedua saudara tirinya berkumpul di ruang tamu rumah mereka.Aryo—lelaki berusia 55 tahun, yang merupakan sahabat terdekat ayahnya datang bersama beberapa orang. Satu diantaranya mengaku sebagai notaris, yang ditunjuk almarhum untuk menjelaskan pembagian aset peninggalan Almarhum.Ayah Ade Irma hanyalah seorang pengusaha lokal, yang memiliki aset berupa sebuah rumah mewah, dan dua unit ruko di jalan utama. Rumah dan ruko itu dibelinya semasa beliau berumah tangga dengan istri keduanya.Kini semua itu jatuh ke tangan ibu dan kedua saudara tiri Ade, si tomboy hanya bisa menghela napas panjang kala menyadari bahwa dirinya tidak mendapatkan apa pun dari sang ayah."Ade, kapan kamu kembali ke Jakarta?" tanya Aryo, setelah pembacaan wasiat selesai dilakukan."Malam ini juga om," jawab Ade singkat."Kalau begitu berkemaslah, mari om antarkan," tawar Aryo."Tidak perlu, Om. Saya bisa naik taxi," jawab Ade."Jangan menolak, Tantemu in
“Kenapa harus di Balikpapan sih kenapa gak di Jakarta aja?” Protes Amy, sambil dia mempersiapkan pakaian dan perlengkapan yang dibutuhkan Tesla selama di luar kota.Lelaki itu hendak meresmikan toko sepatu yang dibukanya di kota Balikpapan. “Aku ambil barang dari Jakarta, Sayang. Lalu aku jual di sana.” Jawab Tesla dengan sabar.“Ya udah kamu hati-hati selama di sana.” Pesan Amy, “oh ya aku punya hadiah buat kamu,” Amy menyodorkan satu unit ponsel keluaran dan model terbaru untuk Tesla. “Wau!” seru Tesla kagum, “Dalam rangka apa nih Sayang, kok kasih hadiah segala?” tanyanya.“Aku lihat handphone kamu, layarnya sudah pecah-pecah jadi aku beliin yang baru,” jelas Amy dengan gaya santainya.Tesla merangkul pinggang sang istri, lalu mengecup kening wanita itu.”Makasih ya Sayang,” ucapnya penuh perasaan. Amy tersenyum dan mengangguk.Amy bukannya tidak senang suaminya memiliki usaha, hanya saja firasatnya mengatakan kalau ini hanya akal-akalan Tesla saja. Yang dikhawatirkan dengan adanya
Tesla berjalan santai keluar dari pintu kedatangan Bandar Udara Hang Nadim Batam, di sebelahnya Dialin juga berjalan santai menenteng tas tangan kebanggaannya.Seorang perempuan cantik memakai pakaian tertutup dan berjilbab tersenyum menyambut mereka, perempuan itu menyalami Dialin dan mengecup sayang pipi wanita yang telah melahir dn membesarkan Tesla.“Selamat datang di Batam, Tante.” Ucap si perempuan cantik.Dialin tersenyum senang, “Terima kasih,” ucapnya ramah sambil merangkul perempuan muda itu.“Ma, ini yang namanya Yuni,” Tesla memperkenalkan perempuan cantik tersebut kepada mamanya.“Cantik,” puji Dialin sambil membelai wajah Yuni, membuat yang dipuji tersipu malu. “Yuk kita jalan,” Yuni menuntun Dialin menuju mobil yang telah menunggu mereka, sedang Tesla berjalan di belakang kedua wanita tersebut.“Bagaimana Tante, udara Batam panas ya?” tanya Yuni memecah kesunyian di dalam mobil.“Biasa saja, Jakarta juga panas.” Jawab Dialin, dan mereka pun tertawa.Yuni mengarahkan
“Perkenalkan, saya Yuda Buana.”Amy meneliti lelaki tampan yang berdiri di hadapannya, kulit putih bersih, hidung bangir, bibir mungil, rambut lurus dengan potongan ala tentara. Tatapan mata lelaki itu tajam bagaikan mata elang, tetapi terasa begitu menenangkan. Amy mengakui ketampanan lelaki ini mengalahkan Tesla.“Amy,” perempuan itu menyebutkan namanya, sambil menyambut uluran tangan Yuda, ada getar aneh yang dirasakan saat tangannya, dan lelaki itu saling menggenggam. “Mari saya ajak melihat bagian dalam,” suara Yuda begitu merdu terdengar di telinga Amy, dia tersenyum mengangguk, lalu mengikuti langkah Yuda memasuki bangunan ruko.“Ruko ini baru selesai saya renovasi, sudah saya pasangkan plafon dan sudah ada kitchen set. Rencananya kemarin saya akan membuka restoran di sini,” Yuda berkata menjelaskan tentang ruko miliknya.“Oh, ya!” Amy berseru takjub, "Mengapa tak jadi dibuka restorannya, Pak?" Tanyanya antusias, Yuda tersenyum melihat ekspresi Amy."Kebetulan saya belum dapa
Sabtu sore sepulang dari AmyDecafe, Amy segera bersiap pergi ke rumah ibunya, Tesla juga bersiap mengikuti sang istri berkumpul di rumah mertua. Malam ini keluarga Amy, akan memberikan kejutan untuk Ade, mereka akan merayakan ulang tahun si tomboy yang ke tiga puluh.Para karyawan AmyDecafe juga diberitahu, mereka yang menyiapkan kue untuk si tomboy. Ibunda Amy dan Mien Hassel sudah sibuk sejak siang menyiapkan menu untuk dimakan bersama, semua itu mereka lakukan tanpa sepengetahuan si tomboy.Ade sendiri diberitahu untuk datang ke rumah orang tua Amy, karena malam ini adalah perayaan ulang tahun pernikahan ayah dan ibu.Ade sengaja mengajak Yuda untuk datang bersama ke acara tersebut, ada sebuah rencana yang tersusun di benak si tomboy.Pukul delapan malam, rumah orang tua Amy telah ramai oleh keluarga dan anak-anak cafe. Selain mereka juga ada keluarga inti dan kerabat terdekat orang tua Amy, seperti para besan. Kebetulan ulang tahun Ade bertepatan juga dengan tanggal dan bulan per
Lelah menghadapi segala permasalahan di kafe hari ini, membuat Amy berkhayal sampai di rumah nanti dia akan langsung mandi dan tidur. Namun khayalannya punah kala sampai di rumah didapatinya Tesla telah kembali dari luar kota, lebih menyebalkan lagi bagi Amy ketika pria itu memintanya untuk memasak."Kenapa gak telpon sih tadi, kan bisa aku bawakan makanan dari kafe," protes Amy."Ya sudah kalau kamu gak mau masakin aku, gak apa-apa." Jawab Tesla sedikit ketus.Amy menghela napas, mau tidak mau dia harus berurusan dulu dengan wajan dan kompor, demi untuk memuaskan "kampung tengah" suaminya.Sebelum adzan maghrib berkumandang, Amy telah selesai dengan urusan dapurnya. Kini hanya menunggu nasi yang di rice cooker matang sempurna. Sembari menunggu nasinya matang, Amy masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan lagi badannya, dengan cara menyiramkan air dingin ke seluruh tubuh, memijatnya dengan kelembutan busa sabun, lalu menyiramkan air ke wudhu. Perempuan itu menunaikan tiga rakaatnya, set
Setelah Ade menutup panggilan telepon untuk kedua kalinya, Amy hanya bisa tercengang sendiri sambil berpikir apa yang sebenarnya telah terjadi di cafe. Karyawan manakah yang dimaksud oleh si tomboy. Semalaman Amy jadi sulit tidur memikirkan hal itu, saat pagi menyapa wanita itu bergegas mendatangi AmyDecafe.Dia sangat penasaran, apa yang telah terjadi tadi malam di kafe? Mengapa Ade sampai murka, dan kepada siapa si tomboy itu melampiaskan kemarahannya? Beragam pertanyaan itu memenuhi pikiran Amy, selama dirinya berada dalam perjalanan menuju AmuDecafe."Dita tolong kamu datang lebih cepat ya, ada yang mau kakak lihat di rekaman Cctv." Tulis Amy pada pesan singkat yang dikirimkan kepada Dita.Tak lama Amy sampai Dita pun tiba, gadis itu segera membuka rekaman Cctv seperti yang diminta atasannya"Buka bagian kitchen antara pukul 9.00 sampai 10.00 malam" Perintah Amy, Dita menurut berdua mereka melihat kejadian yang terekam cctv semalam. Dari pukul 21.00 WIB sampai 21. 30 WIB, takada
*Seminggu Kemudian*Semenjak pertemuan di warung Soto Betawi hari itu, Tesla menjadi lebih sering mengirimi Ade pesan singkat. Awalnya lelaki itu meminta maaf berulang-ulang soal tuduhannya kepada si tomboy, setelah itu Tesla lebih banyak menceritakan keluhannya tentang keinginan mamanya untuk segera menimang cucu."Sejujurnya, De. Aku sama sekali tidak berniat menikah lagi, aku ingin sehidup semati dengan Amy, ada atau tanpa anak di antara kami. Tapi mamaku, De. Aku kasihan dengan mamaku." Begitulah Tesla kerap mengeluh, dan entah bagaimana alam bawah sadar Ade bisa memaklumi kegalauan hati lelaki itu. "Kenapa kalian tidak mencoba program bayi tabung saja?" tanya Ade suatu hari menanggapi keluhan Tesla yang dikirim lewat pesan singkat."Percuma saja, De. Dokter sudah memvonis Amy mandul," balas Tesla.Ade pun terdiam dibuatnya, selama ini dia tidak pernah menanyakan perihal kesuburan Amy, selain merasa itu bukan wewenangnya, dia juga tidak mau menyinggung perasaan sahabatnya itu.Se
Pagi hari selepas sarapan, Ade dan Amy pergi meninggalkan rumah. Ade mengantarkan Amy ke cafe, setelah itu dia pergi tapi bukan ke hotel karena hari ini jadwalnya dia libur. Si tomboy mendatangi kantor provider telepon seluler, untuk menonaktifkan nomor ponselnya yang dicuri oleh Wulan. "Mbak saya mau minta tolong nonaktifkan nomor ini," Ade menyodorkan selembar kertas, yang bertuliskan beberapa digit angka kepada petugas di ruang pelayanan pelanggan."Maaf Kak, ada KTP dan SIM-card dari nomor yang akan dinonaktifkan?" Tanya petugas cantik tersebut.Ade menyodorkan kartu identitas miliknya, "Sim-card nomornya hilang, Mbak, maka itu saya minta segera dinonaktifkan agar tidak disalah gunakan," Jelasnya."Baiklah, tunggu sebentar ya, Kak." Pinta si petugas, lalu ia pun sibuk dengan layar komputernya."Nomor sudah kami nonaktifkan, Kak. Kami pastikan nomor ini tidak akan digunakan sampai dengan 24 bulan kedepan, selanjutnya kemungkinan nomor ini akan kembali dijual sesuai aturan perusah
Setelah mengakhiri panggilannya, Ade buru-buru meletakkan kembali ponsel Wulan pada tempatnya. Tampak gadis bertubuh tinggi semampai itu melangkah ringan menghampirinya."Kak, Teriyaki sauce chicken satu porsi." Wulan berkata sambil menyerahkan nota pemesanan kepada Ade "Oke," Jawab Ade santai, si tomboy segera berdiri dan melangkah ke arah dapur menuju meja kerjanya.Wulan mengikuti di belakang, saat Ade sibuk meracik bumbu di atas perapian, Wulan terus memandangi si tomboy dengan tatapan mesra. Ade tidak memperdulikan dia tetap fokus dengan pekerjaannya, selain itu benaknya juga dibebani sebuah pertanyaan, mengapa nomor teleponnya bisa berpindah ke ponsel Wulan?"Woi biasa aja ngeliatnya!" Sorak Dona—asisten Ade, sambil mengibaskan tangannya yang basah ke muka Wulan. Dona baru saja mencuci tangannya, setelah selesai menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan Ade."Apaan sih rese Lo!" Wulan menggerutu, sambil menyeka wajahnya yang terkena percikan air dari tangan Dona.Ade mengabaikan k
Yuda meneliti daftar menu yang tertulis, tidak ada makanan berat hanya cemilan dan minuman saja. "Air kelapa dua, satunya tidak usah pakai es dan beri perisa leci, yang satunya pakai es dan susu." Ujar Yuda menyebutkan pesanannya.Ade tersipuendemgar Yuda masih hapal dengan minuman kesukaannya, air kelapa muda tanpa es dan diberi perisa leci."Abang pikir kamu sudah lupa sama Abang, pas kemarin kita ketemu, ucap Yuda sambil tersenyum menatap Ade.Si tomboy menggeleng, "Kemarin aku cuma kaget saja, tidak menyangka akan bertemu Abang," jawabnya."Bumi ini memang kecil ya, De?" Gumam Yuda."Nggak blBang, bagiku bumi ini begitu besar hingga untuk bertemu Abang kembali aku harus menunggu belasan tahun," bantah Ade."Hahahaha bisa saja kamu, De," Yuda tergelak, ada perasaan tak enak di hatinya, "Aku egois ya?" tanya.Ade kembali menggeleng, "Tidak, Abang mungkin mempertahankan harga diri Abang sebagai lelaki dewasa, di hadapan gadis kecil yang tidak tau menghargai perasaan orang." Yuda m
"Haaaa!" Ade menghela napas panjang, bayangan kenangan silam kembali menggores perasaan. Dia teringat beberapa hari setelah malam itu, Een kembali menemuinya di halte sekolah saat jam pulang sekolah."Mbak sudah bicara dengan Yuda, sepertinya dia benar-benar kecewa dengan kamu. Dia berkata, kamu sekarang sudah besar dan tidak butuh dia lagi, karena itu lebih baik kalau dia menghindar. Lagi pula usia kalian terpaut jauh sekali, kamu bisa mencari cowok lain yang seumuran dengan kamu."Mendengar itu Ade tergugu menangis, dia tidak berpikir tentang cowok lain yang dia mau hanya Yuda seorang."Tolong bilang sama Abang, Mbak. Kapan pun waktunya, beri aku kesempatan untuk bertemu. Aku tidak akan memaksa Abang untuk bersamaku, kalau Abang tidak mau. Aku hanya ingin meminta maaf secara langsung kepadanya, itu saja." ujar Ade.Een mengangguk dan berjanji akan menyampaikan hal itu kepada Yuda. Semenjak hari itu, harapan Ade benar-benar hancur. Gadis cantik berambut panjang itu akhirnya memilih m
Setelah berdebat dengan Amy perkara dia ingin menikah lagi, Tesla menenangkan diri dengan pergi ke kampus tempatnya mengajar. Di sana dia bertemu Handoko—rekan sejawat, yang juga dianggapnya sebagai guru spiritual.Handoko pria muda berusia empat puluh tahunan, paham tentang agama dan praktisi poligami. Dia memiliki dua istri, dari keduanya Handoko mendapatkan empat orang anak. Istri keduanya seorang janda dengan satu anak, anak inilah yang kemarin menikah dan Tesla hadir di sana. Istri kedua Handoko adalah kerabat dekat orang tua Yuni, dari Handoko jugalah, Tesla mengenal Yuni."Aku bertengkar dengan Amy," Tesla mengadukan perdebatannya tadi kepada Handoko."Soal apa?" tanya Handoko tanpa maksud menyelidik."Soal menikah lagi, susah sekali ternyata untuk mendapatkan izin," keluhnya.Handoko tertawa, "Kamu tau hal apa yang ditakuti wanita ketika kita memutuskan untuk poligami?" Tesla menggeleng, "Yang pasti mereka tidak mau berbagi," jawabnya.Handoko ikut menggeleng, "Kamu salah, wa