Home / Lainnya / Behind My Mask / 4. Ayah dan Anak

Share

4. Ayah dan Anak

last update Last Updated: 2021-05-17 14:13:50

Livy membawa pulang Gave ke markasnya melewati jalan rahasia di bawah parkiran mall Elradz milik ayahnya. Arka pikir Livy bodoh? Livy tentu saja sadar jika dia diikuti sedari tadi oleh Arka dengan mobil biru cobaltnya. Dia pikir Livy tidak melihat mobilnya kemarin mentang-mentang Livy sedang terluka dan sok bergaya ingin membuntuti Livy? Lucu sekali, tepatnya sangat naif.

Gadis bermarga Synne itu sampai harus banyak berbelok dan mencari jalan raya yang ramai untuk menyamarn moblnya. Dia tak akan takut ketahuan jika Arka tahu dia sadar dibuntuti Arka saat dia kebanyakan berbelok, bukankah orang jahat sepert Livy memang sudah sewajarnya punya jalur pulang yang sulit? Tentu saja Arka akan memaklumi hal itu sekaligus terkecoh dengan tipuan Livy. Lihat saja, Arka sudah jauh tertinggal dan Livy kini baru saja memasuki gerbang 11 markas The Shdowup.

Livy turun dari mobilnya dengan memapah Gave dan menyeret sabitnya memasuki ruang eksekusi. Disana ayah dan para anak buahnya telah menunggu Livy.

“Wah wah, putriku sudah pulang,” Radz tersenyum hangat pada putrinya, “kepalamu kenapa?” tanyanya begitu menyadari perban yang masih membalut kepala putrinya.

“Berdarah,” jelas Livy singkat.

Radz menghela nafas, dia sudah tahu kalau Livy terluka, tapi sebab Livy terluka itu yang dia tanyakan, dasar putrinya ini, terlalu dingin mirip dengannya dulu saat masih muda. 

“Yaah, sudahlah, silahkan eksekusi dia semaumu putriku.”

“Baik ayah, kali ini aku akan mengeksekusi sambil bercerita,” Livy mengambil sabitnya.

“Hooo, menarik, lanjutkan.”

Senyum miring terlihat jelas di wajah Livy, para anak buah ayahnya itu berhasil dia buat terkejut karena pertma kalinya ini lah Livy akan bercerita panjang lebar kepada mereka semua. Radz yang duduk di atas kursi khususnya pun tak kalah penasaran dengan mereka semua. Sepertinya putrinya itu akan bercerita sesuatu yang menarik.

“Baiklah,” Livy mengangkat sabitnya tinggi-tinggi.

“Aku bertemu dengan seseorang yang akan menjadi pionku di dalam ujian akhir ini,” Livy kemudian mulai mengayunkan sabitnya kesana kemari di sekujur tubuh Gave yang masih tak sadarkan diri.

“Siapa dia putriku?”

Livy mengusap darah Gave yang terciprat ke wajahnya, “Seseorang yang sangat berguna, ketua dari mafia The Lightdown.”

“Bagus sekali, tangkapan yang mahal,” Radz bertepuk tangan.

“Terimakasih ayah,” tepat saat Livy berterimakasih, Gave dipenggal oleh Ruby alias sabit kesayangan Livy itu.

“Aku sudah boleh bermalas-malasan lagi ayah?” tanya Livy polos sembar mengusap Ruby.

“Tentu saja, hari ini kau sudah bekerja keras,” Radz tersenyum, “Istirahat sana.”

“Baik ayah,” Livy berbalik, dan mulai menjauhi kerumunan The Shadowup.

Radz menatap punggung putrinya yang kian menjauh, dipikir berapa kali pun tentu saja hasilnya akan sama saja, kenyataan bahwa ayah dan anak ini memang sangat mirip dari banyak hal. Ketua dari The Shadowup itu melamun sesaat, mencoba mengingat kapan terakhir kali dia menghabiskan waktu penuh kehangatan dengan kedua putrinya, dan ya, dia tak mengingatnya.

Karena yang di kepala Radz hanya ada sosok ibu dari anak kembarnya itu, Elle De Vyrnuez, wanita yang membawa kehangatan di tengah keluarga kecil mereka. Dan sejak penyerangan markas The Shadowup, keluarga kecil itu makin tenggelam dalam dinginnya dendam. Bahkan secercah kehangatan dari Kana pun kalah kuat dari pada dendam yang dimiliki Radz dan Livy.

Radz menghela nafas, “Andai aku membunuhnya lebih dulu, pasti Elle masih ada disini walau dia akan membenciku,” batinnya.

Putrinya yang sekejam dirinya juga paham betul kenapa dia sangat mirip dengan ayahnya. Karena mereka berdua... sangat menyayangi Elle, dan salah satu prinsip mereka ialah, siapa pun yang berani melukai Elle harus dibalas berkali-kali lipat walau itu harus membahayakan nyawa mereka sendiri.



***



 Gemuruh suara penyerangan terdengar riuh sampai ke rumah utama The Shadowup, penyerangan dadakan yang dilakukan oleh mafia yang sama tenarnya dengan The Shadowup, geng mafia milik Lecra De Vyrnuez, kakak laki-laki Elle.


Lecra yang baru saja sadar dari komanya tak terima dengan berita bahwa adiknya menikah dengan Radz kini menyerang secara membabi buta markas The Shadowup dan mengincar Radz.

 “RADZ! KELUAR LO BRENGSEK!!” teriak Lecra ditambah dengan bantingan kursi di taman depan rumah utama.

 Tak disangka, Elle lah yang keluar menemui kakanya itu, dia berlari kecil keluar dari rumah utama, “Abang kenapa ada disini?” tanyanya tenang.

 “MANA COWOK LO?!” Lecra berusaha masuk lebih dalam lagi ke rumah utama.

 Elle terkejut begitu sadar kakakny itu membawa pedangnya, “A-abang mau ngapain ketemu Radz?” tanyanya menahan gemetar, wanita berambut cokelat itu tak berani mendekat ke kakaknya lebih lagi.

 “Ya jelas mau bunuh dia lah, jadi ini rencana busuknya?! DIA BIKIN GUA KOMA BUAT NIKAHIN ELO?! BRENGSEK!! Dia di dalam kan?!!”

 “I-ibu, om itu siapa?” Kana dan Livy muncul di balkon kamar mereka di lantai atas dan melihat langsung ibu mereka di bawah sana.

 Elle mendongak dan memaksa senyumannya untuk menghilangkan ketakutan Kana yang tadi tergagap, “Dia paman-“

 “KALIAN SUDAH PUNYA ANAK HMM?! BAHAGIA LO SAMA DIA IYA?” Lecra menodongkan pedangnya.

 Elle ketakutan, tubuhnya yang mungil itu terlihat gemetar hebat, Livy menggandeng Kana untuk menemui ibu mereka begitu melihat kejadian tadi. Livy berniat memarahi pamannya itu dan Kana akan menenangkan ibu mereka.

 Tapi, seolah benar-benar tak memihak, semesta justru membuat Radz muncul dari pintu rahasia di dekat Lecra, Radz tadinya berniat untuk menyembunyikan keluarganya. Namun detik itu kemudian menjadi momen yang tepat bagi Lecra menebas kepala orang yang memakai cara licik hanya demi cintanya pada Elle.

 Lecra melesat cepat mendekati Radz yang tengah lengah dengan aura membunuhnya. Tepat sekali dengan kedatangan Kana dan Livy di depan pintu rumah utama. Elle bahkan tak sempat memperingati Radz.

 Dan... “JREB!” pedang Lecra menusuk tepat di jantung orang yang salah, Elle menghadang Lecra persis di hadapan Radz yang tersadar bahwa ada penyusup alias kakak iparnya yang mengincarnya.


Lecra menusuk Elle di depan mata kepala anak-anaknya dan suaminya yang langsung menembakan peluru ke kepala Lecra, membalasnya sebelum Lecra punya kesempatan untuk membunuhnya dan anak-anaknya.

 Kejadian itu berlalu begitu cepat, dan semua itu terjadi di depan mata Kana dan Livy sendiri. Kejadian yang terlalu kejam untuk dilihat langsung oleh kedua anak kecil yang baru saja menginjak umur mereka yang kelima tahun. Radz bahkan terpaksa harus melakukan kekerasan di depan putrinya demi keselamatan mereka.

 Tubuh Elle yang makin pucat ambruk ke pelukan Radz, di hari itu ada dua hal yang terbentuk yakni, kesedihan Kana, dan dendam di hati Livy dan Radz. Dendam yang masih tertanam kuat hingga kini.









- Bersambung -

Related chapters

  • Behind My Mask   5. The Lightdown

    Di dini hari ini, Livy lengkap dengan jubah ungunya pergi menemui Arka, di markas The Lightdown. Markas yang ada di dekat pantai di sebelah utara kota Luoseraz, markas yang sepi untuk tempat yang mencolok seperti pantai, bahkan ini terlalu sepi, mencurigakan. Dan benar saja firasat Livy, lihat saja petasan besar yang baru saja meledak di depannya, ini pasti tipuan.Cepat-cepat Livy kembali memasang posisi kuda-kudanya dan mengangkat sabitnya, bersiaga. Tiba-tiba saja sekerumununan orang mengelilingi Livy, mereka menyerang Livy bersamaan. Tapi tenang saja, mode psikopat Livy sedang aktif, merekalah yang akan musnah kalau sudah begini. Dengan sigap Livy mengayunkan sabitnya dan berputar, menyobek sebagian tubuh musuhnya dengan indah, membuat hujan darah di pasir pantai yang menyelimuti markas itu.“Makasih darahnya, aku benci kalian~” seringai Livy selagi gadis itu terus-terusan mengayunkan sabitnya

    Last Updated : 2021-05-17
  • Behind My Mask   6. Teror

    Tengah malam di jalanan kota, suara sirene mobil terdengar, para polisi tengah melakukan aksi kejar-kejaran dengan para anggota mafia The Lightdown. Beberapa waktu lalu mereka sempat membuat keributan yang luar biasa di sekitar pelabuhan kota. Tiba-tiba saja mereka menyalakan beberapa mesin kapal sewaan dari luar negeri yang masih berada di pelabuhan kota.Tentu saja tak lama setelah itu kapal dibiarkan menyala tanpa awak kapal satu pun di dalamnya. Kapal-kapal itu pun bergerak melaut dengan arah yang berbeda-beda sampai akhirnya beberapa kapal meledak karena bertabrakan.Warga yang tinggal di sekitar pelabuhan malam itu langsung melapor dan memanggil polisi diam-diam. Para mafia kelewat jahil yang masih menonton kapal-kapal tanpa awak di pelabuhan pasti terkejut saat polisi sampai di sana. Dan beginilah sekarang, kejar-kejaran dengan beberapa mobil polisi di jalanan terbuka.Di perempatan jalan, para anggota mafia The Lightdown justru berpenca

    Last Updated : 2021-06-24
  • Behind My Mask   7. Awal

    “Kana!!” seseorang berlari ke arah Kana.Kana menoleh, “Oh, Nara!” lalu melambaikan tangannya.Pemuda itu sampai di depannya, “Maaf, lama ya?”“Nggak kok, aku baru sampai juga hehe.”“Sesama telat ya, ahaha, dah ayo berangkat!”“Be rang kat!” ejanya.Kedua mahasiswa baru itu melangkah pergi dari pinggiran jalan. Sore ini, kedua sahabat baik itu akan mencoba mendaftar pekerjaan paruh waktu di restoran dekat kampus mereka. Sebenarnya, Kana yang diusir Livy tetap tinggal di rumah karena ayahnya. Tapi seperrtinya gadis itu tak akan bertahan lama di rumahnya, terlihat sekali kembarannya itu akan mengusirnya kapan saja.Jadi, untuk tetap bertahan hidup, dia memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Livy terlalu seeram bagi Kana lawan. Mau tak mau Kana harus bekerja keras berkali-kali lipat, melelahkan. Nara yang tahu masalah yang

    Last Updated : 2021-06-27
  • Behind My Mask   1. Ulang tahun Si kembar

    Gemuruh riuh di acara ulang tahun ke sembilan belas yang tak biasa itu menyelimuti seluruh penjuru markas. Ketua mereka yakni Radz De Synne mengangkat pistol andalannya tinggi-tinggi seraya menebar semangat kepada para anak buah di geng mafianya, “The Shadowup” geng mafia besar yang memata-matai kota Luoseraz selama ini.Membereskan semua orang yang mereka anggap sampah, tapi jangan samakan mereka dengan mafia biasa, ada satu hal yang membedakan “The Shadowup” dengan geng mafia lainnya yaitu, ujian sang pewaris tahta di ulang tahunnya yang kesembilan belas.Gadis yang berulang tahun itu tampak benci dengan kehebohan yang dibuat ayahnya, terlalu berlebihan, dia lebih memilih keributan di tengah kekacauan besar yang biasa dibuatnya. Kekacauan lah satu-satunya hal yang dapat membuatnya mengeluarkan ekspresi, walau hanya seringai kejam yang ditunjukkannya.“Livyanne De Synne!” Radz menembakkan peluru ke pinata berisi confetti begitu selesai menyebut

    Last Updated : 2021-05-17
  • Behind My Mask   2. Peringatan

    “APA?! AYAH AKAN MEMBUNUHKU KALAU AKU GAGAL?! AYAH TIDAK BISA BEGINI!” sorot mata tajam nan penuh kebencian tampak di wajah Livy.“Memangnya kenapa tidak bisa? Aku ini ketua disini, dan kalau kau gagal dalam ujianmu tentu saja akan ada hukumannya,” Radz menatap dingin putrinya.“TAPI KENAPA HUKUMANNYA HARUS DENGAN NYAWAKU AYAH?!” Livy masih tak terima dan kini dia menggenggam sabitnya kuat.“Karena kegagalanmu itu berarti karena kau mempunyai belas kasih Livy, dan The Shadowup tidak butuh orang seperti itu untuk menjadi ketua mereka,” Radz tetap tak peduli.“Lantas! K-kau! KENAPA KAU MASIH MEMBIARKAN KANARIA HIDUP?!” ujar Livy telak, “dia bahkan tak pernah berguna dalam misi-misi sebelumnya kan?! Tapi kenapa?!!” emosi Livy sudah tak terbendung lagi.“Tentu saja karena ibumu, siapa lagi?”&n

    Last Updated : 2021-05-17
  • Behind My Mask   3. Bertemu

    “Oh, sudah bangun?”“...” Livy hanya memandangi pemuda berjaket denim dihadapannya, dengan tatapan datar favoritnya tentu saja.Pemuda itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Livy, yang tentu saja membuat raut wajah Livy tetap datar nan dingin.“Lo nggak kenal sama gue Vy?” pemuda itu duduk di samping Livy.“...”“...”“...”“Haaah, iya ya gue baru inget kalo mau ngomong sama lo itu susah pake banget,” ujar pemuda itu kemudian memasang wajah kesal.“Apa sih,” ketus Livy.“Akhirnya bersuara juga Nona Livy,” cengirnya.“Sejak kapan lo kenal gue?”Pemuda itu melebarkan bola matanya, “Serius lo lupa sama gue?”“Siapa elo, siapa gue,” balas Livy.“AAAKH, jangan bilang lo amnesia kayak di sinetron gara-gara ledakan tadi, Kepala lo kebentur kan?”“Kebentur sih iya, lo

    Last Updated : 2021-05-17

Latest chapter

  • Behind My Mask   7. Awal

    “Kana!!” seseorang berlari ke arah Kana.Kana menoleh, “Oh, Nara!” lalu melambaikan tangannya.Pemuda itu sampai di depannya, “Maaf, lama ya?”“Nggak kok, aku baru sampai juga hehe.”“Sesama telat ya, ahaha, dah ayo berangkat!”“Be rang kat!” ejanya.Kedua mahasiswa baru itu melangkah pergi dari pinggiran jalan. Sore ini, kedua sahabat baik itu akan mencoba mendaftar pekerjaan paruh waktu di restoran dekat kampus mereka. Sebenarnya, Kana yang diusir Livy tetap tinggal di rumah karena ayahnya. Tapi seperrtinya gadis itu tak akan bertahan lama di rumahnya, terlihat sekali kembarannya itu akan mengusirnya kapan saja.Jadi, untuk tetap bertahan hidup, dia memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Livy terlalu seeram bagi Kana lawan. Mau tak mau Kana harus bekerja keras berkali-kali lipat, melelahkan. Nara yang tahu masalah yang

  • Behind My Mask   6. Teror

    Tengah malam di jalanan kota, suara sirene mobil terdengar, para polisi tengah melakukan aksi kejar-kejaran dengan para anggota mafia The Lightdown. Beberapa waktu lalu mereka sempat membuat keributan yang luar biasa di sekitar pelabuhan kota. Tiba-tiba saja mereka menyalakan beberapa mesin kapal sewaan dari luar negeri yang masih berada di pelabuhan kota.Tentu saja tak lama setelah itu kapal dibiarkan menyala tanpa awak kapal satu pun di dalamnya. Kapal-kapal itu pun bergerak melaut dengan arah yang berbeda-beda sampai akhirnya beberapa kapal meledak karena bertabrakan.Warga yang tinggal di sekitar pelabuhan malam itu langsung melapor dan memanggil polisi diam-diam. Para mafia kelewat jahil yang masih menonton kapal-kapal tanpa awak di pelabuhan pasti terkejut saat polisi sampai di sana. Dan beginilah sekarang, kejar-kejaran dengan beberapa mobil polisi di jalanan terbuka.Di perempatan jalan, para anggota mafia The Lightdown justru berpenca

  • Behind My Mask   5. The Lightdown

    Di dini hari ini, Livy lengkap dengan jubah ungunya pergi menemui Arka, di markas The Lightdown. Markas yang ada di dekat pantai di sebelah utara kota Luoseraz, markas yang sepi untuk tempat yang mencolok seperti pantai, bahkan ini terlalu sepi, mencurigakan. Dan benar saja firasat Livy, lihat saja petasan besar yang baru saja meledak di depannya, ini pasti tipuan.Cepat-cepat Livy kembali memasang posisi kuda-kudanya dan mengangkat sabitnya, bersiaga. Tiba-tiba saja sekerumununan orang mengelilingi Livy, mereka menyerang Livy bersamaan. Tapi tenang saja, mode psikopat Livy sedang aktif, merekalah yang akan musnah kalau sudah begini. Dengan sigap Livy mengayunkan sabitnya dan berputar, menyobek sebagian tubuh musuhnya dengan indah, membuat hujan darah di pasir pantai yang menyelimuti markas itu.“Makasih darahnya, aku benci kalian~” seringai Livy selagi gadis itu terus-terusan mengayunkan sabitnya

  • Behind My Mask   4. Ayah dan Anak

    Livy membawa pulang Gave ke markasnya melewati jalan rahasia di bawah parkiran mall Elradz milik ayahnya. Arka pikir Livy bodoh? Livy tentu saja sadar jika dia diikuti sedari tadi oleh Arka dengan mobil biru cobaltnya. Dia pikir Livy tidak melihat mobilnya kemarin mentang-mentang Livy sedang terluka dan sok bergaya ingin membuntuti Livy? Lucu sekali, tepatnya sangat naif.Gadis bermarga Synne itu sampai harus banyak berbelok dan mencari jalan raya yang ramai untuk menyamarn moblnya. Dia tak akan takut ketahuan jika Arka tahu dia sadar dibuntuti Arka saat dia kebanyakan berbelok, bukankah orang jahat sepert Livy memang sudah sewajarnya punya jalur pulang yang sulit? Tentu saja Arka akan memaklumi hal itu sekaligus terkecoh dengan tipuan Livy. Lihat saja, Arka sudah jauh tertinggal dan Livy kini baru saja memasuki gerbang 11 markas The Shdowup.Livy turun dari mobilnya dengan memapah Gave dan menyeret sabitnya memasuki ruang eksekusi. Disana ayah dan para anak buah

  • Behind My Mask   3. Bertemu

    “Oh, sudah bangun?”“...” Livy hanya memandangi pemuda berjaket denim dihadapannya, dengan tatapan datar favoritnya tentu saja.Pemuda itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Livy, yang tentu saja membuat raut wajah Livy tetap datar nan dingin.“Lo nggak kenal sama gue Vy?” pemuda itu duduk di samping Livy.“...”“...”“...”“Haaah, iya ya gue baru inget kalo mau ngomong sama lo itu susah pake banget,” ujar pemuda itu kemudian memasang wajah kesal.“Apa sih,” ketus Livy.“Akhirnya bersuara juga Nona Livy,” cengirnya.“Sejak kapan lo kenal gue?”Pemuda itu melebarkan bola matanya, “Serius lo lupa sama gue?”“Siapa elo, siapa gue,” balas Livy.“AAAKH, jangan bilang lo amnesia kayak di sinetron gara-gara ledakan tadi, Kepala lo kebentur kan?”“Kebentur sih iya, lo

  • Behind My Mask   2. Peringatan

    “APA?! AYAH AKAN MEMBUNUHKU KALAU AKU GAGAL?! AYAH TIDAK BISA BEGINI!” sorot mata tajam nan penuh kebencian tampak di wajah Livy.“Memangnya kenapa tidak bisa? Aku ini ketua disini, dan kalau kau gagal dalam ujianmu tentu saja akan ada hukumannya,” Radz menatap dingin putrinya.“TAPI KENAPA HUKUMANNYA HARUS DENGAN NYAWAKU AYAH?!” Livy masih tak terima dan kini dia menggenggam sabitnya kuat.“Karena kegagalanmu itu berarti karena kau mempunyai belas kasih Livy, dan The Shadowup tidak butuh orang seperti itu untuk menjadi ketua mereka,” Radz tetap tak peduli.“Lantas! K-kau! KENAPA KAU MASIH MEMBIARKAN KANARIA HIDUP?!” ujar Livy telak, “dia bahkan tak pernah berguna dalam misi-misi sebelumnya kan?! Tapi kenapa?!!” emosi Livy sudah tak terbendung lagi.“Tentu saja karena ibumu, siapa lagi?”&n

  • Behind My Mask   1. Ulang tahun Si kembar

    Gemuruh riuh di acara ulang tahun ke sembilan belas yang tak biasa itu menyelimuti seluruh penjuru markas. Ketua mereka yakni Radz De Synne mengangkat pistol andalannya tinggi-tinggi seraya menebar semangat kepada para anak buah di geng mafianya, “The Shadowup” geng mafia besar yang memata-matai kota Luoseraz selama ini.Membereskan semua orang yang mereka anggap sampah, tapi jangan samakan mereka dengan mafia biasa, ada satu hal yang membedakan “The Shadowup” dengan geng mafia lainnya yaitu, ujian sang pewaris tahta di ulang tahunnya yang kesembilan belas.Gadis yang berulang tahun itu tampak benci dengan kehebohan yang dibuat ayahnya, terlalu berlebihan, dia lebih memilih keributan di tengah kekacauan besar yang biasa dibuatnya. Kekacauan lah satu-satunya hal yang dapat membuatnya mengeluarkan ekspresi, walau hanya seringai kejam yang ditunjukkannya.“Livyanne De Synne!” Radz menembakkan peluru ke pinata berisi confetti begitu selesai menyebut

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status