Beranda / Lainnya / Behind My Mask / 2. Peringatan

Share

2. Peringatan

Penulis: Kanza Aleezhary
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-17 14:01:59

“APA?! AYAH AKAN MEMBUNUHKU KALAU AKU GAGAL?! AYAH TIDAK BISA BEGINI!” sorot mata tajam nan penuh kebencian tampak di wajah Livy.

“Memangnya kenapa tidak bisa? Aku ini ketua disini, dan kalau kau gagal dalam ujianmu tentu saja akan ada hukumannya,” Radz menatap dingin putrinya.

“TAPI KENAPA HUKUMANNYA HARUS DENGAN NYAWAKU AYAH?!” Livy masih tak terima dan kini dia menggenggam sabitnya kuat.

“Karena kegagalanmu itu berarti karena kau mempunyai belas kasih Livy, dan The Shadowup tidak butuh orang seperti itu untuk menjadi ketua mereka,” Radz tetap tak peduli.

“Lantas! K-kau! KENAPA KAU MASIH MEMBIARKAN KANARIA HIDUP?!” ujar Livy telak, “dia bahkan tak pernah berguna dalam misi-misi sebelumnya kan?! Tapi kenapa?!!” emosi Livy sudah tak terbendung lagi.

“Tentu saja karena ibumu, siapa lagi?”

Livy terdiam tak habis pikir, ayahnya ini masih mengikuti wasiat ibunya tetapi mau membunuhnya? Yang benar saja, bukankah ibunya memberi wasiat agar ayahnya itu menjaga dia dan Kana bersamaan? Sebenarnya apa yang dipikirkan ayahnya sampai dia ingin membunuh putrinya sendiri? Yang Livy tahu, saat ini ayahnya sedang memberinya peringatan keras.

“Khh, menyebalkan, wasiat ibu itu yang benar adalah agar ayah menjagaku dan Kana, bukannya membiarkan Kana hidup sedangkan aku kau ancam untuk mati!!!”

Livy membanting sabitnya, mengejutkan gadis yang baru saja membuka pintu ruangan Radz.

“Li-Livy?!” Kana berlari menghampiri Livy begitu sadar tangan Livy penuh dengan darah, dia tergores sabitnya sendiri.

“Minggir sana,” ucap Livy dingin.

Kana menuruti ucapan Livy, dia tak ingin gadis itu lebih membencinya lagi. Radz menatap kejadian di depannya dengan tatapan santai seolah memang itu lah yang seharusnya terjadi.

Kana menjadi gugup seketika ketika ayahnya menatap balik dirinya, Kana merasa seolah dia sedang bertatapan dengan raja iblis yang bisa membunuhnya kapan saja.

“Kenapa kamu kesini Ria?” Radz memanggil nama kecil Kana.

“A-aku mau pamitan sama ayah, aku mau berangkat kuliah,” Kana menunduk setelah selesai berbicara.

“Oh, ya, sana berangkat,” balas Radz datar.

“Iya ayah,” Kana berjalan melewati Livy yang masih setia memelototinya.

“Seram,” batin Kana, “Livy aku-“

“Ya sana hati-hati!” potong Livy ketus.

Kana mengangguk, dia pergi dan kembali menutup pintu ruangan ayahnya itu. Livy masih berdiri terdiam disana, tak berniat memungut kembali sabitnya yang tergeletak. Dia berniat menjaga harga dirinya sendiri.

“Kenapa masih disini? Nggak ngerjain ujian? Hmm?” Radz menatap galak.

“Tsk, ck menyebalkan!”

Livy berbalik lalu menyeret sabitnya dengan kakinya, Radz hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah putrinya itu, apa lagi yang dilakukan Livy kalau bukan mematok harga diri yang sangat tinggi setiap harinya. Livy bahkan tak segan menutup pintu ruangan ayahnya dengan bantingan yang sangat keras.

“Ya Livy, teruslah begitu.”

***

Mobil hitam Livy melaju kencang, dia sedang mengejar mangsanya yang tak sengaja mengetahui Livy akan membunuhnya. Tepat saat dia tak sengaja melihat suntikan bius yang terjatuh dari sabuk persediaan Livy.

 

“Ck sialan, sabuk ini kenapa tiba-tiba rusak sih?!” Livy mulai mempercepat laju mobilnya.

 

“Jangan bilang Kana habis nyoba pake ni sabuk! Ngeselin,” Livy berhasil menabrak bagian belakan mobil mangsanya, “Dapet lo!”

 

“BRAAAK!! BLAAARR!!” mobil mangsa pertama Livy, yakni mobil Gave meledak setelah mobil Livy menabraknya hingga membentur batu besar di dekat jalan tol yang mereka lalui.

 

“YANG BENER AJA WOYY!” kesal Livy, pasalnya dia harus membunuh pemuda itu di hadapan ayahnya atau korbannya itu tidak akan dihitung ke daftar sama sekali.

 

Kaki Livy spontan menginjak rem mendadak, menepikan mobil jauh dari mobil Gave lalu berlari ke arah mobil yang baru saja meledak tadi. Livy tahu ini berbahaya kalau dia langsung mendekati mobil itu, bisa saja terjadi ledakan susulan yang tak terduga, tapi mau bagaimana lagi. Perintah ayah alias ketua itu absolut, walaupun Livy harus mandi darah sekalipun.

“Nekat lagi nekat aja terus Vy,” Livy mengangkat sabitnya seraya berbicara sendiri.

Livy mengayunkan sabitnya tepat di kaca mobil, lalu membuka paksa pintu mobil pengemudi dimana Gave sedang terduduk pingsan dengan kaki kiri terbakar. Untung sisi kiri mobil Gave yang terbakar, jadi Livy lebih mudah untuk menculik Gave. Tapi sepersekian detik kemudian setelah Livy memapah Gave, ledakan susulan mobil Gave muncul.

 

“DHAAARR!! BLAARRR!!”

Livy tak sempat menghindar, namun ini bukanlah cerita seperti di dongeng yang membuat Livy selamat, dia terlempar jauh dan hampir tergores sabitnya sendiri yang ikut terpental. Celana yang dikenakannya pun sedikit terbakar api, untung rambut ungunya itu dia gelung.

 

“Ukh, kepalaku.”

 

Tetapi kenyataan tetaplah kenyataan, kepala Livy yang terbentur serpihan mobil tadi kini banyak mengeluarkan darah. Seolah sudah terbiasa, Livy hanya mengikat kepalanya kuat dengan sapu tangannya dan kembali fokus pada tubuh Gave.

 

Dengan langkah sempoyongan Livy memungut kembali tubuh Gave dan memapahnya menuju ke mobil Livy. Siapa saja yang melihat mereka sekarang pasti akan mengira jika Livy sedang membantu Gave, posisi Livy aman saat ini, ditambah lagi dengan kondisi jalan tol yang sepi saat ini.

 

“AAAKH MENYEBALKAAAN!!” teriak Livy saat teringat kembali peringatan dari ayahnya, yang lebih tepat disebut ancaman pastinya.

 

“Kamu akan kubunuh jika gagal dalam ujianmu kali ini,” ucap Radz pagi tadi.

Ucapan yang cukup simpel yang Livy tahu betul itu ancaman nyata dari ayahnya. Livy De Synne akan tinggal nama jika sekarang dia hanya menyia-nyiakan waktu yang diberikan ayahnya. Satu tahun, waktu yang diberikan untuk Livy menyelesaikan ujian kejamnya.

Meski begitu kini kepala Livy sedang terluka, apa ayahnya akan tetap mengasihinya? Ah tidak, dia pria yang tak berbelas kasih, bahkan kepada anaknya pun sudah dibiarkannya hidup sudah menjadi belas kasihnya yang tersisa di dirinya.

Jarak mobil Livy sudah tak jauh lagi, entah apa yang membuat Livy merasa mobilnya menjauh, yang pasti kini mobilnya memburam, tidak tapi penglihatannya yang memburam.

Tubuh Gave yang berat ditambah lagi dengan kepala Livy yang mulai mengeluaran darah lebih banya lagi membuat langkah Livy yang semula sempoyongan kini terhenti, gelungan rambutnya tergerai. Livy jatuh tersungkur dengan hal terakhir yang dilihatnya adalah mobil biru cobalt yang berhenti tepat di sampingnya.

Tak sanggup menjaga kesadaran dirinya lagi, Livy akhirnya pingsan bertepatan dengan seorang pemuda yang keluar dari mobil biru cobalt itu. Menyisakan keheningan di kepala Livy dan gelap hitam yang menutup penglihatan Livy sampai beberapa jam kemudian. Sampai kilauan sinar dari lampu rumah sakit memaksa Livy membuka matanya.

Livy memaksa dirinya untuk duduk walau pusing berat, kepalanya kini diperban dengan rapi dan lecet di wajah cantiknya itu sudah dibalut plester walau surai ungunya masih acak-acakan.

“Oh, sudah bangun?”

- Bersambung -

Bab terkait

  • Behind My Mask   3. Bertemu

    “Oh, sudah bangun?”“...” Livy hanya memandangi pemuda berjaket denim dihadapannya, dengan tatapan datar favoritnya tentu saja.Pemuda itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Livy, yang tentu saja membuat raut wajah Livy tetap datar nan dingin.“Lo nggak kenal sama gue Vy?” pemuda itu duduk di samping Livy.“...”“...”“...”“Haaah, iya ya gue baru inget kalo mau ngomong sama lo itu susah pake banget,” ujar pemuda itu kemudian memasang wajah kesal.“Apa sih,” ketus Livy.“Akhirnya bersuara juga Nona Livy,” cengirnya.“Sejak kapan lo kenal gue?”Pemuda itu melebarkan bola matanya, “Serius lo lupa sama gue?”“Siapa elo, siapa gue,” balas Livy.“AAAKH, jangan bilang lo amnesia kayak di sinetron gara-gara ledakan tadi, Kepala lo kebentur kan?”“Kebentur sih iya, lo

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Behind My Mask   4. Ayah dan Anak

    Livy membawa pulang Gave ke markasnya melewati jalan rahasia di bawah parkiran mall Elradz milik ayahnya. Arka pikir Livy bodoh? Livy tentu saja sadar jika dia diikuti sedari tadi oleh Arka dengan mobil biru cobaltnya. Dia pikir Livy tidak melihat mobilnya kemarin mentang-mentang Livy sedang terluka dan sok bergaya ingin membuntuti Livy? Lucu sekali, tepatnya sangat naif.Gadis bermarga Synne itu sampai harus banyak berbelok dan mencari jalan raya yang ramai untuk menyamarn moblnya. Dia tak akan takut ketahuan jika Arka tahu dia sadar dibuntuti Arka saat dia kebanyakan berbelok, bukankah orang jahat sepert Livy memang sudah sewajarnya punya jalur pulang yang sulit? Tentu saja Arka akan memaklumi hal itu sekaligus terkecoh dengan tipuan Livy. Lihat saja, Arka sudah jauh tertinggal dan Livy kini baru saja memasuki gerbang 11 markas The Shdowup.Livy turun dari mobilnya dengan memapah Gave dan menyeret sabitnya memasuki ruang eksekusi. Disana ayah dan para anak buah

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Behind My Mask   5. The Lightdown

    Di dini hari ini, Livy lengkap dengan jubah ungunya pergi menemui Arka, di markas The Lightdown. Markas yang ada di dekat pantai di sebelah utara kota Luoseraz, markas yang sepi untuk tempat yang mencolok seperti pantai, bahkan ini terlalu sepi, mencurigakan. Dan benar saja firasat Livy, lihat saja petasan besar yang baru saja meledak di depannya, ini pasti tipuan.Cepat-cepat Livy kembali memasang posisi kuda-kudanya dan mengangkat sabitnya, bersiaga. Tiba-tiba saja sekerumununan orang mengelilingi Livy, mereka menyerang Livy bersamaan. Tapi tenang saja, mode psikopat Livy sedang aktif, merekalah yang akan musnah kalau sudah begini. Dengan sigap Livy mengayunkan sabitnya dan berputar, menyobek sebagian tubuh musuhnya dengan indah, membuat hujan darah di pasir pantai yang menyelimuti markas itu.“Makasih darahnya, aku benci kalian~” seringai Livy selagi gadis itu terus-terusan mengayunkan sabitnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Behind My Mask   6. Teror

    Tengah malam di jalanan kota, suara sirene mobil terdengar, para polisi tengah melakukan aksi kejar-kejaran dengan para anggota mafia The Lightdown. Beberapa waktu lalu mereka sempat membuat keributan yang luar biasa di sekitar pelabuhan kota. Tiba-tiba saja mereka menyalakan beberapa mesin kapal sewaan dari luar negeri yang masih berada di pelabuhan kota.Tentu saja tak lama setelah itu kapal dibiarkan menyala tanpa awak kapal satu pun di dalamnya. Kapal-kapal itu pun bergerak melaut dengan arah yang berbeda-beda sampai akhirnya beberapa kapal meledak karena bertabrakan.Warga yang tinggal di sekitar pelabuhan malam itu langsung melapor dan memanggil polisi diam-diam. Para mafia kelewat jahil yang masih menonton kapal-kapal tanpa awak di pelabuhan pasti terkejut saat polisi sampai di sana. Dan beginilah sekarang, kejar-kejaran dengan beberapa mobil polisi di jalanan terbuka.Di perempatan jalan, para anggota mafia The Lightdown justru berpenca

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • Behind My Mask   7. Awal

    “Kana!!” seseorang berlari ke arah Kana.Kana menoleh, “Oh, Nara!” lalu melambaikan tangannya.Pemuda itu sampai di depannya, “Maaf, lama ya?”“Nggak kok, aku baru sampai juga hehe.”“Sesama telat ya, ahaha, dah ayo berangkat!”“Be rang kat!” ejanya.Kedua mahasiswa baru itu melangkah pergi dari pinggiran jalan. Sore ini, kedua sahabat baik itu akan mencoba mendaftar pekerjaan paruh waktu di restoran dekat kampus mereka. Sebenarnya, Kana yang diusir Livy tetap tinggal di rumah karena ayahnya. Tapi seperrtinya gadis itu tak akan bertahan lama di rumahnya, terlihat sekali kembarannya itu akan mengusirnya kapan saja.Jadi, untuk tetap bertahan hidup, dia memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Livy terlalu seeram bagi Kana lawan. Mau tak mau Kana harus bekerja keras berkali-kali lipat, melelahkan. Nara yang tahu masalah yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • Behind My Mask   1. Ulang tahun Si kembar

    Gemuruh riuh di acara ulang tahun ke sembilan belas yang tak biasa itu menyelimuti seluruh penjuru markas. Ketua mereka yakni Radz De Synne mengangkat pistol andalannya tinggi-tinggi seraya menebar semangat kepada para anak buah di geng mafianya, “The Shadowup” geng mafia besar yang memata-matai kota Luoseraz selama ini.Membereskan semua orang yang mereka anggap sampah, tapi jangan samakan mereka dengan mafia biasa, ada satu hal yang membedakan “The Shadowup” dengan geng mafia lainnya yaitu, ujian sang pewaris tahta di ulang tahunnya yang kesembilan belas.Gadis yang berulang tahun itu tampak benci dengan kehebohan yang dibuat ayahnya, terlalu berlebihan, dia lebih memilih keributan di tengah kekacauan besar yang biasa dibuatnya. Kekacauan lah satu-satunya hal yang dapat membuatnya mengeluarkan ekspresi, walau hanya seringai kejam yang ditunjukkannya.“Livyanne De Synne!” Radz menembakkan peluru ke pinata berisi confetti begitu selesai menyebut

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17

Bab terbaru

  • Behind My Mask   7. Awal

    “Kana!!” seseorang berlari ke arah Kana.Kana menoleh, “Oh, Nara!” lalu melambaikan tangannya.Pemuda itu sampai di depannya, “Maaf, lama ya?”“Nggak kok, aku baru sampai juga hehe.”“Sesama telat ya, ahaha, dah ayo berangkat!”“Be rang kat!” ejanya.Kedua mahasiswa baru itu melangkah pergi dari pinggiran jalan. Sore ini, kedua sahabat baik itu akan mencoba mendaftar pekerjaan paruh waktu di restoran dekat kampus mereka. Sebenarnya, Kana yang diusir Livy tetap tinggal di rumah karena ayahnya. Tapi seperrtinya gadis itu tak akan bertahan lama di rumahnya, terlihat sekali kembarannya itu akan mengusirnya kapan saja.Jadi, untuk tetap bertahan hidup, dia memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Livy terlalu seeram bagi Kana lawan. Mau tak mau Kana harus bekerja keras berkali-kali lipat, melelahkan. Nara yang tahu masalah yang

  • Behind My Mask   6. Teror

    Tengah malam di jalanan kota, suara sirene mobil terdengar, para polisi tengah melakukan aksi kejar-kejaran dengan para anggota mafia The Lightdown. Beberapa waktu lalu mereka sempat membuat keributan yang luar biasa di sekitar pelabuhan kota. Tiba-tiba saja mereka menyalakan beberapa mesin kapal sewaan dari luar negeri yang masih berada di pelabuhan kota.Tentu saja tak lama setelah itu kapal dibiarkan menyala tanpa awak kapal satu pun di dalamnya. Kapal-kapal itu pun bergerak melaut dengan arah yang berbeda-beda sampai akhirnya beberapa kapal meledak karena bertabrakan.Warga yang tinggal di sekitar pelabuhan malam itu langsung melapor dan memanggil polisi diam-diam. Para mafia kelewat jahil yang masih menonton kapal-kapal tanpa awak di pelabuhan pasti terkejut saat polisi sampai di sana. Dan beginilah sekarang, kejar-kejaran dengan beberapa mobil polisi di jalanan terbuka.Di perempatan jalan, para anggota mafia The Lightdown justru berpenca

  • Behind My Mask   5. The Lightdown

    Di dini hari ini, Livy lengkap dengan jubah ungunya pergi menemui Arka, di markas The Lightdown. Markas yang ada di dekat pantai di sebelah utara kota Luoseraz, markas yang sepi untuk tempat yang mencolok seperti pantai, bahkan ini terlalu sepi, mencurigakan. Dan benar saja firasat Livy, lihat saja petasan besar yang baru saja meledak di depannya, ini pasti tipuan.Cepat-cepat Livy kembali memasang posisi kuda-kudanya dan mengangkat sabitnya, bersiaga. Tiba-tiba saja sekerumununan orang mengelilingi Livy, mereka menyerang Livy bersamaan. Tapi tenang saja, mode psikopat Livy sedang aktif, merekalah yang akan musnah kalau sudah begini. Dengan sigap Livy mengayunkan sabitnya dan berputar, menyobek sebagian tubuh musuhnya dengan indah, membuat hujan darah di pasir pantai yang menyelimuti markas itu.“Makasih darahnya, aku benci kalian~” seringai Livy selagi gadis itu terus-terusan mengayunkan sabitnya

  • Behind My Mask   4. Ayah dan Anak

    Livy membawa pulang Gave ke markasnya melewati jalan rahasia di bawah parkiran mall Elradz milik ayahnya. Arka pikir Livy bodoh? Livy tentu saja sadar jika dia diikuti sedari tadi oleh Arka dengan mobil biru cobaltnya. Dia pikir Livy tidak melihat mobilnya kemarin mentang-mentang Livy sedang terluka dan sok bergaya ingin membuntuti Livy? Lucu sekali, tepatnya sangat naif.Gadis bermarga Synne itu sampai harus banyak berbelok dan mencari jalan raya yang ramai untuk menyamarn moblnya. Dia tak akan takut ketahuan jika Arka tahu dia sadar dibuntuti Arka saat dia kebanyakan berbelok, bukankah orang jahat sepert Livy memang sudah sewajarnya punya jalur pulang yang sulit? Tentu saja Arka akan memaklumi hal itu sekaligus terkecoh dengan tipuan Livy. Lihat saja, Arka sudah jauh tertinggal dan Livy kini baru saja memasuki gerbang 11 markas The Shdowup.Livy turun dari mobilnya dengan memapah Gave dan menyeret sabitnya memasuki ruang eksekusi. Disana ayah dan para anak buah

  • Behind My Mask   3. Bertemu

    “Oh, sudah bangun?”“...” Livy hanya memandangi pemuda berjaket denim dihadapannya, dengan tatapan datar favoritnya tentu saja.Pemuda itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Livy, yang tentu saja membuat raut wajah Livy tetap datar nan dingin.“Lo nggak kenal sama gue Vy?” pemuda itu duduk di samping Livy.“...”“...”“...”“Haaah, iya ya gue baru inget kalo mau ngomong sama lo itu susah pake banget,” ujar pemuda itu kemudian memasang wajah kesal.“Apa sih,” ketus Livy.“Akhirnya bersuara juga Nona Livy,” cengirnya.“Sejak kapan lo kenal gue?”Pemuda itu melebarkan bola matanya, “Serius lo lupa sama gue?”“Siapa elo, siapa gue,” balas Livy.“AAAKH, jangan bilang lo amnesia kayak di sinetron gara-gara ledakan tadi, Kepala lo kebentur kan?”“Kebentur sih iya, lo

  • Behind My Mask   2. Peringatan

    “APA?! AYAH AKAN MEMBUNUHKU KALAU AKU GAGAL?! AYAH TIDAK BISA BEGINI!” sorot mata tajam nan penuh kebencian tampak di wajah Livy.“Memangnya kenapa tidak bisa? Aku ini ketua disini, dan kalau kau gagal dalam ujianmu tentu saja akan ada hukumannya,” Radz menatap dingin putrinya.“TAPI KENAPA HUKUMANNYA HARUS DENGAN NYAWAKU AYAH?!” Livy masih tak terima dan kini dia menggenggam sabitnya kuat.“Karena kegagalanmu itu berarti karena kau mempunyai belas kasih Livy, dan The Shadowup tidak butuh orang seperti itu untuk menjadi ketua mereka,” Radz tetap tak peduli.“Lantas! K-kau! KENAPA KAU MASIH MEMBIARKAN KANARIA HIDUP?!” ujar Livy telak, “dia bahkan tak pernah berguna dalam misi-misi sebelumnya kan?! Tapi kenapa?!!” emosi Livy sudah tak terbendung lagi.“Tentu saja karena ibumu, siapa lagi?”&n

  • Behind My Mask   1. Ulang tahun Si kembar

    Gemuruh riuh di acara ulang tahun ke sembilan belas yang tak biasa itu menyelimuti seluruh penjuru markas. Ketua mereka yakni Radz De Synne mengangkat pistol andalannya tinggi-tinggi seraya menebar semangat kepada para anak buah di geng mafianya, “The Shadowup” geng mafia besar yang memata-matai kota Luoseraz selama ini.Membereskan semua orang yang mereka anggap sampah, tapi jangan samakan mereka dengan mafia biasa, ada satu hal yang membedakan “The Shadowup” dengan geng mafia lainnya yaitu, ujian sang pewaris tahta di ulang tahunnya yang kesembilan belas.Gadis yang berulang tahun itu tampak benci dengan kehebohan yang dibuat ayahnya, terlalu berlebihan, dia lebih memilih keributan di tengah kekacauan besar yang biasa dibuatnya. Kekacauan lah satu-satunya hal yang dapat membuatnya mengeluarkan ekspresi, walau hanya seringai kejam yang ditunjukkannya.“Livyanne De Synne!” Radz menembakkan peluru ke pinata berisi confetti begitu selesai menyebut

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status