Share

Rencana untuk Menghancurkan Paviliun Sedayu

Setelah pesta pernikahan yang cukup melelahkan dan penuh drama itu selesai, Shangguan Mai dan Pangeran kesembilan langsung diantar ke kamar pengantin untuk menikmati malam pertama bersama. Namun, dua pelayan yang mengantar ke sana langsung dibuat tertawa oleh tingkah laku Pangeran Xiao Zhi yang konyol.

Pria bodoh itu segera melahap arak pengantin dalam satu tegukan. Kemudian ia dengan rakus memakan kacang yang tersebar di ranjang. Tindakan konyol dan memalukan ini tidak mencerminkan statusnya sebagai seorang pangeran yang terpandang, melainkan sebagai orang bodoh yang hanya dilahirkan di istana.

Ah, malang sekali nasib Shangguan Mai ini harus menikahi orang bodoh seperti ini. Padahal dia adalah pahlawan yang paling ditakuti di perbatasan utara. Namun, setelah kembali ke ibukota malah mendapatkan kemalangan seperti ini.

Dua pelayan yang menyaksikan hal itu merasa bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan Shangguan Mai tidaklah adil. Wanita luar biasa seperti dia seharusnya menikah dengan seorang pria yang setara. Mereka sungguh merasa simpati terhadap Shangguan Mai.

Setelah melalap arak pengantin dalam satu tegukan dan menyantap banyak kacang, Pangeran Xiao Zhi segera terlelap di atas ranjang. Shangguan Mai yang melihat itu langsung tersenyum kecil dan merapikan tempat tidurnya sambil menyelimutinya dengan lembut.

"Pergilah dari sini! Aku akan mengurus suamiku sendiri," ucap Shangguan Mai pada kedua pelayan itu dengan lembut.

"Baik, Nona," jawab mereka dengan serempak sambil meninggalkan Paviliun Baixiang.

Setelah kedua pelayan itu pergi, Shangguan Mai segera memeriksa tubuh Pangeran Xiao Zhi untuk memastikan kebenaran rumor tentang usianya yang pendek. Saat Shangguan Mai memeriksa suhu dan denyut nadinya, dia langsung terkejut dan setengah tidak percaya melihat bahwa denyut nadi Pangeran kesembilan sangat lemah dan tidak beraturan.

Bahkan suhu tubuhnya fluktuatif, kadang terasa dingin dan kadang terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa dia memang dalam keadaan sakit dan memiliki usia yang pendek. Meskipun sulit dipercaya, itulah kenyataannya jika Pangeran Xiao Zhi memang memiliki usia yang pendek.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi di masa lalu? Kenapa kamu berubah seperti ini?" gumam Shangguan Mai yang masih bisa didengar oleh Pangeran Xiao Zhi yang berpura-pura mabuk.

Shangguan Mai yang hendak beristirahat tiba-tiba terkejut saat Pangeran Xiao Zhi yang tiba-tiba terbangun dan memeluknya erat. Pria itu terlihat masih dalam keadaan mabuk dan tampaknya hendak muntah di pundak Shangguan Mai.Pangeran kesembilan sekali lagi ingin menguji kesabaran Shangguan Mai karena masih ragu bahwa istrinya bisa bersikap lembut padanya.

"Ada apa, suamiku? Apa tubuhmu terasa tidak enak? Atau kamu ingin muntah? Jika iya, muntahkan saja," suruh Shangguan Mai membuat Pangeran Xiao Zhi setengah tidak menyangka jika istrinya akan berkata seperti itu padanya. Ah, mengapa dia sama sekali tidak bisa memahami wanita ini?

Namun, tanpa disadari oleh Shangguan Mai, Pangeran Xiao Zhi sudah menaruh serbuk bius di tubuhnya untuk membuatnya tertidur. Setelah mencium serbuk bius itu, secara tidak sadar Shangguan Mai perlahan tertidur. Saat tubuhnya hampir terjatuh ke lantai, Pangeran Xiao Zhi langsung menangkapnya dengan cepat dan meletakkannya di ranjang.

"Bagaimana bisa wanita bodoh dan polos sepertimu menjadi panglima dan memimpin ratusan prajurit di medan perang? Apakah kamu benar-benar orangnya?" gumam Pangeran Xiao Zhi sambil membenarkan rambut Shangguan Mai yang menutupi wajahnya.

Setelah memastikan Shangguan Mai benar-benar tertidur, Pangeran Xiao Zhi langsung meninggalkan Paviliun Baixiang. Untuk menemui Jia Yue yang sudah menunggunya di luar sejak tadi.

"Salam, Tuanku," ucap Jia Yue sambil berlutut dan memberi salam pada Pangeran Xiao Zhi. "Hamba sudah memeriksa semua tempat yang ada di istana ini dan menemukan bahwa penjagaan di istana ini sangat ketat dan rumit. Setiap pojok dan ruangan di tempat ini dijaga oleh prajurit andal secara bergiliran. Jadi cukup sulit untuk kita menerobos masuk ke sana," terang Jia Yue dengan menatap Pangeran Xiao Zhi dengan ragu. "Apakah Tuan masih ingin beraksi malam ini?"

"Tentu saja, apakah kamu merasa takut dengan anjing-anjing istana itu, Jia Yue?" tanya Pangeran Xiao Zhi balik.

"Tentu saja tidak, tapi hamba takut...." Perkataan Jia Yue langsung dipotong kasar oleh Pangeran Xiao Zhi.

"Kalau begitu, mengapa kamu masih ragu? Apakah kamu masih takut jika wanita itu akan mengacaukannya? Ah, tenang saja, wanita itu sebenarnya tidak seperti bayanganmu. Dia memang sangat merepotkan, tapi bukan apa-apa," ucap Pangeran Xiao Zhi sambil memakai topeng lalu melompat ke atap istana dan meninggalkan Jia Yue yang masih berlutut.

Sementara Shangguan Mai yang dikira tertidur oleh Pangeran Xiao Zhi. Sebenarnya tidak benar-benar tertidur karena trik seperti itu sudah sering dia hadapi saat berada di perbatasan utara. Baginya trik yang dilakukan oleh Pangeran Xiao Zhi ini sangat kuno dan bodoh. Ah, bagaimana bisa dia menggunakan trik kecil seperti ini untuk melumpuhkannya. Dia benar-benar bodoh dalam artian yang sebenarnya.

Shangguan Mai menjadi penasaran dengan identitas suaminya yang menurutnya misterius. Dia mulai merenung, sebenarnya apa yang telah terjadi pada Pangeran Xiao Zhi di masa lalu? Mengapa dia harus berpura-pura bodoh dan menipu Kaisar?

Apakah karena dia memiliki usia yang pendek? Jadi dia ingin melindungi dirinya dari pertarungan dan perebutan takhta yang menegangkan. Entahlah, dia masih merasa kebingungan dan tidak mengetahui harus berbuat apa terhadap penolongnya ini. Pangeran Xiao Zhi bukanlah bocah pintar yang dia kenal dulu.

Shangguan Mai masih tenggelam dalam lamunan pribadinya. Tanpa diduga, ia disergap oleh kehadiran Su Yan Li yang datang seperti seorang pencuri.Pria itu menerobos masuk lewat jendela kamar dan langsung melompat tanpa aba-aba. Spontan Shangguan Mai langsung melempar pisau ke arahnya. Andai saja Su Yan Li tidak gesit menghindar pasti kepalanya sudah terpotong.

"Apa kamu mau membunuhku, hah?" gertak Su Yan Li mengelus pipinya yang tergores pisau.

Shangguan Mai langsung menatapnya dengan tajam. "Salah sendiri kamu mengejutkanku seperti itu. Kamu tahu sendiri kalau tingkat kewaspadaanku ini sangat tinggi. Apalagi tadi aku sedang melamun," ucap Shangguan Mai yang mencoba membela diri membuat Su Yan Li menatapnya dengan kesal.

"Ah, kamu ini selalu saja begitu. Padahal sudah jelas-jelas kamu ingin membunuhku, tapi masih saja mengelak," ketus Su Yan Li sambil menyandarkan tubuh gagahnya di pintu.

"Berhentilah bersikap seolah-olah aku ini sangat jahat padamu, padahal kamu sendiri juga sangat jahat padaku," balas Shangguan Mai dengan tersenyum miring. "Jadi, apa kamu sudah menyelidiki keadaan istana ini?" tanya Shangguan Mai yang langsung membahas tujuan dan alasan mengapa Su Yan Li menghampirinya dan menghentikan basa-basi mereka.

"Sudah, aku baru mengetahui bahwa ternyata istana ini memiliki penjagaan yang cukup ketat. Kita akan kesulitan untuk menerobos ke Paviliun Sedayu. Apa kamu yakin ingin tetap menerobos ke sana malam ini?" tanya Su Yan Li membuat Shangguan Mai langsung tertawa.

"Kamu ini sedang bertanya pada siapa. Apa kamu pikir aku akan takut dengan anjing-anjing istana? Sekalipun mereka menggigitku malam ini aku akan tetap mengacak-acak Paviliun Sedayu," ucap Shangguan Mai dengan penuh kesombongan sambil memakai cadar dan bersiap untuk membuat kekacauan di Paviliun Sedayu.

Namun, Su Yan Li yang tidak melihat Pangeran Xiao Zhi ada di kamar langsung menanyakan keberadaannya karena takut jika pria bodoh itu sudah dibunuh oleh Shangguan Mai.

"Eh, tunggu, di mana suami bodohmu? Kenapa aku tidak melihatnya ada di sini?"

"Entahlah, aku tidak tahu. Dia sudah tidak ada di sini setelah aku masuk kamar. Ah, kenapa kamu menanyakan sesuatu yang tidak penting seperti ini padaku?" Shangguan Mai berusaha menutupi dan melindungi identitas Pangeran Xiao Zhi yang masih misterius baginya.

Dia tidak mau memberitahu Su Yan Li bahwa Pangeran Xiao Zhi secara sengaja berpura-pura bodoh. Shangguan Mai hanya takut jika Su Yan Li akan bereaksi terlalu berlebihan terhadap suaminya jika mengetahui kebenarannya. Dia yakin bahwa Pangeran Xiao Zhi memiliki motif tersendiri untuk bertindak demikian dan menyembunyikannya darinya karena bagaimanapun, dia masih merupakan orang asing baginya.

"Aku hanya takut kalau kamu melakukan sesuatu yang buruk padanya karena kamu pasti tidak bisa menahan emosi," ucap Su Yan Li sambil mengimbangi qing gong Shangguan Mai yang cepat. Mereka keluar dari Paviliun Baixiang dengan sangat cepat.

Shangguan Mai langsung tertawa kecil lalu menatapnya dengan lekat. "Apa kamu pikir aku akan sejahat itu pada orang lemah? Ah, kamu ini sungguh tega berpikir seperti itu padaku," ucap Shangguan Mai tentu saja membuat Su Yan Li ikut tertawa karena Shangguan Mai memang wanita yang sangat kasar dan tidak bisa bersikap lembut pada orang lain.

***

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status