Share

Pertemuan Pertama

Sudah setengah hari Shangguan Mai menunggu kedatangan Pangeran kesembilan, tetapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kedatangannya. Entah, pangeran bodoh itu akan datang atau tidak hari ini, karena masalah ini, banyak orang yang mulai membicarakan Shangguan Mai. Kata mereka, nasib Shangguan Mai menjadi sial begini karena dia terlalu sombong dan sering menantang takdirnya sebagai wanita.

Bahkan sebagian dari mereka mulai berani menghina dan menatapnya dengan penuh jijik karena sekarang Shangguan Mai hanyalah wanita biasa yang akan dikorbankan untuk mendampingi pangeran bodoh yang penyakitan. Jadi mereka merasa tidak perlu menghormati Shangguan Mai lagi sebagai gadis bangsawan karena hidupnya sekarang dianggap lebih rendah daripada seorang pelayan.

Namun, Shangguan Mai tidak peduli dengan perkataan mereka dan tetap menunggu kedatangan Pangeran kesembilan karena sebenarnya dia bersedia untuk menikah dengan Pangeran kesembilan bukan semata-mata untuk membersihkan nama ayahandanya saja. Namun, karena Shangguan Mai memang ingin menikah dan menyukai Pangeran Xiao Zhi karena dulunya dia pernah ditolong olehnya.

Shangguan Mai tidak percaya bahwa anak yang cerdas dan penuh kasih yang dulunya rela menemaninya di dalam sumur selama berhari-hari dan akhirnya berhasil membawanya keluar, berubah menjadi bodoh. Shangguan Mai yakin pasti ada alasan lain yang membuatnya berubah seperti itu, selain dari kematian ibunya.

Mungkin saja itu masih berkaitan dengan pemilihan putra mahkota dan perebutan takhta. Ini adalah alasan lain yang mendorong Shangguan Mai untuk menyetujui pernikahan ini, karena ia ingin melindungi orang yang telah menolongnya dulu agar dapat membalas budi. Sebenarnya, dia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan menikahi penolongnya.

Namun, Shangguan Mai tidak pernah mengetahui bahwa masalah yang sebenarnya jauh lebih rumit daripada yang dibayangannya. Pria yang ingin dia nikahi bukanlah bocah pintar dan manis yang dulu dia kenal, melainkan pria yang penuh dengan ambisi dan sangat kejam. Jika ia tidak berhati-hati dan pandai menjaga sikap bisa saja nanti ia dibunuh olehnya. Apalagi Shangguan Mai sudah banyak melenyapkan para anggotanya dan membuat rencananya gagal.

Setelah menunggu sekian lama, Pangeran kesembilan akhirnya tiba di istana. Namun, penampilannya sangat konyol dan aneh. Hal itu langsung menimbulkan tawa di antara para tamu dan pejabat istana yang hadir. Mereka tidak dapat menahan tawa saat melihat Pangeran Xiao Zhi dengan ekspresi lucu memainkan kepangan rambutnya yang aneh.

Kaisar yang melihat ini langsung saja marah besar dan berniat untuk memukul Pangeran kesembilan dengan ikat pinggangnya. Namun, Shangguan Mai langsung memeluknya dari belakang untuk melindunginya. Bahkan ia memohon pada Kaisar untuk tidak memukulinya.

Tindakan tak terduga yang dilakukan oleh Shangguan Mai sungguh mengagetkan Pangeran Xiao Zhi, karena ia tidak menyangka bahwa wanita itu akan membelanya. Meski begitu, Pangeran Xiao Zhi merasa bahwa tindakan yang dilakukan Shangguan Mai hanyalah sebuah bentuk pencitraan belaka. Tujuannya adalah untuk meningkatkan citranya dan mendapat simpati dari banyak orang agar dianggap sebagai wanita berhati malaikat. Sungguh, Pangeran Xiao Zhi sangat membenci wanita semacam itu.

"Hamba mohon ampun atas perbuatan kekanak-kanakan suami hamba, Yang Mulia. Hamba yakin suami hamba tidak bermaksud untuk mempermalukan Yang Mulia," bela Shangguan Mai yang masih bersujud dan memeluk Pangeran kesembilan dengan erat karena Kaisar tetap saja ingin mencambuknya dengan ikat pinggangnya.

Bahkan tadi Shangguan Mai sempat terkena sabetan ikat pinggang Kaisar ketika ia berusaha melindungi Pangeran kesembilan. Sensasi panas dan rasa sakitnya masih dirasakannya sampai sekarang.

"Ternyata Nona memang sangat tulus dengan putraku sampai-sampai rela terkena cambukan seperti ini," puji Kaisar penuh arti dan menyuruh wanita itu untuk cepat berdiri.

"Lakukanlah segera pernikahan ini, Tuan Hua! Agar aku bisa cepat meninggalkan tempat ini karena aku sudah sangat muak melihat wajah si Pecundang itu," ujar Kaisar kepada pengurus dan ahli astrologi istana sambil melirik sinis Pangeran kesembilan yang sedang asyik menggeleng-gelengkan kepala dan memainkan lidahnya. Ah, begitu konyol tingkah lakuannya.

Namun, ketika upacara pernikahan sedang berlangsung, tiba-tiba Pangeran kesembilan melarikan diri dan bersembunyi di balik tirai istana seperti seorang anak kecil. Tindakannya ini membuat Kaisar marah dan ingin memukulnya dengan ikat pinggangnya lagi. Namun, Shangguan Mai segera menenangkan Kaisar dengan mengatakan bahwa dia akan membujuk Pangeran kesembilan untuk kembali dan melanjutkan upacara pernikahan yang terpotong.

"Aku tidak mau menikah denganmu karena kamu mirip sekali dengan monster. Pakaian dan tandukmu itu sungguh mengerikan," ucap Pangeran Xiao Zhi sambil mengintip Shangguan Mai dari balik tirai istana.

Ah, ternyata Pangeran Xiao Zhi sengaja ingin mencari gara-gara dan menguji kesabaran Shangguan Mai. Dia sangat yakin bahwa prajurit seperti Shangguan Mai tidak akan betah bersikap lembut dan berpura-pura seperti itu lebih lama.

Apalagi tadi dia sudah merendahkan martabat Shangguan Mai dengan membuatnya menunggu lama. Pasti kali ini Shangguan Mai akan melampiaskan amarahnya padanya. Namun, dugaannya itu salah karena Shangguan Mai tetap bersikap biasa dan justru semakin lembut padanya. Shangguan Mai perlahan mendekati Pangeran kesembilan dan tersenyum kecil padanya agar tidak membuatnya takut dan kabur lagi.

"Berarti kalau aku melepaskan pakaian dan tandukku yang mengerikan ini Pangeran mau menikahiku?" tanya Shangguan Mai mampu membuat Pangeran Xiao Zhi tersentak karena dia sangat tidak menyangka bahwa responnya akan begini.

Tanpa ada rasa malu sedikit pun Shangguan Mai langsung melepaskan pakaian dan mahkotanya. Bahkan wanita berambut bergelombang itu hanya menyisakan pakaian dalamnya yang sangat tipis. Sehingga lekuk tubuhnya yang indah dan ramping tampak dengan jelas.

Pangeran Xiao Zhi langsung menelan salivanya dan berusaha untuk menguasai rasa gugupnya sekarang. Wanita ini sungguh gila.

"Apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu melepaskan pakaianmu seperti itu, hah" tanyanya setengah membentak Shangguan Mai yang terus mendekatinya dengan intens.

Baru kali ini Pangeran Xiao Zhi merasa terintimidasi oleh lawannya. Dia tidak tahu lagi harus bersikap apa sekarang. Bahkan dia tidak sanggup untuk berpura-pura bodoh di hadapannya lagi. Rasanya dia ingin mengajar wanita gila ini sekarang.

"Bukankah ini yang diinginkan oleh Pangeran tadi? Mengapa sekarang Pangeran malah terlihat gugup seperti ini? Apakah aku masih terlihat seperti monster?" tanya Shangguan Mai dengan nada menggoda dan terus mendekati Pangeran Xiao Zhi yang terus menjauh darinya.

Shangguan Mai sengaja bersikap seperti itu karena ia ingin mengetahui apakah Pangeran Xiao Zhi sungguh bodoh atau hanya berpura-pura. Shangguan Mai masih merasa tidak percaya bahwa sosok yang pernah ia kagumi sebagai penyelamatnya telah berubah.

Pangeran kesembilan yang mulai sadar bahwa dirinya sedang diuji oleh Shangguan Mai langsung mengikuti permainannya. Dia membiarkan Shangguan Mai mendekati dan menggodanya dengan intens.

"Ah, kamu benar-benar tidak punya malu. Mengapa kamu melepaskan pakaianmu di hadapanku seperti itu?" Pangeran kesembilan kembali mengulang pertanyaan yang sama sambil menutupi wajahnya yang memerah.

Tingkah malu dan gugupnya Pangeran kesembilan ini persis seperti anak kecil yang masih polos. Bahkan sorotan matanya juga terlihat sangat polos tidak seperti sorotan mata pria dewasa yang seharusnya menatapnya dengan cara yang berbeda.

"Lalu apa yang diinginkan oleh Pangeran sekarang agar mau menjadi suamiku?" tanya Shangguan Mai yang sedikit kecewa karena dia tidak menyangka bahwa penolongnya dulu memang berubah menjadi bodoh dan tidak mengenalinya lagi.

"Apakah kamu bisa menjadi babi kecilku yang bisa kubawa bermain setiap hari di gunung nanti? Jika bisa, aku mau menjadi suamimu," ucap Pangeran kesembilan yang kembali menguji Shangguan Mai. Apakah dia mau meninggalkan kehidupan ibukota yang megah dan hidup dalam buangan bersamanya.

Dia sangat tahu alasan di balik Shangguan Mai mau menikahinya. Wanita cantik itu ingin membersihkan nama baik ayahandanya dengan mencari pelaku pembunuhan Pangeran kedelapan yang asli di istana. Jadi dia tidak mungkin mau tinggal di gunung bersamanya.

Shangguan Mai langsung mengelus kepala Pangeran Xiao Zhi seperti mengelus kepala anak anjing, kemudian tersenyum kecil padanya. "Tentu saja, aku mau menjadi babi kecil gemukmu dan menemanimu bermain setiap hari di gunung," jawab Shangguan Mai yang tanpa ragu membuat Pangeran kesembilan merasa heran dengan keputusannya ini.

Mengapa dia bisa begitu mudah melepaskan kesempatan dan tujuannya seperti ini? Apakah dia sudah mempunyai rencana lain mengenai pernikahan ini? Wanita ini memang sangat sulit ditebak dan dipahami oleh Pangeran kesembilan.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status