Home / Romansa / Bayangan Kelam / Kembali Menyapa

Share

Kembali Menyapa

Author: Cancer Girl
last update Last Updated: 2024-10-08 14:24:18

Malam itu, Anisa duduk di sudut kamar dengan pikiran yang kalut. Hatinya begitu hancur, terombang-ambing di antara rasa cinta dan kepedihan yang tak berujung. Hubungannya dengan Arya telah berubah drastis. Apa yang dulu terasa hangat dan penuh kasih, kini dipenuhi dengan kegelapan yang sulit dijelaskan. Rahasia-rahasia Arya yang dulu tak terlihat, kini perlahan mulai mengungkap diri, merenggut kedamaian yang sempat mereka ciptakan.

Tatapan Anisa kosong, menatap jendela kamar yang terbuka lebar. Udara malam yang dingin menyelinap masuk, seolah mengingatkan betapa dingin dan jauhnya Arya darinya. Meski Arya masih berada di dekatnya, namun ia merasa jauh, begitu jauh. Di dalam hatinya, Anisa mulai merasa terjebak, terperangkap dalam cinta yang ia pikir akan menyelamatkannya, tetapi justru membawanya lebih dalam ke jurang kehancuran.

Ponsel Anisa bergetar di meja samping tempat tidur. Sebuah pesan dari Arya muncul, namun Anisa hanya menatapnya tanpa berniat membukanya. Akhir-akhir ini, se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bayangan Kelam   Jalan Kelam

    Hari itu, langit mendung seperti mencerminkan suasana hati Anisa. Ia duduk di sudut ruangan, merasakan setiap detik yang berlalu seakan menjadi beban baru di pundaknya. Pikirannya dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Hubungannya dengan Arya kini terasa seperti sebuah ilusi, sesuatu yang dulu ia percayai dengan sepenuh hati, namun kini semakin samar.Anisa menghela napas panjang, mencoba mengendalikan emosi yang terus menggerogoti ketenangannya. Sejak rahasia-rahasia Arya mulai terungkap, segalanya terasa semakin sulit. Cinta yang dulu membuatnya kuat kini berubah menjadi sesuatu yang rapuh, hampir tak lagi ia kenali.Ponselnya bergetar di meja. Sebuah pesan dari Arya masuk, namun Anisa enggan membacanya. Ada sesuatu yang berbeda dari Arya belakangan ini, sesuatu yang membuat Anisa merasa takut. Dia tak lagi merasakan kehangatan dan perhatian yang dulu selalu mengisi hari-harinya. Sebaliknya, Arya kini lebih banyak menyimpan rahasia, menutup diri dari An

    Last Updated : 2024-10-09
  • Bayangan Kelam   Sesuatu

    Anisa berdiri di depan cermin, menatap bayangannya dengan pandangan kosong. Wajahnya terlihat lelah, tak ada lagi kilau kebahagiaan yang dulu selalu menghiasi. Rambutnya tergerai acak, seolah tak ada lagi tenaga untuk sekadar merapikannya. Pikirannya berputar, mengulang-ulang percakapan semalam dengan Arya. Kata-katanya masih bergema, menyesakkan dadanya.Dia mencintai Arya, lebih dari yang bisa dia ungkapkan dengan kata-kata. Namun, semakin lama dia merasa seperti hanyut dalam lautan yang gelap. Setiap keputusan yang diambil Arya, setiap rahasia yang ia simpan, seperti angin yang mengayunkan perahunya semakin jauh dari daratan. Ia terjebak di antara cinta dan kebohongan yang terus menghantuinya.Anisa menarik napas panjang, mencoba mengendalikan emosi yang bergemuruh di dalam dadanya. Tapi semuanya terasa sia-sia. Setiap kali dia ingin berbicara dengan Arya, ingin menuntut penjelasan, seolah ada dinding tak kasat mata yang menghalangi. Setiap kali mereka berdebat, Arya selalu punya c

    Last Updated : 2024-10-10
  • Bayangan Kelam   Cemas Melanda

    Anisa duduk di tepi ranjang, memandang kosong ke arah jendela yang terbuka. Angin malam yang dingin menerpa wajahnya, tapi tidak cukup untuk melenyapkan kekalutan yang menghimpit hatinya. Sejak malam ketika Arya menunjukkan cincin itu, perasaannya tidak pernah tenang. Setiap kali dia memejamkan mata, bayangan cincin itu muncul dalam benaknya, mengingatkannya pada rahasia gelap yang terus membayangi hubungan mereka.Arya sudah tertidur di sisi lain ranjang, napasnya tenang seperti tidak ada yang salah. Tapi Anisa tahu, di balik wajah damai itu, ada banyak ketakutan yang tak terucap. Mereka berdua terjebak dalam situasi yang semakin sulit dipahami."Kenapa semua ini terjadi?" gumam Anisa pelan, meskipun dia tahu Arya tidak akan menjawab. Dia hanya bisa berharap bahwa suatu hari mereka akan menemukan jalan keluar dari semua ini.Ponsel Anisa tiba-tiba bergetar di atas meja, memecah keheningan malam. Ia mengambilnya dengan ragu, melihat nama yang muncul di layar: Raka. Jantung Anisa berde

    Last Updated : 2024-10-11
  • Bayangan Kelam   Terperangkap

    Waktu terus berjalan, dan hubungan Anisa dengan Arya berkembang dengan cara yang tidak pernah ia bayangkan. Semakin hari, perasaan cinta mereka semakin dalam, tapi bersamaan dengan itu, bayang-bayang rahasia kelam Arya juga semakin terasa nyata. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik sikap hangatnya, sesuatu yang membuat Anisa merasa terperangkap dalam ketergantungan yang berbahaya.Suatu sore, Anisa duduk di kamar apartemennya, memandangi ponselnya yang berdering berkali-kali. Nama Arya muncul di layar, tapi ia ragu untuk mengangkatnya. Perasaannya bercampur aduk. Di satu sisi, dia ingin mendengar suara Arya, mencari kenyamanan dalam suaranya seperti biasanya. Namun, di sisi lain, dia tahu ada sesuatu yang tidak beres.“Aku tidak bisa terus begini,” gumamnya, tangan bergetar saat akhirnya dia menjawab panggilan itu. “Halo?”“Anisa,” suara Arya terdengar, lembut seperti biasanya, namun ada nada tegang yang sulit disembunyikan. “Aku butuh bicara sama kamu. Sekarang.”Jantung Anisa berde

    Last Updated : 2024-10-12
  • Bayangan Kelam   Dalam Ketakutan

    Malam itu terasa mencekam, seolah dunia di sekitar mereka berhenti sejenak dalam kekhawatiran yang semakin berat. Arya berdiri mematung di depan pintu apartemen, wajahnya tampak tegang, sementara peluh dingin membasahi pelipisnya. Anisa bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres, perasaan cemas yang tiba-tiba menyelimuti hati mereka berdua.Ketukan di pintu terdengar lagi, kali ini lebih keras, membuat jantung Anisa berdebar kencang. Dia melihat Arya berjalan perlahan menuju pintu, napasnya terdengar berat dan lambat.“Arya, tunggu,” Anisa menahan lengannya dengan cemas. “Siapa mereka? Apa yang akan terjadi kalau kamu membuka pintu itu?”Arya menggeleng, sorot matanya penuh kekhawatiran. “Aku sudah bilang, ini masalahku. Aku nggak mau kamu terlibat.”Anisa mengeratkan genggaman tangannya di lengan Arya. “Kita sudah terlalu jauh untuk bicara begitu. Aku nggak bisa meninggalkan kamu, Arya.”Arya menarik napas dalam-dalam, lalu menghela napas panjang sebelum perlahan melepaskan genggama

    Last Updated : 2024-10-13
  • Bayangan Kelam   Antara Cinta dan Luka

    Anisa duduk di tepi tempat tidur, pikirannya penuh dengan kekacauan. Suara langkah Arya yang mendekat tak bisa membuatnya tenang. Ia telah mendengar terlalu banyak rahasia yang mengguncang dirinya, membuat hati dan perasaannya tak menentu. Rasa sayang yang dulu begitu murni kini dipenuhi keraguan dan rasa sakit.Arya menatap Anisa, tubuhnya terasa lelah, tetapi ia tahu malam ini harus diselesaikan. "Aku tahu semua ini berat buat kamu, Nisa. Tapi aku mohon... kasih aku kesempatan untuk memperbaikinya."Anisa menarik napas dalam, lalu perlahan menatap Arya. "Kamu bilang cinta sama aku, tapi kamu menyimpan terlalu banyak rahasia. Setiap kali aku merasa kita akan baik-baik saja, selalu ada hal baru yang bikin semuanya makin rumit," katanya dengan nada sedih.Arya mendekat, duduk di sampingnya, mencoba meraih tangannya. Tapi Anisa menarik tangannya, membuat Arya terdiam sejenak. Ia tahu betapa dalam luka yang telah ia goreskan. "Aku nggak bermaksud menyakiti kamu," ucap Arya dengan suara p

    Last Updated : 2024-10-14
  • Bayangan Kelam   Rahasia

    Malam itu, Anisa duduk sendirian di balkon kamar apartemen Arya. Udara malam yang sejuk seharusnya menenangkan, namun hatinya terasa gelisah. Ia tidak bisa mengabaikan perasaan tidak nyaman yang muncul sejak Arya berjanji untuk berubah. Rasa ragu itu terus menghantuinya, seolah ada sesuatu yang masih disembunyikan, meskipun Arya sudah berjanji tidak ada lagi rahasia di antara mereka.Anisa menatap ke langit, mencoba menenangkan pikirannya yang terus berputar. Ia ingin mempercayai Arya, tetapi setiap kali ia mencoba, ada bayangan kelam yang mengganggu pikirannya. Arya masih terlalu misterius, terlalu banyak hal yang belum ia ketahui tentang pria itu.Di dalam apartemen, Arya terlihat sedang sibuk dengan pekerjaannya di laptop, tetapi Anisa merasakan ada yang aneh. Gerak-gerik Arya lebih tertutup dari biasanya, dan sesekali, ia melihat Arya memeriksa teleponnya dengan cepat, seolah menyembunyikan sesuatu."Kenapa aku merasa seperti ini lagi?" gumam Anisa pelan pada dirinya sendiri.Tak

    Last Updated : 2024-10-14
  • Bayangan Kelam   Cinta dan Keterpurukan

    Anisa duduk di sudut kamarnya, tangan gemetar memegang ponsel yang baru saja berdering. Nama Arya terpampang jelas di layar, tapi kali ini ia ragu untuk mengangkatnya. Sudah terlalu banyak kebohongan yang ia terima, terlalu banyak rasa sakit yang menggores hatinya.Arya, di sisi lain, tak henti-hentinya mencoba menghubungi. Setiap panggilan yang tidak terjawab membuat dadanya semakin sesak. Ia tahu dirinya bersalah, tapi rasa cintanya pada Anisa lebih besar dari apa pun. Rahasia yang selama ini ia sembunyikan adalah sesuatu yang mungkin tidak akan pernah bisa diterima Anisa, tetapi ia harus mencoba menjelaskan."Apa yang harus kulakukan?" Anisa berbicara kepada dirinya sendiri, suaranya serak karena menangis. Ia memikirkan semua kenangan indah yang mereka lalui bersama, semua janji-janji manis yang pernah Arya ucapkan. Tapi di balik itu, selalu ada sesuatu yang terasa salah, sesuatu yang kini mulai terungkap.Suara ketukan pelan di pintu kamar mengejutkannya. Yasmin berdiri di ambang

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Bayangan Kelam   Bab 116 (tamat)

    Hari yang dinanti-nantikan akhirnya tiba. Anisa berdiri di depan cermin besar, mengenakan gaun pengantin putih yang indah. Semua perhiasan yang dipilihnya dengan hati-hati kini menghiasi tubuhnya, memantulkan cahaya dari lampu yang menyinari ruang rias. Meskipun begitu, perasaan Anisa campur aduk. Ada kegembiraan, ada rasa takut, namun yang paling terasa adalah kekosongan yang mendalam. Rasanya, semuanya seperti sebuah mimpi, dan Anisa tidak tahu apakah dia siap atau tidak untuk melangkah lebih jauh dalam hidupnya.Di luar, para tamu undangan sudah mulai berdatangan, menyapa satu sama lain dengan tawa dan senyum. Suasana di gedung itu penuh dengan kegembiraan. Tidak hanya keluarga dan teman-teman Anisa yang hadir, tetapi juga sejumlah rekan kerja Adrian, termasuk Malik yang telah lama menjadi sahabat Adrian, serta Roy, yang meskipun menjadi bagian dari masa lalu Anisa, masih datang untuk memberi selamat.Namun meskipun semua tamu sudah hadir dan gedung sudah penuh dengan orang-orang,

  • Bayangan Kelam   Bab 115

    Hari-hari berlalu setelah lamaran Adrian yang penuh harapan. Anisa mencoba untuk menyibukkan dirinya, berusaha menenangkan pikirannya yang terus dipenuhi oleh perasaan bingung. Namun meskipun dia berusaha mengalihkan perhatian, bayangan Adrian tak bisa hilang begitu saja. Keberadaan pria itu yang tulus, yang tanpa henti berusaha mendekatkan diri, seolah menjadi cahaya yang sulit ia hindari.Anisa menundukkan kepalanya saat bekerja di restoran. Pelanggan datang dan pergi, namun hatinya masih terjebak pada satu hal. Adrian. Meski sudah berulang kali berkata pada dirinya sendiri bahwa ia butuh waktu, ia tahu bahwa perasaannya kepada Adrian tidak semudah itu dilupakan. Perasaan hangat yang diberikan Adrian saat bersama, ketulusan yang ada di mata pria itu, semuanya terasa begitu nyata.Setiap kali Adrian datang menemuinya di restoran, ia tidak bisa menahan senyumnya. Meskipun hanya sesederhana menyapa atau mengobrol ringan di sela-sela kesibukannya, itu cukup membuat hatinya merasa lebih

  • Bayangan Kelam   Bab 114

    Malam itu, udara terasa lebih hangat dari biasanya. Anisa baru saja selesai bekerja dan sedang merapikan meja ketika seorang pelayan mendekatinya dengan wajah ceria.“Anisa, kau dipanggil ke halaman belakang restoran,” kata pelayan itu sambil tersenyum penuh arti.Anisa mengerutkan kening. “Siapa yang memanggilku?”Pelayan itu hanya tersenyum misterius sebelum berlalu.Dengan rasa penasaran, Anisa melepas celemeknya dan berjalan menuju halaman belakang restoran. Begitu ia membuka pintu, matanya langsung membelalak.Lampu-lampu kecil tergantung di antara pepohonan, menciptakan suasana hangat dan romantis. Di tengah halaman, sebuah meja kecil dengan dua kursi sudah tertata rapi, lengkap dengan lilin yang menyala lembut.Dan di sana, berdiri seseorang yang sangat dikenalnya.Adrian.Pria itu mengenakan kemeja putih dengan lengan yang tergulung hingga siku. Wajahnya tampak sedikit tegang, tetapi matanya tetap memancarkan ketulusan yang selalu membuat Anisa merasa nyaman.“Adrian, apa ini?

  • Bayangan Kelam   Bab 113

    Setelah semua luka yang Anisa alami, ia akhirnya mulai menemukan sedikit ketenangan dalam hidupnya. Pekerjaannya di restoran asing membuatnya sibuk, dan ia menikmati rutinitas baru tanpa harus memikirkan masa lalunya yang kelam.Di tempat kerja, ia bertemu dengan Adrian, seorang kepala koki yang memiliki kepribadian hangat dan perhatian. Awalnya, Anisa tidak terlalu memedulikan kehadiran pria itu. Namun, seiring berjalannya waktu, perhatian kecil yang diberikan Adrian membuat Anisa perlahan membuka hatinya.Adrian selalu memastikan bahwa Anisa tidak bekerja terlalu keras. Ia sering meninggalkan secangkir teh hangat di meja Anisa ketika gadis itu terlihat kelelahan. Kadang-kadang, ia juga menyelipkan cokelat di loker Anisa dengan catatan kecil bertuliskan:“Jangan terlalu serius bekerja. Hidup juga butuh sedikit manis-manis.”Anisa tidak bisa memungkiri bahwa sikap Adrian membuatnya merasa nyaman. Tidak ada paksaan, tidak ada kebohongan, hanya ketulusan.Suatu malam, setelah restoran t

  • Bayangan Kelam   Bab 112

    Anisa menghela napas panjang saat melihat pantulan dirinya di cermin apartemen kecilnya. Sudah beberapa minggu sejak ia mulai mengenal Adrian, dan harus diakui, pria itu membawa warna baru dalam hidupnya. Tidak ada kesan terburu-buru atau tekanan dalam hubungan mereka. Adrian tidak pernah memaksanya untuk bercerita tentang masa lalunya, dan itu membuat Anisa merasa nyaman.Ia merapikan rambutnya lalu mengambil tas kecil sebelum keluar dari apartemen. Hari ini adalah hari liburnya, dan ia memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman kota. Tidak ada tujuan khusus, hanya ingin menikmati udara segar dan menenangkan pikirannya.Saat sampai di taman, ia memilih duduk di bangku dekat air mancur. Beberapa anak kecil berlarian, bermain bola, sementara pasangan muda duduk berdua di bawah pohon rindang. Anisa mengamati mereka dengan tatapan kosong, bertanya-tanya apakah ia masih bisa merasakan kebahagiaan seperti itu.“Sendirian lagi?”Suara itu membuatnya tersentak. Ia menoleh dan melihat Adrian be

  • Bayangan Kelam   Bab 111

    Anisa duduk di tepi tempat tidurnya, menatap langit-langit kamar apartemennya yang sederhana. Setelah pertemuan dengan Roy tadi malam, ia merasa lega, tetapi juga ada sedikit perasaan hampa yang sulit ia jelaskan. Mungkin karena ini pertama kalinya ia benar-benar menutup pintu bagi seseorang yang pernah mengisi hatinya, meskipun kenyataannya pahit.Hari ini, Anisa berencana untuk menghabiskan waktu sendiri. Ia ingin pergi ke tepi pantai yang tidak terlalu jauh dari kota, hanya sekitar satu jam perjalanan dengan bus. Ia butuh udara segar, butuh ketenangan yang hanya bisa ia temukan saat mendengar suara ombak dan angin laut.Setelah bersiap-siap, ia mengenakan dress berwarna krem dan membawa tas kecil berisi buku dan air minum. Anisa selalu merasa nyaman dengan membaca, seolah-olah dunia dalam buku bisa membantunya melupakan kenyataan yang kadang terlalu menyakitkan.Saat tiba di halte bus, ia duduk sambil menunggu kendaraan yang akan membawanya ke pantai. Cuaca hari ini cukup cerah, de

  • Bayangan Kelam   Bab 110

    Anisa menatap ke luar jendela kamar apartemennya yang kecil. Lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti bintang yang jatuh ke bumi. Angin malam bertiup pelan, menyelinap masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka. Ini adalah tempat tinggal barunya, jauh dari tempat lama yang menyimpan begitu banyak kenangan pahit.Sudah dua minggu sejak dia menjual rumah peninggalan orang tuanya. Rumah yang dulu penuh dengan canda tawa, berubah menjadi tempat yang hanya membuatnya terjebak dalam kenangan yang menyakitkan. Anisa tahu, jika ia ingin benar-benar melanjutkan hidup, ia harus meninggalkan semua itu dan memulai kembali dari nol.Dia kini bekerja di sebuah restoran asing yang cukup terkenal. Pekerjaan itu tidak mudah, tapi setidaknya membuatnya sibuk dan tidak punya waktu untuk memikirkan masa lalu. Ia mengisi harinya dengan memasak, melayani pelanggan, dan berbincang dengan rekan kerja barunya.Namun, malam ini, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Sejak siang tadi, ia merasa seperti a

  • Bayangan Kelam   Bab 109

    Setelah beberapa bulan berlalu sejak kepindahannya ke kota baru, Anisa mulai terbiasa dengan ritme kehidupannya yang sekarang. Ia sudah tidak lagi merasa asing dengan lingkungan tempat tinggalnya, dan pekerjaannya di restoran asing membuatnya semakin sibuk hingga perlahan-lahan bisa melupakan luka-luka masa lalunya. Meskipun kadang-kadang kenangan tentang Roy masih menghantui pikirannya, ia berusaha untuk tidak terjebak dalam perasaan itu lagi.Namun suatu hari, Anisa mengalami sesuatu yang membuatnya kembali mempertanyakan kehidupannya. Hari itu, restoran tempatnya bekerja sedang ramai karena ada acara perayaan ulang tahun dari pelanggan tetap mereka. Anisa yang bertugas di bagian pelayanan sibuk bolak-balik mengantar pesanan makanan dan memastikan semua pelanggan mendapatkan pelayanan terbaik.Saat ia sedang mengambil pesanan dari meja pelanggan, seorang pria memasuki restoran. Ia mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, terlihat rapi dan elegan. Anisa tidak terlalu memperh

  • Bayangan Kelam   Bab 108

    Waktu berjalan semakin cepat, dan Anisa merasa hidupnya seperti berputar dalam lingkaran tanpa akhir. Meski hubungan dengan Roy tampak menyenangkan di awal, semakin lama ia merasa ada sesuatu yang tak beres. Meskipun Roy selalu memberikan perhatian yang penuh, Anisa merasa ada jarak yang tak bisa dijembatani. Kadang, ada hal-hal kecil yang membuatnya curiga, meski ia mencoba untuk mengabaikannya.Hari itu, seperti biasa, Roy menjemput Anisa di rumahnya untuk makan malam bersama. Anisa sudah terbiasa dengan kebiasaan itu. Roy selalu berusaha menyenangkan hati Anisa dengan cara-cara sederhana, tetapi yang terkadang membuatnya merasa aneh adalah cara Roy selalu menghindari topik-topik pribadi. Ia tidak pernah membahas keluarga, masa lalunya, atau apapun yang bersifat pribadi. Ketika Anisa menanyakan sesuatu tentang dirinya, Roy selalu mengubah topik dengan alasan yang terkesan canggung.“Roy, aku sudah lama ingin tahu lebih banyak tentangmu,” ujar Anisa suatu malam saat mereka duduk di r

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status