London,
Alden Keegen, seorang CEO muda yang sukses dalam berbagai bidang bisnis yang dijalankan. Yang suka berganti pasangan setiap hari untuk menghangatkan ranjangnya. Dia melakukannya untuk menghilangkan penatnya disaat dia bosan bekerja. Walaupun bukan dia yang mencari tetapi Daniel sahabatnya sekaligus tangan kanan Alden, apapun yang dipilih oleh Daniel untuk Alden itu yang terbaik.
Malam ini Alden baru saja menyelesaikan malamnya dengan seorang jalang. Di negeri ini, tak sulit lagi untuk mencari wanita malam atau j****g. Bahkan kadang tanpa dicaripun, mereka akan sangat bahagianya meyerahkan diri mereka begitu saja untuk dinikmati. Seperti itulah kehidupan perempuan zaman sekarang. Tetapi tidak semua perempuan sama, kadang dia menjadi seperti itu karena dipaksakan oleh keadaan.
Seorang wanita masih terengah-engah sambil memejamkan matanya. Namun hanya sebentar, ia kembali membuka matanya dan menatap Alden lekat. Dan dengan berani tangannya menyentuh wajah tampan Alden, namun langsung ditepis oleh pria itu dan tatapan tajam dari Alden seolah-olah ingin menghabisi wanita yang baru saja ditiduri oleh Alden.
“Turunkan tangan kotormu j****g...” ucap Alden dengan tatapan tajamnya.
"Kau tau peraturanku dalam bermain tidak boleh ada kontak fisik lawan main, kecuali diriku!!" sarkasnya.
Wanita itu yang berharap dengan bahagia bisa menyentuh wajah tampan Alden hanya bisa pasrah. Jujur dia ingin mencoba menyentuh Alden yang begitu hot walaupun hanya di wajah tetapi tidak pernah diberi izin olehnya.
Dalam setiap aktifitas ranjangnya, Alden selalu bermain sehat dan aman. Alden tidak mau mengambil risiko suatu saat nanti ada yang mencarinya dengan perut buncit dan merengek meminta pertanggungjawaban padanya.
Karena menjadi ayah untuk saat ini belum terlintas dipikiran Alden. Apalagi dengan status wanita yang tidak jelas.
Kemudian dia pergi dari ranjangnya, dan menuju kamar mandi yang tersedia di kamar hotel untuk membersihkan dirinya.
Tak beberapa lama Alden keluar dari dalam kamar mandi dengan penampilannya yang sudah rapi.
“Uangmu akan kutransfer nanti.” Ucap Alden datar sebelum dia pergi melangkah keluar untuk pergi dari hotel, meninggalkan wanita yang masih belum sadar sepenuhnya dari bayangan aktifitas mereka dalam kedaan naked.
*****
Pagi ini jalanan tidak terlalu ramai, mungkin karena sekarang hari minggu dan semalam juga hujan lebat membuat suasana menjadi terasa dingin.
Dinginnya pagi juga dirasakan oleh Rania, seorang gadis yatim piatu yang hidupnya sebatang kara di dunia yang begitu luas ini. Entah yang keberapa kalinya suara alarm menggangu tidur Rania tetapi tak digubris olehnya. Hingga alarmnya kembali berbunyi untuk kesekian kalinya dan dia membuka matanya.
Rania sangat kacau sejak semalam, karena dirinya dipecat dari tempat kerjanya gara-gara memecahkan piring yang mahal ditempat dia bekerja, uangnya pun sudah habis.
"Harus dimana lagi aku mencarimu wahai uang!" gumam Rania.
Belum lagi biaya cicilan apartemen yang harus dia lunasi. Dia memang membeli sebuah apartemen sederhana tetapi perabotannya lengkap yang terletak ditengah kota yang dia bayar perbulan sampai lunas. Tetapi sekarang, bagaimana cara membayar angsurannya. Uang saja dia tidak punya.
Rania bangkit dari ranjang, dan berjalan lunglai menuju kamar mandi. Gadis itu menyalakan kran untuk mengisi bathub hingga penuh.
Sembari menunggu air penuh, Rania melihat dirinya dari cermin full badan yang sengaja ia letakkan didalam kamar mandinya. Meneliti satu persatu tubuhnya yang begitu bagus, dengan lingkar dada yang pas serta bentuk pinggang yang seperti gitar spanyol jika kata para pujangga.
“Kau begitu cantik Rania.” Gumam Rania memuji dirinya sendiri.
Jika dipikir-pikir, itu memang nyata jika Rania mengatakan dirinya cantik. Rania memiliki paras cantik dan lembut. Bulu matanya lentik, dengan lesung pipi disebelah pipi kanannya. Membuatnya terlihat begitu manis jika tersenyum. apalagi mata bulat dan besarnya itu, mrmbuat tatapan nia terlihat begitu polos dan membuat orang gemas.
Puas dengan memperhatikan dirinya di cermin, ia melirik ke arah bathup yang tadi diisinya, terlihat sudah penuh. Dengan cepat ia mematikan kran airnya lalu segera menanggalkan pakaiannya satu persatu yang melekat ditubuh indahnya lalu masuk kedalam bathup untuk berendam.
Rania hanya butuh waktu setengah jam untuk memakai baju dan berdandan natural setelah mandi. Hari ini Rania ingin menemui Martin teman kuliahnya, Martin bekerja di sebuah Bar ternama di London sebagai bartender, yang biasanya didatangi golongan orang kaya dan orang lain yang ingin.
Rania berharap Martin mempunyai pekerjaan untuknya. Setidaknya hanya sampai apartemennya lunas dan bisa untuk menyambung hidupnya setahun kedepan sampai dia mempunyai suami mungkin.
*****
Aroma s*x, orang-orang yang berjoged dilantai dansa, dan bau alkohol yang sangat menyengat itulah khas club malam yang dikunjunginya.
Saat tiba di club ia melihat orang-orang yang sedang b******a diatas sofa yang sudah disediakan, dan saling berusaha untuk memuaskan pasangan masing-masing. Hal seperti itu sudah menjadi hal lumrah di D’club.
“Ada apa lo kesini?” tanya Martin yang tengah menuangkan cocktail untuk Rania sambil berteriak karena suara dentuman musik mampu melenyapkan suaranya.
“Gue cari kerjaan, ada kerjaan nggak buat gue di sini?” Seketika dahi Martin mengernyitkan saat mendengar kata-katanya.
“Emang kerjaan lo di Restoran Jepang itu kenapa?” tanya Martin.
“Dipecat gue...” jawab Rania.
“Dipecat lagi?” tanya Martin tak percaya.
Sebulan terakhir ini Rania sudah dipecat sekitar 3 kali. Martin hanya gelang-geleng kepala melihat temannya yang satu ini.
“Lo mau kerja kaya apa lagi? Semuanya udah pernah lo coba kan...?” ucap Martin.
“Iya juga sih, tapi mau gimana lagi. Nasib sial gue disini ..!” ucap Rania cepat.
“Lo mau kerjaan?” Rania mengangguk semangat “Tapi gue nggak yakin lo mau..” ucap Martin ragu.
“Emang kerjaan apa?” tanya Rania.
“B******a sama orang kaya!” Rania seketika melotot saat Martin berbisik ditelinganya.
“Gila lo gak mau gue...!” bantahnya cepat.
“Yaudah kalo nggak mau. Lagian kalo dipikir, hanya ini kerjaan yang bisa bertahan lama buat lo mungkin, dan menghasilkan uang dengan cepat...”seru Martin dengan semangat.
Sedangkan Rania langsung menatap Martin dengan tajam mendengar tawaran Martin.
Itu tawaran gila yang selama ini Rania terima, pikirnya.
"Gini aja, kalo lo mau. Gue punya kenalan yang bisa buat lo dapetin laki kaya. Sahabat gue si, dia udah kewalahan mencari psangan ONS buat boss nya yang gila s*x. Siapa tau lo bisa mendadak jadi milyarder kalau tidur sama si boss.” ucap Martin.
Rania terdiam , otaknya langsung mencerna ucapan Martin.
Apa dia harus mencobanya?, tanya Rania dalam hati.
Mungkin ini gila, bahkan sangat gila namun ini peluang bagus. Toh hanya sekali dan dia bisa mendapatkan uang banyak. Jika soal keperawanannya, lakuin sekali juga ngga bakal masalah kan?.
“Coba aja Nia! Enak kok gue jamin. Banyak j****g disini yang menawarkan diri buat dipuasin Alden si Boss kaya raya itu.” ucap Martin.
“Alden?”
“Iya namanya Alden. Dia masih muda kalau lo takut di gempur lelaki tua. Hahhaha..”
“Sialan lo...” dengus Rania.
“Emang umurnya berapa?” tanya Rania penasaran.
“Kalau nggak salah masih tiga puluh. Pengusaha muda yang sukses coy. Cuma beda enam tahun dari elo. Daripada ditidurin pria tua yang udah bangkotan?hayo mau yang mana?” ucap Martin dengan menaik turunkan alisnya.
“Gimana terima ngga nih?” tanya Martin.
“Tapi gue takut Martin...” Rania merengek.
“Takut kenapa? Enak kok gue jamin. Kalau nggak enak, mana mungkin Vina minta gue serang tiap hari. Atau kalau sama Alden nggak nikmat, nggak mungkin para j****g disini memohon-mohon untuk diambil sebagai pemuas nafsu milyarder muda. Lo coba aja Rann..!"
Saat ini gadis itu itu sedang berpikir keras. Ingin menolak tapi dia butuh uang. Mau diterima tapi dia takut. Apa akan baik-baik saja nantinya?
"Tapi ada syaratnya." ucap Rania.
"Pake syarat-syarat segala lagi Lo..."
“Biarin yang dia dapat juga bagus kok.” potong Rania.
“Sialan lo...yaudah apa syaratnya?” jawab Martin dengan cengengesan.
“Syaratnya dia harus lunasin apartemen gue dan biayain hidup gue selama setahun.” tandasnya.
“Ehh buset ..!Gue tanya temen gue dulu deh! Itu bos nya mau apa enggak nerima syarat lo yang udah kaya rentenir...!”
“Bodoamat. Perawan gue mahal dong! Masih tersegel gue mah.”
“Oya? Bisa gue coba dong!” ucap Martin bernego.
“Bisa tapi lo turutin syarat gue barusan.” Martin seketika ngeri.
Dapat uang dari mana dia buat nurutin syarat gilanya Rania.
“Gila lo..! mending gue g****r vina tiap hari...”
“Yaudah terserah lo..”
Rania menghabiskan minumnya yang tadi diberikan oleh Martin. Setelah dirasa tidak ada keperluan lagi ,Rania pun memutuskan untuk pulang lalu menunggu kabar dari Martin.
Setelah sampai di apartemennya. Sedaritadi Rania tak pernah berhenti memikirkan ucapan dan tawaran Martin yang sudah dia setujui.
Apa syarat yang dia ajukan pada Martin untuk disampaikan pada Alden itu akan di terima? Tapi dia sendiri saja tidak yakin. Tak akan ada pria yang akan membayar dengan harga segila itu. Tapi pria itu kan dapat perawan masih tersegel masa iya nggak mau.
Lalu Rania bersih-bersih kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasurnya dan pergi ke alam mimpinya.
Bersambung...
Hari berikutnya di kediaman Alden, ia baru saja mandi saat Daniel orang kepercayaan dan sahabatnya mengatakan bahwa ada seseorang yang sedang membutuhkan pekerjaan lalu dia menawarkan tubuhnya pada Alden, asalkan Alden mau menuruti beberapa syarat darinya. "Syarat? Belum ketemu saja sudah meminta syarat, lagian kan dia yang menawarkannya ,,bukan aku yang meminta,,, siapa dia?" tanyanya pada Daniel." "Dia bernama Rania ini fotonya, dan ini beberapa syarat yang dia minta." Jawab Daniel lalu menyerahkan beberapa berkas dan foto padanya. Alden mengamatinya cukup lama dan tak lama dia pun menyuruh Daniel untuk membawa Rania ke rumahnya Alden. "Nanti malam jemput dia dan suruh dia ke kamar tamu" titah Alden pada Daniel. Lihat nanti apa yang akan dia berikan sampai-sampai meminta syarat begini padaku, ucap Alden dalam hati. ***** Daniel memberi menelepon Martin, untuk memberitahu kalau Alden meminta Rania untuk kerumahnya. "Halo, tin Boss gue mau Rania kerumahnya nanti malam!" ucap
Warning!!!Mereka tak henti-hentinya berciuman mesra. Alden yang sudah sangat On langsung mencumbui Rania di ranjangnya.Ia melepaskan dan melempar satu persatu kain yang tersisa di tubuh Rania, hingga terdengar e*****n Rania yang sangat merdu ditelinga Alden.Alden pun tak mau kalah untuk melepas seluruh pakaian yang ada di tubuhnya sehingga sekarang mereka sama-sama naked.Alden menatap tubuh Rania yang terkulai lemas setelah pelepasan pertamanya. Terlihat sorot mata yang tajam dan bergairah di mata Alden saat menatap Rania. Perlahan Alden menaiki ranjang dan menindih tubuh Rania.Ia melumat bibir Rania yang sudah bengkak akibat ulahnya dan membuka lebar-lebar kakinya dan mengarahkan kejantanannya pada kewanitaan Rania yang sudah basah.Ia menggesekkan perlahan sehingga menimbulkan erangan yang di tahan oleh Rania. Alden yang sudah tidak tahan pun langsung mendorong miliknya dengan kuat untuk masuk."AAARGGGGHHH
Warning!!! Hari ini hari minggu, sudah seminggu pula sejak kepergian Rania dari rumah Alden dan dia belum pernah ketemu lagi dengannya. Alden merasa ada yang kurang dia selalu uring-uringan dan bawaannya ingin marah-marah terus. Seperti Saat ini Alden sedang memimpin rapat di kantornya, dia tidak bisa fokus dengan apa yang di jelaskan oleh rekannya dia memutuskan untuk mencari hiburan, lalu menyuruh Daniel untuk menghandle rapatnya. "Kau urus rapat ini sampai selesai." perintahnya pada Daniel. "Kau mau kemana tuan?" tanya Daniel balik. "Aku ada urusan mendadak," kemudian Alden beranjak dari duduknya dan keluar dari ruang rapat. Alden berjalan memasuki mobilnya kemudian menstarter mobil tersebut lalu menjalankannya membelah jalan menuju club. Dia akan mencari pemuasnya sendiri. Setelah sampai di club langganannya itu Alden memarkirkan mobilnya lalu berjalan memasuki club. Karena ini masih siang maka club t
Keesokan paginya Rania terbangun lebih dulu, dia melihat jam dinding menunjukkan angka 07.05. Sesaat dia mengingat kejadian sebelumnya. Lalu dia memiringkan tubuhnya ke kiri dan merenungkan kembali nasibnya. Dia sedikit menyesali perbuatannya kenapa dia bisa sampai begini. Untuk di tangisi pun sudah terlambat pikirnya. Kemudian ia membalik tubuhnya menghadap kearah Alden, dia mengamati wajahnya sesaat. "Tampan si, tapi b******k!" Sarkasnya. Lalu tangan nya terulur untuk menyentuh wajahnya, terasa halus dan saat tertidur dia seperti bayi yang imut, pikirnya. Setelah puas memuji Alden ia bangun dari tempat tidurnya dan memunguti semua pakaiannya yang berserakan lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tak membutuhkan waktu lama dia segera meraih tasnya dan pergi dari club tersebut tanpa berniat membangun kan Alden terlebih dahulu. Dia menyetop taksi lalu pulang ke rumahnya. Ia juga berniat pindah dari
Sesampainya di ruangannya Alden mengambil berkas-berkas yang akan digunakan untuk meeting. Saat dia sedang membereskan berkas-berkas tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintunya. Tok...tok...tok... "Masuk." sahut Alden tanpa sedikitpun menoleh ke arah pintu. Cklek... Alden menoleh saat pintu terbuka dan ternyata yang mengetuk pintu adalah Daniel sang sekertaris bertepatan dengan dia selesai membereskan berkasnya. "Maaf Pak, bapak sudah di tunggu di ruang meeting," ucap Daniel. "Iya, ayo!" lalu Alden berjalan melewati Daniel menuju pintu keluar. Daniel mengikuti Alden dibelakangnya. Karena ruang meeting berada di bawah satu lantai ruangannya maka mereka manaiki lift. Saat di dalam lift Alden, suasana hening hingga Alden memulai pembicaraannya. "Oiya..Niel. Besok aku ingin kau mengosongkan jadwal ku sehari yah!" Perintahnya pada Daniel. Tumben, tidak biasanya bos begitu?, tanya Daniel dalam hati. "Memangnya tuan ingin kemana?" akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya. Masa
Dilain tempat Alden baru saja terbangun dari tidurnya. "Hoam..." Setelah sadar sepenuhnya Alden menuju ke kamar mandi untuk mandi, dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah Rania. Saat dia sedang mandi tiba-tiba saja dia kepikiran dengan Rania. "Kenapa aku jadi merindukannya ya," ucapnya. "Akh aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan nya." ucap Alden dengan tersenyum senyum sendiri. Lalu di mempercepat proses mandinya dan bersiap bertemu dengan Rania. Saat ini Alden dalam perjalanan menuju rumah Rania, dia sudah sarapan dengan roti tadi pagi. Setelah sampai di parkiran Apartemen Rania,d dia turun dari mobil dan langsung menuju ke unit Rania. Tok...tok...tok... "Kok ngga ada orang si?" tanya Alden. Alde pun tidak bisa menelepon Rania. "Siall, apa dia kabur?" pikir Alden. Dia baru ingat kalau di tahu sandi apartemen Rania. Lalu dia langsung menekan tombolnya setelah pintu terbuka Alden langsung memasukinya. "Rania...RAN..!!" teriak Alden. "Alden memeriksa semua kamar dan tidak
Setelah muter-muter dan jam menunjukkan pukul 12 siang Rania belum juga mendapatkan Pekerjaan. Kemudian Rania makan disebuah cafe yang dekat dengan jalan yang ia lewati. Setelah mendapatkan kursi yang kosong ia segera duduk dan melihat menu. Setelah memilih akhirnya ia memilih spaghetti dan lemontea. Kemudian ia pergi ke kasir untuk memesan dan membayarnya. Saat dibagian kasir ia melihat Ada lowongan pekerjaan lalu ia bertanya kre kasirnya. "Ka maaf itu lowongan pekerjaan untuk dicafe ini atau bukan ya?" "Iya ka itu lowongan di cafe ini, kenapa ya ka?" tanya kasir "Itu untuk bagian apa ya? saya ingin mendaftar." "Waitres ka, yaudah nanti lamarannya bisa dikiirimkan ke email yang tertera." "Oke Makasih yaa,,," lalu Rania memotret email dan persyaratannya menggunakan HPnya lalu dia bertanya kepada kasirnya " jadi totalnya berapa ya?". "Jadi totalnya sembilanpuluh empat ribu " "Oke sebentar." ucap Rania sambil mengambil dompet di dalam tasnya. Ya ia masih punya uang simpanan d
Setelah muter-muter dan jam menunjukkan pukul 12 siang Rania belum juga mendapatkan Pekerjaan. Kemudian Rania makan disebuah cafe yang dekat dengan jalan yang ia lewati. Setelah mendapatkan kursi yang kosong ia segera duduk dan melihat menu. Setelah memilih akhirnya ia memilih spaghetti dan lemontea. Kemudian ia pergi ke kasir untuk memesan dan membayarnya. Saat dibagian kasir ia melihat Ada lowongan pekerjaan lalu ia bertanya kre kasirnya. "Ka maaf itu lowongan pekerjaan untuk dicafe ini atau bukan ya?" "Iya ka itu lowongan di cafe ini, kenapa ya ka?" tanya kasir "Itu untuk bagian apa ya? saya ingin mendaftar." "Waitres ka, yaudah nanti lamarannya bisa dikiirimkan ke email yang tertera." "Oke Makasih yaa,,," lalu Rania memotret email dan persyaratannya menggunakan HPnya lalu dia bertanya kepada kasirnya " jadi totalnya berapa ya?". "Jadi totalnya sembilanpuluh empat ribu " "Oke sebentar." ucap Rania sambil mengambil dompet di dalam tasnya. Ya ia masih punya uang simpanan d
Dilain tempat Alden baru saja terbangun dari tidurnya. "Hoam..." Setelah sadar sepenuhnya Alden menuju ke kamar mandi untuk mandi, dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah Rania. Saat dia sedang mandi tiba-tiba saja dia kepikiran dengan Rania. "Kenapa aku jadi merindukannya ya," ucapnya. "Akh aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan nya." ucap Alden dengan tersenyum senyum sendiri. Lalu di mempercepat proses mandinya dan bersiap bertemu dengan Rania. Saat ini Alden dalam perjalanan menuju rumah Rania, dia sudah sarapan dengan roti tadi pagi. Setelah sampai di parkiran Apartemen Rania,d dia turun dari mobil dan langsung menuju ke unit Rania. Tok...tok...tok... "Kok ngga ada orang si?" tanya Alden. Alde pun tidak bisa menelepon Rania. "Siall, apa dia kabur?" pikir Alden. Dia baru ingat kalau di tahu sandi apartemen Rania. Lalu dia langsung menekan tombolnya setelah pintu terbuka Alden langsung memasukinya. "Rania...RAN..!!" teriak Alden. "Alden memeriksa semua kamar dan tidak
Sesampainya di ruangannya Alden mengambil berkas-berkas yang akan digunakan untuk meeting. Saat dia sedang membereskan berkas-berkas tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintunya. Tok...tok...tok... "Masuk." sahut Alden tanpa sedikitpun menoleh ke arah pintu. Cklek... Alden menoleh saat pintu terbuka dan ternyata yang mengetuk pintu adalah Daniel sang sekertaris bertepatan dengan dia selesai membereskan berkasnya. "Maaf Pak, bapak sudah di tunggu di ruang meeting," ucap Daniel. "Iya, ayo!" lalu Alden berjalan melewati Daniel menuju pintu keluar. Daniel mengikuti Alden dibelakangnya. Karena ruang meeting berada di bawah satu lantai ruangannya maka mereka manaiki lift. Saat di dalam lift Alden, suasana hening hingga Alden memulai pembicaraannya. "Oiya..Niel. Besok aku ingin kau mengosongkan jadwal ku sehari yah!" Perintahnya pada Daniel. Tumben, tidak biasanya bos begitu?, tanya Daniel dalam hati. "Memangnya tuan ingin kemana?" akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya. Masa
Keesokan paginya Rania terbangun lebih dulu, dia melihat jam dinding menunjukkan angka 07.05. Sesaat dia mengingat kejadian sebelumnya. Lalu dia memiringkan tubuhnya ke kiri dan merenungkan kembali nasibnya. Dia sedikit menyesali perbuatannya kenapa dia bisa sampai begini. Untuk di tangisi pun sudah terlambat pikirnya. Kemudian ia membalik tubuhnya menghadap kearah Alden, dia mengamati wajahnya sesaat. "Tampan si, tapi b******k!" Sarkasnya. Lalu tangan nya terulur untuk menyentuh wajahnya, terasa halus dan saat tertidur dia seperti bayi yang imut, pikirnya. Setelah puas memuji Alden ia bangun dari tempat tidurnya dan memunguti semua pakaiannya yang berserakan lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tak membutuhkan waktu lama dia segera meraih tasnya dan pergi dari club tersebut tanpa berniat membangun kan Alden terlebih dahulu. Dia menyetop taksi lalu pulang ke rumahnya. Ia juga berniat pindah dari
Warning!!! Hari ini hari minggu, sudah seminggu pula sejak kepergian Rania dari rumah Alden dan dia belum pernah ketemu lagi dengannya. Alden merasa ada yang kurang dia selalu uring-uringan dan bawaannya ingin marah-marah terus. Seperti Saat ini Alden sedang memimpin rapat di kantornya, dia tidak bisa fokus dengan apa yang di jelaskan oleh rekannya dia memutuskan untuk mencari hiburan, lalu menyuruh Daniel untuk menghandle rapatnya. "Kau urus rapat ini sampai selesai." perintahnya pada Daniel. "Kau mau kemana tuan?" tanya Daniel balik. "Aku ada urusan mendadak," kemudian Alden beranjak dari duduknya dan keluar dari ruang rapat. Alden berjalan memasuki mobilnya kemudian menstarter mobil tersebut lalu menjalankannya membelah jalan menuju club. Dia akan mencari pemuasnya sendiri. Setelah sampai di club langganannya itu Alden memarkirkan mobilnya lalu berjalan memasuki club. Karena ini masih siang maka club t
Warning!!!Mereka tak henti-hentinya berciuman mesra. Alden yang sudah sangat On langsung mencumbui Rania di ranjangnya.Ia melepaskan dan melempar satu persatu kain yang tersisa di tubuh Rania, hingga terdengar e*****n Rania yang sangat merdu ditelinga Alden.Alden pun tak mau kalah untuk melepas seluruh pakaian yang ada di tubuhnya sehingga sekarang mereka sama-sama naked.Alden menatap tubuh Rania yang terkulai lemas setelah pelepasan pertamanya. Terlihat sorot mata yang tajam dan bergairah di mata Alden saat menatap Rania. Perlahan Alden menaiki ranjang dan menindih tubuh Rania.Ia melumat bibir Rania yang sudah bengkak akibat ulahnya dan membuka lebar-lebar kakinya dan mengarahkan kejantanannya pada kewanitaan Rania yang sudah basah.Ia menggesekkan perlahan sehingga menimbulkan erangan yang di tahan oleh Rania. Alden yang sudah tidak tahan pun langsung mendorong miliknya dengan kuat untuk masuk."AAARGGGGHHH
Hari berikutnya di kediaman Alden, ia baru saja mandi saat Daniel orang kepercayaan dan sahabatnya mengatakan bahwa ada seseorang yang sedang membutuhkan pekerjaan lalu dia menawarkan tubuhnya pada Alden, asalkan Alden mau menuruti beberapa syarat darinya. "Syarat? Belum ketemu saja sudah meminta syarat, lagian kan dia yang menawarkannya ,,bukan aku yang meminta,,, siapa dia?" tanyanya pada Daniel." "Dia bernama Rania ini fotonya, dan ini beberapa syarat yang dia minta." Jawab Daniel lalu menyerahkan beberapa berkas dan foto padanya. Alden mengamatinya cukup lama dan tak lama dia pun menyuruh Daniel untuk membawa Rania ke rumahnya Alden. "Nanti malam jemput dia dan suruh dia ke kamar tamu" titah Alden pada Daniel. Lihat nanti apa yang akan dia berikan sampai-sampai meminta syarat begini padaku, ucap Alden dalam hati. ***** Daniel memberi menelepon Martin, untuk memberitahu kalau Alden meminta Rania untuk kerumahnya. "Halo, tin Boss gue mau Rania kerumahnya nanti malam!" ucap
London, Alden Keegen, seorang CEO muda yang sukses dalam berbagai bidang bisnis yang dijalankan. Yang suka berganti pasangan setiap hari untuk menghangatkan ranjangnya. Dia melakukannya untuk menghilangkan penatnya disaat dia bosan bekerja. Walaupun bukan dia yang mencari tetapi Daniel sahabatnya sekaligus tangan kanan Alden, apapun yang dipilih oleh Daniel untuk Alden itu yang terbaik. Malam ini Alden baru saja menyelesaikan malamnya dengan seorang jalang. Di negeri ini, tak sulit lagi untuk mencari wanita malam atau j****g. Bahkan kadang tanpa dicaripun, mereka akan sangat bahagianya meyerahkan diri mereka begitu saja untuk dinikmati. Seperti itulah kehidupan perempuan zaman sekarang. Tetapi tidak semua perempuan sama, kadang dia menjadi seperti itu karena dipaksakan oleh keadaan. Seorang wanita masih terengah-engah sambil memejamkan matanya. Namun hanya sebentar, ia kembali membuka matanya dan menatap Alden lekat. Dan dengan berani tangannya menyentuh wajah tampan Alden, namun la