Share

Bab 4

Penulis: Cahaya Suci
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-19 13:29:50
"Susah dipastikan, paling cepat 3 sampai 4 bulan. Tapi tidak usah khawatir, Anda masih muda, semuanya pasti lancar," jawab perawat sambil tersenyum.

Waktu berlalu sangat cepat. Cuaca akhir ini terasa agak panas.

Anisa langsung mandi setibanya di rumah. Setelah mandi, Anisa duduk di atas tempat tidur dan mengoleskan pelembab wajah yang baru dibeli.

"Theo, aku oleskan pelembab, ya? Sekarang cuaca lagi panas, takutnya kulit kamu kering." Anisa bergeser ke samping Theo, lalu mengoleskan pelembab ke wajahnya.

Ketika Anisa mengusap wajah Theo, tiba-tiba Theo membuka matanya. Mata Theo tampak indah seperti permata yang berkilau.

Anisa sontak membeku, dia terkejut saat melihat Theo yang membuka mata.

"Aku mengusap terlalu kuat? Nggak, kok! Aku nggak pakai tenaga," kata Anisa sambil lanjut mengusap wajah Theo.

Sembari mengusap wajah Theo, Anisa bergumam kecil, "Theo, aku baca-baca di berita katanya kamu nggak pernah pacaran, ya? Masa tubuhmu selemah itu? Nggak mungkin! Tanganmu kekar, pahamu berotot ...."

Setelah mengoleskan pelembab, Anisa menepuk-nepuk tangan dan paha Theo. Gerakan Anisa sangat pelan, tidak mungkin menyakiti Theo.

Namun respons Theo membuat Anisa membelalak. Anisa seperti mendengar suara pria ....

"Theo? Itu suara kamu? Kamu yang barusan ngomong?" Anisa langsung melompat turun dari tempat tidur. Anisa dan Theo saling bertatapan selama beberapa detik.

Sebelumnya Theo hanya membuka mata, tetapi tatapannya terlihat kosong. Berbeda dengan sekarang, Anisa dapat melihat emosi yang terpancar dari sorotan mata Theo.

Tatapan Theo terlihat agak emosi dan penuh keraguan.

"Bibi Wina!" Anisa berteriak sambil berlari secepat mungkin. "Bibi, Theo sadar! Dia, dia bisa ngomong!"

Wajah Anisa memerah dan jantungnya berdegup sangat kencang.

Anisa yakin, Theo sudah sadar! Anisa mendengar sendiri suara Theo, tatapannya juga sudah tidak terlihat seperti orang linglung.

Meskipun serak dan lamban, suara Theo terdengar mengerikan. Dia bertanya kepada Anisa, "Kamu siapa?"

Kepala Anisa terasa berdengung. Semua orang mengatakan kalau Theo akan segera mati, tetapi mana buktinya? Theo malah sadar!

Begitu mendengar teriakan Anisa, Bibi Wina, dokter, dan para pengawal langsung bergegas ke kamar.

Setengah jam kemudian, seluruh anggota Keluarga Pratama tiba di rumahnya Theo.

"Theo, Ibu tahu kamu pasti bisa sembuh!" kata Sabrina sambil menangis haru.

"Theo, syukurlah kamu sudah sadar. Kami sangat mengkhawatirkan keadaan kamu, terutama Ibu. Saking sedihnya, uban Ibu bertambah banyak."

Setelah memeriksa kondisi Theo, dokter menjelaskan kepada Sabrina, "Ini keajaiban! Saat pemeriksaan sebelumnya, kondisi Tuan Theo tidak ada perubahan. Tapi hari ini tiba-tiba Tuan Theo malah sudah bisa berbicara. Tuan Theo hanya perlu menjalani perawatan lanjutan. Kondisinya pasti segera membaik."

Kejutan ini datang terlalu tiba-tiba. Sabrina kesulitan mencerna informasi yang diberikan, kedua kakinya lemas dan pingsan.

Marvin bergegas menggendong Sabrina keluar. Di dalam kamar hanya terisa dokter, Bibi Wina, beberapa pengawal, dan Anisa yang berdiri di depan pintu karena tidak berani masuk.

Bahkan dalam keadaan sakit pun tatapan Theo sangat mengintimidasi. Anisa tidak berani membayangkan bagaimana kalau Theo sudah sepenuhnya pulih.

Theo bersandar di tempat tidur, tatapan kedua matanya sangat tajam dan dingin.

"Siapa dia?" tanya Theo.

Dokter terkejut, dia tidak berani menjawab pertanyaan Theo.

Bibi Wina bergegas mengangkat kepala dan menjelaskan, "Dia adalah istri Anda, wanita yang dijodohkan Nyonya Besar. Dia ...."

"Usir dia!" Suara Theo terdengar seperti iblis yang mengerikan.

Bab terkait

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 5

    Sesaat mendengar ucapan Theo, Anisa ketakutan sampai mundur beberapa langkah.Theo seperti seekor binatang buas yang baru bangun. Begitu membuka mata, orang-orang sekitar langsung ketakutan dan merasa terancam.Bibi Wina keluar, lalu menutup pintu kamar Theo. Ketika melihat Anisa yang ketakutan, Bibi Wina berusaha menenangkannya. "Nona, jangan takut. Tuan baru sadar, mungkin dia belum bisa menerima kenyataan ini. Sebaiknya malam ini Nona tidur di kamar tamu dulu, kita bicarakan lagi besok. Aku lihat Nyonya Sabrina sangat menyukai Nona, harusnya Beliau berpihak kepada Nona."Saat ini pikiran Anisa agak kacau. Dia pernah membayangkan semisalnya Theo meninggal, tetapi dia tidak pernah menyangka kalau Theo akan sadar."Bibi Wina, barang-barangku masih di dalam kamar ...." Anisa melirik ke arah kamar, dia ingin mengambil barang-barangnya.Mengingat Theo yang menatapnya dengan penuh kebencian, Anisa merasa bahwa Theo tidak akan menerimanya sebagai istri. Anisa harus mempersiapkan diri, dia b

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 6

    Namun anehnya Anisa mengalami pendarahan. Setelah mempelajari kondisi kesehatannya, dokter pun memutuskan untuk melakukan tindakan agar bayinya tidak keguguran.Informasi ini terasa bagaikan petir di siang bolong. Anisa terkejut, dia tidak tahu harus berbuat apa."Dokter, bagaimana kalau aku menggugurkan anak ini?" tanya Anisa.Sebentar lagi Anisa dan Theo akan bercerai, dia tidak bisa mempertahankan anak di dalam kandungannya.Dokter mengerutkan alis dan menjawab, "Kenapa mau digugurkan? Apakah kamu tahu berapa banyak orang yang sedang berusaha agar bisa memiliki anak?"Tatapan Anisa terlihat muram, dia menunduk dan diam saja."Di mana suamimu?" tanya dokter. "Kalaupun ingin menggugurkannya, kamu harus bertanya ke suamimu dulu."Anisa terdiam seribu kata.Melihat Anisa yang tidak merespons, dokter mengambil formulir Anisa dan bertanya, "Kamu baru 21 tahun? Belum menikah?""Su ... anggap saja belum." Lagi pula sebentar lagi dia akan bercerai."Aborsi bukan operasi kecil. Meskipun kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 7

    Begitu menyala, ternyata laptop tidak memerlukan kata sandi.Kinerja laptop Theo sangat cepat, Anisa sampai kagum melihatnya.Kemudian Anisa memasang USB-nya, lalu membuka email dan mengirimkan hasil pekerjaannya.Semua berjalan lancar, dokumen dikirimkan sebelum jam 12 siang.Anisa tidak berani berlama-lama di dalam ruang kerja. Ketika hendak mematikan laptop, tangannya tidak sengaja menyenggol mouse dan sebuah folder pun terbuka.Anisa terkejut dan membelalak saat melihat isi folder tersebut ........Lima menit kemudian Anisa keluar dari ruangan Theo.Bibi Wina menghela napas lega. "Benar, 'kan? Tuan tidak pulang secepat itu."Ekspresi Anisa terlihat gelisah. Sepertinya dia telah mengetahui rahasia Theo. Kalau tahu akan seperti ini, Anisa tidak akan meminjam laptop Theo."Bibi, apakah di dalam ruangan ada CCTV?" tanya Anisa."Cuma ada di luar ruangan," jawab Bibi Wina.Seketika wajah Anisa pun memucat. "Dia pasti tahu aku masuk ke ruangannya.""Nanti Nona kasih tahu saja ke Tuan. No

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 8

    Sabrina sudah tidak sabar, dia bangkit berdiri dan menyusul Bibi Wina ke kamar Anisa.Sesaat pintu kamar terbuka, Sabrina terkejut melihat Anisa yang meringkuk di sudut kamar. Rambutnya tergerai acak-acakan."Anisa, kamu kenapa?" Sabrina cemas melihat wajah Anisa yang pucat seperti mayat."Swoosh!" Darah tinggi Sabrina langsung kambuh."Ada apa? Kenapa kamu jadi gini? Theo menyiksa kamu?" Sabrina mengajukan berbagai pertanyaan, suaranya terdengar gemetaran.Anisa terlihat jauh lebih kurus, wajahnya pucat dan bibirnya pecah-pecah. Dia ingin mengucapkan sesuatu, tetapi sekujur tubuhnya terasa tidak bertenaga.Bibi Wina buru-buru membawakan segelas susu dan memberikannya kepada Anisa. "Nona, minum dulu susunya. Ada Nyonya Besar, kamu sudah bisa makan."Sabrina langsung membentak Bibi Wina, "Ada apa? Theo tidak kasih Anisa makan? Dia mau membunuh anak orang?"Sabrina tidak bisa menoleransi tindakan putranya. Dia bergegas ke ruang tamu dan memarahi Theo, "Theo, Anisa adalah gadis pilihanku.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 9

    Pada pemeriksaan sebelumnya tidak disebutkan bahwa Anisa mengandung bayi kembar. Bagaimana bisa tiba-tiba ada dua nyawa di dalam kandungannya?Anisa memegang hasil USG-nya sambil duduk dan melamun di lorong rumah sakit. Dokter mengatakan kemungkinan untuk mengandung anak kembar sangat rendah. Jika dia menggugurkan kandungannya, kecil kemungkinan dia akan bisa mengandung anak kembar lagi.Anisa tersenyum kecut, semua ini adalah ulah dokter Keluarga Pratama. Ketika menanamkan sel telur yang telah dibuahi, dokter tidak memberi tahu Anisa kalau dia akan mengandung anak kembar.Di mata Keluarga Pratama, mungkin Anisa hanya dimanfaatkan sebagai sarana untuk melahirkan anak. Minggu lalu Anisa mengalami pendarahan yang dikira menstruasi. Setelah memberi tahu dokter Keluarga Pratama, dokter mengira penanaman benihnya gagal. Ditambah Theo baru sadarkan diri dan hendak menceraikan Anisa.Sejak saat itu dokter Keluarga Pratama sudah tidak pernah mencari Anisa.Anisa frustasi, apakah dia harus mela

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 10

    Seketika suasana di ruang tamu pun menjadi sunyi.Anisa melemparkan pecahan beling, lalu kembali ke kamar dan membanting pintunya."Prang!" Semua orang terkejut mendengar suara dentuman pintu.Berani membanting pintu di depan Theo? Anisa tidak takut mati?Sebagian orang melirik Theo secara diam-diam. Yang mengagetkan, ternyata Theo tidak marah?Sejak kapan Theo bisa menoleransi orang yang bersikap lancang di hadapannya? Mengingat Anisa yang berteriak dan membanting pintu, masa Theo sama sekali tidak murka?Ditambah, Anisa juga memecahkan sebotol anggur yang harganya mencapai 4 miliar. Para tamu bahkan belum sempat meminumnya."Eh, aku dengar ayahnya Anisa baru meninggal 2 hari yang lalu. Dia memakai baju serba hitam, kayaknya baru pulang dari pemakaman," kata salah seorang tamu yang memecah keheningan.Wanita berambut panjang yang mengenakan gaun putih ini adalah Clara Tangsa, senior manajer departemen perhubungan masyarakat.Hari ini adalah ulang tahunnya Clara sekaligus merayakan kes

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 11

    Theo mengulurkan tangannya dan memberikan sebungkus tisu kepada Anisa.Anisa tertegun melihat kebaikan Theo. "Terima kasih."Setelah Anisa mengambil tisu tersebut, Theo menutup kaca jendela dan pergi.Pukul 10 pagi.Di perusahaan Kintara Group.Meskipun sudah bangkrut, para pegawai masih bertahan. Bagaimanapun Kintara Group adalah salah satu perusahaan terbesar di kota. Terlepas dari semua pemberitaan negatif, para karyawan tidak mau menyerah sampai ada keputusan lebih lanjut.Jika tidak mengetahui kebangkrutan yang dialami perusahaan, Anisa pasti mengira perusahaan baik-baik saja saat melihat para pegawai yang tampak tenang.Anisa masuk ke ruang rapat dengan didampingi wakil presdir.Sesaat melihat kedatangan Anisa, pengacara langsung berkata, "Nona Anisa, aku turut berduka cita. Aku dipercayakan ayahmu untuk membacakan surat wasiat ini."Anisa mengangguk."Ayahmu memiliki 6 properti, ini surat-suratnya. Silakan diperiksa," kata pengacara sambil memberikan dokumennya."Ayahmu memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 12

    Pada pukul 9 malam. Angin berembus meniup pepohonan, terdengar gemerisik daun-daun yang jatuh.Anisa keluar dari taksi, dinginnya angin membuat dia menggigil. Dia memeluk tasnya sambil berlari ke dalam rumah.Anisa pergi dengan mengenakan kemeja polos, tetapi pulang dengan mengenakan gaun mewah yang seksi. Theo mengepalkan tangan saat melihat Anisa yang mengenakan pakaian seperti itu untuk menyenangkan pria lain.Ketika melepaskan sepatu, Anisa baru menyadari keberadaan Theo yang sedang duduk di sofa. Hari ini Theo mengenakan pakaian berwarna hitam, auranya terasa dingin dan suram.Anisa tidak berani menatap Theo terlalu lama, dia langsung menundukkan kepala.Setelah melepaskan sepatu, Anisa bingung apakah dia harus menyapa Theo. Bagaimanapun tadi pagi Theo sudah berbaik hati memberikannya tisu.Anisa berjalan ke ruang tamu dengan perasaan gugup. Suasana malam ini terasa berbeda, biasanya ada Bibi Wina yang menyambut kepulangan Anisa.Jangan-jangan Bibi Wina sedang tidak ada di rumah?

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19

Bab terbaru

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 884

    Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 883

    "Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 882

    Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 881

    "Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 880

    Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 879

    Penanggung jawab taman berpikir sebentar, lalu menganggukkan kepala. Eden terlihat sangat serius, penanggung jawab taman tidak mau kehilangan pekerjaan ini.Akhirnya wanita arogan itu pun diusir.Sebelum pergi, wanita itu meneriaki Wilona, "Bocah tengil, tunggu pembalasanku!"Wilona menjulurkan lidahnya dan mengolok-olok wanita itu."Wilona, wanita itu nggak akan datang lagi. Kamu jangan marah, ya!" Eden menghibur sambil tersenyum."Aku nggak marah. Yang malu dia, bukan aku." Wilona menarik Mike tempat semula dan lanjut mengantri."Kak, kamu hebat banget." Gadis kecil yang berdiri di depan Wilona mengacungkan jempolnya.Wilona membalasnya dengan senyuman abngga.Setelah wanita itu pergi, peannggung jawab taman menelepon Theo. "Pak, putri Anda sedang mengunjungi Dunia Fantasi."Penanggung jawab taman memanfaatkan status Wilona untuk menyanjung Theo, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menarik simpati."Putriku?" tanya Theo."Benar! Pak Eden yang bilang, tidak mungkin salah. Hmm, apak

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 878

    Wilona menarik tangan Mike dan mengajaknya ke depan.Petugas yang melayani di depan terlihat ketakutan menghadapi wanita tersebut. Eden takut terjadi keributan, dia pun mengeluarkan ponsel dan menelepon penanggung jawab taman hiburan."Tante!" Wilona berteriak sambil menatap wanita itu. "Menyerobot antrian itu salah. Kamu sudah salah, tapi masih berani memarahi orang lain. Gurumu nggak mengajari kamu sopan santun, ya?"Mike tertegun melihat sikap Wilona. Tampaknya Wilona sudah semakin dewasa, dia bukan lagi anak berusia 3 tahun yang cengeng.Teriakan Wilona sontak membuat orang-orang di sekitar tercengang selama beberapa deitk.Wanita tersebut memelototi Wilona dan memarahinya, "Bocah tengil! Beraninya berteriak di hadapanku. Memangnya siapa kamu?"Wilona menjawab dengan tenang dan lantang, "Kamu buta, ya? Aku anak kecil! Dasar bodoh!"Para pengunjung tertawa mendengar ucapan Wilona.Wanita ini pun murka, dia mengangkat tangan dan hendak memukul Wilona.Melihat wanita yang hendak memuk

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 877

    "Wilona, ayahmu nggak tahu kamu pergi ke taman huburan ini. Aku tidak akan memberi tahu ayahmu. Kita pergi dulu, kalau nggak seru, kita pindah tempat. Bagaimana?" tanya Eden.Wilona berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum."Jangan beri tahu ibumu, ya! Kalau ibumu tahu, dia pasti tidak akan mengizinkan kamu ke sana." Eden mengingatkan. "Taman ini sangat cantik dan seru. Aku pernah membawa keponakanku ke sana, dia sangat suka."Pikiran Wilona hanya dipenuhi bermain. Dia langsung mengangguk saat mendengar semua ucapan Eden.Tak terasa, akhir pekan pun tiba.Suasana di Dunia Fantasi sangat ramai.Ketika Eden membawa keponakannya datang, cuaca gerimis dan banyak wahana yang ditutup."Untung William nggak ikut." Mike menghela napas, dia tahu William tidak akan menyukai tempat seperti ini.Kalau William datang, dia mungkin tidak akan masuk dan langsung pulang ke rumah. William paling tidak menyukai tempat yang ramai.Eden meminta maaf. "Aduh, antriannya panjang banget. Sebentar, a

  • Bangkitnya Suamiku yang Perkasa   Bab 876

    Ketika Eden menyiapkan makan malam, dia memberikan isyarat mata kepada Mike.Mike langsung mengangguk, lalu berkata kepada William dan Wilona, "Anak-anak, akhir pekan aku akan membawa kalian jalan-jalan.""Oke, oke! Paman, kita mau jalan ke mana?" tanya Wilona dengan antusias."Hari ini baru hari selasa," jawab William."Makanya kita buat rencana dulu. William, kamu ada waktu, 'kan" tanya Mike."Tidak ada." Tahun ajaran baru telah dimulai, William harus mengerjakan banyak tugas."Kamu masih SD, memang sebanyak apa tugasmu? Kalau kamu sudah SMP, jangan-jangan kamu bahkan nggak ada waktu untuk pulang." Mike tampak cemberut. "Waktu SD aku nggak sesibuk kamu, tapi aku pintar dan sukses.""Kelak aku akan lebih sukses daripada kamu," William berakta dengan serius.Dulu Mike mungkin akan membantah William, tetapi sekarang Mike tidak memiliki kepercayaan diri.Eden tertawa terbahak-bahak sambil mengacungkan jempol."Aku akan meminta ibumu untuk memindahkan sekolahmu," kata Mike dengan kesal."

DMCA.com Protection Status