Share

Bab 284

Author: Russel
Fadly sempat tertegun sejenak. Dari tatapan mata Afkar, dia merasakan sesuatu yang berbahaya.

....

Di sebuah jalan pegunungan yang sunyi, Sahira mengemudikan mobil off-road-nya dengan kecepatan stabil. Pada saat ini, dia sudah keluar dari wilayah kekuasaan Keluarga Samoa.

Namun, tiba-tiba matanya yang penuh pesona melirik ke kaca spion, dan senyum penuh arti muncul di wajahnya. Dengan cepat, dia memutar kemudi dan berbelok menuju sebuah jalan kecil yang lebih terpencil.

Tak lama kemudian, sebuah sosok yang tegap tiba-tiba muncul di tengah jalan dan menghentikan laju mobil. Sahira menghentikan mobil dan turun, ekspresinya tampak sedikit heran dan curiga. "Kamu mau apa?" tanyanya.

Wajah Afkar terlihat dingin, lalu dia berkata dengan suara berat, "Rampok!"

Sahira tercengang sejenak, kemudian tertawa terbahak-bahak, suara tawanya manis namun menggoda.

"Merampok? Wah, Afkar… kamu humoris juga, ya. Jadi kamu mau merampok apa nih? Uang atau ... kehormatanku?"

Wanita ini sepertinya memiliki da
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Junardy Gailea
ok di tunggu updatenya thoor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 285

    Tidak heran Alvin dulu bisa tergila-gila pada Sahira, sampai-sampai tak mau mendengar nasihat orang tuanya. Saat ini, Afkar menatap Sahira dengan tatapan penuh ketertarikan dan keinginan yang tak bisa ditutupiDengan wajah terpesona, dia mengangguk seperti orang bodoh dan berkata, "Cantik ...."Sahira tersenyum manis, tetapi di dalam hatinya dia mendengus dingin. 'Dasar pecundang! Berani-beraninya kamu menggagalkan urusanku berkali-kali, tapi pada akhirnya tetap jatuh dalam genggamanku.''Kali ini, racun pengikat jiwa yang kuberikan padamu jauh lebih kuat dibandingkan racun cinta yang kupakai pada Alvin dulu. Meskipun kamu punya kemampuan, kali ini kamu nggak akan bisa lepas dari kendaliku.'"Kamu suka aku nggak?" Sahira berbisik lembut, tubuhnya yang lentur kini menggantung di leher Afkar, suaranya seperti alunan melodi yang memabukkan."Tentu saja suka ... sangat suka," jawab Afkar. Tatapan matanya kosong seperti terbius."Kalau begitu, aku mau tanya beberapa hal padamu. Kamu harus j

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 286

    Sahira akhirnya melepaskan tangannya dari leher Afkar, kemudian langsung naik ke mobil dan meninggalkan tempat itu. Afkar berdiri di sana, tampak seperti pria yang terbuai sambil menatap mobil Sahira yang menghilang di kejauhan.Namun, begitu dia berbalik, ekspresinya langsung berubah dingin.Pada saat ini, Sahira mengira Afkar sudah sepenuhnya berada di bawah kendalinya. Namun, dia tidak menyadari bahwa racun pengikat jiwa yang dimasukkannya telah terblokir oleh energi naga dalam tubuh Afkar.Afkar sebenarnya bisa memusnahkan racun itu, tetapi dia ragu sejenak. "Sahira, kuharap kamu benar-benar bisa menemukan orang tuaku. Kalau itu benar terjadi, aku nggak tahu harus bagaimana membalas budimu.""Cari liontin naga? Apa kamu tahu rahasia liontin itu ... atau bahkan identitasku? Mengembalikan kerabatku? Entah kenapa, aku sama sekali nggak percaya."....Malam harinya.Afkar keluar dari vila dan duduk bersila di puncak gunung yang sunyi tanpa penghuni. Di depannya, giok spiritual mengamba

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 287

    Afkar langsung mengenali dokumen itu! Bukankah ini perjanjian pernikahan palsu yang pernah ditandatangani Felicia bersamanya? Namun kenapa sekarang ... dia malah merobeknya?"Eh, maksudmu apa? Apa kamu merasa aku melayanimu kurang baik dan ingin mengakhiri ini semua?" Afkar mengernyitkan dahi. Wajahnya tampak rumit, tidak mengerti kenapa mendadak perjanjian itu disobek."Dasar bodoh!" Felicia mendelik sebal, lalu berkata dengan nada dingin, "Luangkan waktumu sore ini. Kita pergi beli pakaian pernikahan dan perhiasan.""Eh ...." Afkar terpana lagi. Namun setelah menyadari maksudnya, senyum tipis langsung muncul di wajahnya. "Oh, jadi maksudnya mau meresmikan aku, ya?"Wajah Felicia yang cantik memerah seketika, rona merah merayap hingga ke pipinya. "Jangan sok tahu! Siapa juga yang mau meresmikanmu?! Itu cuma kemauan ayah dan ibuku. Ini cuma untuk membuat mereka senang!"Afkar tertawa kecil, lalu berkata santai, "Oke, oke. Kalau begitu, kita harus melakukannya dengan serius, 'kan?""Ber

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 288

    Menikah ... dengan pria ini? Pada saat itu, hati Felicia terasa kacau. Namun, ketika dia menoleh ke arah Afkar yang berdiri di sampingnya, entah kenapa hatinya tiba-tiba menjadi tenang. Bayangan pangeran berkuda yang dulu dia impikan perlahan mulai menyatu dengan sosok pria di hadapannya ini."Nggak apa-apa! Ayo, kita masuk untuk milih gaun pengantin!" Dengan senyuman lembut di wajahnya, mata Felicia tampak sedikit merah dengan kilau yang hampir tak terlihat.Pada momen itu, hati Afkar terasa seperti tertusuk sesuatu. Dia terpana. Dalam sekejap, Felicia terlihat begitu memesona hingga membuatnya tenggelam dalam keindahan tersebut.Namun, momen hangat itu mendadak pecah oleh suara nyaring yang tak diundang. "Wah, kak Felicia? Bawa cowok ini untuk milih gaun pengantin, ya?"Mendengar suara itu, Felicia dan Afkar langsung mengernyitkan dahi. Ekspresi keduanya memancarkan kejengkelan."Ya. Kami akan menikah. Bukankah aku baru saja mendapatkan perusahaan farmasi? Ayah dan ibuku bilang ini s

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 289

    "Aku punya uang, tapi apa salahnya kalau istriku sendiri membelikan pakaian untukku?" jawab Afkar dengan kesal.Viola mendengus sinis. "Kamu punya uang? Kalau kamu punya uang, itu juga dari Felicia! Kamu nggak malu, ya? Hidup dari uang perempuan, tapi masih bisa membanggakan diri! Aku benar-benar nggak ngerti, kenapa perbedaan antara laki-laki bisa sejauh ini?"Setelah itu, dia melirik Felicia dengan seringai penuh kemenangan. "Kak Felicia, kamu mungkin belum tahu, tapi aku juga akan bertunangan! Yuvan melamarku kemarin.""Oh, siapa Yuvan?" kata Felicia dingin."Dia adalah putra pemilik Grup Giok Dikara, perusahaan batu giok terbesar di Provinsi Jimbo. Kekayaan keluarganya puluhan triliun. Biarpun perusahaan farmasi kecilmu itu sukses besar, butuh berapa tahun untuk mengejar Keluarga Gupita?" ucap Viola.Wajah Felicia tetap tenang. "Kalau butuh waktu lama, biarlah. Itu hasil usaha kami sendiri. Keluarga pacarmu bukan berarti kekayaan itu milikmu. Kenapa bangga sekali?""Haha! Ini pasti

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 290

    Namun begitu Yuvan datang, dia langsung bersikap sangat sopan kepada Afkar dan Felicia!Ketika Yuvan mengatakan bahwa dirinya dan Felicia adalah sekeluarga, Viola malah mengira Yuvan sedang berusaha menjaga harga diri Viola agar hubungan kerabat mereka tidak terlihat terlalu buruk. Karena itu, dia buru-buru menjauhkan diri dari Felicia dan Afkar."Kamu dengar itu? Keluarganya dan keluarga kami sudah saling bermusuhan!" Afkar tersenyum tipis sambil menatap Yuvan.Wajah Yuvan langsung berkedut beberapa kali. Sialan! Apa maksudnya ini? Viola bilang dia bermusuhan sama Afkar? Kalau begitu, jika dirinya terus bersama Viola, bukankah itu berarti dirinya juga ikut bermusuhan dengan Afkar? Itu benar-benar cari mati!Hubungannya dengan Viola dimulai ketika Viola mengajukan ide pertunangan. Viola berpikir bahwa kekayaan Lukman, ayah Yuvan, yang mencapai puluhan triliun, ditambah Yuvan sebagai anak tunggal, akan membuatnya mendapatkan setengah dari kekayaan itu setelah menikah. Bahkan jika Keluar

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 291

    "Ayo, Felicia, kita masuk dan pilih gaun pengantin!" Afkar mencibir sedikit sambil mengajak Felicia.Felicia melirik Viola yang masih terduduk di lantai, tetapi dia tak lagi mempedulikannya. Dia langsung mengikuti Afkar menuju butik gaun pengantin. Felicia sama sekali tidak hormat lagi terhadap keluarga pamannya. Melihat Viola diputuskan begitu saja, dia juga tidak merasa simpati sedikit pun.Namun, di dalam hatinya, Felicia agak penasaran. Kenapa Yuvan bisa bersikap begitu hormat pada Afkar? Apa sebenarnya yang terjadi?"Afkar, tunggu saja! Aku pasti akan membuatmu membayar semuanya!" Viola menggertakkan giginya, wajahnya merah padam karena malu. Tatapan para pengunjung yang menatapnya membuatnya ingin segera menghilang dari sana. Kebencian terhadap Afkar semakin mendidih di hatinya."Baiklah! Tapi jangan lupa, kamu masih berutang memanggilku ayah!" Afkar tertawa dingin dan mengejeknya.Mendengar hal itu, wajah Viola memerah sampai ke telinganya. Dia sudah tidak tahan lagi dipermaluka

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 292

    Afkar tersenyum kecil. "Tentu saja kita harus menemui nenekmu!"Meskipun Felicia mungkin tidak menyadari makna dari perkataan Viola tadi, Afkar sudah menyadari ada sesuatu yang tidak beres.Hari itu baru pukul tiga sore dan Felicia masih harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Setelah mengantarnya ke perusahaan, Afkar langsung menuju ke gerbang TK Asri untuk menjemput Shafa lebih awal.Begitu sekolah selesai, Afkar melihat segerombolan anak kecil berlarian keluar dengan penuh semangat. Dengan cepat, dia melihat sosok Shafa di antara kerumunan kecil itu."Papa!" Gadis kecil itu berlari ke arahnya dan menggenggam tangannya sambil tersenyum riang. Shafa tampak begitu bersemangat hari ini.Namun, Afkar langsung mengernyitkan dahi ketika melihat wajah Shafa. Dengan suara tegas tapi lembut, dia bertanya, "Sayang, kenapa wajahmu? Siapa yang mukul kamu?"Di pipi mungil Shafa, terlihat beberapa goresan, dan salah satu matanya tampak membiru. Luka itu membuat hati Afkar terasa

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 460

    "Hehe ...." Afkar terkekeh-kekeh tanpa emosi, mengangkat bahu dan berkata, "Ya sudah kalau nggak percaya! Tadi kalian bilang demi Gulzar, kalian rela melakukan apa saja. Sekarang malah menjilat ludah sendiri. Apa gigimu lebih berharga daripada nyawa Gulzar?"Mata Gael berkilat beberapa kali. Dia mengedarkan tatapan bahaya ke Yola. Merasakan tatapan itu, Yola langsung merasa gugup dan berkata dengan panik, "Pak Gael, dia cuma bicara omong kosong! Orang ini sengaja memanfaatkanmu. Dia punya dendam padaku, makanya bicara seperti itu! Jangan percaya dia, kumohon!”"Pak Gael, jangan ...." Victor juga bersuara dengan panik.Namun, Gael sudah bertindak. Dia mencengkeram rambut Yola dengan ekspresi marah. Lebih baik percaya daripada tidak!Lagi pula, dia sudah lama merasa kesal terhadap Yola. Tuan muda mereka bersama wanita ini sebelum kecelakaan terjadi! Membayangkan dirinya harus menghadapi amarah Keluarga Samoa setelah pulang, Gael semakin marah!"Kamu ini pembawa sial! Kalau bukan karena k

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 459

    "Berhenti!" Yola langsung panik dan berteriak dengan nada melengking. Dia segera berdiri di depan Afkar untuk menghalangi jalannya. "Afkar, hari ini kamu harus menyelamatkannya apa pun yang terjadi!""Oh? Kamu pikir kamu bisa menghalangiku? Atau kamu berharap dia bisa menghentikanku?" tanya Afkar sambil menunjuk Gael, lalu melirik para pengawal Keluarga Permono. "Atau mungkin kamu berharap pada sampah-sampah ini?""Kamu ...." Yola langsung terdiam, wajahnya memerah karena marah dan malu.Sebelumnya, Afkar sempat berhadapan langsung dengan Gael dan tidak kalah sedikit pun. Jika dia benar-benar menolak menyelamatkan Gulzar, orang-orang yang ada di sini memang tidak bisa menghentikannya.Namun, jika Afkar pergi begitu saja, mereka tentu akan menghadapi pembalasan dendam Keluarga Samoa, termasuk Yola. Bahkan, seluruh Keluarga Permono mungkin akan menanggung kemarahan Keluarga Samoa.Putra bungsu Keluarga Samoa mati di sini. Keluarga Samoa tidak akan peduli apakah itu disengaja oleh Yola at

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 458

    Detik berikutnya, mata direktur itu membelalak, seolah-olah melihat hantu. Dia menatap Mateo yang berdiri di belakang Afkar."Hehe, kenapa memangnya kalau aku bisa?" Afkar menatapnya sambil bertanya dengan nada nakal."Ini ... ini ... gimana mungkin? Kenapa dia hidup? Ini ... ini nggak mungkin!" Direktur itu menunjuk ke arah Mateo dengan ekspresi tidak percaya.Beberapa dokter lainnya juga tampak sangat terkejut. Melihat Mateo yang berdiri di samping Afkar, mereka hampir mengira Mateo bangkit dari kematian.Hidup? Orang yang sebelumnya telah dinyatakan akan meninggal, yang menurut mereka pasti tidak akan selamat, sekarang berdiri di sana hidup-hidup?"Apa yang terjadi?" tanya Gael dengan bingung saat melihat reaksi para dokter.Yola dan Victor juga menampilkan ekspresi penuh keraguan. Sebelumnya, di ruang gawat darurat, Mateo terbaring di sana. Mereka hanya tahu ada pasien yang sekarat menggunakan ruang gawat darurat, tetapi tidak melihat siapa wajahnya."Ini ... dia benar-benar selama

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 457

    Keluarga Permono berkiprah di bisnis barang antik, sehingga memiliki beberapa rumah lelang berskala besar. Itu sebabnya, Keluarga Permono pernah bekerja sama dengan Keluarga Samoa.Bertahun-tahun yang lalu, Keluarga Samoa tidak dapat mengadakan lelang di lokasi mereka sendiri karena suatu alasan. Jadi, mereka meminjam tempat lelang milik Keluarga Permono. Sejak saat itu, kedua keluarga menjalin hubungan baik.Belakangan ini, Keluarga Samoa mendengar tentang Pil Rejuvenasi yang mulai populer di kalangan kelas atas Kota Nubes. Dikatakan bahwa pil itu memiliki efek luar biasa, bahkan satu butir bisa mencapai harga puluhan miliar.Harus diketahui bahwa sebelumnya di Kota Nubes dan wilayah sekitarnya, bisnis pil semacam ini selalu dimonopoli oleh Keluarga Samoa. Makanya, Keluarga Samoa mengirim seorang pengurus, Gael, untuk menyelidiki asal-usul Pil Rejuvenasi.Namun, putra bungsu Keluarga Samoa, Gulzar, yang dikenal suka bermain dan tidak tertarik belajar seni bela diri keluarga, memanfaat

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 456

    Apalagi, Keluarga Permono pernah bekerja sama dengan Keluarga Samoa. Mereka sangat memahami betapa kuatnya fondasi Keluarga Samoa.Jika tidak, Victor tidak akan merendahkan dirinya seperti ini di hadapan seorang pengurus Keluarga Samoa."Gulzar pasti baik-baik saja. Ya, pasti," ucap Victor berulang kali."Ya, ya, Gulzar pasti akan selamat!" Yola juga berdoa untuk keselamatan Gulzar.Namun, Gael hanya membalas, "Semoga begitu!"Saat ini, beberapa orang berjalan mendekat dengan santai. Begitu melihat mereka, Yola, Victor, Gael, serta para pengawal Keluarga Permono langsung menunjukkan ekspresi tidak ramah."Afkar, Felicia? Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Yola dengan dingin.Gael menatap Afkar sambil bertanya, "Bocah, aku sedang sibuk dan nggak punya waktu untukmu. Kamu malah sengaja muncul di hadapanku ya?"Afkar tersenyum dingin. "Barusan aku dengar kalian berdoa agar pemuda di dalam sana selamat, 'kan? Heh, sayang sekali .... Aku harus memberitahumu, rumah sakit ini nggak akan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 455

    Afkar sebelumnya sempat melirik kondisi pemuda itu dan yakin bahwa rumah sakit tidak akan mampu menyelamatkannya.Dilihat dari sikap Yola dan ayahnya, Afkar merasa ini adalah kesempatan untuk memanfaatkan keadaan. 'Kalian ingin pemuda itu tetap hidup? Oke, mari kita lihat sejauh apa mereka akan bersandiwara!'Selanjutnya, Afkar melanjutkan proses penyembuhan Mateo. Dia terus menyalurkan energi naga ke tubuh Mateo, sekaligus menggunakan teknik akupunktur "Sembilan Vitalitas" dari Kitab Kaisar Naga.Mateo yang awalnya berada di ambang kematian menurut ilmu medis modern, perlahan-lahan menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang luar biasa.Entah berapa lama kemudian, Mateo akhirnya bangun dan turun dari ranjang. Meskipun wajahnya masih agak pucat, dia sudah mampu untuk berdiri dan berjalan."Sekarang kamu cuma perlu istirahat beberapa hari dan semuanya akan pulih sepenuhnya," ucap Afkar sambil tersenyum.Mata Mateo berkaca-kaca. Dia memandang Afkar dengan penuh rasa syukur. Sesaat kemudian, d

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 454

    Melihat situasi itu, Felicia segera menarik Shafa ke samping. Tatapannya penuh kemarahan saat menatap pihak lawan. Dia tidak menyangka mereka begitu arogan, langsung menyerang tanpa peringatan.Afkar hanya mendengus dingin. Satu tangannya tetap fokus menyalurkan energi naga ke tubuh Mateo, sementara tangan lainnya diangkat untuk menangkis serangan.Bam! Suara benturan keras terdengar disertai dengan getaran udara. Lengan bawah Afkar sontak bertabrakan dengan tulang kering pria berbaju putih.Tap! Tap! Tap! Pria berbaju putih itu mundur tiga langkah sebelum akhirnya bisa berdiri dengan stabil. Sebaliknya, Afkar tetap duduk tegak seperti gunung yang tak tergoyahkan."Kalau mau bersikap sombong, setidaknya becermin dulu! Sudah kubilang, temanku masih butuh perawatan di sini. Pergi sana!" Suara Afkar dingin tetapi berwibawa, menunjukkan posisinya.Wajah pria berbaju putih berubah serius. Dia menatap Afkar dengan mata berkilat ragu. "Bocah, kamu tahu siapa yang sedang kamu lawan?""Tuan mud

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 453

    Tampak direktur unit gawat darurat masuk dengan tergesa-gesa, ekspresinya penuh dengan ketidaksabaran dan kecemasan!Di belakangnya, beberapa tenaga medis mendorong ranjang rumah sakit darurat. Di atas ranjang itu, terbaring seseorang yang tubuhnya berlumuran darah dan terlihat dalam kondisi sangat kritis.Di samping dan belakangnya, ada banyak orang yang mengikuti. Masing-masing menunjukkan wajah penuh kekhawatiran."Cepat! Selamatkan tuan muda kami!" Seorang pria paruh baya yang berpakaian rapi terus berteriak dengan keras."Kenapa di ruang gawat darurat ini masih ada orang lain? Cepat usir mereka keluar!" Terdengar suara seorang wanita yang tajam, kasar, dan arogan."Siapa mereka? Suruh mereka pergi sekarang juga! Kalau sampai pengobatan tertunda, rumah sakit ini akan menerima akibatnya!" Pria paruh baya lainnya yang mengenakan setelan formal, juga berbicara dengan arogan.Mendengar keributan itu, Afkar yang sedang merawat Mateo pun perlahan-lahan menoleh dengan tatapan dingin. Mata

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 452

    "Ya sudah, jangan nangis lagi. Papa akan masuk dan melihatnya. Papa nggak akan membiarkan Paman Mateo meninggal."Afkar menghapus air mata Shafa, lalu segera memasuki ruang gawat darurat. Felicia mengikuti di belakangnya.Saat itu, dokter yang baru saja keluar dari ruangan hanya bisa menggeleng mendengar perkataan Afkar. Mereka mengira Afkar hanya berusaha menenangkan anaknya."Kalau pasien masih bisa selamat dalam kondisi ini, berarti dia seorang dewa! Kami saja nggak bisa menyelamatkannya, apa yang bisa dia lakukan?" Kepala dokter itu mencibir, merasa tidak senang dengan pernyataan Afkar.....Di dalam ruang gawat darurat, Mateo terbaring di sana. Darah masih mengalir perlahan dari mulut dan hidungnya.Beberapa alat medis dan tabung telah dilepas, hanya selembar kain putih yang menutupi tubuhnya. Jelas, pihak rumah sakit telah menyerah untuk menyelamatkannya dan langkah berikutnya adalah mengurus jenazahnya.Namun, seolah-olah merasakan sesuatu atau mungkin itu adalah momen terakhirn

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status