Share

Bab 231 - Menang

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-06 17:25:41

Belum sempat Raisa menyelesaikan kalimatnya, Gading sudah membelakakan matanya lebih dulu, mencerna dalam seperkian detik sebelum kemudian buru-buru mengangguk.

Lalu berkata jika ia akan segera mendatangani berkas-berkas yang diminta, serta akan menuruti semua perintah Raisa -asalkan Nona kejam itu tidak menyiksa atau bahkan membunuhnya saja!

Raisa menyeringai, sungguh puas melihat bagimana Gading sudah jadi seperti anjing yang penurut dengan majikannya.

"Nah gitu kek dari tadi. Jadi aku enggak perlu susah payah menyuruh anak buahku untuk memaksamu tanda tangan menggunakan cara kasar!" Ucap Raisa.

Gading mengerjap, menatap Raisa untuk beberapa saat, kemudian bergidik ngeri.

Pasalnya Raisa terus-terusan membuatnya mati kutu.

Kini tanpa banyak protes lagi, tanpa banyak tanya lagi, Gading segera mendatangani berkas-berkas yang disodorkan oleh Raisa sebelumnya dengan keadaan tangan bergetar dan perasaan carut marut.

Tentu saja dengan sedikit kesusahan (karena tengah merasakan ket
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 232 - Masalah Selesai

    Saat ini Aliando tengah menerima telepon dari sang Ayah di balkon kamarnya sembari menghisap rokok. "Bagimana, Yah? Ayah tidak apa-apa, kan? Ayah selamat, kan? Ayah dan pasukan Ayah berhasil menghabisi pasukan musuh, kan? Kalian menang, kan?!" Aliando langsung mencecar sang Ayah dengan pertanyaan begitu panggilan terhubung. Tidak sabaran. Sejak mendapat kabar keberangkatan mereka menyerang markas musuh, Aliando jadi tidak tenang. Meskipun ia telah memberikan pasukan yang hebat dan terlatih, berpesan kepada para letnan untuk menjaga dan melindungi Ayahnya, akan tetapi, ia masih saja merasa khawatir. Pasalnya baru pertama kali ini Ayahnya terlibat dalam masalah besar, tak tanggung-tanggung ; melawan kelompok mafia! Kalau saja hubungannya dengan Raisa dan Pak Harry baik-baik saja, tidak terjadi masalah diantara mereka, kalau saja Nadine tidak melarang dirinya dan sedang tidak hamil pula, maka, sudah pasti, ia akan turun tangan untuk membantu Ayahnya. "Haha. Kamu sangat mengkhawatir

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 233 - Pindah Rumah

    Hari minggu dipagi yang cerah, kediaman keluarga Arjuna tampak disibukan dengan aktivitas orang-orang yang sedang hilir mudik, membawa sesuatu di tangannya, sesekali bergotongan, orang-orang itu adalah kuli yang disuruh untuk membawa barang-barang keluar dari rumah dan kemudian dimasukan ke dalam mobil.Sesekali, tampak Kinanti dan Arjuna berseru, menunjuk-nunjuk, mengomando, memberi perintah kepada para kuli tersebut. Sementara Aliando dan Nadine juga tengah disibukan dengan aktivitas yang lain, seperti mengecek, memilah-milah barang mana yang harus mereka bawa. Setelah menunggu waktu yang tepat, sambil menunggu beberapa urusan yang harus diselesaikan lebih dulu.Akhirnya, hari ini, mereka berdua akan pindah rumah dan menempati rumah baru mereka seharga 500 miliar (yang beberapa hari lalu berhasil membuat semua orang geger). Kini mereka berdua sedang merasakan bahagia sekaligus sedih begitu mengetahui jika mereka berdua akan segera pindah rumah. Bahagia karena pada akhirnya mere

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-07
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 234 - Pesta Syukuran Rumah Baru

    Semua kepala tertoleh, mendapati sosok Bi Inah yang sedang berjalan menghampiri mereka, kemudian ikut bergabung. Bi Inah juga hendak memberikan selamat atas kepindahan ke rumah baru mereka, sekaligus ingin mengucapkan salam perpisahan kepada pasangan muda yang begitu amat ia cintai itu. Bi Inah menjadi orang yang turut bersedih dengan kepindahan mereka -karena itu berarti mereka akan segera pergi dari rumah ini. Maklum, Bi Inah sudah lama mengabdi pada keluarga Arjuna.Sehingga, Bi Inah sudah seperti menjadi bagian dari keluarga mereka. "Non ..." Ucap Bi Inah dengan suara bergetar. Kedua matanya berkaca-kaca. Nadine menggangguk. Menunggu kalimat Bi Inah selanjutnya. Namun pandangan Bi Inah sudah beralih kepada Aliando. "Tuan Al ..." Kata Bi Inah lagi. Kentara sekali jika ia jadi kelihatan canggung di hadapan Al. Berbeda dengan dulu pada saat Aliando belum mengungkapkan identitas yang sesungguhnya. Mendengar hal itu, Aliando melambaikan tangan, tergelak pelan. "Panggil saya 'M

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 235 - Sindiran Untuk Keluarga Sadewa

    Diikuti komentar-komentar dari anggota keluarga yang lain, mereka juga memiliki pertanyaan yang sama, yang belum bisa dijawab detik ini juga. Untuk memastikan mereka tidak salah lihat, mereka sampai mengucek mata berkali-kali. Namun rumah bak istana itu tetap berdiri kokoh di hadapan mereka. Astaga. Sesaat lamanya, semua anggota keluarga Sadewa kompak dibuat tercengang, terpelongo, berdecak kagum, mulut-mulut terbuka lebar, tubuh-tubuh seketika membeku -masih berdiri berjejeran -mematung di halaman rumah dengan pandangan menatap lurus ke arah rumah tersebut.Mereka berubah menjadi seperti patung-patung yang tak bergerak untuk beberapa saat, seperti terhipnotis, tersihir oleh rumah yang katanya adalah milik Aliando.Tenggorokan mereka juga tiba-tiba terasa kering, alhasil, mereka harus menelan ludah susah payah untuk membasahinya. Ini ...mereka sedang tidak bermimpi, bukan? Untuk memastikan mereka tidak sedang bermimpi, mereka menampar pipi dan mencubit kulit masing-masing. Dan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 236 - Balas Mempermalukan

    Aliando dan Nadine tersenyum puas saat melihat anggota keluarga Sadewa mati kutu, tidak berani bergabung, tidak berani nimbrung obrolan. Jika biasanya, mereka akan heboh bukan main, petakilan enggak jelas, suka sekali cari ribut. Juga hinaan, caci makian, cemoohan, bicara dengan nada tinggi dan meledak-ledak -pasti selalu keluar dari mulut mereka masing-masing, hal itu seperti sudah menjadi tabiat mereka. Tapi, sekarang mendadak berbeda. Bisa dibilang, mereka semua tampak menyedihkan.Diam, hanya bicara dengan suara lirih, tidak berani banyak gerak, terlihat seperti ketakutan. Sebenarnya Nadine merasa kasihan dengan mereka (karena bagimana juga, mereka adalah keluarganya) tapi ia juga lebih kasihan dengan penderitaan yang dialami suaminya yang berasal dari mereka selama dua tahun itu. Jadi, Nadine memilih diam saja, berpihak kepada sang suami, karena ingin menjaga perasaan suaminya."Senang rasanya melihat mereka mati kutu seperti itu ...mereka memang pantas mendapatkannya karna

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 237 - Menjalankan Rencana Malam Ini

    Karena penasaran, akhirnya Reno memutuskan berjalan menghampiri mereka berdua. Begitu menyadari kedatangan Reno, tawa Dimas dan Dion seketika itu terhenti, ekspresi wajah mereka berdua refleks berubah. Dion buru-buru memberikan kode kepada Dimas dengan kedipan mata. Dengan cepat, Dimas mengerti, lantas keduanya pun langsung mengubah topik pembicaraan. "Apa yang sedang kalian berdua bicarakan?" Tanya Reno dengan pandangan menyipit. Menatap Dion dan Dimas bergantian. Tatapan matanya penuh selidik. "Enggak, Om. Kami membicarakan Al yang sedang ngobrol sama orang-orang penting itu ..." Dion berkata seraya menunjuk ke arah Aliando yang memang saat ini sedang berbincang dengan para tamu-tamunya sejak tadi. Dion menghela napas, kemudian melanjutkan berkata. "Aku enggak nyangka, Om ... kalau Al itu ternyata mengenal orang-orang penting di Ibu kota ini ...""Iya, Pa. Dan ... astaga ... aku masih belum percaya saja ... kalau Al itu ternyata beneran membeli rumah bak istana seperti ini .

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 238 - Pertama Kalinya Menjadi Bahan Tertawaan

    Mendengar itu, membuat Dion dan Lidya kompak mendengus, tersinggung dengan perkataan lelaki itu.Mata Lidya menyipit, menatap teman laki-lakinya itu seraya tersenyum penuh arti. Kemudian, dia maju satu langkah, kedua tangannya terlipat di depan dada. "Kalian pikir...kami enggak bisa kayak Aliando dan Nadine?!" Tanyanya dengan nada sarkas seraya tergelak. Pandangannya bergantian dari teman laki-laki ke teman perempuannya. Belum sempat mereka menimpali, Lidya sudah melanjutkan bicara. "Eh, asal kalian tau aja ya...bisa aja loh kami membeli rumah yang harganya diatas rumah yang dibeli Aliando ini!" Dua orang itu mengerjap begitu mendengar hal itu, langsung saling bertukar pandang satu sama lain sebelum kemudian tertawa terbahak-bahak. Mata Lidya seketika membulat. Apa mereka tertawa karena ucapannya barusan?Lidya mendengus, lipatan kedua tangannya terlepas. Sialan! Sedangkan Dion menoleh ke arah istrinya seraya mengernyit. Apa Lidya sudah gila?Mana mungkin mereka berdua bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 239 - Bagaimana Rasanya Direndahkan?

    "Kalian ini apa-apaan sih!" Reno berseru marah kepada dua perempuan yang baru saja adu saling jambak itu dengan mata menyala-nyala. "Bertengkar di depan banyak orang seperti anak kecil! Bikin malu saja!" Lanjutnya. Kemudian, pandangannya beralih kepada Lidya lagi yang saat ini sudah berada dalam kendali Dion sepenuhnya. Namun tatapan matanya masih nyalang kepada teman perempuannya itu, napasnya menderu, tampak kemarahan tercetak jelas di wajahnya, tak menghiraukan perkataan Reno. Sama halnya dengan teman perempuannya, yang berusaha memberontak, masih ingin menyerang Lidya. "Jangan gila kamu, Lidya! Kamu ngomong apa sih!" Bentak Reno.Baru, ketika dibentak Reno, muka Lidya perlahan mengendur, telah mengalihkan pandangan dari teman perempuannya dan beralih kepada Reno. Omongan Lidya yang penuh percaya diri itu tak pelak menarik perhatian semua orang yang ada di situ. Kini, kepala-kepapa kompak tertoleh. Kemudian, mereka tergelak, berdecak, geleng-geleng kepala. Dan mereka tak ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16

Bab terbaru

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 280 - Kebahagiaan Keluarga Aryaprasaja

    Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, senyum dan tawa yang tengah menyertai obrolan diantara anggota keluarga Aryaprasaja mendadak pudar begitu saja. Detik berikutnya, tatapan mereka berubah sinis. Juga dingin. Di saat yang sama, terbit senyum penuh kemenangan di bibir mereka masing-masing. Rasakan pembalasan dari keluarga Aryaprasaja! Sementara Tuan Aryaprasaja mendengus dingin, ekspresi wajahnya buruk, entah kenapa, masih muak melihat melihat wajah-wajah anggota keluarga Sadewa. Akan tetapi, tiba-tiba ia menyeringai kala teringat keluarga mereka yang kini telah hancur! Dengan segala sisa-sisa tenaga, keberanian, Reno segera menjatuhkan diri di lantai diikuti yang lain setelahnya. Bersimpuh di hadapan Tuan Besar Arya dan Nyonya Kartika. "Tu ... tuan Aryaprasaja ... " ucap Reno dengan suara terbata selagi kepalanya tertunduk. "Ma ... maafkan keluarga kami karna selama ini keluarga kami telah berbuat jahat kepada Tuan Muda Aliando, kepada putra Anda ... kami mohon,

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 279 - Pesta Keluarga Aryaprasaja

    Setelah Aliando resmi diumumkan ke publik, Tuan Besar Aryaprasaja menggelar pesta besar-besar an. Pesta itu digelar sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia atas anak laki-laki, satu-satunya keluarga mereka yang telah lama menghilang—yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aliando—akhirnya ditemukan juga dan telah kembali ke keluarga mereka. Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari juga ingin mengenalkan Aliando kepada semua kerabat, kolega dan kenalan mereka. Serta mengumumkan Aliando sebagai pewaris tunggal keluarga Aryaprasaja. Kerajaan bisnis keluarga Aryaprasaja. Juga sebagai Presiden Direktur perusahaan milik keluarga mereka yang baru. Tidak hanya Aliando saja yang akan dikenalkan, keluarga Aryaprasaja juga akan mengenalkan Nadine, sang istri sekaligus menantu mereka, yang kini resmi menjadi bagian dari keluarga mereka. Selain itu, untuk merayakan kebahagiaan atas hamilnya Nadine, yang mana, itu berarti mereka akan segera dikaruniai cucu. Anggota keluarga Arya

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 278 - Anggota Keluarga Sadewa Meminta Maaf dan Ampunan Kepada Aliando!

    Tiba di ruangan Presiden Direktur perusahaan milik keluarga Aryaprasaja, semua anggota keluarga Sadewa kompak membelakakan mata saat melihat Aliando yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan balutan jas mahal nan elegan. Tampan sekali. Berbeda jauh dengan tampilan Aliando yang selama ini mereka kenal. Selama sesaat, tubuh mereka membeku di tempat. Mulut-mulut terbuka lebar, terpelongo. Jadi benar jika Aliando adalah Presiden Direktur Prasaja Group! Pewaris tunggal keluarga kaya raya—keluarga Aryaprasaja! Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, Aliando tersenyum kecut di kursi, lalu bangkit dari tempat duduk, keluar dari tempat kerjanya. Berjalan mendekat ke arah mereka dengan santai dan penuh wibawa. Nadine yang sedang duduk di sofa tengah menyesap teh, segera meletakan teh di atas meja, lantas berdiri dan ikutan berjalan mendekat ke arah anggota keluarganya. Melihat Aliando tampak sedang berjalan menghampiri mereka, membuat semua anggota keluarga Sadewa tersada

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 277 - Semua Orang Geger

    Reno dan Mayang yang sedang sarapan langsung tidak selera melanjutkan sarapannya setelah mengetahui bahwa Aliando beneran anaknya Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari. Keluarga konglomerat di Jakarta. Salah satu keluarga terkaya di Indonesia. Pemilik Prasaja Group—perusahaan multinasional terbesar di negara ini. Raut muka mereka berdua langsung memancarkan aura ketakutan luar biasa. Pun pucat pasi bak mayat hidup. Di saat bersamaan, jantung mereka berdua berdetak kencang. Keringat dingin membahasi wajah mereka masing-masing. Sebab teringat akan kejahatan yang pernah mereka lakukan dulu kepada Aliando. Dalam waktu lama, mereka berdua membeku di tempat duduk masing-masing. Tengah mencerna fakta gila yang baru saja mereka berdua ketahui. Walau sebelumnya mereka sudah menduga, menebak, menerka-nerka bahwa kemungkinannya Aliando adalah putra tunggal dari pasangan salah satu keluarga terkaya di Indonesia itu, begitu tebakan mereka seratus persen benar, mere

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 276 - Resmi Diumumkan

    Terduduk di kursi ruangan rapat gedung kantor perusahan keluarga Sadewa, tampilan sang presdir itu kini benar-benar kacau. "Ini ... pasti perbuatan keluarga aslinya suamimu, 'kan, Nad? Mereka yang telah membuat perusahaan kita bangkrut?" tebak Reno. Suara dan bibirnya bergetar. Pun melemah di ujung kalimat. Serta dengan pandangan lurus ke depan, kentara lemas tak berdaya. Sementara semua peserta rapat sudah keluar dari ruangan tersebut, menyisakan dirinya, Nadine dan Arjuna. Reno tidak bisa menyelamatkan perusahaannya. Benar-benar telah bangkrut. Hancur lebur dalam sekejab! Nadine menoleh dan menatap sang paman diikuti Arjuna setelahnya. Akan tetapi, mereka berdua tidak langsung menjawab, terdiam untuk beberapa saat. Setelah menghembuskan napas berat, Nadine mengangguk pelan. Membenarkan. Alhasil, ekspresi wajah Reno langsung berubah murung. Seketika lemas sejadi-jadinya. Di titik ini, Reno menyadari kesalahan dan kejahatannya yang pernah ia perbuat kepada Aliando.

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 275 - Bangkrutnya Perusahaan Milik Keluarga Sadewa

    Di dalam kamar, Aliando dan Nadine terlihat sedang bersiap hendak tidur. "Aku mau memberitahu sesuatu sama kamu, sayang." Ucap Aliando dengan punggung bersandar pada tepi ranjang. Setelah mengatakan hal itu, pandangan pria tampan itu yang sebelumnya menatap lurus ke depan, berganti menoleh ke arah sang istri di sampingnya. Nadine yang sedang memposisikan diri di ranjang seketika balas menoleh. "Soal apa, Mas?" tanya Nadine setelah terdiam sebentar, lantas ikutan menyenderkan punggung ke tepi ranjang. Aliando menghela napas lebih dulu sebelum kemudian melanjutkan bicara. "Tapi aku mohon sama kamu untuk enggak menjadikan bahan pikiran dengan apa yang akan aku katakan ini sama kamu, ya, sayang karena kamu dan kedua orang tuamu enggak akan dibawa-bawa, enggak akan menjadi target, kalian adalah pengecualian. Okay?" Lipatan di kening Nadine semakin bertambah. Ia dan kedua orang tuanya tidak akan dibawa-bawa? Tidak akan menjadi target? Adalah pengecualian? Nadine mencerna perk

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 274 - Bertindak Tegas!

    Pukul empat sore, mobil yang ditumpangi Aliando dan Nadine berhenti di depan halaman rumah mereka. Di dalam mobil, mereka melihat ada mobil yang tak asing terparkir di halaman rumah. Itu adalah mobilnya Lidya. Aliando dan Nadine sudah tahu jika kakaknya itu datang ke rumah sore ini karena Lidya memberitahu Nadine sebelumnya. Ditambah mendapat laporan dari satpam rumah pula. Akan tetapi, Nadine tidak tahu apa tujuan sang kakak ke rumahnya. Lidya tidak memberitahukannya di telepon. Namun keduanya menduga jika Lidya hendak memohon supaya sang suami dibebaskan dari penjara, memohon supaya keduanya mencabut laporannya. Lalu, keduanya turun dari mobil, segera membawa langkahnya masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya satpam rumah sempat melapor perihal kedatangan Lidya. Tiba di ruang tamu, Aliando dan Nadine langsung disambut Lidya dan kedua anaknya. Melihat kedatangan Aliando dan Nadine, mereka bertiga refleks berdiri. "Al ... Nadine ... " panggil Lidya dengan suara lirih, me

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 273 - Pembalasan Terhadap Keluarga Sadewa, Dimulai!

    Pagi hari. Di rumah keluarga Aryprasaja ruangan kerja sang kepala keluarga... Tampak Pak Irawan memasuki ruangan tersebut, berjalan mendekat ke arah Tuan Besar Arya yang saat ini sedang duduk di kursi meja kerjanya. Beberapa menit yang lalu, ia mendapat pesan dari Tuan Besar Arya yang menyuruhnya untuk datang ke rumahnya. Sepertinya ada hal penting yang mau dibicarakan atau ada tugas yang akan diberikan kepadanya. Tiba di hadapan sang Tuan Besarnya, Pak Irawan langsung membungkukan badan dengan hormat lebih dulu sebelum kemudian menegapkan tubuhnya kembali. Kemudian, Tuan Besar Arya menyuruh Pak Irawan untuk duduk. Mendapati hal itu, Pak Irawan pun segera menjatuhkan diri di kursi dihadapan sang tuan besar dan duduk di sana. Memperbaiki posisi duduk lebih dulu, telah siap mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh majikannya itu. Tuan Besar Arya menatap Pak Irawan untuk beberapa saat sebelum kemudian menarik punggung dari sandaran kursi. Di saat bersamaan, rahangnya men

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 272 - Benar-Benar Sudah Tidak Ada Kata Maaf

    "Asal Kak Lidya tau aja ya ... aku itu masih kecewa sama Kakak karna tindakan Kakak yang waktu itu enggak langsung memihakku ... dan tindakan Kakak waktu itu ... keputusan Kakak waktu itu ... menandakan ... kalau Kakak sepertinya senang melihat aku dan Mas Al ribut." Lidya buru-buru menggeleng dengan isak tangis yang terdengar semakin keras begitu mendengar hal itu, kini ia benar-benar menyesal dengan tindakannya waktu di pesta itu. Seharusnya ia bersikap semestinya. Bukannya malah ikut mengompor-ngompori. Selagi Lidya bungkam, Nadine lanjut berkata. "Dan soal masalah yang sedang terjadi ... semua keputusan ada di tangan Mas Al."Mendengar itu, semua orang langsung memasang wajah tak berdaya. Begitu juga dengan Lidya. "Kami akan melakukan apa saja, Al ... asalkan kamu mau memaafkan Dion dan Dimas ... asalkan kamu mau mencabut tuntutanmu." Reno kembali bersuara setelah agak lama terdiam. Ternyata dia belum menyerah juga. Aliando menoleh dan menatap Reno. Tertarik mendengar ucapa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status