Home / Urban / Bangkitnya Menantu Tertindas / Bab 235 - Sindiran Untuk Keluarga Sadewa

Share

Bab 235 - Sindiran Untuk Keluarga Sadewa

Author: Ahong
last update Last Updated: 2023-12-14 13:17:53

Diikuti komentar-komentar dari anggota keluarga yang lain, mereka juga memiliki pertanyaan yang sama, yang belum bisa dijawab detik ini juga.

Untuk memastikan mereka tidak salah lihat, mereka sampai mengucek mata berkali-kali.

Namun rumah bak istana itu tetap berdiri kokoh di hadapan mereka.

Astaga.

Sesaat lamanya, semua anggota keluarga Sadewa kompak dibuat tercengang, terpelongo, berdecak kagum, mulut-mulut terbuka lebar, tubuh-tubuh seketika membeku -masih berdiri berjejeran -mematung di halaman rumah dengan pandangan menatap lurus ke arah rumah tersebut.

Mereka berubah menjadi seperti patung-patung yang tak bergerak untuk beberapa saat, seperti terhipnotis, tersihir oleh rumah yang katanya adalah milik Aliando.

Tenggorokan mereka juga tiba-tiba terasa kering, alhasil, mereka harus menelan ludah susah payah untuk membasahinya.

Ini ...mereka sedang tidak bermimpi, bukan?

Untuk memastikan mereka tidak sedang bermimpi, mereka menampar pipi dan mencubit kulit masing-masing.

Dan.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 236 - Balas Mempermalukan

    Aliando dan Nadine tersenyum puas saat melihat anggota keluarga Sadewa mati kutu, tidak berani bergabung, tidak berani nimbrung obrolan. Jika biasanya, mereka akan heboh bukan main, petakilan enggak jelas, suka sekali cari ribut. Juga hinaan, caci makian, cemoohan, bicara dengan nada tinggi dan meledak-ledak -pasti selalu keluar dari mulut mereka masing-masing, hal itu seperti sudah menjadi tabiat mereka. Tapi, sekarang mendadak berbeda. Bisa dibilang, mereka semua tampak menyedihkan.Diam, hanya bicara dengan suara lirih, tidak berani banyak gerak, terlihat seperti ketakutan. Sebenarnya Nadine merasa kasihan dengan mereka (karena bagimana juga, mereka adalah keluarganya) tapi ia juga lebih kasihan dengan penderitaan yang dialami suaminya yang berasal dari mereka selama dua tahun itu. Jadi, Nadine memilih diam saja, berpihak kepada sang suami, karena ingin menjaga perasaan suaminya."Senang rasanya melihat mereka mati kutu seperti itu ...mereka memang pantas mendapatkannya karna

    Last Updated : 2023-12-14
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 237 - Menjalankan Rencana Malam Ini

    Karena penasaran, akhirnya Reno memutuskan berjalan menghampiri mereka berdua. Begitu menyadari kedatangan Reno, tawa Dimas dan Dion seketika itu terhenti, ekspresi wajah mereka berdua refleks berubah. Dion buru-buru memberikan kode kepada Dimas dengan kedipan mata. Dengan cepat, Dimas mengerti, lantas keduanya pun langsung mengubah topik pembicaraan. "Apa yang sedang kalian berdua bicarakan?" Tanya Reno dengan pandangan menyipit. Menatap Dion dan Dimas bergantian. Tatapan matanya penuh selidik. "Enggak, Om. Kami membicarakan Al yang sedang ngobrol sama orang-orang penting itu ..." Dion berkata seraya menunjuk ke arah Aliando yang memang saat ini sedang berbincang dengan para tamu-tamunya sejak tadi. Dion menghela napas, kemudian melanjutkan berkata. "Aku enggak nyangka, Om ... kalau Al itu ternyata mengenal orang-orang penting di Ibu kota ini ...""Iya, Pa. Dan ... astaga ... aku masih belum percaya saja ... kalau Al itu ternyata beneran membeli rumah bak istana seperti ini .

    Last Updated : 2023-12-15
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 238 - Pertama Kalinya Menjadi Bahan Tertawaan

    Mendengar itu, membuat Dion dan Lidya kompak mendengus, tersinggung dengan perkataan lelaki itu.Mata Lidya menyipit, menatap teman laki-lakinya itu seraya tersenyum penuh arti. Kemudian, dia maju satu langkah, kedua tangannya terlipat di depan dada. "Kalian pikir...kami enggak bisa kayak Aliando dan Nadine?!" Tanyanya dengan nada sarkas seraya tergelak. Pandangannya bergantian dari teman laki-laki ke teman perempuannya. Belum sempat mereka menimpali, Lidya sudah melanjutkan bicara. "Eh, asal kalian tau aja ya...bisa aja loh kami membeli rumah yang harganya diatas rumah yang dibeli Aliando ini!" Dua orang itu mengerjap begitu mendengar hal itu, langsung saling bertukar pandang satu sama lain sebelum kemudian tertawa terbahak-bahak. Mata Lidya seketika membulat. Apa mereka tertawa karena ucapannya barusan?Lidya mendengus, lipatan kedua tangannya terlepas. Sialan! Sedangkan Dion menoleh ke arah istrinya seraya mengernyit. Apa Lidya sudah gila?Mana mungkin mereka berdua bisa

    Last Updated : 2023-12-15
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 239 - Bagaimana Rasanya Direndahkan?

    "Kalian ini apa-apaan sih!" Reno berseru marah kepada dua perempuan yang baru saja adu saling jambak itu dengan mata menyala-nyala. "Bertengkar di depan banyak orang seperti anak kecil! Bikin malu saja!" Lanjutnya. Kemudian, pandangannya beralih kepada Lidya lagi yang saat ini sudah berada dalam kendali Dion sepenuhnya. Namun tatapan matanya masih nyalang kepada teman perempuannya itu, napasnya menderu, tampak kemarahan tercetak jelas di wajahnya, tak menghiraukan perkataan Reno. Sama halnya dengan teman perempuannya, yang berusaha memberontak, masih ingin menyerang Lidya. "Jangan gila kamu, Lidya! Kamu ngomong apa sih!" Bentak Reno.Baru, ketika dibentak Reno, muka Lidya perlahan mengendur, telah mengalihkan pandangan dari teman perempuannya dan beralih kepada Reno. Omongan Lidya yang penuh percaya diri itu tak pelak menarik perhatian semua orang yang ada di situ. Kini, kepala-kepapa kompak tertoleh. Kemudian, mereka tergelak, berdecak, geleng-geleng kepala. Dan mereka tak ta

    Last Updated : 2023-12-16
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 240 - Terpojok

    "Nanti lah sayang..." Keluh Dion. Dia lalu mengedar pandangan ke sekeliling sebelum kemudian kembali menatap sang istri. "Enggak enak sama yang lain kalau kita pulang duluan. Tahan sebentar ya, nunggu acaranya sampai selesai dulu." Lanjutnya. Dion harap-harap cemas menunggu keputusan Lidya. Semoga saja Lidya mendengarkan perkataannya. Kalau tidak? Maka, berantakan sudah rencana dirinya dan Dimas yang akan dijalankan malam ini.Lidya malah memalingkan muka sembari mendecakan lidahnya, mukanya jadi tertekuk."Tapi aku udah enggak tahan lama-lama berada di sini, Mas. Aku malu banget. Aku udah dicibir sama tamu-tamunya Al dan Nadine loh, terus, juga udah dimarahin sama Om Reno!" Lidya berseru tertahan. Kemudian, Lidya menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Lidya benar-benar sudah tidak betah berada di situ dan ingin segera pulang saja. "Kamu juga kan udah dihina-hina sama mereka, Mas! Masak kamu masih mau tetap berlama-lama di sini sih!" "Jadi, lebih baik ki

    Last Updated : 2023-12-16
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 241 - Kedatangan Anggia

    Kata suaminya ini ...sebentar lagi akan ada pertunjukan seru? Di pesta ini? Pertunjukan apa? Dan ...katanya lagi ...keadaan akan berbanding terbalik dalam hitungan menit? Kepala Lidya mendadak dipenuhi oleh berbagai macam pertanyaan. Dia masih belum mengerti juga dengan maksud perkataan Dion. Mata Lidya menyipit, menyilangkan tangan di depan dada. "Emangnya apa yang akan terjadi nanti, Mas? Terus...apa maksudnya sih keadaan akan berbanding terbalik itu?" Tanya Lidya pada akhirnya karena penasaran. Lantas, menunggu jawaban sang suami dengan tak sabaran. Dion tidak kunjung menjawab, rahangnya malah mengeras, berpikir sebentar sebelum kemudian berkata. "Kita lihat saja nanti, sayang. Ditunggu saja. Pokoknya kita jangan pulang dulu karna akan terjadi sesuatu di pesta ini. Pertunjukan yang...seru." Ucap Dion dengan senyuman penuh arti. Otak Lidya sedang tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini, ia tidak mau tambah pusing -hanya gara-gara berusaha menebak perkataan sang suami

    Last Updated : 2023-12-20
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 242 - Kedatangan Anggia (2)

    "Ada tamu wanita di depan yang hendak bertemu dengan Tuan Al..." Lapor seorang bodyguard kepada Aliando.Aliando mengernyitkan kening mendengar hal itu. Tamu? Seorang perempuan? Hendak bertemu dengannya? Kenapa tamu itu baru datang sekarang? Padahal, pesta sudah hampir selesai! "Siapa namanya?" Tanya Aliando. Belum sempat bodyguard itu menjawab, Nadine yang baru saja melepas temannya pergi, segera menoleh ke arah Aliando. "Masih ada tamu Mas?" Sambar Nadine.Aliando balas menoleh ke arah sang istri seraya mengangguk. "Padahal pestanya udah hampir selesai. Tapi kok masih ada tamu aja yang datang dan kenapa baru datang sekarang sih?!" Lanjut Nadine agak kesal. Aliando mengangkat kedua bahunya, ia juga tidak tahu. "Nama wanita itu adalah Anggia...Tuan Al dan Nona Nadine." Jawab bodyguard itu pada akhirnya, membuat Aliando dan Nadine seketika itu menoleh.Anggia? Aliando dan Nadine kembali mengernyitkan kening begitu mendengar nama itu, saling pandang, keduanya langsung berusa

    Last Updated : 2023-12-20
  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 243 - Menimbulkan Tanda Tanya

    Bukannya menjawab, Anggia malah balik bertanya seraya menunjuk Nadine."Kamu...istrinya Tuan Al?" Suara Anggia terbata, masih sambil sesenggrukan. Nadine mengangguk. Detik berikutnya, Anggia terhenyak, terdiam untuk beberapa detik -seperti tengah berpikir -sebelum kemudian beralih menatap ke arah Aliando. "Tapi...kenapa pada malam itu...Anda bilang...kalau anda belum menikah, Tuan Al? Belum mempunyai istri?" Tanya Anggia. Sontak saja, mata Aliando seketika melebar.Hei ...kapan mereka bertemu? pada malam apa mereka bertemu? Pertanyaan Anggia ini benar-benar bisa bikin orang langsung salah paham begitu mendengarnya! Aliando saja baru pertama kali ini melihat perempuan itu!Dan ...perempuan itu ...dengan seenak jidat menyinggung kalau 'pada malam itu' mereka bertemu? Aliando langsung berpikir bahwa ada yang tidak beres dengannya. Apa dia mau cari gara-gara dengan dirinya dan Nadine?!Mendengar itu, lipatan di kening Nadine semakin bertambah. Ia mendadak gelagapan, lantas menole

    Last Updated : 2024-01-01

Latest chapter

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 280 - Kebahagiaan Keluarga Aryaprasaja

    Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, senyum dan tawa yang tengah menyertai obrolan diantara anggota keluarga Aryaprasaja mendadak pudar begitu saja. Detik berikutnya, tatapan mereka berubah sinis. Juga dingin. Di saat yang sama, terbit senyum penuh kemenangan di bibir mereka masing-masing. Rasakan pembalasan dari keluarga Aryaprasaja! Sementara Tuan Aryaprasaja mendengus dingin, ekspresi wajahnya buruk, entah kenapa, masih muak melihat melihat wajah-wajah anggota keluarga Sadewa. Akan tetapi, tiba-tiba ia menyeringai kala teringat keluarga mereka yang kini telah hancur! Dengan segala sisa-sisa tenaga, keberanian, Reno segera menjatuhkan diri di lantai diikuti yang lain setelahnya. Bersimpuh di hadapan Tuan Besar Arya dan Nyonya Kartika. "Tu ... tuan Aryaprasaja ... " ucap Reno dengan suara terbata selagi kepalanya tertunduk. "Ma ... maafkan keluarga kami karna selama ini keluarga kami telah berbuat jahat kepada Tuan Muda Aliando, kepada putra Anda ... kami mohon,

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 279 - Pesta Keluarga Aryaprasaja

    Setelah Aliando resmi diumumkan ke publik, Tuan Besar Aryaprasaja menggelar pesta besar-besar an. Pesta itu digelar sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia atas anak laki-laki, satu-satunya keluarga mereka yang telah lama menghilang—yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aliando—akhirnya ditemukan juga dan telah kembali ke keluarga mereka. Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari juga ingin mengenalkan Aliando kepada semua kerabat, kolega dan kenalan mereka. Serta mengumumkan Aliando sebagai pewaris tunggal keluarga Aryaprasaja. Kerajaan bisnis keluarga Aryaprasaja. Juga sebagai Presiden Direktur perusahaan milik keluarga mereka yang baru. Tidak hanya Aliando saja yang akan dikenalkan, keluarga Aryaprasaja juga akan mengenalkan Nadine, sang istri sekaligus menantu mereka, yang kini resmi menjadi bagian dari keluarga mereka. Selain itu, untuk merayakan kebahagiaan atas hamilnya Nadine, yang mana, itu berarti mereka akan segera dikaruniai cucu. Anggota keluarga Arya

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 278 - Anggota Keluarga Sadewa Meminta Maaf dan Ampunan Kepada Aliando!

    Tiba di ruangan Presiden Direktur perusahaan milik keluarga Aryaprasaja, semua anggota keluarga Sadewa kompak membelakakan mata saat melihat Aliando yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan balutan jas mahal nan elegan. Tampan sekali. Berbeda jauh dengan tampilan Aliando yang selama ini mereka kenal. Selama sesaat, tubuh mereka membeku di tempat. Mulut-mulut terbuka lebar, terpelongo. Jadi benar jika Aliando adalah Presiden Direktur Prasaja Group! Pewaris tunggal keluarga kaya raya—keluarga Aryaprasaja! Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, Aliando tersenyum kecut di kursi, lalu bangkit dari tempat duduk, keluar dari tempat kerjanya. Berjalan mendekat ke arah mereka dengan santai dan penuh wibawa. Nadine yang sedang duduk di sofa tengah menyesap teh, segera meletakan teh di atas meja, lantas berdiri dan ikutan berjalan mendekat ke arah anggota keluarganya. Melihat Aliando tampak sedang berjalan menghampiri mereka, membuat semua anggota keluarga Sadewa tersada

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 277 - Semua Orang Geger

    Reno dan Mayang yang sedang sarapan langsung tidak selera melanjutkan sarapannya setelah mengetahui bahwa Aliando beneran anaknya Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari. Keluarga konglomerat di Jakarta. Salah satu keluarga terkaya di Indonesia. Pemilik Prasaja Group—perusahaan multinasional terbesar di negara ini. Raut muka mereka berdua langsung memancarkan aura ketakutan luar biasa. Pun pucat pasi bak mayat hidup. Di saat bersamaan, jantung mereka berdua berdetak kencang. Keringat dingin membahasi wajah mereka masing-masing. Sebab teringat akan kejahatan yang pernah mereka lakukan dulu kepada Aliando. Dalam waktu lama, mereka berdua membeku di tempat duduk masing-masing. Tengah mencerna fakta gila yang baru saja mereka berdua ketahui. Walau sebelumnya mereka sudah menduga, menebak, menerka-nerka bahwa kemungkinannya Aliando adalah putra tunggal dari pasangan salah satu keluarga terkaya di Indonesia itu, begitu tebakan mereka seratus persen benar, mere

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 276 - Resmi Diumumkan

    Terduduk di kursi ruangan rapat gedung kantor perusahan keluarga Sadewa, tampilan sang presdir itu kini benar-benar kacau. "Ini ... pasti perbuatan keluarga aslinya suamimu, 'kan, Nad? Mereka yang telah membuat perusahaan kita bangkrut?" tebak Reno. Suara dan bibirnya bergetar. Pun melemah di ujung kalimat. Serta dengan pandangan lurus ke depan, kentara lemas tak berdaya. Sementara semua peserta rapat sudah keluar dari ruangan tersebut, menyisakan dirinya, Nadine dan Arjuna. Reno tidak bisa menyelamatkan perusahaannya. Benar-benar telah bangkrut. Hancur lebur dalam sekejab! Nadine menoleh dan menatap sang paman diikuti Arjuna setelahnya. Akan tetapi, mereka berdua tidak langsung menjawab, terdiam untuk beberapa saat. Setelah menghembuskan napas berat, Nadine mengangguk pelan. Membenarkan. Alhasil, ekspresi wajah Reno langsung berubah murung. Seketika lemas sejadi-jadinya. Di titik ini, Reno menyadari kesalahan dan kejahatannya yang pernah ia perbuat kepada Aliando.

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 275 - Bangkrutnya Perusahaan Milik Keluarga Sadewa

    Di dalam kamar, Aliando dan Nadine terlihat sedang bersiap hendak tidur. "Aku mau memberitahu sesuatu sama kamu, sayang." Ucap Aliando dengan punggung bersandar pada tepi ranjang. Setelah mengatakan hal itu, pandangan pria tampan itu yang sebelumnya menatap lurus ke depan, berganti menoleh ke arah sang istri di sampingnya. Nadine yang sedang memposisikan diri di ranjang seketika balas menoleh. "Soal apa, Mas?" tanya Nadine setelah terdiam sebentar, lantas ikutan menyenderkan punggung ke tepi ranjang. Aliando menghela napas lebih dulu sebelum kemudian melanjutkan bicara. "Tapi aku mohon sama kamu untuk enggak menjadikan bahan pikiran dengan apa yang akan aku katakan ini sama kamu, ya, sayang karena kamu dan kedua orang tuamu enggak akan dibawa-bawa, enggak akan menjadi target, kalian adalah pengecualian. Okay?" Lipatan di kening Nadine semakin bertambah. Ia dan kedua orang tuanya tidak akan dibawa-bawa? Tidak akan menjadi target? Adalah pengecualian? Nadine mencerna perk

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 274 - Bertindak Tegas!

    Pukul empat sore, mobil yang ditumpangi Aliando dan Nadine berhenti di depan halaman rumah mereka. Di dalam mobil, mereka melihat ada mobil yang tak asing terparkir di halaman rumah. Itu adalah mobilnya Lidya. Aliando dan Nadine sudah tahu jika kakaknya itu datang ke rumah sore ini karena Lidya memberitahu Nadine sebelumnya. Ditambah mendapat laporan dari satpam rumah pula. Akan tetapi, Nadine tidak tahu apa tujuan sang kakak ke rumahnya. Lidya tidak memberitahukannya di telepon. Namun keduanya menduga jika Lidya hendak memohon supaya sang suami dibebaskan dari penjara, memohon supaya keduanya mencabut laporannya. Lalu, keduanya turun dari mobil, segera membawa langkahnya masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya satpam rumah sempat melapor perihal kedatangan Lidya. Tiba di ruang tamu, Aliando dan Nadine langsung disambut Lidya dan kedua anaknya. Melihat kedatangan Aliando dan Nadine, mereka bertiga refleks berdiri. "Al ... Nadine ... " panggil Lidya dengan suara lirih, me

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 273 - Pembalasan Terhadap Keluarga Sadewa, Dimulai!

    Pagi hari. Di rumah keluarga Aryprasaja ruangan kerja sang kepala keluarga... Tampak Pak Irawan memasuki ruangan tersebut, berjalan mendekat ke arah Tuan Besar Arya yang saat ini sedang duduk di kursi meja kerjanya. Beberapa menit yang lalu, ia mendapat pesan dari Tuan Besar Arya yang menyuruhnya untuk datang ke rumahnya. Sepertinya ada hal penting yang mau dibicarakan atau ada tugas yang akan diberikan kepadanya. Tiba di hadapan sang Tuan Besarnya, Pak Irawan langsung membungkukan badan dengan hormat lebih dulu sebelum kemudian menegapkan tubuhnya kembali. Kemudian, Tuan Besar Arya menyuruh Pak Irawan untuk duduk. Mendapati hal itu, Pak Irawan pun segera menjatuhkan diri di kursi dihadapan sang tuan besar dan duduk di sana. Memperbaiki posisi duduk lebih dulu, telah siap mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh majikannya itu. Tuan Besar Arya menatap Pak Irawan untuk beberapa saat sebelum kemudian menarik punggung dari sandaran kursi. Di saat bersamaan, rahangnya men

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 272 - Benar-Benar Sudah Tidak Ada Kata Maaf

    "Asal Kak Lidya tau aja ya ... aku itu masih kecewa sama Kakak karna tindakan Kakak yang waktu itu enggak langsung memihakku ... dan tindakan Kakak waktu itu ... keputusan Kakak waktu itu ... menandakan ... kalau Kakak sepertinya senang melihat aku dan Mas Al ribut." Lidya buru-buru menggeleng dengan isak tangis yang terdengar semakin keras begitu mendengar hal itu, kini ia benar-benar menyesal dengan tindakannya waktu di pesta itu. Seharusnya ia bersikap semestinya. Bukannya malah ikut mengompor-ngompori. Selagi Lidya bungkam, Nadine lanjut berkata. "Dan soal masalah yang sedang terjadi ... semua keputusan ada di tangan Mas Al."Mendengar itu, semua orang langsung memasang wajah tak berdaya. Begitu juga dengan Lidya. "Kami akan melakukan apa saja, Al ... asalkan kamu mau memaafkan Dion dan Dimas ... asalkan kamu mau mencabut tuntutanmu." Reno kembali bersuara setelah agak lama terdiam. Ternyata dia belum menyerah juga. Aliando menoleh dan menatap Reno. Tertarik mendengar ucapa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status