Ling menyipitkan mata saat melihat sosok pria yang datang. Cahaya mantra di tangannya membuat Ling tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang tersebut.Meskipun matanya tidak melihat dengan jelas, Ling sangat yakin itu adalah Longwei. Dia tau pria tersebut pasti akan datang untuk menolongnya.Pria itu melempar bola mantra ke arah ular, cahaya merah yang keluar dari tangannya masuk kedalam tubuh ular dan membuat ular itu menggeliat kepanasan.Perlahan pria itu mendekat, mata Ling terbelalak saat tau siapa orang itu. Dia bukanlah Pria yang di harapkan. Meskipun memiliki ketampanan yang sama, tetap saja hati Ling sedikit kecewa.Wajah pria itu cukup tampan meskipun sedikit menyeramkan. Rahang tegas dan mata tajam berwarna merah membuat Ling sedikit ngeri. Di tambah lagi aura mengerikan orang tersebut membuat mulut Ling bungkam.Pria itu meraih tubuh Ling dan berenang naik ke atas danau, di sana wanita itu kembali di kejutkan dengan pria yang tergeletak tak berdaya."Longwei!" panggi Ling
Seorang pria duduk di tepi danau sambil meniup seruling, alunan suara seruling itu membuat siapapun yang mendengarnya merasa tenang. Hampir satu jam lamanya pria itu duduk di tempat yang sama, batu besar yang berada di tepi sungai.Ujung matanya menatap jauh rembulan malam yang bersinar terang, bintang-bintang di sekitarnya membentuk sebuah wajah cantik."Mingyu!" panggil seorang wanita dari jauh, wanita itu melambaikan tangan dan menampakkan wajah cerianya.Wanita itu berlari mendekati danau, sedangkan sang pria bangkit dan menyambutnya dengan senyum secerah mentari pagi."Sepertinya ada kabar baik sampai kau tidak sabar dan datang kemari," ucap Mingyu mencubit hidung mancung wanita tersebut.Wanita itu menepis tangan Mingyu, dia merangkul pundak lebar di hadapannya dan menariknya untuk duduk. Wanita itu mengeluarkan sebuah tusuk konde mewah dengan banyak hiasan permata."Jadi, kau dapat pejantan seperti apa lagi?" ucap Mingyu meremehkan."Tutup mulutmu! Dia itu berbeda, dia sangat t
"Jaga kereta, pastikan Raja dan Ratu aman!" teriak suara panglima perang dari luar.Mendengar teriakan itu Mingyu dan Ling saling bertatapan. Mereka menautkan alisnya, keduanya khawatir kalau sang Raja Iblis kembali sedangkan kondisi Longwei terima memungkinkan."Kau jaga Longwei, aku akan keluar." Ling membuka pintu dan segera turun dari kereta.Mata Ling terbelalak saat melihat pasukannya sudah dia serang dengan segerombolan mayat hidup. Pasukannya begitu kewalahan saat musuhnya tidak bisa di lumpuhkan hanya dengan tebasan pedang."Astaga! Apa lagi ini," Ling segera membantu para prajuritnya.Wanita itu turun dan mulai mengayunkan pedangnya. Perutnya terasa mual saat melihat musuh yang begitu mengerikan di hadapannya.Tubuh mereka sudah banyak luka dalam dan mengalir cairan merah kental dengan bau busuk. Tapi mereka masih kuat melawan, bahkan dengan kekuatan yang cukup besar.Ling terus mengayunkan pedangnya, tapi sang musuh tetap berdiri tegak. Bahkan bisa orang itu bisa mematahkan
Tubuh Ling begitu sakit, tulang sumsumnya terasa remuk saat merasa ada sesuatu yang memaksa untuk keluar dari tubuh bagian belakangnya.Arghh ...Ling mengerang kesakitan hingga membuyarkan memori kenangan Jieun dan Mingyu. Keduanya menatap langit malam yang cerah akibat inti jiwa rubah yang menyatu pada tubuh Ling.Jieun segera membaca mantra dan mengarah kekuatannya ke arah Ling, cahaya kuning bak matahari perlahan redup. Mulai terlihat Ling dengan wujud barunya.Luka di goresan di pipi Ling menghilang, wajahnya terlihat lebih cantik dan berseri. Mata tajam yang menyala itu perlahan redup. Ekornya mengembang dan mulai mengeluarkan api berwarna biru."Inti jiwa rubah sudah menyatu pada tubuhnya, sekarang dia adalah siluman rubah seutuhnya," celetuk Mingyu."Ya, semoga saja dia bisa mengendalikan jiwa liarnya itu," ucap Jieun masih membantu Ling untuk mengontrol kekuatan barunya.Perlahan tubuh Ling turun. Wanita itu sudah tidak mengeluarkan cahaya terang, sorot mata tajamnya mengarah
Seorang pria dengan tubuh tegap melangkah memasuki ruang gelap dan dingin, bahkan hembusan napasnya berubah menjadi asap tipis karena suhu di bawah rata-rata.Hanya dengan sekali petikan jari es yang menyelimuti naga hitam di hadapannya mencair, mata naga itu berubah menjadi merah menyala. Pria dengan hanfu hitam itu tersenyum tipis."Selamat datang kembali Naga hitam, lama sekali kita tidak bertemu," kekeh pria dengan mata merah menyala itu.Naga di hadapannya hanya bungkam. Hembusan napas hangat sang naga membuat hawa dingin yang menyelimuti ruangan menjadi panas."Bagaimanapun usahamu, kau tidak akan bisa membawa inti jiwa naga masuk ke tubuhmu. Takdir sudah tertulis dan itu bukan kau," ucap sang naga penuh bijaksana.Raja Iblis tertawa kecil mendengar ucapan naga yang bahkan saat ini terlihat lemah karena lepas dari raga sang pemilik. Inti jiwa dan raga bersifat kesinambungan. Mereka tidak akan berarti apa-apa bila terpisah.Namun mereka juga tidak bisa di binasa bila salah satu d
Ling dan Longwei duduk di singgasana kerajaan Xuang, mereka tampak serasi dengan hanfu mewah yang membalut tubuhnya. Pria itu tampak gagah dengan hanfu hitam, warna ciri khas kerajaan Xuang. Di hadapannya, tampak sang panglima perang, Xiaoling sedang menghunuskan pedangnya ke arah salah satu Kasim tertinggi.Sama seperti perkiraan, akan ada penolakan di kerajaan ini. Terlebih terdengar kabar kalau sang Raja hanyalah pria penyakitan tanpa mempunyai kelebihan.Pria dengan rambut putih dan wajah senja itu berulang kali membuang ludah ke arah Longwei, sang Raja baru. "Aku tidak sudi mengabdi pada Raja lemah sepertimu!" teriak Kasim tertinggi tersebut.Xiaoli semakin menekan pedang ke leher pria tua itu, walaupun dia mempunyai pemikiran yang sama. Panglima perang itu tetap memiliki batasan. Dia tidak mungkin secara terang-terangan menolak sang Raja. "Apakah aku harus mempercepat kematianmu? Hah!" bentak Xiaoli.Pria tua itu tetap bersi kukuh, dia tidak peduli dengan pedang yang sudah se
Awan hitam memenuhi negara Xuang, kilatan petir yang menyambar membuat penduduk bergidik ngeri. Mereka segera masuk ke dalam rumahnya.Angin seolah murka, tidak sedikit rumah warga dan pepohonan habis di hantamnya. Terdengar banyak orang yang memohon pada Dewa langit untuk keselamatannya.Baru kali ini negri Xuang di hantam badai besar, tak sedikit orang menyalahkan Raja yang baru saja mengambil alih kerjaan Xuang."Bersiaplah, kita akan menyambut kedatangan Raja Iblis." Mingyu sudah mempersiapkan diri.Sementara wanita dengan hanfu putih bersih sudah merubah wujudnya menjadi siluman Rubah dengan ekor sembilan yang mengembang sempurna.Rasa dendam pada jiwanya membuat wanita tersebut bertekad menghabisi nyawa raja Iblis, karena orang keji itu kehidupan menjadi menderita."Aku sudah lama menantikan hari ini," Jieun tersenyum penuh arti."Jangan senang dulu, kita tidak tau kejutan apa yang Raja iblis berikan nanti," Mingyu mulai khawatir. Melihat keadaan Longwei saat ini, sangat minim
Raja Iblis melangkah maju diikuti Ling yang mundur teratur. Wanita itu mengayunkan pedang yang dia genggam ke arah pria manik mata merah. Sedikit pun pria itu tidak ketakutan, dia menghentikan langkahnya dan menepis pedang itu dengan tangan kosong. Tetesan darah mulai menetes dan membasahi lantai."Aku tidak percaya kau bisa berbuat seperti ini demi pria yang bahkan tidak pernah menganggap mu ada," ucap Raja Iblis memulai hasutannya.Ling menarik pedang dengan kembali menebas sosok pria berjubah hitam di hadapannya. Tetap sama, pria itu tidak bergeser sedikit pun."Akan lebih menarik jika kau menikah denganku, kita akan memimpin tiga dunia bersama. Tidak akan ada orang yang bisa menghentikan kita," Raja Iblis menatap tajam mata lebar yang menunjukkan kepedihan itu."Aku lebih baik mati dari pada harus menikah denganmu!" Ling mulai menyerang. Wanita itu menghunuskan pedang ke arah Raja Iblis.Karena kehilanghan kesabaran pria berjubah hitam itu mengeluarkan tenaga dalam dan membalas s