Ling dan Longwei duduk di singgasana kerajaan Xuang, mereka tampak serasi dengan hanfu mewah yang membalut tubuhnya. Pria itu tampak gagah dengan hanfu hitam, warna ciri khas kerajaan Xuang. Di hadapannya, tampak sang panglima perang, Xiaoling sedang menghunuskan pedangnya ke arah salah satu Kasim tertinggi.Sama seperti perkiraan, akan ada penolakan di kerajaan ini. Terlebih terdengar kabar kalau sang Raja hanyalah pria penyakitan tanpa mempunyai kelebihan.Pria dengan rambut putih dan wajah senja itu berulang kali membuang ludah ke arah Longwei, sang Raja baru. "Aku tidak sudi mengabdi pada Raja lemah sepertimu!" teriak Kasim tertinggi tersebut.Xiaoli semakin menekan pedang ke leher pria tua itu, walaupun dia mempunyai pemikiran yang sama. Panglima perang itu tetap memiliki batasan. Dia tidak mungkin secara terang-terangan menolak sang Raja. "Apakah aku harus mempercepat kematianmu? Hah!" bentak Xiaoli.Pria tua itu tetap bersi kukuh, dia tidak peduli dengan pedang yang sudah se
Awan hitam memenuhi negara Xuang, kilatan petir yang menyambar membuat penduduk bergidik ngeri. Mereka segera masuk ke dalam rumahnya.Angin seolah murka, tidak sedikit rumah warga dan pepohonan habis di hantamnya. Terdengar banyak orang yang memohon pada Dewa langit untuk keselamatannya.Baru kali ini negri Xuang di hantam badai besar, tak sedikit orang menyalahkan Raja yang baru saja mengambil alih kerjaan Xuang."Bersiaplah, kita akan menyambut kedatangan Raja Iblis." Mingyu sudah mempersiapkan diri.Sementara wanita dengan hanfu putih bersih sudah merubah wujudnya menjadi siluman Rubah dengan ekor sembilan yang mengembang sempurna.Rasa dendam pada jiwanya membuat wanita tersebut bertekad menghabisi nyawa raja Iblis, karena orang keji itu kehidupan menjadi menderita."Aku sudah lama menantikan hari ini," Jieun tersenyum penuh arti."Jangan senang dulu, kita tidak tau kejutan apa yang Raja iblis berikan nanti," Mingyu mulai khawatir. Melihat keadaan Longwei saat ini, sangat minim
Raja Iblis melangkah maju diikuti Ling yang mundur teratur. Wanita itu mengayunkan pedang yang dia genggam ke arah pria manik mata merah. Sedikit pun pria itu tidak ketakutan, dia menghentikan langkahnya dan menepis pedang itu dengan tangan kosong. Tetesan darah mulai menetes dan membasahi lantai."Aku tidak percaya kau bisa berbuat seperti ini demi pria yang bahkan tidak pernah menganggap mu ada," ucap Raja Iblis memulai hasutannya.Ling menarik pedang dengan kembali menebas sosok pria berjubah hitam di hadapannya. Tetap sama, pria itu tidak bergeser sedikit pun."Akan lebih menarik jika kau menikah denganku, kita akan memimpin tiga dunia bersama. Tidak akan ada orang yang bisa menghentikan kita," Raja Iblis menatap tajam mata lebar yang menunjukkan kepedihan itu."Aku lebih baik mati dari pada harus menikah denganmu!" Ling mulai menyerang. Wanita itu menghunuskan pedang ke arah Raja Iblis.Karena kehilanghan kesabaran pria berjubah hitam itu mengeluarkan tenaga dalam dan membalas s
Raja Iblis membalikkan tubuhnya, dia menyerang Ling dengan kekuatan dalam. Karena kondisi yang melemah tubuh Ling kembali terhempas. Darah segar kembali keluar dari bibir tipis wanita itu. Longwei melangkah perlahan ke luar kamar, aura kekuatan begitu besar dan semua itu keluar dari tubuh Longwei."Malam ini kau harus membayarnya Iblis terkutuk!" ucap Longwei geram.Tubuh mengeluarkan energi yang cukup dahsyat. Angin yang sudah tenang berhembus lembut diiringi rintiknya air hujan. Sang naga terbang berputar-putar di langit.Raja Iblis mengerang kesakitan saat rintikan air hujan membasahi tubuhnya. Jantungnya berdenyut nyeri seolah di cengkram kuat."Sudah selesai," ucap Longwei tanpa ekspresi.Tangan Longwei di angkat ke atas. Cahaya biru mulai keluar dari tubuh Raja Iblis. Terdengar erangan yang begitu menyakitkan keluar dari mulut pria berjubah hitam itu.Di saat bersamaan, Jiali dan Wencheng tiba. Keduanya tercengang saat melihat Sang pemimpi kegelapan tak berdaya. Keduanya hendak
Ling baru terbangun, pandangannya tertuju pada cahaya mentari pagi yang menerobos lewat jendela. Dia segera bangkit dari ranjang setelah mengingat sesuatu."Ratu, kondisi Anda belum pulih, mohon istirahat," ucap salah satu pelayan istana."Dimana Baginda raja?" tanya Ling khawatir."Baginda meditasi di ruang pengasingan, untuk saat ini tidak ada satupun orang yang bisa masuk," "Baiklah kau bisa pergi!" Ling melempar pandangan ke arah lain.Kepalanya masih terasa sakit, begitupun tubuhnya. Dia berusaha bangkit dan melangkah mendekati jendela. Hembusan angin membawa kesejukan menentramkan hatinya.Sudah lama dia tidak menghirup udara segar seperti ini, terakhir kali saat dia berada di negara Qing. Itupun hanya sebentar.Sepertinya peristiwa semalam telah mengubah hawa negatif di negri Xuang. Saat dia pertama kali datang. Dia bisa merasakan energi negatif yang lebih dominan.Terdengar suara pintu terbuka, seorang wanita paruh baya berhamburan memeluk Ling. Tetesan air mata membasahi bahu
Ling masih terpaku. Dia berharap apa yang di dengarnya hanyalah sebuah mimpi buruk. Setelah semua yang terjadi, dia malah mendapat kabar kalau pria itu memilih pergi.Wanita itu bisa terima kalau dia dan Longwei tidak bisa bersatu. Dia juga menerima bagaimanapun kondisi pria itu, tapi semua terasa sia-sia.Senyum dan wajah cerah yang terpancar hilang sudah. Hatinya saat ini benar-benar hancur saat ini. Dia tidak bisa bertemu dengan pria yang di cintai itu."Dia ingin kau menjalani hidup dengan normal dan tidak terbebani dengan kehadirannya," Mingyu mulai menjelaskan.Mendengar itu Ling tersenyum kecut, dia menghapus buliran air mata yang perlahan menetes di pipi lembutnya."Dulu aku tidak percaya kalau cinta memang benar ada di dunia ini. Kalau memang ada cinta, kenapa ibuku dulu tega menyiksaku. Lalu Ayah, dia memilih banyak wanita dan bisa bebas memilih ingin bersama siapa." Air mata Ling terus rembes."Aku memutuskan untuk pergi ke hutan siluman, bukan tanpa maksud. Aku menghindar i
Mata Qing terbelalak saat melihat kondisi Longwei. Kobaran api membakar tubuhnya. Qing mencoba membantu temannya dengan tenaga dalam. Butuh waktu cukup lama baginya memadamkan api."Longwei, kau baik-baik saja?" Qing segera mebantu Longwei untuk bangkit.Perlahan Longwei membuka matanya. Tubuhnya di penuhi banyak luka bakar. Pria itu merintih kesakitan. Melihat ini Qing iba, dia tidak menyangka temannya akan melakukan hal demikian."Ling dan Qixuang adalah orang yang berbeda, kenapa kau melakukan hal seperti ini?" Qing memapah Longwei menuju tempat tidur yang terbuat dfari bambu dan tanpa alas kasur.Raja Iblis adalah takdir Ling. Setelah kepergiannya, Longwei tidak mau wanita yang dia cintai kesepian. Mungkin saat ini takdirnya adalah orang jahat, tapi masih ada cara untuk merubahnya bukan?Tidak ada salahnya sedikit berjuang untuk menebus kesalahannya pada Ling. Wanita itu sudah banyak berkorban untuknya."Kalau kau seperti ini bagaimana inti jiwa Iblis, jiwa terkutuk itu akan mendom
Dari kejauhan kabut putih yang menyelimuti permukaan laut perlahan memudar. Air yang tadinya tenang mendadak bergelombang. Terdengar suara kapan yang di perkirakan cukup besar. Mingyu sudah memberi aba-aba untuk bersiap. Naluri rubahnya sudah memberi insting kalau musuh mereka bukan sembarang.Mingyu melihat jauh ke arah laut, tampak seorang pria dengan tubuh tegap memakai topeng dan jubah yang berkibar di tabrak angin.Mata Mingyu menyipit, berusaha melihat dengan jelas keadaan kapal dan mencari tau seberapa banyak musuh yang akan mereka lawan. Kembali dia tercengang.'Tidak ada satu prajurit pun!?'"Ada apa?" tanya Jieun yang melihat ekspresi terkejut Mingyu."Apa kau merasakan hal yang sama?""Ya ... sepertinya akan ada mayat hidup lagi," jawab Jieun enteng."Tali di kapal tidak ada prajurit sedikit pun," jawab Mingyu kebingungan."Atau jangan-jangan ..." Jieun menoleh kebelakang, tepat seperti dugaannya. Mereka sudah di kepung. Di belakang mereka sudah berbaris banyak orang denga