Share

Part 68

last update Last Updated: 2025-03-19 18:01:49

Perahu motor mereka bergetar pelan saat gelombang semakin kuat. Johan, Evelyn, dan Darius berdiri menatap kapal besar yang perlahan muncul dari balik kabut. Siluetnya gelap, tanpa tanda pengenal yang jelas.

Darius mengaktifkan teropongnya dan mengamati kapal itu dengan cermat. “Tidak ada bendera. Tidak ada nomor lambung. Ini bukan kapal biasa.”

Evelyn menggertakkan giginya. “Seseorang tahu kita ada di sini.”

Gregoire tertawa pelan, meskipun kedua tangannya masih terikat erat. “Tepat sekali. Dan sekarang, kalian hanya punya dua pilihan: menyerah atau tenggelam.”

Johan hanya menatapnya sebentar sebelum beralih ke Evelyn dan Darius. “Aku lebih suka pilihan ketiga.”

Darius menaikkan alisnya. “Dan itu?”

Johan tersenyum tajam. “Kita hancurkan mereka sebelum mereka sadar apa yang terjadi.”

Tiba-tiba, suara dengungan rendah terdengar dari kejauhan. Beberapa detik kemudian, cahaya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkitnya Johan   Part 69

    Angin laut berhembus kencang saat Johan berdiri di atas perahu yang kini telah ia kuasai. Asap dari ledakan dan suara ombak yang menghantam lambung kapal menjadi latar belakang yang sempurna untuk satu hal: perburuan dimulai. Kapal musuh, yang sebelumnya mengejar mereka dengan kepercayaan diri penuh, kini mulai berbalik arah, mencoba melarikan diri ke dalam kabut tebal. Namun, Johan hanya menyeringai. “Mereka pikir bisa kabur begitu saja?” gumamnya sambil meraih kemudi perahu. Dengan satu gerakan cepat, ia memutar tuas gas hingga ke batas maksimum. Mesin meraung, dan perahu melesat membelah ombak menuju kapal utama musuh. Di atas kapal besar itu, para anak buah Moreau tampak panik. Beberapa dari mereka berteriak memerintahkan persiapan pertahanan, sementara yang lain mulai mengarahkan senjata ke perahu Johan. Peluru pertama melesat, menghantam air di sekitarnya. Namun, Johan tetap tenang. Dengan satu tangan di kemudi, i

    Last Updated : 2025-03-19
  • Bangkitnya Johan   Part 70

    Johan bergerak cepat menuju ruang kapten, tubuhnya tetap waspada. Di kejauhan, suara baling-baling helikopter mulai berputar, menandakan Moreau sudah bersiap untuk kabur. Saat ia sampai di tangga menuju dek atas, dua penjaga muncul, masing-masing membawa senapan serbu. DOR! DOR! Johan berguling ke samping, berlindung di balik peti kayu besar sebelum membalas tembakan dengan akurat. DOR! DOR! Salah satu pria langsung terjatuh, peluru Johan menembus dadanya. Pria kedua mencoba berlindung, tetapi Johan sudah lebih cepat. Ia melompat keluar dari perlindungan dan menembakkan peluru tepat ke lutut lawannya. Pria itu menjerit, jatuh berlutut, tetapi Johan tidak memberinya kesempatan. Dengan langkah tenang, ia mendekat dan melepaskan satu tembakan ke kepala. Selesai. Tanpa membuang waktu, Johan melangkah ke dek atas. Helikopter kini sudah menyala penuh, baling-bali

    Last Updated : 2025-03-19
  • Bangkitnya Johan   Part 71

    Johan berdiri di atas dek kapal yang kini penuh dengan tubuh tak bernyawa dan serpihan sisa pertempuran. Udara malam yang dingin terasa menusuk kulit, tetapi pikirannya tetap tajam. Ia baru saja menghabisi musuh terakhirnya, dan kini hanya ada satu hal yang harus dilakukan—keluar dari tempat ini sebelum bala bantuan Moreau datang. Suara alat komunikasinya kembali berbunyi. "Johan, kau masih di sana? Kami hampir sampai di titik pertemuan." Suara Evelyn terdengar tegas namun sedikit khawatir. Johan menekan tombol di alat komunikasi. "Aku masih di kapal. Tidak ada ancaman lagi di sini. Kalian di mana?" "Kami sudah mendekati pantai. Ada dermaga tua sekitar 500 meter dari posisimu. Bisa kau sampai ke sana?" Johan menatap ke arah laut, melihat ombak yang berkilauan di bawah sinar bulan. Kapal ini sudah tidak bisa digunakan lagi. Mesin utama hancur akibat ledakan sebelumnya, dan dari kejauhan, ia bisa melihat b

    Last Updated : 2025-03-20
  • Bangkitnya Johan   Part 72

    Mobil hitam itu melaju tanpa henti menuju persembunyian sementara yang telah dipersiapkan oleh Darius. Di dalam kabin yang sunyi, hanya suara mesin dan hembusan napas berat yang terdengar. Johan bersandar di kursinya, matanya menatap lurus ke depan, pikirannya berputar mencari celah untuk mengatasi ancaman baru yang baru saja mereka ketahui—Ludger Falkenhayn. Evelyn menatap Gregoire yang masih terikat di kursi belakang. “Katakan padaku satu hal, Gregoire. Kenapa Ludger tertarik dengan perusahaan kami? Apa yang sebenarnya dia inginkan?” Gregoire menyeringai kecil. “Kalian tidak menyadarinya? Perusahaan ini lebih dari sekadar bisnis dagang biasa. Kalian memiliki aset, koneksi, dan informasi yang sangat berharga. Dan Ludger tidak menginginkan itu untuk dirinya sendiri—dia ingin memastikan tidak ada yang bisa menyainginya.” Darius mendengus. “Jadi, jika dia tidak bisa memilikinya, dia akan menghancurkannya?” Gregoire mengan

    Last Updated : 2025-03-20
  • Bangkitnya Johan   Part 73

    Mobil melaju dalam keheningan, hanya suara mesin yang terdengar di antara mereka. Sisa pertempuran barusan masih terasa di udara, dan meskipun mereka berhasil lolos, semua orang di dalam mobil tahu bahwa ancaman belum berakhir. Johan duduk diam di kursinya, matanya fokus ke jalanan yang gelap. Gregoire, yang masih terikat di kursi belakang, menghela napas panjang sebelum akhirnya berbicara. “Ludger tidak akan berhenti hanya karena kalian mengalahkan beberapa anak buahnya.” Evelyn meliriknya. “Kami tahu itu.” Gregoire menyeringai kecil. “Tapi kalian belum tahu seberapa jauh dia bisa pergi.” Darius yang masih berkonsentrasi mengemudi menoleh sekilas ke kaca spion. “Kalau kau punya sesuatu yang lebih dari sekadar peringatan samar, sebaiknya kau katakan sekarang.” Gregoire mencondongkan tubuhnya ke depan sedikit, meskipun tali di pergelangannya masih mengikat erat. “Kalian pikir Ludger hanya

    Last Updated : 2025-03-20
  • Bangkitnya Johan   Part 74

    Asap masih mengepul dari reruntuhan, sementara suara tembakan mulai mereda. Evelyn, Darius, dan Johan berdiri di antara mayat para Hounds yang tergeletak di tanah, memastikan tidak ada yang tersisa. Gregoire, masih dalam keadaan terikat, menyaksikan semuanya dengan tatapan penuh ketakutan dan kekaguman. “Aku harus mengakui… kalian lebih tangguh dari yang kuduga.” Evelyn tidak menanggapi. Matanya masih mengawasi sekeliling, mencari tanda-tanda bahaya lain. “Kita tidak bisa tinggal di sini. Jika Hounds sudah menemukan tempat ini, maka Ludger pasti tahu.” Darius mengangguk, memasukkan peluru baru ke dalam senjatanya. “Kemana kita pergi sekarang?” Johan memandangi tubuh-tubuh yang tergeletak di tanah sebelum menjawab, suaranya dingin dan penuh kepastian. “Kita tidak lari. Kita serang balik.” Gregoire terkekeh. “Itu terdengar seperti bunuh diri.” Johan berbalik menatapnya, matanya tajam. “Ludg

    Last Updated : 2025-03-20
  • Bangkitnya Johan   Part 75

    Di dalam persembunyian sementara, Johan, Evelyn, Darius, dan Gregoire duduk mengelilingi meja yang penuh dengan peta dan dokumen. Cahaya lampu redup menerangi wajah mereka yang serius. Gregoire menunjuk sebuah titik di peta. “Inilah fasilitas Ludger di perbatasan Varestia. Tempat ini tidak hanya menjadi pusat komando, tapi juga gudang penyimpanan senjata dan dokumen penting.” Evelyn menyilangkan tangan. “Berapa banyak penjaga?” Gregoire berpikir sejenak. “Minimal dua lusin, mungkin lebih. Mereka bukan sekadar prajurit bayaran biasa. Sebagian dari mereka adalah mantan tentara dan agen bayangan yang bekerja di bawah Ludger selama bertahun-tahun.” Darius menghela napas. “Jadi kita berhadapan dengan pasukan elit.” Sebelum Johan sempat menjawab, suara langkah kaki terdengar mendekat. Pintu terbuka, dan seorang pria dengan postur tegap memasuki ruangan bersama beberapa anak buahnya. “Maaf terla

    Last Updated : 2025-03-21
  • Bangkitnya Johan   Part 76

    Johan dan timnya menyelinap melewati lorong-lorong sempit fasilitas. Setiap langkah mereka terukur, setiap napas mereka dijaga agar tidak menimbulkan suara. Mereka tahu bahwa di balik dinding-dinding ini, Ludger dan anak buahnya sedang menunggu tanpa menyadari bahaya yang mengintai. Gregoire, yang paling mengenal tata letak fasilitas ini, memberi isyarat untuk berhenti di sebuah persimpangan. “Di depan ada ruang pusat kendali. Jika kita bisa menguasainya, kita bisa memutus komunikasi mereka dan mengendalikan sistem keamanan.” Johan menatap Evelyn. “Kita serang cepat dan efisien. Tidak boleh ada yang lolos.” Evelyn mengangguk, begitu pula anggota tim lainnya. Dengan gerakan serempak, mereka bergerak maju. Saat mereka hampir mencapai pintu pusat kendali, seorang penjaga keluar dari ruangan dengan secangkir kopi di tangan. Matanya membelalak melihat Johan dan yang lainnya. Sebelum sempat bersuara, Johan bergerak lebih cepat. Ia menebas

    Last Updated : 2025-03-21

Latest chapter

  • Bangkitnya Johan   Part 100

    BZZT! BZZT! Puluhan drone tempur mulai bergerak, mengelilingi Johan dengan formasi sempurna. Senjata otomatis yang terpasang di bawah mereka menyala merah, bersiap menembakkan peluru berkecepatan tinggi. Leon Albrecht berdiri dengan percaya diri, senyumnya penuh kemenangan. "Kau mungkin kuat dalam pertarungan tangan kosong, Johan. Tapi coba lihat, bahkan kau tidak bisa menangkis hujan peluru dari semua arah." Johan hanya menghela napas, menatap Leon dengan tatapan dingin. "Aku sudah menumbangkan Wilhelm yang jauh lebih unggul dalam teknologi dibandingkan kau, Leon. Apa kau benar-benar berpikir ini cukup untuk menjatuhkanku?" Leon tertawa kecil, mengetuk layar di arlojinya. "Kita lihat saja." "TEMBAK!" BRRRTTTTTTT! Dalam sekejap, hujan peluru melesat ke arah Johan dari berbagai sudut. Namun, Johan tidak bergerak sedikit pun. S

  • Bangkitnya Johan   Part 99

    Malam yang kelam menyelimuti kota Eisenwald. Di kejauhan, Menara Aeternum berdiri megah seperti monumen kekuasaan keluarga Albrecht. Namun, malam ini menara itu bukan hanya sekadar lambang kejayaan—ia akan menjadi medan perang. Johan turun dari mobil bersama Evelyn dan Darius. Di belakang mereka, puluhan anggota pasukan elit Arthura Trade & Co telah bersiap dengan senjata lengkap. Darius menyeringai saat melihat menara yang penuh dengan penjaga. "Leon benar-benar tidak main-main. Aku menghitung setidaknya 50 penjaga hanya di bagian luar." Evelyn menghela napas dan memeriksa peluru di pistolnya. "Kita masuk dengan paksa atau menyelinap?" Johan melangkah maju, mengenakan sarung tangannya dengan tenang. "Kita masuk seperti badai." ________________________________________ Di dalam Menara Aeternum… Leon Albrecht duduk di ruangannya, menyesap anggur merah dengan

  • Bangkitnya Johan   Part 98

    Di jantung Eisenwald, pertempuran tak kasat mata mulai berkecamuk. Leon Albrecht tidak membuang waktu. Begitu ia menyadari serangan Johan telah menghancurkan sebagian besar operasional rahasia keluarganya, ia langsung mengaktifkan Sentinel Malam—kelompok pembunuh bayangan yang selama ini menjadi kekuatan tersembunyi keluarga Albrecht. Mereka bukan sekadar algojo. Mereka adalah hantu yang bergerak tanpa suara, spesialis dalam eliminasi cepat dan bersih. Dan target pertama mereka malam ini: Johan. ________________________________________ Di markas Arthura Trade & Co, Johan sedang membaca laporan terbaru. Darius masuk dengan ekspresi tegang. "Ada sesuatu yang tidak beres. Beberapa titik pengawasan kita di distrik finansial tiba-tiba terputus komunikasi." Evelyn, yang sedang duduk di meja sambil mengasah pisaunya, menegakkan tubuhnya. "Itu tidak mungkin kebetulan."

  • Bangkitnya Johan   Part 97

    Di jantung kota Eisenwald, Johan berjalan santai di sepanjang koridor markas Arthura Trade & Co. Tangannya bersedekap di belakang punggung, ekspresinya tenang, tetapi matanya tajam seperti seekor elang yang mengamati mangsanya. "Sudah ada pergerakan dari pihak Albrecht?" tanyanya tanpa menoleh. Darius, yang berdiri di sampingnya, mengangguk sambil menyerahkan sebuah laporan. "Mereka mulai menyerang gudang-gudang kita. Beberapa agen kita di pasar saham juga menerima ancaman. Tapi ini belum serangan penuh." Evelyn, yang duduk di meja dengan satu kaki bersilang, tertawa kecil. "Leon terlalu pintar untuk bertindak gegabah. Dia pasti ingin mengujimu lebih dulu sebelum mengerahkan semua kekuatannya." Johan tersenyum tipis. "Biarkan dia mencoba. Saat dia sadar bahwa dia telah bermain di dalam permainanku, itu sudah terlambat baginya." ________________________________________ Di sisi lain kota, s

  • Bangkitnya Johan   Part 96

    Hari itu, Eisenwald menjadi pusat perhatian seluruh Astvaria. Bursa saham yang biasanya stabil kini bergejolak liar. Para investor panik setelah membaca berita tentang kemungkinan krisis finansial yang mengancam perusahaan-perusahaan di bawah kendali Keluarga Albrecht. Di dalam gedung megah Albrecht Financial Group, Leon Albrecht berdiri di depan jendela kantornya yang luas. Matanya menatap ke kejauhan, namun pikirannya penuh dengan kemarahan. "Siapa yang berani mengguncang pasarku seperti ini?" suaranya terdengar dingin. Asisten pribadinya, Friedrich Hahn, melangkah masuk dengan wajah serius. "Tuan Muda, kami telah melacak sumber pergerakan saham yang tidak biasa ini. Tampaknya beberapa investor besar mulai menarik dana mereka secara tiba-tiba." Leon berbalik, matanya menyala dengan kemarahan yang tertahan. "Investor mana saja?" Friedrich membuka tablet di tangannya dan membacakan lapora

  • Bangkitnya Johan   Part 95

    Velmoria kini berada dalam kendali Johan. Keluarga Hohenberg telah tumbang, meninggalkan kekosongan kekuasaan yang langsung diisi oleh Arthura Trade & Co. Dengan jatuhnya keluarga ini, pengaruh jahat mereka dalam politik dan ekonomi mulai terkikis. Namun, Johan belum selesai. Di dalam sebuah ruang pertemuan rahasia di bekas markas Hohenberg, Johan berdiri di depan sebuah peta besar Astvaria yang penuh dengan tanda dan catatan. Evelyn, Darius, dan beberapa orang kepercayaannya duduk di sekeliling meja. "Hohenberg sudah lenyap," Evelyn membuka pembicaraan. "Siapa target kita berikutnya?" Johan menatap ke arah barat, kota Eisenwald, tempat markas Keluarga Albrecht. "Albrecht," ujar Johan dengan nada datar namun penuh makna. Darius bersiul pelan. "Jadi, kita akan menargetkan sumber keuangan mereka?" Evelyn menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Mereka bukan pejuang seperti Wilhelm a

  • Bangkitnya Johan   Part 94

    Udara malam di Velmoria masih terasa tegang setelah pertempuran singkat di dalam markas Hohenberg. Johan, Evelyn, dan Darius bergerak cepat melalui gang-gang gelap, menghindari patroli yang mulai menyebar ke seluruh kota. "Dimana titik pertemuan?" tanya Evelyn sambil tetap waspada. "Di distrik industri," jawab Darius. "Rangga dan anak buahnya sudah menunggu di sana." Johan tetap diam, matanya tajam mengamati setiap sudut jalan. Ia tahu pertempuran ini belum selesai. Pemburuan Dimulai Tak lama kemudian, sirene berbunyi di seluruh Velmoria. Hohenberg telah menyadari bahwa ada penyusup, dan mereka tidak akan membiarkan Johan serta timnya pergi begitu saja. "Darius, seberapa penting informasi yang kita ambil?" tanya Johan sambil tetap berjalan. Darius tersenyum sinis. "Cukup untuk menjatuhkan beberapa cabang bisnis Hohenberg dan mengungkap operasi kotor mereka di Astvaria."

  • Bangkitnya Johan   Part 93

    Kabut tipis menyelimuti kota Velmoria saat fajar mulai menyingsing. Kota ini adalah pusat informasi dan mata-mata Astvaria, dipenuhi oleh agen rahasia, tentara bayaran, dan para penguasa bayangan yang setia pada Keluarga Hohenberg. Jika ada satu tempat di mana informasi bisa menjadi senjata mematikan, itu adalah di sini. Johan dan timnya sudah memasuki kota dengan cara yang paling aman—melalui jaringan bawah tanah. Sejak beberapa waktu lalu, anak buahnya telah menyusup ke dalam Velmoria, mempersiapkan jalur aman dan mengamati pergerakan musuh. Darius membuka sebuah peta kecil dan menunjukkannya pada Johan. "Kita punya beberapa tempat yang bisa kita gunakan sebagai titik aman. Tapi ingat, Hohenberg punya mata-mata di mana-mana. Kita harus bergerak dengan sangat hati-hati." Johan mengangguk. "Target pertama kita adalah pusat intelijen mereka. Jika kita bisa melumpuhkan sistem komunikasi mereka, kita bisa mengendalikan informasi di kota i

  • Bangkitnya Johan   Part 92

    Johan berdiri di atas balkon gedung utama di Granz, menatap ke arah cakrawala yang jauh. Kota Velmoria yang dikuasai Keluarga Hohenberg sudah mulai mengalami guncangan akibat serangkaian sabotase yang diperintahkan olehnya. Tapi ini baru awal. Darius berjalan mendekat, berdiri di sampingnya. "Johan, aku sudah lama ingin bertanya," katanya, suaranya serius. "Kenapa kau begitu gigih ingin menghancurkan kejahatan dalam 12 Keluarga Teratas dan juga 6 Keluarga Kuno?" Johan tetap diam beberapa saat, lalu berbicara tanpa menoleh. "Karena mereka adalah akar dari kegelapan di Astvaria." Darius mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?" Johan menutup matanya sejenak, mengingat masa lalu yang tidak pernah bisa ia lupakan. Luka Lama dan Pengkhianatan Dulu, Astvaria adalah negara yang lebih kuat dan bersatu, tetapi kekuatan itu hanya bertahan di permukaan. Di balik layar, 12 Keluarga Teratas da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status