Share

Sebuah Takdir

Di sekolah, Syadea sulit sekali berkonsentrasi dalam menerima mata pelajaran. Sejak mendengar kabar mengenai Maira dan Farel pagi tadi, moodnya hancur seketika.

'Ya Allah, apakah ini balasan atas penantianku selama ini? Apakah chat semalam itu hanya sekadar bualan saja? Apa selama ini aku terlalu bodoh menutup hati untuk yang lain demi menunggu dia yang bahkan sebelumnya pun tak pernah berkata cinta?'

"Dea, ikut ke lapangan yuk," ajak Rere, teman sekelasnya yang melihat gadis itu tengah termenung seorang diri.

"Gak ah, gue malas, gue mau di kelas aja," jawab Syadea kemudian merebahkan lagi kepalanya di atas meja.

"Lo sakit?" tanya temannya lagi, kali ini ia menyentuh kening Syadea yang bersuhu normal.

"Enggak, gue gak sakit kok, gue cuma bad mood aja," jawabnya.

"Udah ah gak usah badmood segala, mendingan sekarang kita ke lapangan, kan lagi ada tournamen basket, katanya ada kapten keren dari sekolah lain loh, gue penasaran mau lihat," ajaknya dengan menarik paksa lengan Syadea.

Dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status