Home / Pernikahan / Bangkitnya Istri yang Terbuang / Penyesalan Radit dan Malam Pertama Dian

Share

Penyesalan Radit dan Malam Pertama Dian

Author: Yulistriani
last update Last Updated: 2023-04-03 13:24:47

Di dalam sel, Radit duduk termenung, di kepalanya terbayang-bayang pengkhianatan Raya yang membuat hatinya kian sakit.

Flash back :

"Kan saya sudah kasih uang yang kamu minta, jadi saya mohon jangan pernah datang lagi, saya gak mau suami saya sampai tahu."

Radit menghentikan langkahnya sejenak saat tak sengaja mendengar suara Raya yang sedang melakukan panggilan di kamar.

Lelaki itu lantas menempelkan telinga pada pintu untuk mendengar pembicaraan Raya dengan orang yang ditelpon nya, sayang suara sang istri semakin samar sehingga Radit tak bisa menangkap perkataan Raya selanjutnya.

"Jangan sampai aku tahu, apa yang sebenarnya Raya rencanakan?"

Sejak hari itu, Radit merasa ada sesuatu yang Raya sembunyikan darinya, ia memutuskan mencari tahu sendiri karena Raya kian mencurigakan.

Namun, di depan Raya ia bersikap biasa saja. Radit menghampiri sang istri yang sudah selesai melakukan panggilan.

"Aku berangkat dulu, ya."

Seperti biasa, lelaki itu pamit pada Raya sebelum ke kantor, matan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nanang Dwi Prehariya Prehariya
alurnya maju-mundur, bikin bingung ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Penyesalan Mantan Mertua

    Pagi menjelang, malam tadi adalah waktu terindah untuk Dian dan suami barunya. Cerita indah akan ia torehkan di setiap lembarnya. "Mas, dengar-dengar Raya sudah kembali ke rutan."Dian memulai obrolan ketika menikmati sarapan di meja makan dengan suaminya."Oh ya?" tanya dr. Rian sembari meletakkan gelas bekas minumnya ke atas meja."Iya, Mas, kasihan pak Ahmad, sampai saat ini kita belum bisa membantu Nengsih, pasti beliau menunggu."Dian menunduk, wanita itu teringat wajah keriput Pak Ahmad yang berharap kumpul lagi dengan anaknya.Otak Dian dan suaminya kini seolah-olah buntu. Saat ini Raya ditahan karena kasus pembunuhan, sedangkan ia yakin di masa lalu Raya pernah melakukan kesalahan yang sama, tetapi ia beralibi hingga akhirnya selamat."Dulu aku begitu yakin Nengsih yang membunuh ayah karena memang hanya dia yang ada di sana saat kejadian, polisi juga menemukan sidik jari dia di barang bukti. Tapi sekarang aku yakin Nengsih gak bersalah setelah melihat video tempo hari, aku ju

    Last Updated : 2023-04-03
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Lalu Siapa Pembunuhnya?

    "Apa yang harus bunda lakukan untuk kamu?"Indira mencondongkan tubuh ke arah Raya yang menatapnya dengan pandangan serius, kedua manik hitam itu saling beradu.Raya membisikkan sesuatu pada ibunya, seketika reaksi wajah Indira berubah, wanita itu mengerutkan dahi dan menarik napas dalam lalu menghembuskan nya kasar, Indira menggelengkan kepala selama mendengar bisikan dari Raya."Huft.... tapi Bunda gak janji ya, bahkan sepertinya Bunda gak bisa, Bunda sudah terlanjur sakit hati dengan semua yang terjadi. Kamu tahu Raya, kesakitan terbesar dalam hidup Bunda adalah melihat kamu menderita, terlebih di balik jeruji besi seperti ini. Bunda gak rela mereka nanti bahagia sedangkan kamu sengsara." Indira menanggapi bisikkan Raya dengan penolakan."Tt_tapi Bun ... bukannya dulu juga Bunda mau berubah dan minta maaf sama Dian, kan? Cuma karena kehamilanku kita terpaksa menyakiti dia lagi, aku pikir mungkin sekarang saatnya untuk kita sudahi semuanya, aku capek." Raya menyela pembicaraan ibun

    Last Updated : 2023-04-03
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Ancaman Indira dan Taubatnya Raya

    Dengan didampingi Ridwan, Nengsih diantar menggunakan mobil polisi ke kontrakannya.Di sepanjang jalan gadis itu terus menangis, ia merutuki nasibnya yang kian tragis. Nengsih semakin marah pada takdir karena tak adil padanya.Dulu, keluarganya hidup bahagia meski kekurangan. Senyuman ibu, kedua adiknya dan sang ayah di kepala Nengsih terus bergantian.Kenangan indah saat tertawa bersama mereka kini semakin menambah sesak di dadanya. Kini, ayahnya telah menyusul yang lain di surga, sedangkan dirinya masih harus berkutat dengan urusan dunia yang kejam.Sesampainya di rumah kontrakan, Nengsih yang tak diborgol itu langsung merangsek masuk dan memeluk sang ayah yang sudah terbujur kaku. Sementara polisi ikut duduk dan melayat sembari menjaga Nengsih agar tak kabur."Bapak, katanya bapak mau tunggu Nengsih pulang, katanya bapak mau kita bareng-bareng lagi kayak dulu, terus kenapa sekarang bapak pergi."Nengsih meraung di atas tubuh Pak Ahmad yang sudah dingin, sesekali gadis itu mencium p

    Last Updated : 2023-04-03
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Misteri di Rumah Mawar

    Raya berusaha menahan kekesalan dalam dada. Namun, wanita bertubuh gempal dengan tato elang di lengan itu menarik mukenanya hingga berantakan."Eh, pembunuh kayak elo itu gak akan diterima tobatnya meski nangis darah sekalipun. Sudahlah, sekali jadi pembunuh ya pembunuh aja. Palingan tempat lo di neraka." Wanita itu justru menghina Raya lalu tersenyum sinis.Raya mengepalkan tangan, ia menarik napas dalam lalu melepaskan kerudung mukena yang ditarik oleh teman satu sel nya itu agar kepalanya tak sakit.Kini, Raya justru berbalik menarik ujung mukena itu dan langsung melilitkannya ke leher wanita bertubuh gempal yang sok berkuasa di lapas.Selama di dalam sel, Raya seringkali dicemooh olehnya karena anak baru, biasanya ia tak menggubris, tetapi hari ini hatinya tak tahan lagi."Oke, terus sekarang lo mau gue bunuh, hah? Lo mau sekarang kita ke neraka bareng-bareng?" tanya Raya dengan mata melotot, tangannya menarik kuat lilitan kerudung mukena berbahan parasut itu ke leher seniornya.R

    Last Updated : 2023-04-03
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Mawar yang Misterius

    "Astagfirullah, Aaaaa...."Dian menjerit lalu menutup matanya ketakutan, bau busuk yang menyengat membuat sensasi mual di perutnya, wanita itu gegas berlari ke luar. Kejadian mengerikan yang baru saja dilihatnya itu membuat seluruh tubuhnya gemetar hebat.Dian keluar rumah yang pernah disewanya, ia berniat untuk mencari bantuan meski kakinya terasa sangat lemas. Namun, karena rumah yang letaknya di hampir paling ujung membuat ia harus berlari ke blok depan."Tolong... tolong...."Dian terus menjerit, ia tak kuat untuk jalan, bayangan mengerikan tadi menghilangkan seluruh kekuatannya, sehingga ia hanya bisa berteriak di tengah tanah lapang, kakinya yang gemetar membuat langkahnya terhenti. Tak jauh dari rumah yang pernah ditempati itu sebenarnya ada penghuninya, hanya saja saat siang hari mayoritas mereka bekerja.Mendengar suara orang berteriak meminta tolong, orang-orang yang tinggal di blok depan langsung keluar dari rumahnya. Tiga orang perempuan dan dua orang laki-laki gegas berla

    Last Updated : 2023-04-03
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Playing Victim

    "Besok sidang keputusan Raya, apa kamu sudah menyiapkan semuanya, Mas?" tanya Indira pada Adi, lelaki itu hampir setiap malam datang ke tempat tinggal Indira."Iya, sudah saya siapkan semuanya, saya sudah sewa pengacara. Ya, meskipun saya gak mampu sewa yang kondang, tetapi setidaknya dia bisa mengurus semuanya kalau ternyata keadilan tidak berpihak pada anak kita," balas Adi, mantan suami Indira itu tak tahu kalau diam-diam mantan istrinya pergi ke rumah Haris."Baiklah, aku yakin pasti Raya akan bebas," kata Indira sembari menyesap teh hangat, sementara Maira sudah tertidur lelap di dalam."Semoga saja," balas Adi lagi."Ya sudah, kamu pulang lah Mas, ini sudah malam, lagi pula Maira sudah tidur," pinta Indira sembari melangkah pergi, wanita itu hendak masuk ke rumah, ia tak mempedulikan Adi yang masih duduk di kursi teras."Indira," panggil Adi, seketika langkah wanita itu terhenti dan menoleh ke arah mantan suaminya."Kenapa lagi?" tanyanya."Apa kamu mau kalau kita rujuk?" tanya

    Last Updated : 2023-04-03
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kedatangan Ayah Kandung Dian

    "Mas Haris," gumam Hasna lirih, melihat reaksi wajah sang ibu, seketika Dian mengernyitkan dahi.Begitupun Haris, lelaki yang usianya lebih tua dari Hasna itu menatap wajah mantan kekasihnya dalam, seolah-olah ada rasa bersalah yang seketika timbul di sana."Hey Bapak tua, kenapa malah bengong? Ayo tanggungjawab," pinta dr. Rian yang sangat kesal.Sementara Haris masih terpaku menyadari wanita masa lalu yang sengaja ia tinggalkan kini berada di hadapannya."Hey anak muda gak tahu sopan santun, memang harus seperti itu cara bicara dengan orang yang lebih tua."Mega yang jengah, keluar dari mobil dan tak terima mendengar suaminya dimarahi oleh anak muda."Sudah lah, Rian. Lebih baik kita pulang saja, nanti kita saja yang bawa ke bengkel," ajak Hasna sembari menarik lengan putranya.Wanita itu melirik ke arah istri sah Haris sebentar kemudian menatap lelaki masa lalunya itu dengan penuh kebencian."Tapi Bun, dia tetap harus tanggung jawab. Coba bunda lihat, kepala istriku bahkan benjol k

    Last Updated : 2023-04-03
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Citra Hilang

    Raya sujud syukur sembari menangis, wanita itu lantas berpelukan dengan kedua orangtuanya. Hari ini, hakim telah menyatakan bahwa dirinya bebas. Indira bahagia, wanita itu tak henti-hentinya memeluk anak kesayangannya. Begitupun Adi, lelaki itu mengusap kepala Raya dan terus menciumnya.Kehidupan Raya sebenarnya sempurna, kedua orangtuanya begitu menyayangi dia. Bahkan sejak kecil hidupnya selalu beruntung dari Dian.Di saat sepupunya tak tahu di mana sang ibu, ia justru bisa memeluk ibunya setiap saat. Sejak kecil ia begitu dimanja, begitupula oleh Ayahnya, ketika Dian tak pernah tahu siapa ayahnya dan jua di mana rimbanya, ia justru bisa bermain dan bergelantungan di pundak sang ayah.Raya juga memiliki banyak teman dibandingkan Dian, wanita itu memiliki kepribadian yang mudah dekat dengan orang meski terkadang sedikit judes.Didikan sang ibu yang konsumtif dan hedon, membuat Raya tumbuh dengan rasa ketidakpuasan dengan apa yang dimiliki. Indira selalu membuat Raya merasa kurang, se

    Last Updated : 2023-04-03

Latest chapter

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Ending

    "Sayang."Beni menghampiri Nengsih yang masih tersedu-sedu. Air mata wanita itu sulit terhenti. Hatinya masih saja nyeri membayangkan masalah yang menimpa keluarganya."Hmmm."Nengsih hanya berdehem, setelah jarak suaminya dekat, ia pun justru mengalihkan pandangan. Kondisi mood sedang buruk lantaran tengah premenstrual syndrom. Sehingga, hormonnya sangat berpengaruh terhadap masalah yang tengah dihadapi.Biasanya, Nengsih akan berpikir rasional. Namun, entah mengapa kali ini seakan-akan ia membenarkan ucapan Abizar bahwa semua yang terjadi antara keluarganya dengan keluarga Tiara disebabkan oleh pengkhianatan suaminya.Beni yang lelah, lantas mencoba diam, lelaki itu mencerna sikap istrinya kemudian instrospeksi diri. Namun, setelah diperhatikan sekian lama ia baru peka bahwa istrinya tengah mengalami mood swing. Sehingga, ia memeluk istrinya dari belakang, tak peduli Nengsih mengamuk, ia hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya sangat mencintai sang istri dibandingkan orang lain."Apaa

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Sahabat Jadi Cinta

    "Ya udah, sambil nunggu Kak Citra masuk aja dulu, yuk."Kedua insan itu lantas masuk ke rumah Dian. Di dalam, Abizar langsung disambut hangat oleh Dian."Abizar, apa kabar?" tanya Dian begitu pandangannya bersitatap dengan putra kedua Beni."Alhamdulillah, aku sehat Tante, Tante Dian apa kabar?"Abizar meraih tangan Dian lalu menciumnya takzim. Lelaki itu kemudian duduk di sofa, sementara Syadea pergi ke dapur untuk mengambilkan jamuan untuk sahabatnya."Katanya mau berangkat siang, ini masih pagi, lho," ujar Dian, ia menoleh ke arah jam dinding yang baru menunjukkan pukul sembilan.Belum sempat Abizar menjawab, Syadea yang baru kembali dari dapur sembari membawa air dan kudapan itu menyahut."Biasa Ma, dia gak sabar," ujar Syadea dengan menaikkan sebelah alisnya.Dian tersenyum, wanita itu kemudian menganggukkan kepala dan pergi ke halaman rumah untuk mengurus semua tanaman hias kesayangannya.Setelah Dian berlalu, wajah Abizar kembali pias kala mengingat sang ayah. Rasa kecewa kemba

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kekecewaan Seorang Anak

    Beni mengejar istrinya yang tengah dikuasai emosi. Lelaki itu tahu betul bukan seperti ini karakter Nengsih. Namun, ia pun memaklumi apa yang dirasakan sang istri."Sayang, tunggu!"Beni menyeru istrinya yang baru saja membuka pintu kamar. Sedangkan Nengsih yang baru saja memutar kenop pintu itu menghentikan langkahnya sejenak. Wanita itu terisak, kemudian menyeka air mata yang berkejaran di pipinya.Melihat butiran kristal yang terus meluruh dari manik belahan jiwanya, Beni lantas memeluk sang istri erat. Ia tak mengatakan apapun meski ada yang ingin dikatakan.Beni memilih untuk membiarkan Nengsih mengekspresikan perasaannya. Sedih, marah, kecewa adalah rasa yang sangat manusiawi. Sebaik apapun sang istri, lelaki itu sadar wanitanya bukanlah malaikat. Sama seperti dirinya, kendatipun sudah berusaha menjadi orang baik, tetap saja ia selalu melakukan kesalahan."Mungkin benar kata Abizar, aku yang membuat semua jadi begini, andai aku gak menikahi Tiara untuk membantunya, andai aku jug

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Batas Kesabaran

    Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Asih, Beni dan istrinya lantas saling pandang. kedua insan itu mengerutkan dahi sebab rasa penasaran."Maksud Bu Asih?" tanya Nengsih tak mengerti.Begitupun dengan Beni, ia menatap mata mantan mertuanya penuh selidik. Entah, lelaki itu merasa ada makna tersirat dari kalimat yang diucapkan oleh Asih.Tak langsung menjawab, Asih justru menangis semakin kencang hingga membuat Abizar yang sebelumnya tak peduli dengan tamu kedua orang tuanya pun ikut menghampiri."Ma, Pa, ada apa?" tanya Abizar setengah berlari, ia takut ada orang kesurupan di rumahnya mengingat sang ibu pernah diganggu makhluk halus."Ssst, gak ada apa-apa," jawab Beni dengan meletakkan jari telunjuk di bibirnya.Namun, bukannya pergi, Abizar justru tertarik ingin mendengar obrolan mereka. Sehingga, lelaki kelas tiga sekolah menengah atas itu duduk di kursi lainnya yang kosong.Asih yang tengah menangis tak memedulikan kehadiran putra Beni, ia tak lagi malu untuk mengemis maaf."Be

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Akibat Keserakahan

    Alarm berbunyi di pukul empat pagi. Sehingga, membuat Citra dan suaminya terperanjat. Boy yang masih merasa lelah itupun meraih ponsel di atas meja, kemudian ia mematikan alarmnya. Namun, bukannya bangkit, lelaki itu justru merebahkan lagi kepalanya ke atas bantal."Kok tidur lagi?"Citra yang juga terbangun karena mendengar alarm lantas menoleh ke arah suaminya. Tubuh keduanya masih polos dan hanya ditutupi oleh selimut saja."Masih ngantuk," jawab Boy dengan suara parau. Matanya seakan-akan sulit terbuka karena rasa lelahnya."Ish, bangun yuk, sebentar lagi kan subuh," ajak Citra.Wanita yang baru saja melepas kegadisannya itu bangkit kemudian duduk di samping Boy, ia menutup dadanya dengan selimut yang dikenakan."Hufft, ayo."Meskipun masih terasa lelah karena pertarungan semalam, tetapi Boy masih selalu ingat dengan kewajibannya. Kendatipun mengantuk dan kerap dihantui rasa malas, tetapi ia selalu bangun untuk bersih-bersih sebelum subuh.Lelaki itu lantas ikut bangkit lalu menci

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Istri Seutuhnya

    "Kamu siap, gak?" tanya Boy.Lelaki itu berbisik di daun telinga sang istri dengan suara lembut dan berat. Sementara Citra hanya mengangguk dengan wajah tersipu."Tapi kita harus berdoa dulu," ujar Citra.Ia hampir tak berani melihat mata suaminya sebab malu, takut dan gelisah terus menghantuinya. Namun, tak dipungkiri ia pun sangat menginginkan malam ini."Iya, aku tahu, yuk kita berdoa dulu," jawab Boy.Keduanya saling melempar senyum, kemudian melafalkan doa sebelum berhubungan. Keduanya berharap semoga setelah malam ini akan lahir keturunan yang sholeh dan sholehah.Namun, setelah berdoa keduanya justru merasa kaku dan malu. Citra bingung begitupun Boy, sehingga lelaki dengan janggut tipis itu menggaruk-garuk kepala sebab salah tingkah yang membuat keduanya tertawa.Tak ingin gagal, Boy yang sangat senang dengan bibir istrinya lantas kembali melabuhkannya di sana. Pun Citra, ia sudah merasa terbiasa sehingga tak lagi malu seperti saat pertama menikah.Lama Boy memainkan bibirnya d

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kondisi Tiara Memburuk

    "Aku sakit karena membaca surat kamu sama Maira," jawab Citra, bukannya sedih, gadis itu justru tertawa mengingat kekonyolannya. Namun, tidak bagi Boy, ia justru semakin merasa bersalah dan menyadari betapa besar cinta sang istri padanya."Iya kah?" tanya Boy."Iya, kamu tahu gak, kamu adalah orang pertama yang aku cintai."Citra melanjutkan perjalanan, sementara Boy terus menatapnya dengan perasaan kagum juga bahagia."Aku berasa terbang karena dicintai begitu dalam," jawab Boy sembari tertawa. Lelaki itupun meraih kembali jemari Citra dan menuntunnya keluar dari area makam.Setelah sampai di parkiran, Boy meraih helm dan membantu Citra mengenakannya."Aku juga bisa pakai sendiri," tolak Citra, tetapi tak dipungkiri hatinya meleleh dengan perlakuan Boy yang begitu manis."Gak apa-apa, kamu cantik kalau pakai helm," puji Boy sembari menepuk-nepuk benda penutup kepala itu lembut."Ya sudah, sekarang kita cari masjid dulu yuk, habis itu kita makan, aku laper," ajak Citra."Ayok," balas

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Buah Ketulusan

    "Kak Farel, ada Oma sama Opa."Maira berbisik di telinga suaminya. Ia malu sebab ketahuan bermesraan di dapur. Sehingga, keduanya yang tengah berhadapan dengan jarak yang sangat dekat itu lantas menjauh."Gak usah malu, justru kita senang ya, Mas," ujar Indira pada suaminya.kedua pasangan berusia lanjut itu saling melempar senyum. Indira tanpa ragu menggandeng lengan suaminya di hadapan pengantin baru itu."Iya, gak apa-apa, jangan kalah sama kita yang udah tua," sahut Adi sembari tertawa kemudian berlalu meninggalkan Maira dan suaminya di sana.Saat langkah Adi menjauh, Farel masih tersenyum lebar. Ia sangat bahagia karena melihat keromantisan nenek dan kakek Maira meski sudah berusia lanjut."Oma sama Opa romantis banget, ya. Pasti dulu mereka saling mencintai," puji Farel saat kedua orang yang merawat istrinya pergi."Enggak, justru di masa lalu mereka pernah bercerai. Bahkan, kehadiran Mama pun belum bisa membuat Oma mencintai suaminya," balas Maira."Yang benar?"Farel terkejut,

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Menikmati Momen Indah

    Di rumah Indira, Maira tengah memasak untuk sarapan. Sementara nenek dan kakeknya tengah berjalan-jalan pagi. Mereka sadar sudah tak muda lagi dan harus memerhatikan kesehatan agar tak menjadi pesakitan."Masak apa?"Farel yang baru saja keluar kamar itu menghampiri sang istri, ia memeluk Maira dari belakang sehingga membuat istrinya sedikit terkejut."Eh, aku masak nasi goreng buat sarapan," jawab Maira.Wanita itu membiarkan tangan suaminya melingkar di pinggang. Sehingga, Maira bisa merasakan kehangatan di punggungnya yang menempel dengan dada Farel."Baunya enak," puji Farel.Melihat rambut Maira yang diikat ke belakang dan menampilkan leher jenjang membuat kecantikan wanita itu kian paripurna. Sehingga, membuat Farel semakin senang bermanja-manja dengannya."Oh ya, hari ini mau temani aku ke kantor, enggak?" tanya Maira.Saat libur kuliah, ia memang sering menghabiskan waktu untuk mengurus perusahaan Mega. Maira yang memang mengambil jurusan manajemen dan administrasi bisnis itu

DMCA.com Protection Status