Share

Ancaman Indira dan Taubatnya Raya

Dengan didampingi Ridwan, Nengsih diantar menggunakan mobil polisi ke kontrakannya.

Di sepanjang jalan gadis itu terus menangis, ia merutuki nasibnya yang kian tragis. Nengsih semakin marah pada takdir karena tak adil padanya.

Dulu, keluarganya hidup bahagia meski kekurangan. Senyuman ibu, kedua adiknya dan sang ayah di kepala Nengsih terus bergantian.

Kenangan indah saat tertawa bersama mereka kini semakin menambah sesak di dadanya. Kini, ayahnya telah menyusul yang lain di surga, sedangkan dirinya masih harus berkutat dengan urusan dunia yang kejam.

Sesampainya di rumah kontrakan, Nengsih yang tak diborgol itu langsung merangsek masuk dan memeluk sang ayah yang sudah terbujur kaku. Sementara polisi ikut duduk dan melayat sembari menjaga Nengsih agar tak kabur.

"Bapak, katanya bapak mau tunggu Nengsih pulang, katanya bapak mau kita bareng-bareng lagi kayak dulu, terus kenapa sekarang bapak pergi."

Nengsih meraung di atas tubuh Pak Ahmad yang sudah dingin, sesekali gadis itu mencium p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status