Share

Bab 39

Jia merasakan debaran yang menyusut dalam dada, sebuah gelombang lega yang perlahan memadamkan kegelisahan yang sempat mendominasi pikirannya.

Dia menghela nafas, menganggap ancaman Tamara tak lebih dari sekadar lelucon semata, setelah memastikan kebenaran yang telah dia gali.

Jia tersenyum sinis saat membayangkan Tamara, perempuan yang mencoba merusak rumah tangganya, yang sama sekali tidak menyadari bahwa dia telah beberapa langkah lebih maju.

"Benar-benar konyol," gumamnya sambil mengguncang-guncang kepala, menertawakan kebodohan orang yang mencoba menakut-nakutinya.

“Bagaimana Tamara bisa melakukan itu? Menggunakan anaknya sendiri untuk mengancamku?” gumam Jia yang kemudian tersenyum sambil menggeleng pelan.

Jia duduk termenung, jemarinya memainkan ujung pena dengan gugup. Pikirannya bergolak mengingat bagaimana Tamara dengan dingin menggunakan Leo untuk mengancamnya. Meski pahit, dia bisa memahami, bahwa Tamara tidak menyadari fakta yang sudah terkuak.

"Namun aku tak bisa mel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status