Share

Bab 76

Penulis: Levin Sergio
Tiara berkata dengan marah, "Daren, Nathan nggak pernah memprovokasimu, 'kan? Mengandalkan reputasi Tuan Waldi dari Hessen, selain menindas orang lemah, apa kamu pernah melakukan hal baik?"

Daren tersenyum sinis. "Aku benar-benar nggak tahan dengan pria ini. Kenapa dia bisa punya cewek di mana-mana? Apa aku jauh lebih buruk dibandingkan dengannya?"

Regina tersenyum sinis. "Dibandingkan dengan Nathan, kamu bukan hanya kalah, tapi kamu sama sekali nggak pantas!"

"Mereka bilang Nona Regina baru-baru ini terpikat dengan seorang gigolo. Awalnya aku nggak percaya, tapi setelah dilihat sekarang, sepertinya benar."

"Melihat bagaimana Nona Regina melindunginya, sepertinya dia sudah dikendalikan sepenuhnya oleh gigolo ini, 'kan?"

Sembari menatap Regina dari atas sampai bawah, Daren memperlihatkan senyum cabul dan tak senonoh.

Dia tidak mampu menyinggung Keluarga Suteja, tetapi mudah baginya untuk mengendalikan gigolo kecil ini jika dia mau.

Saat mendengar kata-kata itu, Regina langsung dipenuhi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 77

    Diikuti dengan suara 'pft', batang hidung Daren langsung patah. Darah seketika mengalir keluar dari hidungnya."Kamu benar-benar berani menyentuhku? Aku pasti akan, argh ...."Daren yang wajahnya kini berlumuran darah masih tidak percaya.Kemudian, dia langsung mengamuk.Sayangnya, saat dia baru melontarkan ancamannya, Nathan telah menampar wajahnya yang kurus beberapa kali.Ancaman itu tiba-tiba berubah menjadi jeritan yang menyayat hati."Sialan! Bocah ini berani sekali menyentuh Kak Daren. Ayo cepat singkirkan dia!""Hajar dia! Kita harus bantu Kak Daren lampiaskan emosi!"Anak buahnya Daren baru bereaksi saat ini dan bergegas mendekati Nathan sambil berteriak.Nathan menjambak rambut Daren hingga wajahnya yang berlumuran darah pun terekspos sepenuhnya.Kemudian, dia menatap dingin anak buahnya Daren sambil berkata dengan nada datar, "Kalau ada di antara kalian yang berani bergerak, aku pasti akan segera membunuhnya!"Anak buahnya tidak lagi tenang dan terlihat gelisah, tetapi tidak

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 78

    "Be ... beraninya kamu memukul Daren hingga seperti itu?"Setelah melihat Daren yang kondisinya begitu tragis itu pergi, Tiara baru saja terhenyak. Dia menatap Nathan dengan ekspresi penuh ketakutan."Nathan, kamu tahu nggak kamu sudah ...."Nathan tampak bosan dan menyela, "Kamu mau bilang aku membuat masalah lagi, 'kan?"Tiara sangat marah. "Memangnya bukan? Tahukah kamu ayahnya Daren itu ...."Nathan menyela lagi. "Tentu saja aku tahu. Dia barusan bilang ayahnya itu Tuan Waldi dari Hessen. Sepertinya dia cukup berkuasa.""Lantas, kamu masih berani memukulnya?""Kata-kata yang keluar dari mulutnya begitu kasar dan kotor. Dia bahkan menyinggung Nona Regina. Kalau nggak memberinya pelajaran, apa aku masih harus memujinya?"Nathan tampak tidak senang dan berkata, "Lagi pula, aku sudah berurusan dengan anak buahnya Arjun dari Gluton. Aku nggak keberatan menghadapi Hessen."Mata Tiara berubah gelap. Dia pun berkata kepada sahabatnya, "Regina, Nathan sudah membuat masalah besar. Tuan Waldi

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 79

    Daren menatap Nathan dan menyeringai. "Hei, bukankah kamu barusan pandai berkelahi? Kamu ingin mematahkan leherku, 'kan? Sekarang mengapa kamu diam saja?""Beraninya kamu memukulku? Kamu kira kamu sangat hebat? Cepat kemari dan mohon ampun padaku!"Nathan merasa kepalanya berdengung. Dia pun berjalan ke depan. "Apa kalian sampah-sampah dari Hessen selalu omong kosong seperti ini?"Apa?Zevan dan Daren langsung tercengang.Apa yang dibicarakan bocah ini barusan? Sampah?Di hadapan ratusan preman Hessen, dia bukan hanya tidak ketakutan, tetapi masih berani memprovokasi mereka?Wajah Nathan berubah dingin. "Kalau kalian ingin bertindak, silakan saja. Aku nggak tertarik mendengar kalian menggonggong di sini. Selain itu ...."Setelah jeda sejenak, Nathan menatap Daren dan berkata, "Aku sudah melepaskan nyawamu barusan, tapi kali ini, aku pasti akan membuatmu mati mengenaskan."Arogan sekali!Daren merasakan api di dadanya telah mendidih."Kak Zevan, cepat hajar bocah ini untukku. Aku ingin

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 80

    Zevan tampak ketakutan dan menggertakkan giginya sambil berkata, "Kak Arjun, aku nggak pernah menyinggungmu. Kamu tiba-tiba menyerangku seperti ini, bukankah sangat keterlaluan?"Arjun berkata dengan nada dingin, "Kalau kamu menyinggungku, memandang dari wajah Waldi, kita masih bisa berkompromi.""Tapi kamu benar-benar bodoh dan malah menyentuh Tuan Nathan. Maaf, aku nggak akan membiarkan hal seperti itu terjadi."Begitu kata-kata itu dilontarkan!Arjun kembali meluncurkan sebuah tendangan tepat mengenai dada Zevan. Diikuti dengan bunyi keras, darah langsung bermuncratan keluar."Enyah!" teriak Arjun dengan dingin. Tatapan matanya seolah-olah ingin membunuh orang.Sekujur tubuh Zevan menggigil. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi pada Arjun. Pria yang biasanya begitu kejam malah datang untuk membela seorang gigolo.Namun, masalah sudah menjadi seperti ini. Tampaknya sulit baginya untuk terus berhadapan dengan gigolo ini."Pergi!"Mendengar perintah itu, Zevan langsung memimpin an

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 81

    Arjun buru-buru menjelaskan.Nathan mengangkat alisnya. "Dihasut oleh orang? Siapa?""Edward, putra sulung Keluarga Halim," jawab Arjun.Regina menggertakkan giginya dan berkata dengan nada dingin, "Waktu itu aku sempat bingung, mengapa Daren, putra konglomerat, itu bisa tiba-tiba datang untuk mempersulit Nathan?""Ternyata Edward-lah dalang di balik semua ini."Arjun langsung mendengus dingin. "Tuan Nathan, aku mungkin nggak bisa menyentuh Keluarga Halim, tapi asal kamu memberi perintah, aku pasti akan memberi pelajaran pada Edward!"Nathan berkata dengan nada datar, "Lupakan saja. Lagi pula, dia juga nggak berhasil.""Kamu juga termasuk membantuku hari ini. Aku nggak suka berutang budi pada orang lain, jadi ulurkan tanganmu."Arjun tertegun. Meski tidak mengerti apa maksud Nathan, dia tetap mengulurkan tangannya dengan patuh.Gerakan Nathan secepat kilat. Dia meraih lengannya, lalu dengan cepat menekan titik akupunktur utamanya dengan tangan kanannya.Titik akupunktur yang terletak d

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 82

    Arjun tertegun, lalu tertawa dan berkata, "Nona Tiara, kamu salah. Aku menghormati Tuan Nathan memang ada sedikit hubungannya dengan Tuan Bima, tapi juga bukan sepenuhnya."Tiara tidak begitu memercayainya. "Bukankah kamu melakukan ini karena memandang dari muka Tuan Bima?"Arjun mendengus dingin. "Meski aku menghormati Tuan Bima, aku juga nggak sembarangan menjilat tokoh kecil yang nggak berkepentingan, apalagi berlutut padanya.""Aku beri tahu Nona Tiara saja, sejujurnya, bukan hanya aku saja yang menghormati Tuan Nathan, tapi bahkan orang terkaya kita pun sangat menghormati Tuan Nathan.""Aku hanya bisa jelaskan sampai di sini. Yang aku tahu nggak banyak. Aku juga nggak berani sembarangan bicara. Pokoknya, sebaiknya kamu nggak bertanya terlalu banyak tentang masalah Tuan Nathan."Melihat ekspresi penuh waspada Kak Arjun, Tiara makin kebingungan.Bahkan Tuan Bima juga sangat menghormati Nathan?Orang terkaya di Beluno termasuk tokoh yang paling berkuasa di Beluno. Apa dia akan mengho

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 83

    Sikap acuh tak acuh Nathan malah membuat Tiara merasa pria ini menyimpan banyak misteri di balik identitasnya yang sesungguhnya....Di sisi lain, Keluarga Sebastian."Emilia, aku berjanji padamu dan Bibi akan menggelar pesta pernikahan yang megah. Aku ingin kamu menjadi pengantin paling berbahagia di Beluno ini!"Edward mengungkapkan rasa cintanya kepada Emilia dengan penuh kasih sayang.Tamara dan Ken yang juga ada di sana pun bersorak dan bertepuk tangan."Kak Edward hebat sekali. Dia dan kakakku adalah pasangan yang sangat cocok."Tamara tersenyum lebar hingga kedua matanya sudah hampir menyatu. "Edward, kami semua tahu bagaimana perasaanmu terhadap Emilia.""Tapi Tuan Edward, aku dengar kamu ingin menggunakan Raja Berlian untuk melamar Emilia, ya? Apa hal itu ...."Emilia langsung menegurnya. "Ibu, mengapa mengungkit hal seperti itu?"Tamara tersenyum canggung dan berkata, "Apa salahnya? Aku dengar Edward mengatakan hal itu sebelumnya, jadi aku tanya saja. Lagi pula, hanya Raja Be

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 84

    "Kamu putranya Thomas Halim, 'kan? Katakan saja apa yang ingin kamu bicarakan," ucap Bima dengan datar.Nada bicara Tuan Bima terkesan dingin. Jantung Edward berdebar kencang, tetapi dia tidak terlalu memikirkannya. Dia tersenyum dan berkata, "Begini, Tuan Bima. Saya ingin membeli Raja Berlian yang ada di tangan Anda. Tuan Bima bisa langsung sebutkan harganya.""Raja Berlian? Raja Berlian apa?"Edward tercengang. "Cincin berlian yang paling terkenal di Beluno kita. Sejauh yang saya tahu, Raja Berlian seharusnya berada di tangan bawahan Anda, Nathan.""Sebenarnya, masalah kecil seperti ini nggak perlu merepotkan Tuan Bima. Tapi bawahan Anda, Nathan, ngotot nggak mau menjual cincin itu pada saya.""Tuan Bima, saya juga nggak marah padanya. Saya rasa lebih baik Anda yang memberi pelajaran pada bawahan Anda sendiri.""Tapi saya ingin mengingatkan Tuan Bima, bawahan Anda, Nathan, mungkin berencana untuk merebut berlian berharga ini. Tuan Bima harus lebih waspada!"Setelah menyelesaikan kata

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 220

    "Siapa yang berani pergi? Aku akan membunuhnya."Melihat tiga anggota Keluarga Sebastian hendak pergi, Edward menjadi gila.Dia langsung memerintahkan dua puluh pengawal Keluarga Halim masuk ke dalam dan mengepung tiga anggota Keluarga Sebastian itu.Tamara ketakutan hingga hampir kehilangan keseimbangan. Dia gemetar dan berkata, "Edward, apa yang ingin kamu lakukan? Dasar bajingan! Apa kamu ingin Emilia membencimu?"Ken mengangkat tangannya dan berkata dengan arogan, "Kita lihat saja siapa yang berani bertindak? Sialan! Keluarga Halim kalian hebat, tapi memangnya kamu bisa memaksa orang menikah denganmu?"Mata Edward memerah. Dia maju ke depan dan menampar wajah Ken.Plak! Plak! Plak!Tamparan demi tamparan itu membuat mulut dan hidung Ken menyemburkan darah. Dia menjerit dan bersiap untuk balik melawan Edward.Salah seorang pengawal Keluarga Halim mendengus dingin dan langsung menendang pinggang Ken.Sembari berteriak histeris, Ken langsung berguling-guling di tanah sambil memegangi

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 219

    "Edward, aku sungguh nggak bisa menikah denganmu."Ekspresi putra sulung Keluarga Halim tiba-tiba berubah.Tanpa disadari, tangannya yang memegang mahkota juga bergetar.Tamara dan Ken juga panik."Emilia, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Itu mahkota senilai 200 miliar. Apa kamu pikir hadiah lamaran yang mahal itu nggak berharga? Cepat ambil dulu!""Benar, Kak. Setidaknya kamu terima lamarannya dulu dan ambil mahkota itu. Kalau kamu memang nggak menyukainya, kamu masih bisa menolaknya nanti!"Emilia mengabaikan keserakahan dan rasa tidak tahu malu ibu dan adiknya.Sambil menatap Edward, dia berkata dengan nada serius, "Edward, aku rasa kita benar-benar nggak cocok untuk menikah sekarang."Jadi, aku minta maaf. Aku benar-benar nggak bisa menerima mahkota ini!"Putra sulung Keluarga Halim akhirnya sadar bahwa dirinya telah ditolak."Emilia, aku akan beri kamu satu kesempatan lagi. Pilih kata-kata yang tepat dan jawab aku dengan benar."Penghinaan, kemarahan, kegilaan, semua itu memb

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 218

    Nathan tentunya tidak tahu tentang percakapan antara Roland dengan Monika.Sekalipun tahu, dia mungkin juga tidak akan peduli."Begitu cepat keluar? Dokter Nathan, apa Nona Monika nggak mengajakmu berkencan?"Regina memperlihatkan tatapan ambigu. Dia terus mengedipkan matanya pada Nathan.Nathan merasa kepalanya berdenyut. "Aku nggak punya waktu."Regina berkata dengan nada tidak senang, "Jadi, gadis bernama Monika itu benar-benar mengajakmu, Dokter Nathan? Huh! Dia masih terlalu muda untuk bersaing denganku dalam mendapatkan pria."Tiara bertanya dengan penuh minat, "Nathan, Monika itu primadona Grup Valentino dan kecantikannya cukup populer di kalangan sosial kelas atas Beluno. Bahkan, banyak kepala keluarga bangsawan yang ingin menikahinya.""Kenapa kamu menolaknya?"Nathan mengangkat bahu dan berkata, "Aku nggak tertarik dengannya. Apalagi, kami juga nggak kenal, jadi aku menolaknya.""Kamu menolaknya dengan tegas, tapi kalau hal ini sempat ketahuan sama Liam, Julian, dan para play

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 217

    Lelang terus berlangsung hingga larut malam.Banyak tamu yang masih belum puas.Bahkan, setelah meninggalkan acara lelang, mereka masih mengenang dua pertarungan seru yang terjadi barusan.Apalagi, semua kejadian itu berhubungan dengan pria bernama Nathan itu.Liam menghibur Edward. "Tuan Edward, berpikirlah positif. Bagaimanapun juga, mahkota berlian sudah menjadi milikmu.""Meski Nathan itu menyebalkan, pada akhirnya dia tetap dikalahkan olehmu, 'kan? Dia bahkan nggak berani bersaing denganmu."Senyum Edward tampak canggung.Apa Nathan, si bajingan itu, benar-benar dikalahkan oleh dirinya?Edward tidak merasa begitu.Bajingan itu jelas-jelas mencelakainya. Dia benar-benar keji.Meski Edward sadar dengan semua itu, dia masih harus memaksakan senyuman saat menghadapi Liam dan yang lainnya. Dia harus bersikap seakan dirinya baik-baik saja.Nyatanya, hatinya sudah hancur berkeping-keping dan hampir berdarah.Julian mendengus dingin. "Bocah ini cukup sombong.""Dia bukan hanya menyinggung

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 216

    Edward merasa dadanya sudah hampir meledak karena emosi.Dia tidak menyangka Nathan akan memberikan pembalasan yang begitu kejam.Edward berteriak sambil menunjuk ruang VIP nomor satu, "Nathan, kalau kamu hebat, keluarlah dan tantang aku. Kita duel satu lawan satu."Bajingan ini keterlaluan.Semua orang memberi hormat pada Keluarga Halim. Dia malah sengaja merusak rencananya.Apalagi, dia juga terus mengincarnya tanpa henti. Yang jelas menunjukkan bahwa dia menganggap Keluarga Halim bukanlah apa-apa.Nathan tidak tergerak dan hanya tersenyum sinis. "Tuan Edward nggak menginginkan mahkota berlian lagi?""Atau Tuan Edward bersedia mengakui kekalahan dan memilih menjadi seorang pengecut?"Nathan sedang memprovokasinya!Beraninya Nathan memprovokasinya!Ekspresi wajah Edward langsung berubah.Tuan Edward berteriak keras, "200 miliar. Aku pasti menemanimu bermain sampai akhir malam ini."Dia sekarang sudah berada dalam situasi sulit, tetapi masih terus menawar sampai akhir.Karena mahkota b

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 215

    Terdengar nada bicara datar dari ruang VIP nomor satu."50,02 miliar. Maaf, aku barusan tertidur dan lupa menawar. Sudah membuat kalian menunggu begitu lama!"Begitu kata-kata itu dilontarkan.Semua tamu yang hadir mulanya tercengang, kemudian meledak dengan suara riuh dan tawa yang belum pernah terjadi sebelumnya."Dia hanya menambah dua ratus ribu? Hahaha. Tuan Nathan sepertinya sedang balas dendam karena kelakuan Edward barusan!""Siapa bilang tuan ini nggak berani menantang Keluarga Halim? Lihat, sekarang sudah terjadi, 'kan? Seperti kata pepatah, pembalasan mungkin terlambat, tapi pasti akan datang. Sialan! Edward kalah telak kali ini!""Seru, seru sekali! Keluarga Halim biasanya suka menindas orang lain dengan mengandalkan kekuatan mereka. Thomas juga sering bertindak semena-mena. Edward bahkan sengaja menaikkan harga untuk menimbulkan masalah sebelumnya. Kali ini, bisa dikatakan mereka menerima balasannya."Penambahan harga yang ditawarkan Nathan bukan hanya mengejutkan para pen

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 214

    Julian tersenyum sinis. Dia sangat tidak puas dengan kepura-puraan Edward yang telah mencuri perhatian semua orang.Tepat di saat dia hendak membantah, terdengar suara batuk yang mendominasi lagi."Aku Thomas Halim, datang ke sini untuk mendukung putraku, Edward. Mohon semuanya meninggalkan sedikit harga diri untukku."Buam!Terjadi kehebohan di acara lelang itu. Siapa sangka, bahkan kepala Keluarga Halim, tokoh paling berpengaruh di Beluno, pun akan hadir di sana."Thomas, si lelaki tua itu, ternyata datang juga. Huh!"Julian mendengus dingin di ruang VIP itu. Dia kemudian memutuskan untuk diam.Dia berani memprovokasi Edward, tetapi sebagai kepala keluarga bangsawan, Thomas masih berada pada level yang sama dengan pemimpin Sekte Pirata.Sebagai seorang junior, Julian masih tidak berani bersikap lancang.Selain itu, Julian tahu bahwa Thomas, pria tua yang sakit-sakitan ini, bukanlah orang baik sewaktu masih muda.Thomas adalah seorang master tingkat Guru Besar junior. Dia bisa membunu

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 213

    Rumah lelang setidaknya mengambil keuntungan sebanyak puluhan miliar dari 400 miliar itu.Keuntungan besar!Regina dan Tiara juga sulit menerima kenyataan itu. Dia memandang Nathan dengan tatapan tidak percaya."Dokter Nathan, 400 miliar. Kita sepertinya sudah terlalu ceroboh!"Nathan berkata dengan nada datar, "Aku nggak tertarik bermain dengan sekelompok orang bodoh ini. Alih-alih membuang waktu, lebih baik aku keluarkan harga yang membuat mereka nggak berkutik."Ekspresi acuh tak acuh pria itu membuat Regina dan Tiara kebingungan.Apa bagi Nathan, transaksi sebesar 400 miliar ini tidak berarti apa-apa?Sekalipun mereka punya uang, dia juga tidak boleh sembarangan menawar harga setinggi langit, 'kan?Julian tertawa terbahak-bahak, lalu tersenyum menyeringai. "Menghabiskan 400 miliar untuk mendapatkan obat seperti itu? Nathan, aku benar-benar penasaran, kamu itu bodoh sungguhan atau hanya pura-pura bodoh?""Aku sebenarnya ingin terus menemanimu bermain, tapi melihat kelakuanmu, aku be

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 212

    Julian tertawa dan berkata, "Tuan Edward, aku kagum dengan penawaran hargamu. Dalam hal nggak tahu malu, memang nggak ada yang bisa menandingimu."Liam juga angkat bicara dan tertawa, "Tuan Edward, kamu memang mengerti lelang. Aku mengagumimu!"Begitu mendengar kata-kata yang dilontarkan Julian dan Liam, putra sulung Keluarga Halim yang berada di ruang VIP itu langsung memperlihatkan ekspresi kejam di wajahnya.Yang dia inginkan adalah membunuh Nathan, si gigolo ini.Karena alasan inilah, sekalipun harus sementara memihak kubu yang sama dengan Julian, Edward juga tidak peduli.Emilia menatapnya dengan matanya yang indah dan berkata dengan nada dingin, "Apa seru berbuat seperti itu?"Edward berkata dengan kejam, "Kenapa nggak seru? Nathan sudah mengacau berkali-kali. Sekarang sudah saatnya gilirannya. Apa aku nggak boleh beri pelajaran padanya?"Emilia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak bahas tentang penawaranmu. Karena ini lelang, siapa saja bisa mengajukan penawaran. Ini

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status