Daren menatap Nathan dan menyeringai. "Hei, bukankah kamu barusan pandai berkelahi? Kamu ingin mematahkan leherku, 'kan? Sekarang mengapa kamu diam saja?""Beraninya kamu memukulku? Kamu kira kamu sangat hebat? Cepat kemari dan mohon ampun padaku!"Nathan merasa kepalanya berdengung. Dia pun berjalan ke depan. "Apa kalian sampah-sampah dari Hessen selalu omong kosong seperti ini?"Apa?Zevan dan Daren langsung tercengang.Apa yang dibicarakan bocah ini barusan? Sampah?Di hadapan ratusan preman Hessen, dia bukan hanya tidak ketakutan, tetapi masih berani memprovokasi mereka?Wajah Nathan berubah dingin. "Kalau kalian ingin bertindak, silakan saja. Aku nggak tertarik mendengar kalian menggonggong di sini. Selain itu ...."Setelah jeda sejenak, Nathan menatap Daren dan berkata, "Aku sudah melepaskan nyawamu barusan, tapi kali ini, aku pasti akan membuatmu mati mengenaskan."Arogan sekali!Daren merasakan api di dadanya telah mendidih."Kak Zevan, cepat hajar bocah ini untukku. Aku ingin
Zevan tampak ketakutan dan menggertakkan giginya sambil berkata, "Kak Arjun, aku nggak pernah menyinggungmu. Kamu tiba-tiba menyerangku seperti ini, bukankah sangat keterlaluan?"Arjun berkata dengan nada dingin, "Kalau kamu menyinggungku, memandang dari wajah Waldi, kita masih bisa berkompromi.""Tapi kamu benar-benar bodoh dan malah menyentuh Tuan Nathan. Maaf, aku nggak akan membiarkan hal seperti itu terjadi."Begitu kata-kata itu dilontarkan!Arjun kembali meluncurkan sebuah tendangan tepat mengenai dada Zevan. Diikuti dengan bunyi keras, darah langsung bermuncratan keluar."Enyah!" teriak Arjun dengan dingin. Tatapan matanya seolah-olah ingin membunuh orang.Sekujur tubuh Zevan menggigil. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi pada Arjun. Pria yang biasanya begitu kejam malah datang untuk membela seorang gigolo.Namun, masalah sudah menjadi seperti ini. Tampaknya sulit baginya untuk terus berhadapan dengan gigolo ini."Pergi!"Mendengar perintah itu, Zevan langsung memimpin an
Arjun buru-buru menjelaskan.Nathan mengangkat alisnya. "Dihasut oleh orang? Siapa?""Edward, putra sulung Keluarga Halim," jawab Arjun.Regina menggertakkan giginya dan berkata dengan nada dingin, "Waktu itu aku sempat bingung, mengapa Daren, putra konglomerat, itu bisa tiba-tiba datang untuk mempersulit Nathan?""Ternyata Edward-lah dalang di balik semua ini."Arjun langsung mendengus dingin. "Tuan Nathan, aku mungkin nggak bisa menyentuh Keluarga Halim, tapi asal kamu memberi perintah, aku pasti akan memberi pelajaran pada Edward!"Nathan berkata dengan nada datar, "Lupakan saja. Lagi pula, dia juga nggak berhasil.""Kamu juga termasuk membantuku hari ini. Aku nggak suka berutang budi pada orang lain, jadi ulurkan tanganmu."Arjun tertegun. Meski tidak mengerti apa maksud Nathan, dia tetap mengulurkan tangannya dengan patuh.Gerakan Nathan secepat kilat. Dia meraih lengannya, lalu dengan cepat menekan titik akupunktur utamanya dengan tangan kanannya.Titik akupunktur yang terletak d
Arjun tertegun, lalu tertawa dan berkata, "Nona Tiara, kamu salah. Aku menghormati Tuan Nathan memang ada sedikit hubungannya dengan Tuan Bima, tapi juga bukan sepenuhnya."Tiara tidak begitu memercayainya. "Bukankah kamu melakukan ini karena memandang dari muka Tuan Bima?"Arjun mendengus dingin. "Meski aku menghormati Tuan Bima, aku juga nggak sembarangan menjilat tokoh kecil yang nggak berkepentingan, apalagi berlutut padanya.""Aku beri tahu Nona Tiara saja, sejujurnya, bukan hanya aku saja yang menghormati Tuan Nathan, tapi bahkan orang terkaya kita pun sangat menghormati Tuan Nathan.""Aku hanya bisa jelaskan sampai di sini. Yang aku tahu nggak banyak. Aku juga nggak berani sembarangan bicara. Pokoknya, sebaiknya kamu nggak bertanya terlalu banyak tentang masalah Tuan Nathan."Melihat ekspresi penuh waspada Kak Arjun, Tiara makin kebingungan.Bahkan Tuan Bima juga sangat menghormati Nathan?Orang terkaya di Beluno termasuk tokoh yang paling berkuasa di Beluno. Apa dia akan mengho
Sikap acuh tak acuh Nathan malah membuat Tiara merasa pria ini menyimpan banyak misteri di balik identitasnya yang sesungguhnya....Di sisi lain, Keluarga Sebastian."Emilia, aku berjanji padamu dan Bibi akan menggelar pesta pernikahan yang megah. Aku ingin kamu menjadi pengantin paling berbahagia di Beluno ini!"Edward mengungkapkan rasa cintanya kepada Emilia dengan penuh kasih sayang.Tamara dan Ken yang juga ada di sana pun bersorak dan bertepuk tangan."Kak Edward hebat sekali. Dia dan kakakku adalah pasangan yang sangat cocok."Tamara tersenyum lebar hingga kedua matanya sudah hampir menyatu. "Edward, kami semua tahu bagaimana perasaanmu terhadap Emilia.""Tapi Tuan Edward, aku dengar kamu ingin menggunakan Raja Berlian untuk melamar Emilia, ya? Apa hal itu ...."Emilia langsung menegurnya. "Ibu, mengapa mengungkit hal seperti itu?"Tamara tersenyum canggung dan berkata, "Apa salahnya? Aku dengar Edward mengatakan hal itu sebelumnya, jadi aku tanya saja. Lagi pula, hanya Raja Be
"Kamu putranya Thomas Halim, 'kan? Katakan saja apa yang ingin kamu bicarakan," ucap Bima dengan datar.Nada bicara Tuan Bima terkesan dingin. Jantung Edward berdebar kencang, tetapi dia tidak terlalu memikirkannya. Dia tersenyum dan berkata, "Begini, Tuan Bima. Saya ingin membeli Raja Berlian yang ada di tangan Anda. Tuan Bima bisa langsung sebutkan harganya.""Raja Berlian? Raja Berlian apa?"Edward tercengang. "Cincin berlian yang paling terkenal di Beluno kita. Sejauh yang saya tahu, Raja Berlian seharusnya berada di tangan bawahan Anda, Nathan.""Sebenarnya, masalah kecil seperti ini nggak perlu merepotkan Tuan Bima. Tapi bawahan Anda, Nathan, ngotot nggak mau menjual cincin itu pada saya.""Tuan Bima, saya juga nggak marah padanya. Saya rasa lebih baik Anda yang memberi pelajaran pada bawahan Anda sendiri.""Tapi saya ingin mengingatkan Tuan Bima, bawahan Anda, Nathan, mungkin berencana untuk merebut berlian berharga ini. Tuan Bima harus lebih waspada!"Setelah menyelesaikan kata
Anak buah kepercayaannya tiba-tiba menyerahkan ponsel padanya. "Tuan Waldi, ini ponsel Anda!"Waldi mengambil ponsel itu. Setelah ragu-ragu sejenak, dia pun menelepon sebuah nomor."Ada masalah apa hingga Tuan Waldi bisa meneleponku di malam selarut ini?"Terdengar suara Arjun dari ujung telepon sana.Wajah Waldi berubah gelap. "Arjun, aku butuh penjelasan.""Nggak ada yang perlu aku jelaskan," ucap Arjun dengan datar.Waldi berusaha menahan emosinya dan berkata, "Kalau sikapmu seperti ini, aku juga nggak takut berhadapan dengan Gluton kalian.""Arjun, aku tahu kamu bukan orang yang gegabah, tapi kamu bukan hanya mengabaikan putraku yang dipukuli, kamu juga membawa anak buahmu untuk mengepung Zevan dan lainnya. Apa kamu nggak merasa kelakuanmu sudah kelewat batas?"Arjun tersenyum dan berkata, "Tuan Waldi, jujur saja, aku nggak merasa itu kelewat batas."Emosi yang sedari tadi ditahan oleh Waldi akhirnya meledak juga. "Baiklah. Karena kamu begitu ngotot, Hessen kami pasti akan melawanm
Beluno, Keluarga Wijaya.Nathan mengikuti Tiara pergi ke kediaman Wijaya."Mengapa nggak melakukan pengobatan di rumah sakit saja?"Wajah Tiara tersipu malu. "Ada banyak orang di rumah sakit. Kamu juga tahu penyakitku. Pokoknya, aku nggak ingin orang lain mengetahuinya."Melihat Tiara yang tampak canggung, Nathan hanya mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Hari ini dia datang ke kediaman Wijaya untuk menyembuhkan atresia rahim yang dideritanya sejak lahir.Tiara telah berusia 28 tahun. Dia sudah memasuki usia matang dan jenjang pernikahan.Namun karena penyakit yang dideritanya, semua hal itu berada di luar jangkauannya.Meski Tiara berbakat dan juga arogan, jauh di dalam hatinya dia masih menyimpan rasa rendah diri.Itu semua karena penyakit aneh yang dideritanya!Sebagai dokter terkenal di Beluno, kakeknya juga tidak berdaya menghadapi penyakit anehnya dan tidak mempunyai solusi untuk saat ini."Tiara, siapa dia?"Brian, murid pertamanya Dokter Bayu, mengerutkan kening dan be
Nathan tersenyum dan berkata, "Hanya masalah sepele!"Dia menekankan telapak tangannya pada meridian utama Pak Samuel. Dengan tiga jarum perak di tangan kanannya, dia langsung menusukkannya ke dalam tubuh Pak Samuel.Syush!Dua energi yang berbeda langsung keluar dari tubuh Pak Samuel.Pak Samuel mulanya memperlihatkan ekspresi kesakitan. Setelah itu, dia pun menghela napas panjang dan merasa lebih rileks dari sebelumnya.Sembari menatap Nathan, Pak Samuel pun bertanya dengan tidak percaya, "Apa sudah selesai?"Nathan menjawab sambil tersenyum, "Ya, sudah selesai."Pak Samuel menatap Nathan dengan mata berbinar. "Energi yang tersisa di tubuh Pak Samuel adalah energi sejati yang ditinggalkan oleh master Guru Besar itu. Kalau orang biasa yang menyentuhnya, nyawanya pasti akan berakhir mengenaskan.""Sebaliknya, Dokter Nathan tetap tenang dari awal sampai akhir. Kalau tebakanku nggak salah, Dokter Nathan seharusnya juga seorang kultivator, 'kan?"Nathan tersenyum, tetapi tidak memberikan
Saat melihat Nathan muncul di sana, hatinya mulai bergetar.Gawat. Orang ini sudah muncul. Penyakit Pak Samuel mungkin bisa disembuhkan olehnya.Nathan sama sekali tidak peduli dengan perdebatan di luar sana.Sembari mengeluarkan jarum perak, dia juga terus menggerakkan tangannya untuk menyegel beberapa titik akupunktur utama di tubuh Samuel.Dokter Bayu yang berdiri di samping memperhatikan dengan saksama. Dia berharap bisa belajar sesuatu darinya."Teknik akupunktur yang luar biasa! Dia bahkan bisa langsung mengetahui masalah Pak Samuel dan bertindak tanpa ragu-ragu sedikit pun. Orang ini benar-benar punya kemampuan medis yang luar biasa!"Makin dilihat, hati Dokter Bayu makin terguncang.Keinginan untuk menjadi murid Nathan makin kuat.Beberapa menit kemudian, setelah efek dari jarum perak Nathan bekerja, akhirnya Samuel terbangun."Masih ada energi panas dan dingin yang tersisa di tubuh Pak Samuel. Kalau tebakanku nggak salah, pasti karena pernah dilukai oleh master hebat.""Diliha
Tanpa menunda proyek Panti Asuhan Gluton, Nathan segera bergegas ke kediaman wali kota bersama sopirnya Pak Samuel."Pecundang ini hebat juga! Sekarang bahkan ada yang datang menjemputnya," ujar Tamara dengan nada tidak puas."Bukankah yang barusan datang itu sopirnya Pak Samuel? Plat mobilnya sepertinya khusus untuk wali kota. Kenapa dia bisa datang untuk menjemput pecundang itu?" kata Ken.Tamara langsung menyangkalnya. "Omong kosong! Mobil wali kota datang menjemputnya? Memangnya dia siapa? Bukannya aku ingin mengomelimu, tapi kamu masih begitu muda, tapi penglihatanmu bahkan lebih buruk dariku!"Hanya Emilia yang memperlihatkan ekspresi penuh keterkejutan.Karena dia sangat yakin bahwa laki-laki yang barusan datang menjemput Nathan itu adalah sopir pribadi wali kota.Selain itu, mobil mewah itu juga merupakan mobil eksklusif wali kota.Apa Nathan menjadi tamu terhormat wali kota?Setelah memikirkannya, Emilia merasa hal ini tidak mungkin terjadi. Pasti ada alasan tersembunyi di bal
"Apa Keluarga Suteja kalian juga sama seperti Keluarga Halim, yang ingin Pak Samuel berutang budi pada kalian?""Sembarangan! Dokter Bayu ada sini dan masih belum membuat keputusan. Kamu malah ingin seorang dokter muda mengujinya? Bagaimana kalau dia mencelakai nyawa Pak Samuel?"Begitu mendengar berbagai suara tidak puas dari orang-orang yang hadir, Edward tampak menunjukkan senyum sinis.Lantaran Keluarga Halim tidak bisa mendapatkan jasa besar ini, maka jangan harap Keluarga Suteja kalian bisa mendapatkannya.Di saat ini, Dokter Bayu pun berkata, "Jangan berdebat lagi. Siapa bilang penyakit Pak Samuel nggak bisa disembuhkan? Aku akan minta guruku datang ke sini sekarang juga."Semua orang terkejut!Dokter Bayu merupakan dokter paling terampil di Beluno.Dia masih punya seorang guru?Apalagi, Dokter Bayu juga telah memasuki usia lanjut. Gurunya pasti sudah tua renta.Apa gurunya masih bisa mengobati orang?Edward ragu-ragu dan bertanya, "Dokter Bayu, kamu punya guru? Siapa dia?""Kal
Edward tersenyum sinis.Nona muda Keluarga Suteja ini sebenarnya wanita yang memesona dan punya daya tarik yang luar biasa. Namun sejak dia mulai dekat dengan Nathan, si gigolo itu, dia malah menjadi wanita yang tidak punya otak.Regina masih ingin bersaing dengannya? Huh! Dasar tidak tahu diri!Saat ini, Dokter Bayu juga selesai memeriksa kondisi Pak Samuel.Edward segera maju ke depan dan berkata sambil tersenyum, "Dokter Bayu, penyakit Pak Samuel bukanlah hal yang mudah disembuhkan orang lain. Tapi, bagi Anda, seharusnya itu bukan masalah besar, 'kan?"Dokter Bayu tidak mengatakan apa-apa, tetapi alis tuanya tampak berkerut.Jantung Edward berdebar kencang. Dia kembali bertanya dengan gugup, "Dokter Bayu, bicaralah. Apa yang sebenarnya terjadi pada wali kota?"Dokter Bayu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tahu apa penyakitnya. Tapi kemampuan medisku terbatas, aku nggak bisa mengobati penyakitnya."Begitu kata-kata itu dilontarkan!Semua orang terkejut!Bahkan, dokter genius
"Ini seharusnya nggak terjadi. Bukankah kondisi Pak Samuel baik-baik saja? Dia juga punya tim yang menjaganya setiap saat. Mana mungkin dia bisa tiba-tiba jatuh sakit?"Andre tampak tertekan.Dia adalah dokter pribadi keluarganya Samuel. Sekarang majikannya terbaring di tempat tidur. Dia juga punya tanggung jawab dalam masalah ini.Edward berkata, "Aku sudah minta Dokter Bayu datang ke sini. Seharusnya penyakit Pak Samuel bisa disembuhkan."Ada yang tertawa dan berkata, "Tuan Edward memang cekatan dalam mengatasi masalah. Di saat seperti ini, kita memang harus minta bantuan Dokter Bayu untuk menyelamatkan Pak Samuel.""Kalau begitu, kelak Keluarga Halim dan juga Tuan Edward pasti akan dihargai oleh Pak Samuel."Yang lain juga ikut menimpali. "Benar, sepertinya jasa besar dalam menyelamatkan Pak Samuel akan jatuh ke tangan Tuan Edward."Dalam hatinya, Edward sangat bangga, tetapi dia berpura-pura memasang ekspresi serius dan berkata, "Pak Samuel adalah pemimpin utama di Beluno. Sudah se
Ken yang barusan ditampar langsung menutupi wajahnya dan tidak berani mengatakan sepatah kata pun.Dia hanya bisa memelototi Nathan dengan matanya yang berapi-api.Saat mendengar kerja sama mereka akan dibatalkan, Emilia ketakutan hingga wajahnya memucat. "Pak Yandi, aku minta maaf kepadamu di sini. Aku minta maaf karena adikku sudah menyinggungmu."Pak Yandi mendengus dingin dan berkata, "Nggak ada gunanya minta maaf padaku. Semua yang ada di sini diputuskan oleh Pak Nathan."Emilia tampak kesal. Apa dia juga harus minta maaf kepada Nathan?Namun saat melihat ekspresi mengerikan di wajah Pak Yandi, jika dia tidak meminta maaf, sepertinya tanah panti asuhan ini akan lepas dari tangannya.Setelah ragu beberapa saat, Emilia menggertakkan giginya dan berkata, "Maaf, Pak ... Pak Nathan!"Nathan mencibir dan berkata, "Bu Emilia, ternyata ada saat di mana kamu harus tunduk kepada orang lain juga?"Emilia menggertakkan giginya dan berkata, "Nathan, kamu menggunakan pengaruh Tuan Bima dan seng
Ken berkata dengan ekspresi penuh harap, "Entah pimpinan ini seorang pria atau wanita. Kalau dia seorang wanita, sekalipun sudah tua, aku juga bersedia menjadi lelakinya."Emilia mengerutkan kening dan berkata, "Sebagai anggota Keluarga Sebastian, apa kamu nggak punya pendirian?""Meski dia seorang wanita, kamu juga nggak boleh sembarangan. Apa kamu kira pimpinan Grup Nugroho akan tertarik padamu?"Ken berkata dengan sedih, "Bu, lihat. Kakak meremehkanku lagi. Hidup dengan mengandalkan wanita juga termasuk keterampilan sekarang, oke?""Misalnya, Nathan si pecundang itu. Setelah meninggalkan Kakak, dia juga mulai mengandalkan hidup dari nona muda Keluarga Suteja. Jujur saja, aku iri pada bajingan itu!"Tamara juga setuju. "Benar. Emilia, nggak ada salahnya dengan ambisi Ken. Sangat sulit untuk menghasilkan uang dan naik ke posisi yang lebih tinggi sekarang ini.""Menurutku, kalau Ken benar-benar bisa disukai oleh pimpinan wanita Grup Nugroho, sekalipun hanya menjadi gigolo, juga nggak m
Tak lama setelah Nathan meninggalkan kediaman Wijaya, dia menerima telepon dari Regina."Dokter Nathan, kamu tahu Pak Samuel sakit kritis?"Nathan sama sekali tidak terkejut dan berkata, "Aku sudah mengatakan sebelumnya. Dia punya penyakit kronis, tapi dia nggak mau dengar. Jadi, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa."Regina tersenyum pahit dan berkata, "Dokter Nathan, Pak Samuel juga termasuk pemimpin tertinggi Beluno. Maukah kamu membantunya?"Nathan menolaknya. "Suasana hatiku kurang baik saat ini. Kita lihat saja nanti. Lagi pula, dia kan wali kota. Kalau mau berobat, pasti ada banyak dokter hebat yang bersedia menyembuhkannya."Regina berkata, "Baiklah. Aku akan pergi ke kediaman Pak Samuel untuk memeriksa kondisinya lebih dulu. Kalau benar-benar nggak ada yang bisa menyembuhkannya, aku akan minta bantuan Dokter Nathan untuk menyelamatkan nyawanya.""Dokter Nathan nggak perlu khawatir. Aku juga nggak akan membuat bantuanmu sia-sia. Aku pasti akan membuatmu puas. Aku bahkan bersedia