Wanita cantik itu berkata dengan ngeri, "Edward, jangan main-main. Dia itu ayahmu, juga kepala Keluarga Halim. Kalau berani memberontak, kamu pasti akan mati."Edward tersenyum sinis. "Aku nggak bodoh. Aku nggak perlu melakukan hal-hal seperti membunuh ayahku dan merebut takhta secara terang-terangan.""Ingat obat yang aku berikan padamu. Beri dia makan setiap hari seperti biasa. Tapi mulai hari ini, tingkatkan dosisnya. Aku rasa tubuhnya sudah nggak kuat lagi. Dia pasti nggak akan bertahan lebih dari sebulan!"Wanita cantik itu menggigil dan langsung menolaknya. "Nggak bisa. Kalau terlalu kentara, pasti akan ketahuan sama ayahmu. Saat itu, aku pasti akan dibunuh.""Aku sudah berbaik hati membantumu. Jangan memaksaku lagi. Aku nggak mau mengambil risiko."Edward tidak berbicara. Dia hanya menatap tubuh wanita itu dari atas hingga ke bawah. Mendadak ada senyum mesum yang muncul di sudut mulutnya."Ibu Tiri, kita sekarang berada di kapal yang sama. Kita sudah melakukan semua hal yang bol
Nathan tersenyum dan berkata, "Aku nggak pergi. Aku hanya merasa membangun klinik medis di lokasi Klub Balavan akan jauh lebih baik dibandingkan membuka klub lain.""Lantaran Dokter Nathan-ku punya hati yang baik dan ingin membantu banyak orang, aku pasti akan mendukungnya sepenuhnya," ucap Regina sambil tersenyum.Tiara memutar bola matanya sambil berkata, "Nona Regina, sejak kapan Dokter Nathan jadi milikmu? Jangan nggak tahu malu seperti itu!"Regina langsung membalasnya. "Aku memang nggak tahu malu, lantas kenapa? Kalau kamu hebat, kamu juga boleh bermuka tebal sepertiku. Kamu juga boleh melemparkan dirimu ke pelukan Dokter Nathan dan lihat apa dia tertarik dengan dada montokmu atau nggak."Tiara merasa malu sekaligus marah. "Regina, apa kamu begitu nggak tahu malu?"Sebagai wanita bertubuh seksi, dada Tiara memang selalu menjadi pemandangan indah dan menarik perhatian banyak pria.Meski Tiara bangga dengan dadanya, dia juga merasa tertekan.Terkadang terlalu besar juga membuatnya
"Hei bego, kenapa masih diam saja? Apa kamu nggak dengar apa yang diperintahkan tuan kami?""Tuan muda kami punya status yang mulia. Salahkan dirimu sendiri nggak beruntung. Siapa suruh kamu dengar rahasia kunjungan Tuan muda kami ke Beluno. Cepat lakukan perintah tuan muda kami. Apa kamu ingin kami yang membantumu?"Kedua pelayan Julian melipat tangan dan menatap Nathan dengan pandangan meremehkan.Di mata mereka, keberadaan Nathan bagaikan orang rendahan.Nathan mengerutkan kening. "Sekalipun berasal dari sekte bela diri, apa kalian boleh menyakiti orang lain sesuka hati dan memotong lidah orang kapan saja? Apa ini yang diajari oleh para tetua sekte kalian?"Julian menyimpan kembali kipas lipat di tangannya dan berkata dengan arogan, "Lantaran kamu tahu aku berasal dari sekte bela diri, jangankan hanya memerintahkanmu untuk memotong lidah, sekalipun aku melumpuhkanmu, apa kamu kira ada orang yang bisa mengendalikanku di Beluno ini?"Wajah Tiara sedikit berubah. Dia pun berbisik, "Reg
"Biasanya ada banyak gadis-gadis yang berebutan untuk melayani tuan muda kami, jadi kalian jangan nggak tahu berterima kasih!"Regina menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan nada dingin, "Jangan lupa, kalian sekarang berada di wilayah Beluno kami. Masih berani bersikap begitu sombong?""Keluarga Suteja kami juga nggak takut dengan kalian. Biarlah kami bertarung dengan Sekte Pirata kalian."Dia mengeluarkan ponsel dan bersiap menghubungi master Keluarga Suteja.Tiara juga bersiap memanggil kakeknya, dokter genius Bayu.Julian berkata dengan nada bercanda, "Kalian ingin bertarung, 'kan? Silakan saja. Tapi aku mau tegaskan satu hal dulu. Aku nggak menyentuh kalian sedikit pun.""Meski master Keluarga Suteja dan Keluarga Wijaya datang, coba saja kalau mereka berani menyentuhku? Buka mata kalian dan lihat baik-baik. Aku bukan orang yang bisa sembarangan kalian lawan!"Saat ini, Nathan perlahan berdiri."Nona Regina, Bu Tiara, nggak perlu telepon lagi."Regina berkata dengan nada dingin
Hanya dengan satu tamparan, Nathan langsung menjatuhkan Julian.Pria itu langsung meraung kesakitan. Dia merasa mulutnya seolah-olah akan meledak. Darah bercampur dengan gigi menyembur ke seluruh lantai.Namun, rasa sakit yang melanda mulutnya bukanlah hal yang paling sulit diterima Julian.Sebaliknya, yang paling sulit diterimanya adalah meski bajingan di depannya ini tahu jelas siapa dirinya, dia masih berani menyerangnya.Apa bajingan ini benar-benar tidak takut mati?"Kalau kamu orang yang masuk akal, sekalipun kamu hanya seorang pedagang kecil di pasar, aku juga sungkan untuk menindasmu."Nathan dengan santai menatap Julian yang menutup mulutnya, tetapi masih tidak berhenti meraung itu. Ada darah yang mengalir keluar dari sela-sela jarinya."Tapi kalau kamu nggak masuk akal, sekalipun kamu berasal dari sekte bela diri yang kuat, lantas kenapa? Apa gunanya kalau pemimpin Sekte Pirata itu pamanmu? Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan!"Kata-kata ini tidak terlalu agresif, te
Simon mendengus dingin. "Aku rasa kalian seharusnya sudah tahu identitas Tuan Julian, 'kan?""Beraninya gigolo yang kamu 'pelihara' ini sembarangan memukul orang. Kita semua mencari nafkah di Beluno ini. Aku masih bisa menutup sebelah mata masalah ini demi Keluarga Suteja dan Keluarga Wijaya.""Tapi Sekte Pirata bukanlah sekte yang mudah ditindas. Gigolomu ini sedang cari mati. Kalau bukan karena aku datang tepat waktu, gigolomu ini mungkin sudah disiksa habis-habisan oleh para master dari Sekte Pirata!""Tuan Simon, jelas-jelas Julian yang kasar dan nggak tahu malu. Dia yang menindas Nathan duluan," kata Tiara dengan kesal.Simon mengangkat dagunya tinggi dan berkata dengan nada dingin, "Nggak penting membicarakan hal itu sekarang!""Yang paling penting adalah pamannya Tuan Julian itu pemimpin Sekte Pirata. Statusnya sangat mulia.""Sebaliknya, gigolo yang kamu pelihara ini bukanlah siapa-siapa. Terus terang saja, kalau bukan karena memandang wajah dua nona hari ini, bocah itu sudah p
Untuk merobohkan dan merenovasi kembali Klub Balavan tentunya membutuhkan waktu.Nathan menyerahkan segalanya pada Regina. Dengan begitu, dia akan punya waktu luang.Saat kembali ke Cusio, hari sudah sore.Ketika matahari terbenam, Nathan melepas kemejanya dan mulai berlatih di halaman.Seorang lelaki tua berpakaian tradisional sedang duduk di samping meja batu di bawah pohon tua di halaman.Sambil menyeruput teh, dia berkata sambil tersenyum, "Tinju Tuan Muda makin lama makin terlihat alami. Aku hanya melihat tingkat keterampilan seperti ini pada mantan kepala keluarga sebelumnya!"Nathan sibuk meninju dan bertanya dengan datar, "Si Tua, kapan kamu datang?"Bima, orang paling kaya di Beluno, yang mana Nathan memanggilnya dengan sebutan 'Si Tua' itu terkekeh dan berkata, "Aku baru saja sampai. Melihat Tuan Muda nggak ada di sini, aku pun membuatkan sepoci teh.""Tuan Muda, barang-barang yang kamu punya di sini punya kualitas terbaik!"Menghadap matahari terbenam, kekuatan tinju Nathan
Selain itu, ada Daun Tujuh Bintang yang dia peroleh dari Samuel dan juga ginseng top berusia seratus tahun dari Keluarga Wijaya."Grup Valentino akan segera mengadakan lelang dan Teratai Sanoya akan menjadi salah satu barang lelang," kata Bima."Berdasarkan koneksi yang saya miliki, sebenarnya saya bisa langsung membeli Teratai Sanoya. Namun, kabarnya Teratai Sanoya sudah diincar oleh orang lain. Grup Valentino juga kesulitan dan nggak berani sembarangan membuat keputusan. Itu sebabnya, saya datang menemui Tuan Muda."Nathan mengangguk dan berkata, "Baiklah. Beri tahu aku waktu dan lokasi lelang. Biar aku yang langsung ke sana.""Lokasinya di aula Grup Valentino dan acara dimulai jam delapan malam," jawab Bima.Grup Valentino adalah perusahaan terkenal dalam industri perhiasan, barang antik, batu giok, dan sejenisnya di Beluno.Itu sebabnya, Nathan tidak merasa heran mereka mampu menemukan ramuan legendaris seperti Teratai Sanoya.Raja Berlian yang ada di tangannya juga dibeli dari Gru
Nathan tersenyum dan berkata, "Nona Monika bukan hanya pandai melelang, tapi juga pandai menilai barang antik. Sangat berbakat."Begitu dipuji oleh Nathan, Monika tampak senang dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Nathan terlalu memuji. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik saja.""Ditambah lagi, keluargaku juga punya bisnis barang antik. Aku sudah sering melihatnya sejak kecil, jadi aku tahu sedikit."Nathan berjalan di sekitar alun-alun dan berkata, "Baiklah, kami lihat-lihat dulu. Kalau ada yang aku suka, aku baru akan merepotkan Nona Monika.""Baiklah. Kalau ada yang Tuan Nathan, beri tahu aku saja," ujar Monika.Tiara sedikit tidak puas, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Ada begitu banyak barang antik, kaligrafi, dan lukisan di alun-alun ini. Apa Nona Monika berani jamin kamu memahami segalanya?"Monika berkata sambil tersenyum tenang, "Barang antik merupakan seni yang luas dan mendalam, yang mana melibatkan zaman kuno dan modern, baik di dalam maupun luar negeri. Bu
Di dalam mobil, Tiara langsung menelepon Regina.Setelah mengobrol cukup lama, Tiara meletakkan ponselnya dan berkata dengan kecewa, "Sayang sekali, Regina nggak bisa keluar.""Padahal kami sudah sepakat sebelumnya dan mau pergi ke konferensi penilaian barang antik bersamamu, Nathan.""Tapi Keluarga Suteja sangat ketat sama Regina sekarang, jadi terpaksa lain kali saja."Nathan mendadak teringat dengan sikap Billy dan yang lainnya kemarin.Dari luar, Billy memang datang untuk menjemput Regina, tetapi dilihat dari penampilannya, Nathan merasa pria itu sedang mengawasi Regina."Akhir-akhir ini, Keluarga Suteja kedatangan orang penting dari ibu kota provinsi," seru Dokter Bayu."Regina mungkin perlu menemani orang itu, jadi dia nggak punya waktu."Ketiganya mengobrol di sepanjang jalan. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di Jalan Antik paling terkenal di Beluno.Mobilnya masih berhenti jauh, tetapi tidak bisa maju ke depan lagi, karena terlalu banyak orang.Nathan akhirnya menemukan tem
Nathan tidak berbicara dan hanya menatap Tiara.Wajah Tiara merah padam. Saat menyadari Nathan tengah menatapnya, dia segera mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara pelan, "Nathan, jangan dengarkan omong kosong kakekku. Dia sudah pikun."Nathan tersenyum dan berkata, "Dokter Bayu, aku sudah bilang sebelumnya, kesenjangan usia di antara kita berdua terlalu besar.""Nggak pantas bagiku menerimamu sebagai muridku. Jadi, jangan bahas masalah ini lagi kelak."Dokter Bayu mengangguk kecewa, lalu berkata dengan putus asa, "Baiklah. Aku juga tahu kalau permintaan ini kurang pantas.""Tapi Dokter Nathan, aku datang ke sini hari ini bukan hanya untuk berguru padamu, tapi masih ada hal lain.""Katakanlah!" seru Nathan.Dokter Bayu mengusap jenggotnya dan berkata sambil tersenyum, "Hari ini adalah konferensi penilaian barang antik Grup Valentino. Para ahli dan kolektor barang antik dari Beluno, ibu kota provinsi, dan Naroa akan datang.""Aku berpikir untuk mengajak Dokter Nathan pergi be
Keesokan harinya.Nathan sudah pergi ke Rumah Sakit Perdana Beluno pagi-pagi.Sebagai wakil kepala rumah sakit, kinerjanya juga tidak berbeda dengan seorang manajer yang lepas tangan.Hanya saja, meski Rumah Sakit Perdana merupakan rumah sakit terbesar di Beluno dan juga rumah sakit swasta.Tingkat kebebasan Nathan masih cukup tinggi.Ditambah lagi dengan dukungan yang diberikan Tiara dan Regina, Nathan pada dasarnya tidak perlu mengambil tindakan, kecuali menghadapi penyakit yang sulit atau operasi yang menantang."Pak Nathan, pagi!"Para perawat muda di rumah sakit itu tampak penuh semangat. Saat melihat Nathan, mereka semua langsung menyapanya dengan hangat."Pagi, semuanya!" balas Nathan sambil tersenyum.Perawat paling populer di Rumah Sakit Perdana bernama Adel.Saat tatapan matanya tidak sengaja bertemu dengan Nathan, wajah oval perawat muda itu langsung memerah. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani memandang Nathan lagi.Nathan tersenyum pada perawat muda itu, kemudian na
Menjelaskan begitu banyak dalam satu tarikan napas telah membuat mulut Nona Regina terasa kering. Dia segera mengambil gelas berisi air dan meneguknya habis.Melihat Regina masih belum puas, Nathan tampak menggelengkan kepalanya.Dia sekarang yakin bahwa spekulasi Regina sepenuhnya disebabkan karena dia terlalu banyak membaca novel romantis atau terlalu sering menonton drama idola.Seperti yang kita ketahui, melodrama seperti itu telah menimbulkan banyak dampak buruk terhadap wanita dan mengakar dalam.Setelah keduanya selesai makan, mereka pun membawa piring-piring kembali ke dapur dan mencucinya.Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Setelah berpikir sejenak, Nathan pun berkata, "Nona Regina, ini pertama kalinya kamu datang ke sini. Bagaimana kalau aku ajak kamu berkeliling?"Regina berkata, "Lain kali saja, Dokter Nathan. Aku harus pulang."Melihat wanita itu memutar jari-jarinya, tampak enggan untuk pergi, Nathan pun berkata dengan heran, "Sekarang masih awal. Kalau Nona Regina masih
Nathan hampir tersedak. "Bukan, kamu ...."Dia mengira Nona Regina sudah menyadari sesuatu atau mungkin telah menemukan beberapa petunjuk.Tak disangka, wanita itu malah mengucapkan kata-kata konyol seperti itu.Regina memasang ekspresi seakan dia memahami segalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bima sekarang sudah hampir berusia enam puluh tahun. Dia belum pernah menikah. Ini juga bukan lagi rahasia di antara orang-orang kaya di Beluno!""Lelaki tua ini bukan hanya nggak menikah, dia juga nggak pernah mencari wanita di luar. Banyak orang yang terkejut dan bingung.""Dia punya kekayaan sebanyak itu, tapi nggak punya penerus. Bukankah itu aneh sekali?""Sebenarnya, banyak orang berspekulasi bahwa Bima pasti punya wanita di luar.""Hanya saja, dia nggak pernah mempublikasikannya, jadi nggak ada yang berani menyebarkan rumor.""Aku juga pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Tuan Bima pasti punya keluarga, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.""Sampai aku bertemu denganmu, Dokter Nat
Arjun mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, seolah-olah ingin mengatakan, setidaknya dia sudah mencoba membujuknya.Jika Nayana masih tidak mau dengar, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Bisa terlihat bahwa Tuan Nathan mengalah pada janda ini.Kalau saja orang seperti Liam berani bersikap kasar kepada Tuan Nathan, mereka pasti sudah ditampar berkali-kali.Setelah sampai di Cusio, hari sudah malam.Nathan mendorong pintu halaman rumahnya.Dia menemukan Bima sedang duduk di meja batu di bawah pohon sambil menikmati anggur dengan tenang.Selain Anggur Abadi milik Nathan, juga ada beberapa hidangan di atas meja itu.Bima tampak menikmati kacang goreng dan juga hidangan lainnya sambil menyesap anggur.Nathan berjalan mendekatinya, lalu meliriknya, dan berkata dengan tidak senang, "Sejak kapan lelaki tua sepertimu belajar menikmati kehidupan?""Tuan Muda, kamu sudah terlalu memujiku. Hidangan lezat seperti ini bukanlah hal yang bisa aku buat."Sembari berbicara, Bima pun menunjuk ke d
Nathan, Nayana, Arjun, dan juga anak buah mereka juga bergegas kembali ke Analin."Kak Arjun, Nyonya Nayana, aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini saja."Tujuan provokasi telah tercapai, jadi Nathan tidak berniat mencampuri urusan dunia bawah tanah lagi."Tuan Nathan, Anda sudah banyak membantu kami," ucap Arjun."Saya juga nggak berani merepotkan Anda lagi. Biarlah Nayana dan saya yang menyelesaikan sisanya."Nayana tersenyum dan berkata, "Sayangku, kamu sudah membantu kami membuat Simon dengan Julian berselisih.""Bagaimana kalau kamu bantu kami sampai akhir dan menyingkirkan Simon untuk kami?"Tanpa perlu berpikir dua kali, Nathan langsung menolak. "Nyonya Nayana, kamu juga tahu aku punya aturan dalam bertindak.""Yang aku lakukan sudah jauh melampaui balasan ramuan legendaris yang akan kamu berikan padaku.""Sekarang, Nyonya Nayana masih mengajukan permintaan. Kamu nggak merasa itu sudah kelewat batas?""Benar, Nayana. Tuan Nathan sudah banyak membantu kita," seru Arjun."K
Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.