Share

Bab 176

Penulis: Levin Sergio
Regina yang duduk di kursi belakang hampir muntah karena guncangan yang disebabkan jalanan yang tidak rata. Dia langsung berseru, "Bibi Eva, apa yang kamu lakukan? Kita harus kembali dan membantu mereka."

Wajah Eva berubah gelap. Dia sama sekali tidak menurunkan pedal gas. "Kalau kita kembali, itu berarti kita akan mati. Mengenai pengawal-pengawal lainnya, biarkan saja mereka mati. Mereka hanya sekumpulan orang nggak becus. Apa gunanya menolong mereka!"

Regina berteriak dengan marah, "Bibi Eva, kamu sadar dengan apa yang kamu katakan?"

"Sebagai majikanmu, aku perintahkan kamu, segera bawa aku kembali ke lokasi kejadian. Kalau kamu bertindak sesuka hatimu, setelah kembali ke perusahaan nanti, aku akan segera ajukan permohonan pada keluarga untuk mengakhiri kerja sama denganmu."

Bibi Eva tersenyum sinis. Bopeng di wajahnya tampak sangat jelek.

"Beraninya gadis kecil sepertimu memerintahku? Kamu nggak merasa sikapmu sudah terlalu lancang?"

Ekspresi Regina langsung berubah. "Apa sebenarnya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 177

    Bibi Eva tiba-tiba bertanya, "Apa yang kamu pikirkan?""Aku sedang memikirkan seorang pria," jawab Regina dengan sedih.Bibi Eva berkata dengan penasaran, "Nona muda dari Keluarga Suteja begitu menawan dan cantik. Aku penasaran dengan pria yang dipikirkan Nona?"Regina juga tidak menyembunyikannya. "Namanya Nathan. Dia seorang dokter yang baik dan penampilannya juga tampan.""Sebelum bertemu dengannya, aku sama sekali nggak tahu bahwa menyukai seseorang terkadang bisa begitu sulit dan membuatku kesepian hingga ingin menangis."Bibi Eva langsung menghentikannya. "Jangan bicara lagi. Kamu nggak perlu ceritakan hal ini padaku."Regina menatap Bibi Eva dengan aneh, terutama wajahnya yang penuh bopeng. Gadis itu sepertinya menyadari sesuatu. "Bibi Eva nggak pernah menyukai pria, 'kan? Salah, seharusnya nggak ada pria yang menyukai Bibi Eva, 'kan?"Raut wajah Bibi Eva berubah jelek, seolah-olah Regina menabur garam pada luka dalam hatinya."Huh! Semua pria di dunia ini adalah sekelompok oran

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 178

    Nathan melangkah maju dan berkata dengan serius, "Kamu dalam bahaya, aku pasti akan datang, sekalipun harus melewati badai dan lautan api."Regina tiba-tiba merasa terharu dan langsung menangis."Nathan, kamu tahu nggak, kamu itu benar-benar menyebalkan? Berbaliklah. Aku nggak ingin kamu melihatku menangis. Asal kamu tahu saja, aku bukan menangis karena kamu."Nathan kebingungan karena dia belum pernah melihat sosok Nona Regina yang begitu lembut dan penuh kasih sayang.Bibi Eva yang menatap mereka berdua langsung menggertakkan giginya dan berkata, "Aku paling benci lihat orang bermesraan di hadapanku.""Nak, karena kamu berani datang, aku akan bunuh kamu duluan. Biarlah gadis mati ini karena patah hati. Hahaha ...."Ada kilatan dingin yang melintas di mata Nathan. "Ok. Kebetulan aku juga ingin membunuhmu."Ekspresi Bibi Eva berubah gelap. Dia bergegas berlari ke depan, mencengkeram tangannya, dan bersiap untuk mencabik-cabiknya.Swush, swush, swush!Terdengar ledakan suara di udara. C

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 179

    Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nona Regina, apa di antara kita masih perlu berterima kasih?"Mendengar itu, hati Regina terasa hangat. Namun, dia masih pura-pura mendengus. "Huh. Ternyata kamu masih punya hati nurani. Kupikir kamu sudah kembali ke pelukan mantanmu dan nggak peduli denganku lagi!"Nathan tersenyum pahit, tetapi dia masih bersikap bijaksana dan tidak menjelaskan.Sebab dalam situasi seperti ini, makin dia menjelaskan, makin buruk jadinya.Kemudian, keduanya berjalan keluar dari hutan lebat dan menemukan orang-orang dari Keluarga Suteja."Nona, syukurlah kamu baik-baik saja!"Semua orang Keluarga Suteja senang melihat Regina selamat."Bagaimana dengan bajingan-bajingan yang muncul di tengah jalan?" tanya Regina.Sekretaris berkata dengan marah, "Begitu Paman Billy tiba, mereka semua dipukul. Ada beberapa orang yang nggak beruntung bahkan dipukul sampai mati oleh Paman Billy."Regina sangat gembira. "Paman Billy datang ke sini? Di mana dia?"Selesai berbicara

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 180

    Dari sepuluh truk milik Grup Suteja, hanya tiga truk yang berhasil diselamatkan.Tujuh truk lain yang memuat bahan obat-obatan telah hilang.Billy menunjuk pengawal yang punggungnya penuh luka memar dan berteriak dengan marah, "Kalian hanya sekelompok orang nggak berguna. Keluarga Suteja menghabiskan uang untuk mendukung kalian, tapi kalian nggak memanfaatkannya dengan baik."Salah seorang pengawal menutupi lengannya yang berdarah dan berkata, "Paman Billy, kami semua juga sudah berusaha sekuat tenaga.""Sekelompok orang itu muncul tiba-tiba dan jumlah mereka cukup banyak, apalagi masih ada master bela diri. Jujur saja, kami juga nggak berdaya."Billy menyipitkan matanya. Dia berjalan mendekat dan menampar wajah pengawal itu dengan keras."Kamu kira kamu siapa? Beraninya kamu melawanku?""Aku peringatkan, kalian harus cari kembali semua tanaman obat yang hilang. Kalau kalian nggak bisa menemukannya, siap-siap terima konsekuensinya saja!"Pengawal itu marah, tetapi tidak berani mengatak

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 181

    Regina terlihat marah. Kenapa Billy begitu sombong?Namun, master bela diri seperti Bibi Eva ataupun Billy, memang sulit diperintah.Saat ini, Nathan tiba-tiba berkata, "Aku tahu petunjuk apa yang dia katakan itu, tapi sayangnya, nggak ada gunanya sama sekali!"Regina terkejut dan bertanya, "Dokter Nathan, cepat beri tahu aku, di mana petunjuk tanaman obat itu?""Dia pasti berpikir untuk mengikuti jejak roda truk itu," jawab Nathan.Regina melihat jalan, lalu mengangguk dan berkata, "Ide yang bagus. Ada banyak jalan tanah di pedesaan ini. Truk kami pasti akan meninggalkan jejak saat melewatinya."Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kecuali orang yang mencuri tanaman obat itu bodoh. Kalau nggak, mana mungkin mereka meninggalkan petunjuk yang begitu jelas seperti itu.""Nona Regina, coba kamu pikirkan dulu. Jalan tanah mungkin akan meninggalkan jejak, tapi bagaimana kalau truk melaju di jalan beton atau jalan aspal?"Regina langsung putus asa. "Kalau begitu, percuma saja.""Ayo

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 182

    Regina yang berdiri di samping menyaksikan adegan ini dengan bengong.Tak disangka, Dokter Nathan begitu penyayang? Apa yang harus dia lakukan? Makin dilihat, dia makin menyukai pria itu. Bahkan, dia berharap bisa menikah dengan pria itu dan punya anak sekarang juga ....Saat ini, terdengar keributan di luar.Billy dan anak buahnya bergegas mendekat.Saat melihat Nathan dan Regina, master paling hebat di Keluarga Suteja itu jelas memperlihatkan ekspresi panik di wajahnya. Namun, hanya sesaat. Dia menenangkan emosinya dengan cepat."Nona, nggak kusangka, kamu akan menemukan truk berisi tanaman obat ini lebih cepat dariku. Nona, kamu memang pintar. Kamu pantas menjadi generasi muda paling hebat dari Keluarga Suteja kita!"Billy tertawa dan langsung memuji Regina.Padahal, dia barusan dengan arogannya meyakinkan Regina bahwa dia pasti akan menemukan truk tanaman obat.Regina tersenyum dan berkata, "Paman Billy, kamu juga sudah bekerja keras. Yang paling penting, kita sudah menemukan tanam

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 183

    Nathan merentangkan tangannya dan berkata, "Paman Billy sendiri yang mengakuinya. Aku nggak mengatakan apa pun."Billy yang sedari tadi menahan diri akhirnya melompat keluar dengan marah, "Bocah busuk, jangan coba-coba memancing keributan di sini.""Aku sudah bekerja keras untuk Keluarga Suteja selama lebih dari 20 tahun. Kamu kira bisa merusak kesetiaanku hanya dengan beberapa patah kata?"Billy langsung mengadu pada Regina dengan marah, "Nona, gigolomu ini sudah menghinaku. Mohon Nona membelaku.""Paman Billy, Dokter Nathan memang seperti itu. Dia suka bicara terus terang," ucap Regina."Aku tahu Paman Billy setia pada Keluarga Suteja, jadi aku akan mewakili Nathan minta maaf pada Paman Billy."Billy mendengus dingin. Dia melambaikan lengan bajunya, lalu berbalik dan pergi bersama anak buahnya.Di saat berbalik, dia tak lupa menatap Nathan dengan dingin. Bahkan, ada niat membunuh di matanya.Namun, Nathan sengaja menutup sebelah mata. Sebaliknya, ada senyum tipis yang tampak di sudut

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 184

    Satya tidak berkata apa-apa. Dia perlahan berjongkok dan menekan tubuh Bibi Eva.Kemudian, berdiri sambil memasang wajah muram dan berkata, "Wanita tua ini pasti berhadapan dengan seorang master.""Master seperti apa yang bisa membunuh kepala pengawal Keluarga Suteja kami?" seru Liam dengan marah.Satya tertegun sejenak, lalu berkata dengan ekspresi serius yang jarang terlihat, "Setidaknya, orang ini punya kekuatan setingkat Guru Besar junior, atau mungkin juga seorang Guru Besar.""Dengan satu pukulan, dia bisa menghancurkan meridian jantung Bibi Eva dan membunuhnya langsung. Kekuatan ini nggak bisa dibandingkan dengan orang yang baru saja berlatih kultivasi."Liam terkejut dan berkata, "Satya, jangan bercanda. Apa mungkin ada master setingkat Guru Besar yang bersembunyi di tempat kumuh seperti ini?"Master setingkat Guru Besar sudah pasti milik Keluarga Suteja. Apalagi, mereka semua harus tunduk dan menyanjungnya.Dalam benak Liam dan keluarga bangsawan lainnya, satu-satunya kesan ya

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 220

    "Siapa yang berani pergi? Aku akan membunuhnya."Melihat tiga anggota Keluarga Sebastian hendak pergi, Edward menjadi gila.Dia langsung memerintahkan dua puluh pengawal Keluarga Halim masuk ke dalam dan mengepung tiga anggota Keluarga Sebastian itu.Tamara ketakutan hingga hampir kehilangan keseimbangan. Dia gemetar dan berkata, "Edward, apa yang ingin kamu lakukan? Dasar bajingan! Apa kamu ingin Emilia membencimu?"Ken mengangkat tangannya dan berkata dengan arogan, "Kita lihat saja siapa yang berani bertindak? Sialan! Keluarga Halim kalian hebat, tapi memangnya kamu bisa memaksa orang menikah denganmu?"Mata Edward memerah. Dia maju ke depan dan menampar wajah Ken.Plak! Plak! Plak!Tamparan demi tamparan itu membuat mulut dan hidung Ken menyemburkan darah. Dia menjerit dan bersiap untuk balik melawan Edward.Salah seorang pengawal Keluarga Halim mendengus dingin dan langsung menendang pinggang Ken.Sembari berteriak histeris, Ken langsung berguling-guling di tanah sambil memegangi

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 219

    "Edward, aku sungguh nggak bisa menikah denganmu."Ekspresi putra sulung Keluarga Halim tiba-tiba berubah.Tanpa disadari, tangannya yang memegang mahkota juga bergetar.Tamara dan Ken juga panik."Emilia, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Itu mahkota senilai 200 miliar. Apa kamu pikir hadiah lamaran yang mahal itu nggak berharga? Cepat ambil dulu!""Benar, Kak. Setidaknya kamu terima lamarannya dulu dan ambil mahkota itu. Kalau kamu memang nggak menyukainya, kamu masih bisa menolaknya nanti!"Emilia mengabaikan keserakahan dan rasa tidak tahu malu ibu dan adiknya.Sambil menatap Edward, dia berkata dengan nada serius, "Edward, aku rasa kita benar-benar nggak cocok untuk menikah sekarang."Jadi, aku minta maaf. Aku benar-benar nggak bisa menerima mahkota ini!"Putra sulung Keluarga Halim akhirnya sadar bahwa dirinya telah ditolak."Emilia, aku akan beri kamu satu kesempatan lagi. Pilih kata-kata yang tepat dan jawab aku dengan benar."Penghinaan, kemarahan, kegilaan, semua itu memb

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 218

    Nathan tentunya tidak tahu tentang percakapan antara Roland dengan Monika.Sekalipun tahu, dia mungkin juga tidak akan peduli."Begitu cepat keluar? Dokter Nathan, apa Nona Monika nggak mengajakmu berkencan?"Regina memperlihatkan tatapan ambigu. Dia terus mengedipkan matanya pada Nathan.Nathan merasa kepalanya berdenyut. "Aku nggak punya waktu."Regina berkata dengan nada tidak senang, "Jadi, gadis bernama Monika itu benar-benar mengajakmu, Dokter Nathan? Huh! Dia masih terlalu muda untuk bersaing denganku dalam mendapatkan pria."Tiara bertanya dengan penuh minat, "Nathan, Monika itu primadona Grup Valentino dan kecantikannya cukup populer di kalangan sosial kelas atas Beluno. Bahkan, banyak kepala keluarga bangsawan yang ingin menikahinya.""Kenapa kamu menolaknya?"Nathan mengangkat bahu dan berkata, "Aku nggak tertarik dengannya. Apalagi, kami juga nggak kenal, jadi aku menolaknya.""Kamu menolaknya dengan tegas, tapi kalau hal ini sempat ketahuan sama Liam, Julian, dan para play

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 217

    Lelang terus berlangsung hingga larut malam.Banyak tamu yang masih belum puas.Bahkan, setelah meninggalkan acara lelang, mereka masih mengenang dua pertarungan seru yang terjadi barusan.Apalagi, semua kejadian itu berhubungan dengan pria bernama Nathan itu.Liam menghibur Edward. "Tuan Edward, berpikirlah positif. Bagaimanapun juga, mahkota berlian sudah menjadi milikmu.""Meski Nathan itu menyebalkan, pada akhirnya dia tetap dikalahkan olehmu, 'kan? Dia bahkan nggak berani bersaing denganmu."Senyum Edward tampak canggung.Apa Nathan, si bajingan itu, benar-benar dikalahkan oleh dirinya?Edward tidak merasa begitu.Bajingan itu jelas-jelas mencelakainya. Dia benar-benar keji.Meski Edward sadar dengan semua itu, dia masih harus memaksakan senyuman saat menghadapi Liam dan yang lainnya. Dia harus bersikap seakan dirinya baik-baik saja.Nyatanya, hatinya sudah hancur berkeping-keping dan hampir berdarah.Julian mendengus dingin. "Bocah ini cukup sombong.""Dia bukan hanya menyinggung

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 216

    Edward merasa dadanya sudah hampir meledak karena emosi.Dia tidak menyangka Nathan akan memberikan pembalasan yang begitu kejam.Edward berteriak sambil menunjuk ruang VIP nomor satu, "Nathan, kalau kamu hebat, keluarlah dan tantang aku. Kita duel satu lawan satu."Bajingan ini keterlaluan.Semua orang memberi hormat pada Keluarga Halim. Dia malah sengaja merusak rencananya.Apalagi, dia juga terus mengincarnya tanpa henti. Yang jelas menunjukkan bahwa dia menganggap Keluarga Halim bukanlah apa-apa.Nathan tidak tergerak dan hanya tersenyum sinis. "Tuan Edward nggak menginginkan mahkota berlian lagi?""Atau Tuan Edward bersedia mengakui kekalahan dan memilih menjadi seorang pengecut?"Nathan sedang memprovokasinya!Beraninya Nathan memprovokasinya!Ekspresi wajah Edward langsung berubah.Tuan Edward berteriak keras, "200 miliar. Aku pasti menemanimu bermain sampai akhir malam ini."Dia sekarang sudah berada dalam situasi sulit, tetapi masih terus menawar sampai akhir.Karena mahkota b

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 215

    Terdengar nada bicara datar dari ruang VIP nomor satu."50,02 miliar. Maaf, aku barusan tertidur dan lupa menawar. Sudah membuat kalian menunggu begitu lama!"Begitu kata-kata itu dilontarkan.Semua tamu yang hadir mulanya tercengang, kemudian meledak dengan suara riuh dan tawa yang belum pernah terjadi sebelumnya."Dia hanya menambah dua ratus ribu? Hahaha. Tuan Nathan sepertinya sedang balas dendam karena kelakuan Edward barusan!""Siapa bilang tuan ini nggak berani menantang Keluarga Halim? Lihat, sekarang sudah terjadi, 'kan? Seperti kata pepatah, pembalasan mungkin terlambat, tapi pasti akan datang. Sialan! Edward kalah telak kali ini!""Seru, seru sekali! Keluarga Halim biasanya suka menindas orang lain dengan mengandalkan kekuatan mereka. Thomas juga sering bertindak semena-mena. Edward bahkan sengaja menaikkan harga untuk menimbulkan masalah sebelumnya. Kali ini, bisa dikatakan mereka menerima balasannya."Penambahan harga yang ditawarkan Nathan bukan hanya mengejutkan para pen

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 214

    Julian tersenyum sinis. Dia sangat tidak puas dengan kepura-puraan Edward yang telah mencuri perhatian semua orang.Tepat di saat dia hendak membantah, terdengar suara batuk yang mendominasi lagi."Aku Thomas Halim, datang ke sini untuk mendukung putraku, Edward. Mohon semuanya meninggalkan sedikit harga diri untukku."Buam!Terjadi kehebohan di acara lelang itu. Siapa sangka, bahkan kepala Keluarga Halim, tokoh paling berpengaruh di Beluno, pun akan hadir di sana."Thomas, si lelaki tua itu, ternyata datang juga. Huh!"Julian mendengus dingin di ruang VIP itu. Dia kemudian memutuskan untuk diam.Dia berani memprovokasi Edward, tetapi sebagai kepala keluarga bangsawan, Thomas masih berada pada level yang sama dengan pemimpin Sekte Pirata.Sebagai seorang junior, Julian masih tidak berani bersikap lancang.Selain itu, Julian tahu bahwa Thomas, pria tua yang sakit-sakitan ini, bukanlah orang baik sewaktu masih muda.Thomas adalah seorang master tingkat Guru Besar junior. Dia bisa membunu

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 213

    Rumah lelang setidaknya mengambil keuntungan sebanyak puluhan miliar dari 400 miliar itu.Keuntungan besar!Regina dan Tiara juga sulit menerima kenyataan itu. Dia memandang Nathan dengan tatapan tidak percaya."Dokter Nathan, 400 miliar. Kita sepertinya sudah terlalu ceroboh!"Nathan berkata dengan nada datar, "Aku nggak tertarik bermain dengan sekelompok orang bodoh ini. Alih-alih membuang waktu, lebih baik aku keluarkan harga yang membuat mereka nggak berkutik."Ekspresi acuh tak acuh pria itu membuat Regina dan Tiara kebingungan.Apa bagi Nathan, transaksi sebesar 400 miliar ini tidak berarti apa-apa?Sekalipun mereka punya uang, dia juga tidak boleh sembarangan menawar harga setinggi langit, 'kan?Julian tertawa terbahak-bahak, lalu tersenyum menyeringai. "Menghabiskan 400 miliar untuk mendapatkan obat seperti itu? Nathan, aku benar-benar penasaran, kamu itu bodoh sungguhan atau hanya pura-pura bodoh?""Aku sebenarnya ingin terus menemanimu bermain, tapi melihat kelakuanmu, aku be

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 212

    Julian tertawa dan berkata, "Tuan Edward, aku kagum dengan penawaran hargamu. Dalam hal nggak tahu malu, memang nggak ada yang bisa menandingimu."Liam juga angkat bicara dan tertawa, "Tuan Edward, kamu memang mengerti lelang. Aku mengagumimu!"Begitu mendengar kata-kata yang dilontarkan Julian dan Liam, putra sulung Keluarga Halim yang berada di ruang VIP itu langsung memperlihatkan ekspresi kejam di wajahnya.Yang dia inginkan adalah membunuh Nathan, si gigolo ini.Karena alasan inilah, sekalipun harus sementara memihak kubu yang sama dengan Julian, Edward juga tidak peduli.Emilia menatapnya dengan matanya yang indah dan berkata dengan nada dingin, "Apa seru berbuat seperti itu?"Edward berkata dengan kejam, "Kenapa nggak seru? Nathan sudah mengacau berkali-kali. Sekarang sudah saatnya gilirannya. Apa aku nggak boleh beri pelajaran padanya?"Emilia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak bahas tentang penawaranmu. Karena ini lelang, siapa saja bisa mengajukan penawaran. Ini

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status