Liam mengangguk dengan takut-takut dan berkata, "Saat Bibi Eva meninggal, untung saja kita nggak ada di sana. Kalau kita bertemu dengan master Guru Besar itu, pasti akan sulit.""Sayang sekali, Regina berhasil lolos. Tapi untungnya, persediaan bahan obat sekarang ada di tanganku. Saat dia kembali ke Grup Suteja, dia pasti akan gagal menjalankan misi karena lalai dalam menjalankan tugas!"Memikirkan hal ini, senyum akhirnya muncul di wajah muram Liam.Ekspresi wajah Satya tiba-tiba berubah. Dia berteriak, "Siapa? Keluar! Atau nggak, aku nggak akan segan lagi!"Liam terkejut, lalu berbalik cepat dan gemetar, "Satya, jangan-jangan master Guru Besar itu datang ke sini untuk membunuh kita?"Di bawah tatapan gugup kedua orang itu, seorang pria kekar berjalan keluar.Melihat orang itu, Liam baru menghela napas lega. "Aku kira siapa, ternyata kamu rupanya, Paman Billy. Kamu membuatku takut setengah mati!"Billy mendengus dingin dan berkata, "Tuan Liam, bukankah kamu ingin mengambil alih Grup S
Billy langsung menolak, "Maaf, aku nggak bisa melakukan tugas nggak berguna seperti itu. Jelas sekali, Nathan sangat dekat dengan Nona.""Kalau aku menyentuhnya, Nona pasti akan membenciku. Aku masih harus mengandalkan Keluarga Suteja untuk bertahan hidup. Aku bukan bekerja untukmu."Selesai berbicara, Billy berbalik dan menghilang ke dalam hutan, tanpa peduli dengan ekspresi jelek dan marah di wajah Liam."Satya, si Billy takut mati. Kalau begitu, kamu saja yang bunuh bocah itu agar kelak nggak menambah masalah!"Liam pantang menyerah dan malah meminta Satya bertindak.Satya tampak memasang ekspresi tidak yakin."Masalah ini nggak boleh terburu-buru. Kalau sempat melakukan kesalahan, maka kita akan kehilangan segalanya.""Sekarang kita yakin Bibi Eva tewas di tangan master Guru Besar junior. Apalagi, master ini kemungkinan adalah orang yang mendukung Nathan. Kalau bertindak gegabah sekarang, aku hanya akan mendapat masalah."Jika bertindak kali ini, yang mulanya bertekad untuk menang
Regina terkejut dan berkata, "Bahkan kepala Keluarga Halim juga datang. Mari kita pergi apa yang mereka rencanakan."Begitu memasuki aula utama klub, Nathan menyadari bahwa selain anggota Keluarga Halim, Emilia juga ada di sana.Saat pandangan Emilia bertemu dengan Nathan, dia langsung memalingkan mukanya sambil memasang ekspresi datar.Edward tersenyum sinis dan menatap Nathan dengan arogan."Regina memberi hormat pada kepala Keluarga Halim!"Regina yang berdiri di depan langsung membungkuk kepada Thomas, kepala Keluarga Halim.Sebagai kepala keluarga besar di Beluno, status Thomas tidak jauh berbeda dari orang-orang seperti Walikota Samuel.Bahkan dalam beberapa aspek, pengaruhnya lebih besar daripada wali kota.Misalnya, hubungan Keluarga Halim dengan sekte bela diri di Beluno. Keluarga Halim telah beroperasi di sini selama beberapa generasi, jadi mereka lebih dihargai oleh para master sekte daripada orang biasa."Regina, Paman sudah lama nggak bertemu dengannya. Kamu banyak berubah
Regina berkata dengan nada datar, "Paman nggak perlu khawatir sama hubunganku dengan Dokter Nathan. Alih-alih membicarakan hal itu, Paman, bukankah lebih baik kita bahas masalah penting saja?"Thomas mengerutkan kening. Dia tidak menyangka dirinya yang notabene kepala keluarga bangsawan akan menerima balasan junior Keluarga Suteja yang sedikit pembangkang ini.Lagi pula, Thomas hanya berniat baik memberikan sedikit nasihat. Putranya, Edward, mengatakan bahwa Nathan memang punya sedikit kemampuan, tetapi tidak banyak.Dibandingkan dengan Regina, wanita bangsawan dari Keluarga Suteja, mereka berdua sudah pasti tidak berasal dari dunia yang sama.Namun, pengendalian dirinya lebih bagus dibandingkan Edward. Dia tersenyum dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, mari kita bahas masalah penting.""Regina, kamu mau beli Klub Balavan ini, 'kan? Kalau begitu, Paman juga nggak akan sembarangan buka harga lagi. Paman minta dua triliun!"Saat nominal itu disebut, jangankan Regina, bahkan Nathan pun ta
Namun, untuk sekilas tindakan pihak lain justru tampak benar dari luar.Pertama-tama, Thomas adalah kepala keluarga dan merupakan seniornya Regina.Kedua, Thomas juga mengurangi harga sebesar 400 miliar. Jadi, dia termasuk sudah mengalah pada Regina.Jika Regina masih tidak setuju sekarang, itu sungguh merupakan penghinaan terhadap Keluarga Halim.Andai yang datang di sini hanya Edward, yang mana satu generasi dengan Regina, mungkin mereka masih bisa tawar-menawar.Namun, Thomas si bajingan tua ada di sini, jadi Regina sebagai seorang junior akan sulit untuk tawar-menawar.Hanya saja, Regina juga bukan gadis yang bodoh. Mana mungkin dia akan menyetujui harga 1,6 triliun itu?Edward diam-diam merasa senang. Benar saja, membiarkan ayahnya datang merupakan keputusan yang tepat.Dibandingkan dengan ayahnya, keterampilan Edward sendiri masih jauh dari harapan.Meski masalah ini akan diketahui Keluarga Suteja nantinya dan menganggap Keluarga Halim telah memeras yang lemah, mereka juga tidak
"Baiklah. Kalau begitu, sesuai keinginan Dokter Nathan, Grup Suteja akan membeli dengan harga 1,6 triliun."Regina telah membuat keputusan.Walau Regina tidak begitu mengerti mengapa Nathan setuju dengan harga itu.Namun, dia percaya Dokter Nathan pasti punya alasan sendiri.Lagi pula, 1,6 triliun juga bukanlah apa-apa. Regina rela menghabiskannya untuk pria ini.Di saat Thomas, Edward, dan anggota Keluarga Halim lainnya memperlihatkan ekspresi kegembiraan di wajah mereka.Nathan bersuara lagi.Kata-katanya mengejutkan semua orang!"Semua orang mungkin salah paham. 1,6 triliun yang aku sebut barusan bukan hanya untuk mengakuisisi Klub Balavan.""Maksudku, dengan 1,6 triliun sudah bisa membeli seluruh Keluarga Halim. Mulai sekarang, semua yang dimiliki Keluarga Halim akan menjadi milik Keluarga Suteja. Nona Regina bisa mentransfer 1,6 triliun sekarang juga. Inilah yang kita sebut akhir yang sempurna!"Buam!Semua anggota Keluarga Halim, termasuk orang-orang yang berada di pihak Regina,
Begitu kata-kata ini dilontarkan, Keluarga Halim langsung terdiam.Edward berkata dengan nada tidak percaya, "Regina, Klub Balavan juga termasuk aset yang sangat berharga. Sekalipun suka sama pria ini, kamu juga nggak perlu menghamburkan uang seperti itu, 'kan?"Regina tersenyum. "Yang penting aku suka!"Thomas langsung menegurnya. "Regina, sebagai pamanmu, aku merasa perlu untuk mengingatkanmu.""Kamu boleh bermain-main, tapi kalau ayahmu, kepala Keluarga Suteja, tahu kamu beli Klub Balavan untuk bocah ini, dia pasti akan menyalahkanmu."Regina berkata dengan cuek, "Paman, kamu hanya perlu jual saja. Mengenai aku bagaimana membelinya dan untuk apa aku membelinya, itu urusanku sendiri."Ditolak berkali-kali, Thomas pun hanya mendengus dingin. "Ya sudah kalau kamu nggak mau dengar nasihatku. Harganya 1,6 triliun, sama seperti sebelumnya. Nggak boleh kurang sedikit pun."Nathan buru-buru berkata, "Nona Regina, harganya nggak berkurang. Ayo kita pergi. Buat apa menghabiskan 1,6 triliun un
Regina dan yang lainnya juga tersenyum. 300 miliar memang agak tidak masuk akal.Namun, Nathan hanya berkata dengan nada dingin, "Memangnya kenapa kalau 300 miliar? Kalau bukan karena Keluarga Halim kalian terlilit banyak utang sekarang, apa kalian akan menjual klub ini?""Itu karena Keluarga Halim nggak punya pilihan lain, makanya kalian memilih untuk menjualnya. Kalau begitu maaf, apa yang kalian sombongkan di sini? Kalau Nona Regina nggak beli, sekalipun Klub Balavan diberi harga 200 miliar, mungkin hanya segelintir orang yang mau mengambilnya!"Ekspresi wajah Thomas dan Edward sedikit berubah.Kata-kata Nathan mengena di hati mereka.Jika Keluarga Halim masih berada di masa kejayaannya, sekalipun Klub Balavan diberi harga dua triliun, pasti ada banyak orang yang mengincarnya.Namun, Keluarga Halim kini tengah mengalami kemerosotan dan reputasi keluarga terhormat mereka telah hancur karena masalah utang.Seperti yang dikatakan Nathan, hanya ada beberapa orang yang akan menawar 200 m
Regina dan Tiara juga sudah sampai saat ini."Tuan Julian, ini wilayahnya Grup Valentino. Pertimbangkan dulu sebelum bertindak!" ucap Regina memperingatkan.Julian langsung berteriak, "Memangnya kenapa kalau wilayahnya Grup Valentino? Pamanku adalah pemimpin Sekte Pirata. Siapa yang berani nggak menghormatiku?"Nathan menggelengkan kepalanya. Apa semua anak konglomerat ini begitu arogan? Mereka selalu mengungkit latar belakang keluarga mereka di setiap kesempatan?'Pemimpin Sekte Pirata adalah pamanku ....' Nathan sudah mendengar kalimat ini berkali-kali dan mulai muak.Kegilaan Julian membuat banyak orang mundur dengan cepat.Namun, kemunculan Nathan telah mematahkan semangat Julian dan membuat mereka merasa lega.Hanya saja, tidak dimungkiri, keberadaan Sekte Pirata masih sangat kuat.Pemuda ini terlalu impulsif dan sekarang malah membuat Julian marah. Dia pasti akan berakhir celaka.Edward menarik tangan Emilia dan berkata, "Emilia, ayo kita pergi dulu. Julian sudah gila. Nathan pas
Namun, Edward hanya bisa menelan semua penghinaan itu.Dia sudah akan mengambil alih Keluarga Halim. Jadi, di saat krusial seperti ini, dia tidak boleh melakukan kesalahan apa pun.Walau Julian, si bajingan ini, pantas mati.Namun, Sekte Pirata bukanlah keberadaan yang bisa disinggung oleh Keluarga Halim dengan mudah. Apalagi, mereka saat ini sedang mengalami masalah.Liam maju ke depan dan bertindak seolah pembawa damai. "Tuan Julian, Tuan Edward, kita semua termasuk orang-orang yang punya status. Acara lelang akan segera dimulai. Lebih baik lupakan saja. Ayo kita masuk ke dalam dulu."Julian mengangkat dagunya dan berkata dengan nada meremehkan, "Benar juga. Ayo kita ikut acara lelang dulu.""Tapi langit bisa membuktikan cintaku pada Nona Emilia. Kalau nggak mendapatkan Nona Emilia, aku nggak akan menyerah begitu saja. Tuan Edward, kamu tunggu saja. Ada baiknya kamu memberikan Nona Emilia padaku!"Lagi-lagi penghinaan yang begitu arogan.Orang-orang lainnya yang ada di tempat kejadia
Liam tertawa sinis dan sengaja memperkeruh suasana, "Tuan Julian, kamu sudah menyulitkan orang.""Semua orang di Beluno tahu kalau Nona Emilia adalah kekasihnya Tuan Edward."Julian membuka kipas lipatnya dan berkata dengan bangga, "Apa salahnya pria sejati mendambakan wanita cantik? Lagi pula, Nona Emilia dan Tuan Edward masih belum menikah. Kami masih bisa bersaing secara adil."Kedua pelayan wanita melirik sekilas Emilia dan berkata, "Gadis cantik, kamu beruntung sekali bisa disukai oleh tuan muda kami.""Lemparkan saja dirimu ke pelukan tuan muda kami. Mulai sekarang, asalkan kamu melayaninya dengan baik, kami akan menyediakan makanan dan minuman lezat untukmu. Bagi tuan muda kami, kekayaan ataupun kekuasaan bukanlah masalah besar. Dia bisa memberikan semuanya padamu!"Wajah Emilia tampak dingin. Dia masih diam dan tidak menanggapi perkataan mereka.Edward menggertakkan giginya dan berkata, "Tuan Julian, aku menganggapmu sebagai tamu terhormat dari Sekte Pirata, jadi aku masih sopa
Hati Emilia bergetar. Dia hanya mengerucutkan bibirnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Sebenarnya dia sangat gelisah dalam beberapa hari ini.Wajah asli Edward perlahan-lahan terungkap. Dia benar-benar berbeda dari sosok pemuda sederhana dan menjanjikan yang dikenalnya.Apa Emilia harus mengakui bahwa dirinya telah salah menilai Nathan?Emilia yang angkuh tentu tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi.Akhirnya, hari pelelangan pun tibaPada jam delapan malam, sudah banyak mobil-mobil mewah yang berkumpul di depan gedung Grup Valentino. Ada berbagai petinggi dari Beluno muncul.Di antaranya ada Liam dari Keluarga Suteja dan Edward dari Keluarga Halim.Keduanya mengenakan setelan jas yang rapi. Mereka tampak seperti bangsawan elit. Di samping juga ada beberapa teman wanita cantik yang menemani mereka."Tuan Edward, lama nggak bertemu denganmu. Kamu terlihat bahagia. Sepertinya kamu menjalani hari-hari yang lebih baik daripada saudaramu ini!"Liam lebih dulu angkat bicara, lalu
Ken tidak menanggapinya dengan serius dan hanya berkata dengan cuek, "Kak, apa reputasi Keluarga Sebastian begitu berharga?""Aku minta kamu membelikanku mobil mewah, tapi kamu malah nggak mau. Sekarang Kak Nathan sudah kaya, jadi aku memohon padanya. Kamu malah merasa dipermalukan. Aku benar-benar nggak ngerti apa yang kamu pikirkan."Emilia sangat marah hingga dadanya naik turun. Emilia paling mementingkan harga dirinya, jadi mana mungkin dia tahan melihat adiknya sendiri bertingkah seperti penjilat di depan Nathan."Nathan, menurutmu ini menyenangkan? Kamu mempermainkan adikku seperti itu. Kamu pasti senang melihat Keluarga Sebastian mempermalukan diri sendiri, 'kan?"Emilia sangat marah sekaligus sedih. Dia langsung menanyai Nathan.Nathan berkata dengan nada datar, "Jadi maksudmu, aku yang salah karena mengendarai mobil mewah?""Bukankah kamu sengaja mengendarai mobil mewah ke sini untuk menggoda Ken dan memamerkannya padaku?" ucap Emilia.Nathan tertawa. "Emilia, kamu sudah meman
Selain itu, ada Daun Tujuh Bintang yang dia peroleh dari Samuel dan juga ginseng top berusia seratus tahun dari Keluarga Wijaya."Grup Valentino akan segera mengadakan lelang dan Teratai Sanoya akan menjadi salah satu barang lelang," kata Bima."Berdasarkan koneksi yang saya miliki, sebenarnya saya bisa langsung membeli Teratai Sanoya. Namun, kabarnya Teratai Sanoya sudah diincar oleh orang lain. Grup Valentino juga kesulitan dan nggak berani sembarangan membuat keputusan. Itu sebabnya, saya datang menemui Tuan Muda."Nathan mengangguk dan berkata, "Baiklah. Beri tahu aku waktu dan lokasi lelang. Biar aku yang langsung ke sana.""Lokasinya di aula Grup Valentino dan acara dimulai jam delapan malam," jawab Bima.Grup Valentino adalah perusahaan terkenal dalam industri perhiasan, barang antik, batu giok, dan sejenisnya di Beluno.Itu sebabnya, Nathan tidak merasa heran mereka mampu menemukan ramuan legendaris seperti Teratai Sanoya.Raja Berlian yang ada di tangannya juga dibeli dari Gru
Untuk merobohkan dan merenovasi kembali Klub Balavan tentunya membutuhkan waktu.Nathan menyerahkan segalanya pada Regina. Dengan begitu, dia akan punya waktu luang.Saat kembali ke Cusio, hari sudah sore.Ketika matahari terbenam, Nathan melepas kemejanya dan mulai berlatih di halaman.Seorang lelaki tua berpakaian tradisional sedang duduk di samping meja batu di bawah pohon tua di halaman.Sambil menyeruput teh, dia berkata sambil tersenyum, "Tinju Tuan Muda makin lama makin terlihat alami. Aku hanya melihat tingkat keterampilan seperti ini pada mantan kepala keluarga sebelumnya!"Nathan sibuk meninju dan bertanya dengan datar, "Si Tua, kapan kamu datang?"Bima, orang paling kaya di Beluno, yang mana Nathan memanggilnya dengan sebutan 'Si Tua' itu terkekeh dan berkata, "Aku baru saja sampai. Melihat Tuan Muda nggak ada di sini, aku pun membuatkan sepoci teh.""Tuan Muda, barang-barang yang kamu punya di sini punya kualitas terbaik!"Menghadap matahari terbenam, kekuatan tinju Nathan
Simon mendengus dingin. "Aku rasa kalian seharusnya sudah tahu identitas Tuan Julian, 'kan?""Beraninya gigolo yang kamu 'pelihara' ini sembarangan memukul orang. Kita semua mencari nafkah di Beluno ini. Aku masih bisa menutup sebelah mata masalah ini demi Keluarga Suteja dan Keluarga Wijaya.""Tapi Sekte Pirata bukanlah sekte yang mudah ditindas. Gigolomu ini sedang cari mati. Kalau bukan karena aku datang tepat waktu, gigolomu ini mungkin sudah disiksa habis-habisan oleh para master dari Sekte Pirata!""Tuan Simon, jelas-jelas Julian yang kasar dan nggak tahu malu. Dia yang menindas Nathan duluan," kata Tiara dengan kesal.Simon mengangkat dagunya tinggi dan berkata dengan nada dingin, "Nggak penting membicarakan hal itu sekarang!""Yang paling penting adalah pamannya Tuan Julian itu pemimpin Sekte Pirata. Statusnya sangat mulia.""Sebaliknya, gigolo yang kamu pelihara ini bukanlah siapa-siapa. Terus terang saja, kalau bukan karena memandang wajah dua nona hari ini, bocah itu sudah p
Hanya dengan satu tamparan, Nathan langsung menjatuhkan Julian.Pria itu langsung meraung kesakitan. Dia merasa mulutnya seolah-olah akan meledak. Darah bercampur dengan gigi menyembur ke seluruh lantai.Namun, rasa sakit yang melanda mulutnya bukanlah hal yang paling sulit diterima Julian.Sebaliknya, yang paling sulit diterimanya adalah meski bajingan di depannya ini tahu jelas siapa dirinya, dia masih berani menyerangnya.Apa bajingan ini benar-benar tidak takut mati?"Kalau kamu orang yang masuk akal, sekalipun kamu hanya seorang pedagang kecil di pasar, aku juga sungkan untuk menindasmu."Nathan dengan santai menatap Julian yang menutup mulutnya, tetapi masih tidak berhenti meraung itu. Ada darah yang mengalir keluar dari sela-sela jarinya."Tapi kalau kamu nggak masuk akal, sekalipun kamu berasal dari sekte bela diri yang kuat, lantas kenapa? Apa gunanya kalau pemimpin Sekte Pirata itu pamanmu? Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan!"Kata-kata ini tidak terlalu agresif, te