Regina berkata dengan nada datar, "Paman nggak perlu khawatir sama hubunganku dengan Dokter Nathan. Alih-alih membicarakan hal itu, Paman, bukankah lebih baik kita bahas masalah penting saja?"Thomas mengerutkan kening. Dia tidak menyangka dirinya yang notabene kepala keluarga bangsawan akan menerima balasan junior Keluarga Suteja yang sedikit pembangkang ini.Lagi pula, Thomas hanya berniat baik memberikan sedikit nasihat. Putranya, Edward, mengatakan bahwa Nathan memang punya sedikit kemampuan, tetapi tidak banyak.Dibandingkan dengan Regina, wanita bangsawan dari Keluarga Suteja, mereka berdua sudah pasti tidak berasal dari dunia yang sama.Namun, pengendalian dirinya lebih bagus dibandingkan Edward. Dia tersenyum dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, mari kita bahas masalah penting.""Regina, kamu mau beli Klub Balavan ini, 'kan? Kalau begitu, Paman juga nggak akan sembarangan buka harga lagi. Paman minta dua triliun!"Saat nominal itu disebut, jangankan Regina, bahkan Nathan pun ta
Namun, untuk sekilas tindakan pihak lain justru tampak benar dari luar.Pertama-tama, Thomas adalah kepala keluarga dan merupakan seniornya Regina.Kedua, Thomas juga mengurangi harga sebesar 400 miliar. Jadi, dia termasuk sudah mengalah pada Regina.Jika Regina masih tidak setuju sekarang, itu sungguh merupakan penghinaan terhadap Keluarga Halim.Andai yang datang di sini hanya Edward, yang mana satu generasi dengan Regina, mungkin mereka masih bisa tawar-menawar.Namun, Thomas si bajingan tua ada di sini, jadi Regina sebagai seorang junior akan sulit untuk tawar-menawar.Hanya saja, Regina juga bukan gadis yang bodoh. Mana mungkin dia akan menyetujui harga 1,6 triliun itu?Edward diam-diam merasa senang. Benar saja, membiarkan ayahnya datang merupakan keputusan yang tepat.Dibandingkan dengan ayahnya, keterampilan Edward sendiri masih jauh dari harapan.Meski masalah ini akan diketahui Keluarga Suteja nantinya dan menganggap Keluarga Halim telah memeras yang lemah, mereka juga tidak
"Baiklah. Kalau begitu, sesuai keinginan Dokter Nathan, Grup Suteja akan membeli dengan harga 1,6 triliun."Regina telah membuat keputusan.Walau Regina tidak begitu mengerti mengapa Nathan setuju dengan harga itu.Namun, dia percaya Dokter Nathan pasti punya alasan sendiri.Lagi pula, 1,6 triliun juga bukanlah apa-apa. Regina rela menghabiskannya untuk pria ini.Di saat Thomas, Edward, dan anggota Keluarga Halim lainnya memperlihatkan ekspresi kegembiraan di wajah mereka.Nathan bersuara lagi.Kata-katanya mengejutkan semua orang!"Semua orang mungkin salah paham. 1,6 triliun yang aku sebut barusan bukan hanya untuk mengakuisisi Klub Balavan.""Maksudku, dengan 1,6 triliun sudah bisa membeli seluruh Keluarga Halim. Mulai sekarang, semua yang dimiliki Keluarga Halim akan menjadi milik Keluarga Suteja. Nona Regina bisa mentransfer 1,6 triliun sekarang juga. Inilah yang kita sebut akhir yang sempurna!"Buam!Semua anggota Keluarga Halim, termasuk orang-orang yang berada di pihak Regina,
Begitu kata-kata ini dilontarkan, Keluarga Halim langsung terdiam.Edward berkata dengan nada tidak percaya, "Regina, Klub Balavan juga termasuk aset yang sangat berharga. Sekalipun suka sama pria ini, kamu juga nggak perlu menghamburkan uang seperti itu, 'kan?"Regina tersenyum. "Yang penting aku suka!"Thomas langsung menegurnya. "Regina, sebagai pamanmu, aku merasa perlu untuk mengingatkanmu.""Kamu boleh bermain-main, tapi kalau ayahmu, kepala Keluarga Suteja, tahu kamu beli Klub Balavan untuk bocah ini, dia pasti akan menyalahkanmu."Regina berkata dengan cuek, "Paman, kamu hanya perlu jual saja. Mengenai aku bagaimana membelinya dan untuk apa aku membelinya, itu urusanku sendiri."Ditolak berkali-kali, Thomas pun hanya mendengus dingin. "Ya sudah kalau kamu nggak mau dengar nasihatku. Harganya 1,6 triliun, sama seperti sebelumnya. Nggak boleh kurang sedikit pun."Nathan buru-buru berkata, "Nona Regina, harganya nggak berkurang. Ayo kita pergi. Buat apa menghabiskan 1,6 triliun un
Regina dan yang lainnya juga tersenyum. 300 miliar memang agak tidak masuk akal.Namun, Nathan hanya berkata dengan nada dingin, "Memangnya kenapa kalau 300 miliar? Kalau bukan karena Keluarga Halim kalian terlilit banyak utang sekarang, apa kalian akan menjual klub ini?""Itu karena Keluarga Halim nggak punya pilihan lain, makanya kalian memilih untuk menjualnya. Kalau begitu maaf, apa yang kalian sombongkan di sini? Kalau Nona Regina nggak beli, sekalipun Klub Balavan diberi harga 200 miliar, mungkin hanya segelintir orang yang mau mengambilnya!"Ekspresi wajah Thomas dan Edward sedikit berubah.Kata-kata Nathan mengena di hati mereka.Jika Keluarga Halim masih berada di masa kejayaannya, sekalipun Klub Balavan diberi harga dua triliun, pasti ada banyak orang yang mengincarnya.Namun, Keluarga Halim kini tengah mengalami kemerosotan dan reputasi keluarga terhormat mereka telah hancur karena masalah utang.Seperti yang dikatakan Nathan, hanya ada beberapa orang yang akan menawar 200 m
Detik berikutnya, dia langsung marah. "Bajingan! Beraninya kamu mengancamku? Enyah sekarang juga!"Edward tidak bergerak. Dia hanya menyeringai pada Thomas. "Ayah, aku butuh uang, kekuasaan, pengaruh, dan juga master keluarga kita. Semua ini bisa aku miliki kalau sudah menjadi kepala keluarga.""Tapi aku benar-benar nggak bisa menunggu selama lima tahun. Kalau kamu mencintai anakmu ini, serahkan jabatanmu padaku secepatnya. Jangan khawatir, Keluarga Halim pasti akan segera kembali ke masa puncak."Thomas tidak mendengar dan hanya berteriak, "Aku sudah menyuruhmu pergi, apa kamu nggak dengar? Atau kamu ingin memberontak?"Keganasan di wajah Edward berangsur-angsur mereda. Dia langsung berlutut dan berkata dengan hormat, "Ayah, aku barusan terlalu impulsif. Tolong maafkan aku.""Kamu diberkati Langit. Kamu pasti akan hidup seratus tahun lagi. Seperti yang kamu katakan, aku masih belum berpengalaman dan nggak memenuhi syarat untuk mengelola Keluarga Halim. Baiklah, biarlah anakmu mengasah
Wanita cantik itu berkata dengan ngeri, "Edward, jangan main-main. Dia itu ayahmu, juga kepala Keluarga Halim. Kalau berani memberontak, kamu pasti akan mati."Edward tersenyum sinis. "Aku nggak bodoh. Aku nggak perlu melakukan hal-hal seperti membunuh ayahku dan merebut takhta secara terang-terangan.""Ingat obat yang aku berikan padamu. Beri dia makan setiap hari seperti biasa. Tapi mulai hari ini, tingkatkan dosisnya. Aku rasa tubuhnya sudah nggak kuat lagi. Dia pasti nggak akan bertahan lebih dari sebulan!"Wanita cantik itu menggigil dan langsung menolaknya. "Nggak bisa. Kalau terlalu kentara, pasti akan ketahuan sama ayahmu. Saat itu, aku pasti akan dibunuh.""Aku sudah berbaik hati membantumu. Jangan memaksaku lagi. Aku nggak mau mengambil risiko."Edward tidak berbicara. Dia hanya menatap tubuh wanita itu dari atas hingga ke bawah. Mendadak ada senyum mesum yang muncul di sudut mulutnya."Ibu Tiri, kita sekarang berada di kapal yang sama. Kita sudah melakukan semua hal yang bol
Nathan tersenyum dan berkata, "Aku nggak pergi. Aku hanya merasa membangun klinik medis di lokasi Klub Balavan akan jauh lebih baik dibandingkan membuka klub lain.""Lantaran Dokter Nathan-ku punya hati yang baik dan ingin membantu banyak orang, aku pasti akan mendukungnya sepenuhnya," ucap Regina sambil tersenyum.Tiara memutar bola matanya sambil berkata, "Nona Regina, sejak kapan Dokter Nathan jadi milikmu? Jangan nggak tahu malu seperti itu!"Regina langsung membalasnya. "Aku memang nggak tahu malu, lantas kenapa? Kalau kamu hebat, kamu juga boleh bermuka tebal sepertiku. Kamu juga boleh melemparkan dirimu ke pelukan Dokter Nathan dan lihat apa dia tertarik dengan dada montokmu atau nggak."Tiara merasa malu sekaligus marah. "Regina, apa kamu begitu nggak tahu malu?"Sebagai wanita bertubuh seksi, dada Tiara memang selalu menjadi pemandangan indah dan menarik perhatian banyak pria.Meski Tiara bangga dengan dadanya, dia juga merasa tertekan.Terkadang terlalu besar juga membuatnya
Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.
Nathan tersenyum dan berkata, "Tuan Simon sangat mendominasi. Sikap nggak goyah seperti itu sungguh mengagumkan.""Nak, jangan banyak omong lagi. Cepat katakanlah," seru Simon dengan tidak sabar."Jangan kira aku nggak tahu. Nayana dan Arjun sekarang memilih untuk mengikuti kata-katamu.""Dalam hal menggunakan taktik, kamulah yang paling hebat.""Aku nggak pantas menerima pujian seperti itu," seru Nathan dengan cepat."Sebenarnya, aku hanya ingin memberitahumu sedikit informasi saja, Tuan Simon. Saat berada di ruang tunggu Vila Analin, aku menemukan barang bagus di dalam gelas anggur Tuan Julian dan Nona Vilda.""Barang bagus ini sangat langka. Namanya Bubuk Albunus. Dengar-dengar, kalau obat ini dikonsumsi oleh pria atau wanita sebelum berhubungan badan, bisa meningkatkan gairah dan juga bisa bersenang-senang dalam waktu yang lama ....""Cukup hentikan! Jangan dilanjutkan lagi."Sebelum Nathan selesai berbicara, Simon sudah tidak sanggup mendengarnya lagi.Rasa marah yang baru saja be
Julian berkata pada Simon dengan penuh tulus, "Kak Simon, tolong beri aku kesempatan sekali lagi.""Kali ini memang aku yang salah, tapi jangan khawatir. Aku pasti akan berjuang keras untuk Sirion demi menebus kesalahanku."Wajah Simon menegang. Dia jelas masih marah.Beberapa master Sirion maju ke depan, lalu mengepalkan tangan mereka, sambil berkata, "Tuan Simon, Tuan Julian sudah mengakui kesalahannya. Anda lihat, bukankah kita harus memaafkannya?""Benar, Tuan Simon. Tuan Julian hanya khilaf sesaat. Tapi bukankah dia bilang dia akan menebus dosanya? Aku rasa kita harus memberinya kesempatan.""Tuan Simon juga termasuk orang yang punya pemikiran terbuka. Bukankah hanya seorang wanita murahan saja? Campakkan saja."Simon menarik napas dalam-dalam. Dia sudah hampir berhasil dibujuk oleh saudara-saudaranya.Dia memang masih perlu mengandalkan Julian sekarang.Walau pria mesum ini sudah kelewat batas dan membuatnya ingin menamparnya sampai mati.Namun, dibandingkan dengan bantuan yang a
Simon merebut barang dari tangan anak buahnya dan melemparkannya ke wajah Julian."Julian, kamu bilang kamu dan Vilda, si jalang, itu datang ke sini hanya untuk beristirahat. Nggak terjadi apa pun ya, 'kan?"Simon menatap Julian dan berkata dengan nada ganas, "Kalau begitu, buka matamu dan lihat, apa yang ada di tanganku ini?"Julian mengambil barang yang dilemparkan Simon barusan dan melihatnya. Wajahnya seketika memerah. Dia merasa malu dan tidak tahu harus mencari alasan apa lagi.Karena itu adalah dua pasang pakaian dalam, yang dia dan Vilda tidak sempat kenakan barusan. Lantaran sibuk melarikan diri, mereka pun meninggalkannya di kamar.Simon menggertakkan giginya dan melemparkan salah satu sepatu kulit merah milik Julian yang hilang dan gulungan tisu bekas ke kepala Julian.Bukan hanya itu saja, Simon juga melemparkan kondom bekas ke kepala Julian sambil memasang ekspresi jijik dan benci.Julian tidak tahan menghadapi benda kotor seperti itu dan segera menghindarinya.Para master
Plak!Simon langsung menamparnya dengan keras."Dasar jalang! Kamu masih berani berkelit sekarang? Akan kuhabisi kamu!"Simon menamparnya dengan penuh benci.Vilda menjerit. Tubuhnya seketika terlempar sejauh empat hingga lima meter. Dia langsung menyemburkan darah. Kondisinya tampak sekarat.Kelopak mata Liam berkedut. Dia merasa ada hawa dingin yang menyelimuti hatinya.Sepertinya Simon bertekad membunuh Vilda!"Tuan Liam, bukankah kamu terus menekankan bahwa pasangan hina ini nggak ada di hotelmu?"Tepat di saat nyali Liam makin menciut, Simon langsung menatapnya dengan ekspresi datar.Liam terkejut. "Tuan Simon, sebenarnya aku ...."Simon tidak berniat mendengar penjelasannya sama sekali. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Bawa bajingan ini keluar dari sini. Jangan habisi dia. Kalau nggak, Keluarga Suteja akan datang mencari masalah.""Tapi aku mau dia merasakan apa yang namanya sengsara dan juga hidup menderita!"Dua lelaki kekar dari Sirion bergegas maju ke depan, kemudian m
Pintu masuk hotel.Jantung Liam sudah berdebar kencang."Tuan Simon, kami sudah cari di semua ruangan, tapi nggak ada seorang pun yang terlihat."Orang-orang Sirion datang untuk melapor pada Simon.Simon menaruh tangannya di belakang punggungnya. Wajahnya berubah gelap. Dia juga tidak mengatakan apa pun.Sebaliknya, Liam yang mendengarnya langsung menghela napas lega.Untung saja, Julian berhasil melarikan diri tepat waktu.Dengan begitu, Liam juga bisa lepas dari tanggung jawab dan melarikan diri.Liam merasa lega dan berkata sambil tersenyum, "Tuan Simon, sudah saya bilang, Anda mungkin keliru. Hotel kami tutup hari ini."Dia harus mengusir Simon secepat mungkin. Jika tidak, dia khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Simon menatapnya dengan dingin. Lantaran sudah rileks, Liam pun balas memandang Simon tanpa merasa takut sedikit pun.Lagi pula, mereka sudah berhasil menyelinap keluar lewat pintu belakang. Meski Simon punya kecurigaan, dia juga tidak punya bukti.Tanpa bu
Simon, penguasa Sirion, bahkan turun tangan sendiri dan membawa orang untuk mencari mereka.Bahkan dengan keberanian Julian yang luar biasa, dia juga tidak bisa menahan perasaan bersalah dan merasa ketakutan saat ini.Saat Vilda mendengar Simon datang, wajahnya langsung memucat karena ketakutan."Tuan Simon ... datang ke sini? Ka ... kamu yakin?"Dalam sekejap, dia sudah hampir menangis.Julian menyerahkan pakaian ke tangan Vilda sambil berteriak, "Cepat pakai. Kalau kamu terlambat selangkah dan kita ketahuan, kita berdua akan mendapat masalah besar."Seluruh tubuh Vilda gemetar. Air mata mengalir di wajahnya. Dia pun meringis. "Ini semua salahmu, dasar berengsek. Kamu ngotot memintaku melayanimu.""Padahal aku sudah menolak, tapi kamu malah menaruh obat di dalam minumanku. Julian, kamulah yang memaksaku melakukan semua ini. Aku hanyalah korban."Melihat Vilda tidak mau mengenakan pakaiannya dan masih sibuk menyalahkannya, emosi Julian sudah mau meledak."Wanita jalang. Kamu itu dipaks
Akan tetapi, Liam tidak tinggal diam.Dia masih punya kesempatan!Setelah berjuang keras, dia pun bangkit dari lantai.Saat menyentuh sudut mulutnya, tangannya langsung dipenuhi darah.'Julian, dasar berengsek! Kamu sudah hampir mencelakaiku!'Liam tidak menahan diri dan langsung mengumpat dalam hatinya.Sebelum sempat menyeka darahnya, dia menarik petugas keamanan di sebelahnya dan berkata, "Cepat naik tangga, lalu beri tahu Julian dan Vilda untuk lari lewat pintu belakang.""Cepat!"Petugas keamanan yang mendengar teriakan Liam langsung ketakutan. Kakinya bahkan tersandung dan kemudian sosoknya menghilang menaiki tangga.Liam meraba-raba ponselnya dan menelepon Julian.Sayangnya, hanya terdengar suara operator yang menyebut nomor telepon Julian tidak bisa dihubungi.Untung saja, butuh waktu bagi anak buah Simon untuk menemukan kamar di mana Julian berada.Liam tahu dia masih punya kesempatan dan secercah harapan!"Cepat. Kita harus lebih dulu sampai dari Tuan Simon. Cepat!"Liam diam
"Meski ini jebakan yang dibuat oleh Arjun dan Nayana, apa yang harus aku takutkan?""Apa mereka berdua berani menyerangku di wilayahnya Keluarga Suteja?"Orang kepercayaan dan master pun berpikiran sama.Sekalipun ini jebakan, Tuan Simon sebagai penguasa Sirion datang bersama para master, siapakah yang berani menyentuhnya?Namun, yang mereka berdua takuti sekarang adalah kenyataan Tuan Julian yang bermain dengan wanitanya Tuan Simon.Anggota dunia bawah tanah semuanya harus mengikuti aturan dunia bawah.Berani merebut wanita pemimpin mereka, maka dia harus mati!Sepuluh menit kemudian.Lebih dari belasan kendaraan off-road besar berhenti di depan hotel milik Keluarga Suteja.Simon memimpin, kemudian diikuti oleh puluhan master Sirion, dan bergegas masuk ke gerbang hotel.Liam masih duduk di depan pintu masuk hotel sambil menyilangkan kaki."Tuan Julian, sebagai saudaramu, aku rela mempertaruhkan nyawaku untukmu.""Berani sekali kamu meniduri wanitanya Tuan Simon. Haha. Setelah kamu pua