WANITA HARAM YANG MENEMANIKU SEMALAM!
Dering handphone diatas nakas membuat Justin terbangun. Dia meraba di mana terakhir kali meletakkan ponselnya dan segera menjawab telpon masuk itu, "Hallo, Tuan Justin! Hallo," sapa suara di seberang panik sesaat setelah telpon diangkat Justin. "Arggghhh! Ya..." sahutnya sambil memegangi kepalanya yang sakit. "Tuan... Tuan ada dimana? Tuan baik-baik saja?" tanya pria di sebrang. Dia mencoba mengumpulkan semua kesadarannya. Membuka matanya menatap ke semua sudut ruangan sambil mengingat apa yang terjadi, dia melihat di atas seprai bercak darah warna merah. Dia kemudian menyibak selimutnya, mendapati tubuhnya tanpa sehelai benang pun. "Sial! Apa yang terjadi," monolog Justin. "Tu....Tuan. Apa yang terjadi denganmu?" pria di telpon panik. "Aku berada di hotel Street, minta semua rekaman CCTV nya! CEPAT!" perintah Justin. Dia membanting Handphone dan turun dari ranjang, berjalan ke kamar mandi. Tapi matanya menemukan sebuah kartu nama perusahaan yang tak asing tergeletak begitu saja di lantai. "Apa ini tertinggal oleh wanita itu?" ***** Sedangkan di rumah Clarissa suasana makin mencekam. Clarissa syok mendengar berita bahwa Devan kekasihnya sejak SMA tiba-tiba akan menikah dengan Nara kakaknya. Hal yang tak pernah di pikirkannya. "Devan? Kakak Ipar? Devan itu kekasihku sejak SMA, Ma...." "Jangan memanggilku Mama! Sekali lagi aku bukan ibumu! Menjijikan sekali dirimu. Waktu itu aku terlalu baik sampai membiarkan suamiku membawa anak haram sepertimu ke sini," tegas Nyonya Lula. 'Deggg' ucapan Nyonya Lula otomatis membuat Clarissa kaget dan syok. "Apa? Anak haram?" tanya Clarissa dengan kaget, dia memandang ke arah ibunya. "Hei! Hei! Hentikan Lula! Apa yang kau perbuat. Jangan memukulnya dengan gagang pel! Jangan begitu, jika wajahnya sampai tergores kita tidak bisa memberikan penjelasan kepada keluarga besar Abraham nantinya," tegur Eyang Bobby yang baru turun dari tangga lantai dua. Nyonya Lula menengok ke arah samping. "Ayah, bagaimana aku tak emosi? Ayah juga lihat sendiri kan selama ini aku juga menjaganya dengan baik. Tapi kali ini dia kelewat batas, Ayah," adu Nyonya Lula. "Dia sangat memalukan sekali. Asal Ayah tahu saja, wanita ini tidak tahu diri! Dia menggoda calon suami Nara, cucu kandungmu," sambungnya sambil membanting gagang yang sudah patah menjadi dua. "Apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Clarissa bingung dengan keadaan ini. "Ck! Andai saja dia bukan karena Tuan Abraham mau bertanggung jawab maka aku tak akan mengampuninya! Ingin sekali aku memukulnya dan memberikan pelajaran agar tak lancang!" hardik Nyonya Lula. Clarissa langsung terdiam, dia mencoba mencerna semua yang terjadi pagi ini. Mulai dari saat terbangun dari hotel dengan posisi telanjang di tambah sebutan anak haram dan Nara adalah cucu kandung. "Mama," panggil Clarissa lirih. "Apa maksud Mama? Apakah aku bukan anak Mama? Lalu keluarga Abraham, siapa mereka? Dan Devan dia adalah kekasih...." "Jangan memanggilnya seperti itu! Devan itu Calon Kakak iparmu mulai sekarang. Jadi kau harus menghormatinya meski kau sudah menghianati kakakmu sendiri," tegas Eyang Boby memotong ucapan Clarissa. "Tapi Eyang, aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi," sahut Clarissa. "Lihat saja sendiri! Betapa rendahnya dirimu," kata Eyang Bobby sambil melempar amplop berisi foto di depan Clarissa. Clarissa pun langsung melihat foto dirinya sendiri yang sedang berciuman bahkan digendong oleh seorang lelaki yang tak nampak jelas. Dia menutup mulutnya kaget. "Nah! Buka matamu, sekarang kau lihat sendiri betapa menjijikkannya dirimu dan apa yang sudah kamu lakukan di luar sana. LIAR! TAK BERPENDIDIKAN! MURAHAN!" hardik Eyang Boby. "Lihat juga pesan yang kau kirim pada Devan! Devan mengirimkannya pada Nara, murahan! Kau menggoda calon ipar kakakmu sendiri," imbuh Nyonya Lula. Clarissa pun langsung membaca pesan itu. Dia mengerutkan keningnya, tak mengira dirinya bisa mengirim pesan seperti itu. Namun benar, itu nomornya, dia membaca sekali lagi. [Kak Devan dibandingkan Kakak Nara, bukankah aku lebih menggairahkan? Aku tidak keberatan dengan hubunganmu dan kakakku. Aku bersedia menjalani hubungan tanpa status denganmu Kakak Devan. Aku mencintaimu] "Ucapan macam apa seperti ini? Hah? Apa tak ada lelaki lain di muka bumi ini sampai kau harus menggoda calon suami kakakmu sendiri? Hah? Sejak kapan kau menjadi liar seperti ini?" tanya Nyonya Lula. "Bukan, Ma! Ini semua bukan aku, sungguh! Aku sama sekali tidak tahu bagaimana bisa Kak Nara berhubungan dengan Devan. Bahkan Kak Nara tahu kalau Devan adalah kekasihku, Ma. Bagaimana mungkin aku juga mengiriminya pesan semacam itu? Sungguh," ujar Clarissa berusaha meyakinkan dengan nada suara bergetar ketakutan. "Hei stop!" bentak Eyang Bobby. "Kamu tidak perlu menjelaskan lagi. Tutup mulutmu! Jangan membantah orang tua. Kau pikir Nara yang mengatur semua ini? Hah?" bentak Eyang Bobby. "Aku di jebak," gumam Clarissa. "Hahahaha! Di jebak? Apakah itu pembenaranmu? Hah? Kakakmu Nara tidak mungkin melakukan hal menjijikkan semacam ini. Nara itu anak yang pendidikan tentu saja dia tidak akan melakukan hal seperti menggoda lelaki. Dia anak baik! Jangan samakan dia dengan dirimu," tegur Eyang Bobby. "Bersiaplah! Keluarga dari Tuan Abraham akan datang hari ini dan melamar. Aku sudah menyetujuinya, minggu depan pernikahan kalian akan dilaksanakan," tegasnya. "Menikah? Dengan Tuan Abraham? Siapa dia?" batin Clarissa. "Eyang aku tak mau. Aku sudah memiliki Devan, dia yang mengatakan kalau dia mencintaiku dan kami akan bersama. Mengapa tiba-tiba dia dengan Kak Nara? Bukankah ini tak adil untukku, Eyang. Aku tak mengerti apa yang terjadi hari ini. Beri aku kesempatan mencerna semuanya," pinta Clarissa dengan memelas. "Tidak ada tapi-tapian, keluarga besar Jason sudah membesarkan anak sepertimu yang tidak punya ibu. Apa kamu pantas jika tidak melakukan sesuatu untuk membalas kebaikan kita. Kau harus tahu diri itu," tegur Eyang Bobby. Clarissa terdiam mendengar semua ocehan Eyangnya. Dia sungguh tak bisa berpikir apapun, jika memang dia bukan anak keluarga Jason, lalu siapakah orang tuanya? Mengapa dia diangkat anak dalam keluarga ini. "Pantas saja selama ini aku selalu diperlakukan berbeda oleh mereka," batin Clarissa dalam hati. "Eyang, lalu dimana Ibuku? Bukankah dia baik-baik saja, Eyang? Bukankah Mama Lilu Ibuku?" tanya Clarissa. "Kau pikir ibumu itu siapa? Kau pikir wanita yang selama ini kau panggil Mama Lilu adalah ibumu? Dia hanya memiliki anak Nara! Bukan dirimu. Dasar jalang!" bentak Eyang Boby. "Ma..." panggil Clarissa memelas memanggil Nyonya Lilu. "Jangan mimpi! Ibumu itu gadis bar, pelacur! Dan dia sudah mati 20 tahun yang lalu, dia adalah seorang wanita penghibur," ucap Nyonya Lilu. "Aku tahu semua yang kamu lakukan dengan Devan, calon suami Nara. Kakak iparmu, kamu seperti ibumu yang tidak tahu malu. Kau hanya mempermalukan keluarga saja. Ck," kata seorang lelaki turun dari tangga. "Ck, kalau dia tak cantik dan bisa ku jual maka tak akan aku mau untuk membesarkannya," gumamnya lagi. APA MAKSUDNYA? APA CLARISSA ANAK HARAM? BERSAMBUNGJEBAKAN NARA!"Penjaga!! PENJAGA!" teriaknya."Siap Tuan!" sahut dua body guard di belakang lelaki itu."Bawa dia ke kamarnya! Jangan biarkan dia keluar dan mengganggu pemandangan," perintah lelaki itu, yang tak lain adalah Tuan Jason.Tanpa banyak bicara lagi dua pengawal yang berada di belakangnya langsung berjalan mendahului Tuan Jason, dengan kasar dia menyeret Clarissa lalu memasukkannya di dalam ruangan kamarnya. Setelah itu kedua pengawal saling berbisik,"Aku baru kali ini melihat Tuan Jason sangat kejam. Meski dia biasa menyiksa Nona Clarissa, namun dia akan menikahkan Nona Clarissa dengan pria yang berusia 70 tahun. Itu adalah hal terkejam, bahkan lelaki yang bisa meninggal kapanpun," jelas pengawal berbadan kekar."Apa? Apa maksud mereka? Lelaki berusia 70 tahun?" batin Clarissa."Benarkah? Jadi Tuan Abram itu bukan orang yang muda ya? Ku kira dia masih muda, karena dari namanya kekinian," tanya pelayan satunya sambil mengajak keluar dari ruangan kamar Clarissa.Melihat p
MENIKAHI PRIA YANG MENIDURINYA?"Tuan! Tuan! Ada yang menerobos masuk ke dalam rumah!? teriak pengawal berbadan kekar."Siapa?" tanya Tuan Jason."Entahlah, aku tidak bisa menghentikannya!" teriak seorang pelayan lagi."Siapa yang berani masuk ke dalam rumahku?" sahut Tuan Jason.Tiba-tiba seorang lelaki perlente dengan memakai jas rapi datang dengan dikawal empat orang bodyguard muda. Dia nampak menyingsingkan jasnya, Tuan Jason pun mengerutkan keningnya heran. Dia tak tahu lelaki itu, bahkan tak mengenalnya. Tanpa banyak bicara dia pun melewati Tuan Jason dan langsung berdiri di hadapan Clarissa yang masih nampak setengah pingsan. Tanpa persetujuan apapun, dia pun menggendongnya."Hei hei! Siapa kamu? Kenapa kau seperti ini? Kau akan membawa putriku kemana? Kenapa kau membawanya? Apa urusanmu denganku?" teriak Tuan Jason. "Ini perintah Tuan kami," jawab lelaki perlente itu."Tuanmu? Siapa? Siapa dia?" teriak Tuan Jason."Tuanku adalah Justin Leonard," tegasnya sambil berlalu dan m
ISTRI PRESDIR YANG TERBUANG"Apa ini?" tanya Clarissa."Andrea jelaskan," perintah Justin menyerahkannya."Baik, Tuan. Nyonya Clarissa, di tabel ini adalah nama lengkap serta daftar kekayaan pria berusia 70 tahun yang akan dijodohkan denganmu. Keluarga mu ingin menukarkanmu dengan sepersepuluh dari kekayaannya ini. Kau akan menderita dan tak mendapatkan uang sepeserpun dari mereka, tapi kalau kau menikah dengan Tuan Justin maka kau dapat segalanya. Tuan Justin hanya butuh istri dan keturunan. Kebetulan kau beruntung untuk posisi itu. Bagaimana? Kau mau?" tanya Andrea."Clarissa bukankah kamu ingin membalas dendam? Bukankah ini akan bermanfaat untukmu?" imbuh Justin. Clarissa masih terdiam tak bergeming, dia bingung bagaimana bisa lelaki di hadapannya ini tahu semua."Baik, disini saya akan menjelaskan beberapa fakta jahatnya keluargamu, Nyonya. Menurut rekaman CCTV hotel malam itu kau di buat hilang kesadaran oleh Kakak perempuanmu, rencananya kau akan di jual senilai tujuh puluh juta
PERNIKAHAN NARA DAN DEVAN"Ternyata aku tidak jelek jika berdandan begini. Tapi kenapa dulu orang-orang bilang wajahku biasa saja?" kata Clarissa lirih. "INI SAATNYA BALAS DENDAM ISTRI PRESDIR YANG TERBUANG!""Ah syukurlah, setidaknya dia sekarang jauh lebih enak dipandang dibandingkan waktu aku membawanya. Tampak kumal dan tak terurus," monolog Justin. Tiba-tiba Clarissa berbalik arah, dia melihat bayangan Justin di kaca."Bagaimana penampilanku, Tuan Justin?" tanya Clarissa, dia baru tahu nama suaminya Justin setelah menandatangani perjanjian. Justin Leonard itu adalah nama yang sangat tak asing namun dia lupa dimana pernah mendengarkannya. "Tuan Justin? Kenpaa kau diam? Bagaimana penampilanku?" tanya ke Clarissa."Jelek!" jawab Justin."Apa jelek? Kenapa? Bukankah ini cantik? Aku merasa lumayan," sanggah Clarissa.Justin pun berjalan ke arah lemari, dia mengambil salah satu gaun dan melempar ke arah Clarissa. Dia tak suka Clarissa memakai pakaian yang terbuka."Seleramu sangat p
APAKAH DIA BENAR-BENAR JUSTIN LEONARD?"Sudah cukup, Kak. Tak perlu dijelaskan, aku sudah menikah dengan Tuan Justin juga. Jadi kau bisa mengambil Kak Devan. Oh ya kenalkan, dia adalah Tuan Justin, adalah calon suamiku," tegas Clarissa."Aku datang bukan untuk mengacau, aku datang untuk memberikan selamat kepada kalian dengan telus. Jadi kau jangan salah paham," kata Clarissa."Apa? Suami? Sejak kapan kau menikah? Lagi pula kau ingin memberi selamat seperti apa? Jelas-jelas kau memukul suamiku," debat Nara."Oh maaf, maaf suamiku cemburuan jika istrinya di sentuh oleh wanita asing. Dia melakukannya karena calon suamimu yang mendekat duluan," jelas Clarissa. Justin menatap ke arah Clarissa, dia tak menyangka wanita itu berakting dengan sempurna. Bahkan dia dengan sangat alami bisa menyebut suami dan membanggakannya layaknya mereka sudah menikah."Hey! Apa yang kalian lakukan di sini pernikahan akan segera dimulai. Kenapa kalian masih di depan pintu menyambut tamu," ujar seorang lelak
DIA ADALAH PUNDI-PUNDI UANGKU!"Tuan, bagaimana barang bawaan ini? Haruskah saya menyerahkannya ke dalam? Ini tadi adalah set perhiasan mahal yang sudah di pesan, lengkap dengan wine langka, dan seserahan lainnya," kata Tuan Hendrawan."A...apa? Perhiasan? Wine? Seserahan?" tanya Tuan Jason."Kenapa? Bukankah awalnya kau meragukanku? Kau tahu sendiri kan bagaimana kwalitas yang akan aku berikan dan tidak dijual secara bebas demi menghargai calon mertuaku," sindir Justin."Tentu, bahkan saya sendiri kesusahan untuk mencarinya dengan sangat susah. Ini perhiasan yang Tuan inginkan merk edisi terbatas yang hanya ada lima buah di dunia," jelas Hendrawan."Apakah kau datang untuk mengantarkan yang spesial edisi terbatas itu, Tuan. Wahhh rejeki apa ini? Kedatangan Tuan Justin Leonard dan membawakan hadiah yang spesial? Bayangkan betapa mahal harganya karena hanya Ada 5 buah di dunia. Apakah semua hadiah ini akan diberikan kepadaku?" tanya Tuan Jason dengan mata berharap.Devan dan Nara Mere
PERMAINAN APA INI? APA YANG SEDANG KAU MAINKAN?"Ck! Diamlah! Dia jauh lebih berharga dari pada suamimu! Apa yang kamu mengerti," bentak Tuan Jason."Apa maksud, Ayah?" tanya Clarissa."Itu adalah pundi-pundi uang kita. Kau tahu tidak Clarissa itu lebih hebat dari dirimu ternyata, dia bisa menjadi istri pimpinan presiden direktur Justin Leonard. Kau tahu siapa dia? Dia adalah keluarga besar Leonard, jajaran orang terkaya. Kau bisa bayangkan apa yang bisa kita dapatkan? Kita bisa mendapatkan keuntungan dari itu dan bisa membangun gunung emas," bisik Tuan Jason. Tangan Nara menggenggam erat."Tapi Ayah....""Sttt! Diamlah. Aku tidak akan membuang waktu dengan kalian. Aku akan menjamu mereka, mereka lebih penting daripada kalian," kata Tuan Jason sambil masuk ke dalam gedung.Otomatis hal itu membuat Nara murka, dia bertambah benci dengan sosok Clarissa. Padahal selama ini dia sudah berusaha semaksimal mungkin merebut kebahagiaan adik angkatnya itu, dia kira dengan menikahi Devan dunia
SEJAK KECIL AKU MEMBENCIMU! "Apa akhirnya dia tidak berpura-pura menjadi kakakku lagi? Mana Kak Nara yang aku kenal dulu? Mengapa dia berubah seperti ini? Dia yang seperti ini membuatku sedikit tidak terbiasa, aneh sekali. Padahal dulu dia selalu berbaik hati kepadaku. Rupanya aku tertipu akan casingnya saja?" batin Clarissa. "PERMAINAN APA INI? APA YANG SEDANG KAU MAINKAN?" sindir Clarissa. "Apa bedanya kamu denganku?" sambung Clarissa seolah menantang Nara. "Hah? Kau tanya apa bedanya? Jelas berbeda! Kamu perempuan brengsek! Jangan sombong kau ya! Oke lah sekarang kau bisa mendapatkan hati CEO abal-abal itu, tapi aku memiliki bukti Kamu bermain dengan orang lain. KAU MALAM ITU KE HOTEL BERSAMA PRIA TAK DIKENAL! Jika kamu memprovokasiku terus-terusan, maka aku akan mengantarkan bukti itu ke keluarga Leonard," ancam Nara. Clarissa tersenyum kecut, sepertinya apa yang dikatakan oleh Tuan Justin benar. Sebelumnya dia sudah di beri tahu bahwa dia bisa ada dalam hotel karena jebakan