ISTRI PRESDIR YANG TERBUANG
"Apa ini?" tanya Clarissa. "Andrea jelaskan," perintah Justin menyerahkannya. "Baik, Tuan. Nyonya Clarissa, di tabel ini adalah nama lengkap serta daftar kekayaan pria berusia 70 tahun yang akan dijodohkan denganmu. Keluarga mu ingin menukarkanmu dengan sepersepuluh dari kekayaannya ini. Kau akan menderita dan tak mendapatkan uang sepeserpun dari mereka, tapi kalau kau menikah dengan Tuan Justin maka kau dapat segalanya. Tuan Justin hanya butuh istri dan keturunan. Kebetulan kau beruntung untuk posisi itu. Bagaimana? Kau mau?" tanya Andrea. "Clarissa bukankah kamu ingin membalas dendam? Bukankah ini akan bermanfaat untukmu?" imbuh Justin. Clarissa masih terdiam tak bergeming, dia bingung bagaimana bisa lelaki di hadapannya ini tahu semua. "Baik, disini saya akan menjelaskan beberapa fakta jahatnya keluargamu, Nyonya. Menurut rekaman CCTV hotel malam itu kau di buat hilang kesadaran oleh Kakak perempuanmu, rencananya kau akan di jual senilai tujuh puluh juta untuk harga keperawananmu pada temannya. Sayang sekali sepertinya nasib baik berlaku padamu. Tuhan mengirim Tuan Justin salah kamar dan membuat lelaki itu tak jadi masuk," jelas Andrea. "Hah? Apa? Kak Nara? Benarkah dia berlaku demikian?" gumam Clarissa dengan nada bergetar menahan sakit hatinya, dia tak mengira kakaknya berbuat sejahat itu. "Tidak hanya itu. Apa kamu tidak merasa curiga Kematian Ibu kandungmu itu ada hubungannya semua dengan keluarga Jason? Ya, keluarga yang memungutmu. Kau bisa tahu semua jika menikah denganku, tak hanya itu bahkan kau bisa membalaskan dendam," lanjut Justin. Perkataan Justin itu langsung membuat Clarissa kaget. Dia tak syok dan tak menyangka jika semua ini berhubungan dengan keluarga yang selama ini dianggap orang tua kandungnya. Sangat kejam dunia ini berlaku padanya, Ibunya di bunuh, kehadirannya dianggap sebagai aset untuk menukar uang. "Apa katamu semua ini dapat dipercaya?" tanya Clarissa. "Terserah kau tak percaya! Semua ada buktinya," sahut Justin. "Ayahmu adalah orang gila harta, aku bisa mendapatkan semua informasi tentangnya hanya dengan iming-iming pekerjaan di perusahaanku! Jadi renungkan saja," sambungnya Justin. Lagi, Clarissa hanya diam. "Aku hitung sampai tiga ya. Aku butuh jawabannya," tegas Justin. "Satu... dua..." "Baik aku mau," kata Clarissa menganggukkan kepalanya. "Bagus, aku tak suka wanita yang berbelit-belit. Tanda tangan ini semua, dengan begitu aku akan memberitahumu semuanya dan juga membantumu melakukan semua yang kamu inginkan," jelas Justin. "Tapi kenapa kamu melakukannya? Kau hanya butuh seorang istri dan melahirkan anak kan? Kenapa harus aku orangnya? Apa yang bisa kamu dapatkan dariku? Apa keuntunganmu menikahiku?" tanya Clarissa yang juga curiga. Dari tadi dia diam saja mencerna semua yang terjadi namun dia mulai paham sekarang. Lelaki di hadapannya ini ingin memberikan semua hal yang dia inginkan dan tentu orang memberi itu tidak ada yang gratis. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan. "Hahaha pertanyaan bagus," kata Justin. Dia mendekatkan dirinya kepada Clarissa kemudian tangannya mencengkram dagu Clarissa dengan lembut. Mereka saling bertatapan dengan jarak dekat. Wajah Clarissa langsung bersemu merah. Deru wangi nafas Justin bisa dia rasankan. "Menurutmu apa yang ada di dalam dirimu yang layak aku dapatkan?" tanya Justin. Clarissa terdiam dan menggelengkan kepalanya. Justin menatap Clarissa dalam diam. "Karena aku butuh rahimmu! Lahirkanlah anak untukku! INGATLAH patuhi semua keinginanku maka aku tidak akan mencelakaimu, aku akan membantumu melancarkan semua balas dendamu. Bagaimana? Kau mengerti kan?" ujar Justin. Clarissa terdiam. "Kenapa? Apa kau masih perlu waktu untuk berpikir?" tanya Justin. "Tuhan siapa dia? Kenapa orang asing ini tiba-tiba mencariku dan ingin memberikan sesuatu yang menggiurkan? Memang mencurigakan sekali, tapi semua yang dia katakan mengenai ibuku, latar belakangku, membuatku penasaran siapa aku sebenarnya. Mengapa aku menjadi Putri Yang Terbuang?" monolog Clarissa. "Tak ada pilihan lain," batin Clarissa dalam hati. "Baiklah aku setuju," tegas Clarissa. "Bagus!" sahut Justin sambil menjentikkan jarinya. "Itu baru Clarissa! Kalau begitu bagaimana kita harus memulainya? Kamu ingin membalas dendam kepada mereka kan? Balas dendam seperti apa yang kau inginkan?" tanya Justin. Clarissa diam dia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Jangankan balas dendam dia saja jika boleh jujur masih bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Dalam waktu sekejap dia bagaikan mendpaat kejutan dalam hidupnya, dia mendapati kenyataan sebagai putri terbuang. Dan sekarang ingin membalas dendam. "Balas dendam putri yang terbuang," batin Clarissa lagi, melihat wanita di hadapannya melamun Justin segera menawarkan beberapa pilihan. "Ah sepertinya kau diam karena bingung. Aku akan menawarkan padamu, membuat keluarga Jason bangkrut? Membuat kakakmu juga tidur dengan laki-laki asing atau membuat mereka semua mati?" tawar Justin. "Astaga! Ucapan mu itu langsung membuatku merinding, Tuan," kata Clarissa bergidik ngeri. Dia sangat syok, bahkan gemetar tubuhnya sekarang. Lelaki tampan itu bisa berubah menjadi iblis yang sangat jahat di mata Clarissa. Dia seakan memiliki dua sisi malaikat dan setan dalam satu jiwanya. "Apa yang dia katakan? Apakah dia seorang manusia? Mengapa bisa dengan entengnya mengatakan itu? Semua sungguh mengerikan," gumam Clarissa. Justin tersenyum mendnegar omelannya. "Baik-baik. Pikirkan perlahan-lahan, jangan buru-buru. Masalah ibumu akan ada yang memberikan laporan secara terperinci kepadamu dalam beberapa hari ini. Jadi kau tinggal tunggu saja, dia dan pikirkanlah cara membalas dendam terbaikmu. Mengerti?" tanya Justin. Clarissa menganggukkan kepalanya. "Tapi aku harus memperingatkanmu tentang satu hal lagi," sambung Justin sambil melongok ke arah Clarissa. Padahal dia sudah melangkah ingin keluar kamar. Sungguh lelaki itu membuat jantung Clarissa berdetak tak karuan. Takut, bingung, dan terpesona pada ketampanannya menjadi satu. "Apa?" tanya Clarissa memberanikan diri mendongakkan kepalanya. "Kau akan tahu nanti. Aku akan memasukkanmu ke kelas model internasional, kau harus berubah istri seorang Justin Leonard. Kau akan belajar manner, tata krama, harus tampil menawan, minimal standarnya adalah model internasional. Ya meski kau sedikit pendek, kau paham?" tanya Justin. Clarissa hanya menganggukkan kepalanya. Tanpa diduga, hari itu juga Clarissa langsung mengikuti kelas model internasional. Tak tanggung-tanggung, Justin langsung mendatangkan para MUA yang ahli dan desainer kondang untuk merubah penampilan Clarisa. Tanpa Clarissa tahu, karena ternyata hari ini akan diadakan pernikahan dari kakaknya Nara dengan Devan, kekasihnya. Clarissa mengenakan gaun berwarna hitam, ya hitam adalah warna favoritnya dan kebetulan gaunnya yang disediakan oleh Justin juga berwarna hitam dengan belahan dada yang rendah menonjolkan bagian dadanya, lekuk pinggangnya yang ramping juga nampak menawan. Tak lupa dihiasi dengan ikat pinggang Swarovski berwarna silver dan hitam. Dia mengenakan kalung batu safir hitam sangat elegan sekali, bahkan saat berkaca Clarissa tak menyadari jika itu adalah dirinya. "Apa ini sungguh diriku?" batin Clarissa sambil berkaca. "Ini Nyonya," kata seorang pelayan datang membawakan hills hitam di hadapan Clarissa. Dia pun segera memakainya, tanpa sadar Clarissa berkaca berkali-kali. Dia kagum pada dirinya sendiri. Kemudian tanpa disadarinya, Justin datang dari belakang. Dia melihat tingkah Clarissa sambil menahan senyumnya. "Ternyata aku tidak jelek jika berdandan begini. Tapi kenapa dulu orang-orang bilang wajahku biasa saja?" kata Clarissa lirih. "INI SAATNYA BALAS DENDAM ISTRI PRESDIR YANG TERBUANG!" Apa yang terjadi selanjutnya? BERSAMBUNGPERNIKAHAN NARA DAN DEVAN"Ternyata aku tidak jelek jika berdandan begini. Tapi kenapa dulu orang-orang bilang wajahku biasa saja?" kata Clarissa lirih. "INI SAATNYA BALAS DENDAM ISTRI PRESDIR YANG TERBUANG!""Ah syukurlah, setidaknya dia sekarang jauh lebih enak dipandang dibandingkan waktu aku membawanya. Tampak kumal dan tak terurus," monolog Justin. Tiba-tiba Clarissa berbalik arah, dia melihat bayangan Justin di kaca."Bagaimana penampilanku, Tuan Justin?" tanya Clarissa, dia baru tahu nama suaminya Justin setelah menandatangani perjanjian. Justin Leonard itu adalah nama yang sangat tak asing namun dia lupa dimana pernah mendengarkannya. "Tuan Justin? Kenpaa kau diam? Bagaimana penampilanku?" tanya ke Clarissa."Jelek!" jawab Justin."Apa jelek? Kenapa? Bukankah ini cantik? Aku merasa lumayan," sanggah Clarissa.Justin pun berjalan ke arah lemari, dia mengambil salah satu gaun dan melempar ke arah Clarissa. Dia tak suka Clarissa memakai pakaian yang terbuka."Seleramu sangat p
APAKAH DIA BENAR-BENAR JUSTIN LEONARD?"Sudah cukup, Kak. Tak perlu dijelaskan, aku sudah menikah dengan Tuan Justin juga. Jadi kau bisa mengambil Kak Devan. Oh ya kenalkan, dia adalah Tuan Justin, adalah calon suamiku," tegas Clarissa."Aku datang bukan untuk mengacau, aku datang untuk memberikan selamat kepada kalian dengan telus. Jadi kau jangan salah paham," kata Clarissa."Apa? Suami? Sejak kapan kau menikah? Lagi pula kau ingin memberi selamat seperti apa? Jelas-jelas kau memukul suamiku," debat Nara."Oh maaf, maaf suamiku cemburuan jika istrinya di sentuh oleh wanita asing. Dia melakukannya karena calon suamimu yang mendekat duluan," jelas Clarissa. Justin menatap ke arah Clarissa, dia tak menyangka wanita itu berakting dengan sempurna. Bahkan dia dengan sangat alami bisa menyebut suami dan membanggakannya layaknya mereka sudah menikah."Hey! Apa yang kalian lakukan di sini pernikahan akan segera dimulai. Kenapa kalian masih di depan pintu menyambut tamu," ujar seorang lelak
DIA ADALAH PUNDI-PUNDI UANGKU!"Tuan, bagaimana barang bawaan ini? Haruskah saya menyerahkannya ke dalam? Ini tadi adalah set perhiasan mahal yang sudah di pesan, lengkap dengan wine langka, dan seserahan lainnya," kata Tuan Hendrawan."A...apa? Perhiasan? Wine? Seserahan?" tanya Tuan Jason."Kenapa? Bukankah awalnya kau meragukanku? Kau tahu sendiri kan bagaimana kwalitas yang akan aku berikan dan tidak dijual secara bebas demi menghargai calon mertuaku," sindir Justin."Tentu, bahkan saya sendiri kesusahan untuk mencarinya dengan sangat susah. Ini perhiasan yang Tuan inginkan merk edisi terbatas yang hanya ada lima buah di dunia," jelas Hendrawan."Apakah kau datang untuk mengantarkan yang spesial edisi terbatas itu, Tuan. Wahhh rejeki apa ini? Kedatangan Tuan Justin Leonard dan membawakan hadiah yang spesial? Bayangkan betapa mahal harganya karena hanya Ada 5 buah di dunia. Apakah semua hadiah ini akan diberikan kepadaku?" tanya Tuan Jason dengan mata berharap.Devan dan Nara Mere
PERMAINAN APA INI? APA YANG SEDANG KAU MAINKAN?"Ck! Diamlah! Dia jauh lebih berharga dari pada suamimu! Apa yang kamu mengerti," bentak Tuan Jason."Apa maksud, Ayah?" tanya Clarissa."Itu adalah pundi-pundi uang kita. Kau tahu tidak Clarissa itu lebih hebat dari dirimu ternyata, dia bisa menjadi istri pimpinan presiden direktur Justin Leonard. Kau tahu siapa dia? Dia adalah keluarga besar Leonard, jajaran orang terkaya. Kau bisa bayangkan apa yang bisa kita dapatkan? Kita bisa mendapatkan keuntungan dari itu dan bisa membangun gunung emas," bisik Tuan Jason. Tangan Nara menggenggam erat."Tapi Ayah....""Sttt! Diamlah. Aku tidak akan membuang waktu dengan kalian. Aku akan menjamu mereka, mereka lebih penting daripada kalian," kata Tuan Jason sambil masuk ke dalam gedung.Otomatis hal itu membuat Nara murka, dia bertambah benci dengan sosok Clarissa. Padahal selama ini dia sudah berusaha semaksimal mungkin merebut kebahagiaan adik angkatnya itu, dia kira dengan menikahi Devan dunia
SEJAK KECIL AKU MEMBENCIMU! "Apa akhirnya dia tidak berpura-pura menjadi kakakku lagi? Mana Kak Nara yang aku kenal dulu? Mengapa dia berubah seperti ini? Dia yang seperti ini membuatku sedikit tidak terbiasa, aneh sekali. Padahal dulu dia selalu berbaik hati kepadaku. Rupanya aku tertipu akan casingnya saja?" batin Clarissa. "PERMAINAN APA INI? APA YANG SEDANG KAU MAINKAN?" sindir Clarissa. "Apa bedanya kamu denganku?" sambung Clarissa seolah menantang Nara. "Hah? Kau tanya apa bedanya? Jelas berbeda! Kamu perempuan brengsek! Jangan sombong kau ya! Oke lah sekarang kau bisa mendapatkan hati CEO abal-abal itu, tapi aku memiliki bukti Kamu bermain dengan orang lain. KAU MALAM ITU KE HOTEL BERSAMA PRIA TAK DIKENAL! Jika kamu memprovokasiku terus-terusan, maka aku akan mengantarkan bukti itu ke keluarga Leonard," ancam Nara. Clarissa tersenyum kecut, sepertinya apa yang dikatakan oleh Tuan Justin benar. Sebelumnya dia sudah di beri tahu bahwa dia bisa ada dalam hotel karena jebakan
TAKTIK NARA MENGHASUT JUSTIN MEMBENCI CLARISSA! "Apa kamu tahu sejak kecil aku membencimu?" tanya Nara lagi. Nara menyeka keningnya yang sedikit berdarah. "Kenapa?" tanya Clariisa. "Pertama kamu datang ke keluargaku secara tiba-tiba. Rasanya aku ingin membunuhmu tapi ayah dan kakek mengatakan kamu akan berguna jika tinggal di sini, kamu juga bisa memberiku hata dan reputasi. Aku mencoba bersabar," jawab Nara. "Lalu mengenai Devan? Kau terlalu percaya diri. Dia hanya ingin bermain-main saja denganmu. Dengan statusnya itu, bagaimana mungkin dia akan menikahi anak haram sepertimu," sambung Nara. "Benarkah? Nyatanya aku mendapatka Tuan Justin. Pemilik perusahaan besar? Terimakasih ya, Kak. Terimakasih karena kau MEMBANTUKU MEMBUANG SAMPAHKU! AMBIL LAH!" perintah Clarissa dengan percaya dirinya. Dia sendiri pun tak menyangka jika bisa mengatakan itu pada Nara. Entah keberanian dari mana yang dia dapatkan, sedangkan di sisi lain Nara langsung menggenggam erat tangannya. Dia benci sek
DEVAN CINTA PERTAMA YANG MENGHANCURKAN CLARISSA! "Sayang, apa kamu tidak keberatan dengan semua masa laluku? Bahkan kalau semua itu hanya tuduhan keji saja. Bagaimana kau akan menyikapinya? Apakah kau akan tetap ingin menjadikan aku seorang istri Tuan Justin Leonard?" tanya Clarissa. "Tentu saja. Memang apa yang kalian pikirkan? Tak ada masalah. Toh semua itu belum bisa di buktikan keberannya kan? Lalu untuk apa aku mempermasalahkan pernyataan konyol itu," jawab Justin. Nara terheran-heran karena rencananya tak berhasil sama sekali. Ekspresi datar itu tak bisa di bohongi. Bagaimana mungkin dia sudah tidur dengan lelaki lain dan kamu masih menginginkannya. Clarissa tersenyum penuh kemenangan. "Kakakku yang baik, apakah kamu tahu orang yang kamu maksud itu dia adalah orangnya?" sindir Clarissa. "Kau yang mempertemukan kami, bukankah aku sudah menjelaskannya dari awal?" sambungnya. Nara mundur beberapa langkah. "Bagaimana mungkin aku yang melakukan semuanya? Bagaimana mungkin?" t
KETEGASAN CLARISSA MEMBALAS SEMUANYA!"Hubungan kami yang berjalan dari SMA nyatanya bisa dengan mudah dikhianatinya. Aku seperti tak mengenal Kak Devan. Aku juga seperti tak mengenal, Kak Nara. Apakah aku terlalu bodoh dalam hal ini?" batin Clarissa dalam hati."Clarissa," panggil Devan."Ya," sahutnya tersadar dari lamunan."Aku minta maaf padamu. Sungguh aku terpaksa seperti ini. Semua bukan karena keinginanku," ucap Devan lirih dalam helaan nafasnya."Untuk apa?" selidik Clarissa pun berjalan mundur."Rencana apa lagi yang sedang kau susun untuk menghancurkanku?" sindirnya lagi.Devan menghela nafas panjang. Dia menggelengkan kepalanya perlahan, dia tak mau menyalahkan Clarissa, semua karena kesalahannya sendiri. Ya, dia menyadari itu."Aku menyukaimu tapi kamu juga tahu statusku kan? Kita tak bisa menikah dalam posisi ini, karena apa? Aku belum mapan, keluargaku dari orang biasa. Tak pantas jika denganmu, apalagi saat itu kakakmu Nara juga mengaakan cinta. Hubungan kita tak akan