TEMBAKAN DI RUMAH TUAN JASON!
"Omong kosong macam apa itu? Tentu saja maksudku ibumu saat ini, Mama mu. Nyonya Lula, bukankah ibumu yang mengajarimu banyak hal juga," sahut Tuan Jason salah tingkah."Tapi terakhir kali dia berkata bahwa dia tidak memiliki anak perempuan sepertiku, Papa. Lalu aku harus bagaimana? Papa, aku tahu betapa baiknya kamu dan Mama bagiku. Tapi aku masih ingin tahu siapa ibu kandung sebenarnya dan di mana dia?" tanya Clarissa. Dia sudah tak dapat menahannya lagi demi menemukan kebenaran untuk sementara bertahan dan bersabar. Tapi dia tak bisa, karena penasarannya. Nampak wajah Tuan Jason santai saja seperti tak ada beban."Dia punya kaki, dia hidup. Jadi bagaimana aku tahu dia ke mana, yang jelas dia sudah pergi meninggalkanmu. Untuk apa kau mencarinya? Lupakan saja," sahutnya dengan enteng."Tentu saja kamu tahu karena kamu adalah orang yang terakhir bertemu dengannya," batin Clarissa. Namun dia tak ingin menjawabnya lagi."SudahlaWANITA ASING YANG ADA DI RUANGAN TUAN JUSTIN!"Sudahlah Andrea, mari kita pergi," ajak Clarissa.Mereka pun segera keluar dari kediaman Tuan Jason. namun baru beberapa meter meninggalkan kediaman keluarga Jason mereka melihat pasangan tua yang mobilnya kebetulan mogok."Berhenti dulu, Andrea! Bisakah kita menolongnya?" tanya Clarissa. Andrea pun menganggukkan kepalanya.Mereka pun mengantarkannya sampai di sebuah bengkel. Mereka menumpang ke perkantoran yang kebetulan memnag dekat dengan kantor Justin. Dengan senang hati Clarissa memberikan tumpangan kepada mereka."Terima kasih sudah mengantarkan kami, kalau bukan karena mobil mogok pasti sudah terlambat untuk rapat," kata Nenek itu,"Oh ya, ini kartu nama kami kami. Kami belum tahu siapakah namamu?" sambung nenek itu sambil memberikan kartu nama."Nyonya, jangan terlalu begitu padaku. Aku dengan senang hati menolongmu, namaku adalah Clarissa. Toh ini kebetulan saja, apalagi kita memang searah," jawab
CINDY? SIAPA WANITA ITU SEBENARNYA?"Kenapa kau diam saja, Andrea? Dimana sebenarnya Tuan Justin mu itu? Apakah dia benar-benar menghindari ku?" tanya Cindy."Tapi ini adalah kantor presiden direktur Nona Cindy. Bukankah anda terlalu lancang datang dan menunggu di sini?" sahut Andrea."Sudahlah kau tak usah ikut campur. Apakah hubunganku dengan Kak Justin masih kurang jelas untukmu? Lagi pula tenang saja, aku tahu dan mengerti sekali bagaimana Kak Justin. Aku tidak akan sembarangan menyentuh apapun di sini, lagi pula Kak Justin juga tahu aku di sini. Kamu pergilah sana, biarkan aku menunggu di sini," perintah Cindy. Andrea menghela nafas panjang."Baiklah kalau begitu," kata Andrea sambil keluar dari ruangan. Melihat Andrea keluar, Clarissa langsung menatapnya."Itu teman Bos," bisik Andrea sambil mengulurkan tangan telunjuknya di bibirnya."Apa itu? Apakah wanita ini benar-benar teman baik Tuan Justin? Apakah mereka benar-benar hanya berteman? Bahkan sekelas
KENAPA KAU BERUBAH?"Kak Justin kamu di sini menerima seorang asisten wanita? Siapa dia?" tanya Cindy."Iya dia baru datang, dia juga begitu cantik. Apakah dia sudah punya pasangan? Bukankah Andrea sudah lama sendirian kalau tidak salah, bukankah mereka berdua cocok?" tanya Cindy. Justin hanya bisa diam saja."Bukankah ada pepatah lama yang mengatakan bahwa pria dan wanita jika cocok pekerjaan dan bekerja di tempat yang sama maka dia tidak akan merasakan kelelahan?" sambungnya lagi."Dia sudah menikah," sahut Justin.Cindy langsung diam mendengar ucapan Justin yang terdengar ganjil. Setelah mengatakan itu Justin langsung bergegas pergi meninggalkan Cindy yang masih diam. Dia memandangi wajah Clarissa."Ayo jalan sudah malam!" perintahnya lagi menyadarkan Cindy."Ada apa ini? Mengapa tiba-tiba dia begitu tidak senang saat aku mengatakannya? Aku pun tidak tahu jika wanita itu sudah menikah dan merasa hanya cocok dengan Andre," ucap Cindy.Tanpa mengat
APA GUNANYA AKU KEMBALI KE SINI?"Tidak perlu. Ini tidak ada hubungannya denganmu," ucap Justin."Kenapa? Kenapa kau begitu sinis padaku dari tadi? Apa yang membuatmu berubah seperti ini, Justin. Meskipun kita sudah lama tak bertemu. Bukankah ini terlalu dingin?" batin Cindy. "Huh melelahkan sekali," kata seseorang yang tak lain adalah Kevin. Dia memasuki ruangan VIP yang sudah di pesan Justin."Kalian ini mengapa tidak menungguku malah minum sendirian," sambung Kevin menghampiri mereka."Nah itu dia. Akhirnya datang juga," sahut Justin.Kevin datang dengan membawa buket bunga. Bukan bunga sembarangan, itu adalah anggrek yang beracun. Bunga yang susah di temukan."Kamu duduklah di sana, aku akan duduk di hadapan Cindy. Kami sudah lama tak bertemu, tidak mudah bagiku datang kali ini," omel Kevin mengusir Justin."Ini untukmu," ucap Kevin memberikan buket bunga anggrek ungu itu kepada Cindy."Lama tidak bertemu wanita cantik beracun," sapanya lagi."Ada apa? Bukankah ini bunga racun f
KECEWANYA CINDY DAN CLARISSA!"Apa gunanya aku kembali ke sini? Aku kembali ke sini hanya untuknya," monolog Cindy sambil menggenggam tangannya. "Tapi itu belum diungkapkan ke publik, lagi pula gadis kecil itu begitu lugu dan polos. Kamu tidak akan tega menyakitinya. Kalau aku jadi Kak Justin maka akan menyembunyikannya dengan baik," sahut Kevin."Begitukah?" tanya Cindy, air matanya berada di ujung mata kemudian tak bisa di tahan lagi.Dengan cepat dia mengusap air matanya, dia tak mau terlihat lemah di hadapan Justin dan Kevin. Namun tak bisa di pungkiri hatinya sakit sekali mendengar kenyantaan Justin sudah menikah dengan wanita lain. Cindy menghela nafas panjang."Maaf suamiku sudah meninggal tiga tahun lalu. Aku merasa di dunia ini aku sudah tidak mempunyai seorang keluarga, itu sebabnya aku datang mencari kalian. Aku ingin kak Justin mengatur pekerjaan untukku awalnya. Namun aku tak tahu jika endingnya akan seperti ini. Maaf, jika Kak Justin tidak nyaman sebaiknya aku mencari
BERUANG YANG MELAMAR"Nenek senang sekali, di mana lagi bisa menemukan gadis yang baik. Lain kali kau harus mengajak suamimu untuk bertemu dengan kami. Kita bisa makan bersama lain kali," imbuh Nenek Lee."Ah itu ya, Nek. Begini, suamiku itu, dia..." kata Clarissa menggantungkan kalimatnya."Kenapa dengannya? Apakah dia lelaki jahat?" tanya Nenek Lee. Clarissa menggelengkan kepalanya."Bukan, Nek. Pekerjaannya agak sibuk, Nenek. Tapi lain kali aku akan membujuknya untuk bisa makan bersama," kata Clarissa,Tiba-tiba Justin datang menyusulnya. Dia mengamati Clarissa nampak menikmati kopinya, dia berusaha menyimak obrolan itu. "Hey harusnya suamimu tak seperti itu. Namun masa muda pasti akan seperti ini, harisnya ketika sudah menikah harus bisa seimbang menjalankan semuanya. Karena tidak peduli seberapa sibuknya juga harus memperhatikan istri," jelas Kakek Lee."Ketika aku masih muda aku hanya tahu apa bisnis dan pekerjaan itu. Mungkin aku tidak menyadari bahwa tidak ada istri yang sep
SSTTTT! LAYANI AKU YA MALAM IN!"Bukankah aku sudah menikah denganmu, Tuan Justin?" tanya Clarissa."Ya kau adalah Istri terbaik jadi aku tidak keberatan kalau harus menikah dan melamarmu beberapa kali," kata Justin dengan mode yang serius. Dia pun segera berdiri dan mencium tangan Clarissa. Nenek dan kakek Lee melihat ke arah mereka. Ternyata tanpa di sadari Clarissa dan Justin mereka menjadi tontonan."Lihat, aku sudah bilang dia akan baik-baik saja kan?" ucap Kakek Lee dengan nafas ngos-ngosan karena Nenek panik."Tadi dia tiba-tiba di bawa pergi oleh beruang itu, Kek. Clarissa kan sudah seperti cucuku sendiri, itu membuat mereka khawatirkan," ucap Clarissa melihat dua orang tua itu. "Bisakah kita memulai semua dari awal?" tanya Justin. Clarissa menyuruh Justin bisa berdiri, dia memeluk suaminya."Aku mau Tuan Justin," sahut Clarissa. Mereka berpelukan, Clarissa melihat kakk dan Nenek berjalan menghhampiri mereka. Clarissa melepaskan pelukannya."Tuan Justin aku pergi bermain de
MELAMAR CLARISSA PADA KELUARGANYA!HP yang terletak di Nakas samping ranjang tempat Justin dan Clarissa menghabiskan malam indah itu. Hp Clarissa terus berbunyi tapi dia tidak bisa mengangkatnya, karenaa Justin memilih untuk tetap tidur sambil memeluk Clarissa."Tuan Justin HP nya terus berbunyi, angkat teleponnya. Barangkali penting," perintah Clarissa."Jangan ribut! Aku sangat lelah," kata Justin"Siapa suruh kamu begitu menggoda," ucapnya lagi. "Ihhh Tuan Justin, mengapa kamu begitu mesum," kata Clarissa."Ada-ada saja," gumam Clarissa sambil segera mengambil HP itu."Ahh ternyata Nenek," ucap Clarissa dapat segera mengangkatnya. "Halo Nenek," sapa Clarissa."Cucu menantuku, kami sudah berangkat. Bagaimana denganmu dan Justin?" tanya nenek Elizabeth.Clarissa terdiam, dia berpikir sejenak apa yang sebenarnya terjadi. Sepersekian detik diia baru ingat, hari ini adaha waktunya mereka melakukan kunjungan ke rumah Clarissa."Oh iya hari ini keluarga Tuan Justin akan pergi melamar