KENAPA KAU BERUBAH?
"Kak Justin kamu di sini menerima seorang asisten wanita? Siapa dia?" tanya Cindy."Iya dia baru datang, dia juga begitu cantik. Apakah dia sudah punya pasangan? Bukankah Andrea sudah lama sendirian kalau tidak salah, bukankah mereka berdua cocok?" tanya Cindy. Justin hanya bisa diam saja."Bukankah ada pepatah lama yang mengatakan bahwa pria dan wanita jika cocok pekerjaan dan bekerja di tempat yang sama maka dia tidak akan merasakan kelelahan?" sambungnya lagi."Dia sudah menikah," sahut Justin. Cindy langsung diam mendengar ucapan Justin yang terdengar ganjil. Setelah mengatakan itu Justin langsung bergegas pergi meninggalkan Cindy yang masih diam. Dia memandangi wajah Clarissa."Ayo jalan sudah malam!" perintahnya lagi menyadarkan Cindy."Ada apa ini? Mengapa tiba-tiba dia begitu tidak senang saat aku mengatakannya? Aku pun tidak tahu jika wanita itu sudah menikah dan merasa hanya cocok dengan Andre," ucap Cindy. Tanpa mengatAPA GUNANYA AKU KEMBALI KE SINI?"Tidak perlu. Ini tidak ada hubungannya denganmu," ucap Justin."Kenapa? Kenapa kau begitu sinis padaku dari tadi? Apa yang membuatmu berubah seperti ini, Justin. Meskipun kita sudah lama tak bertemu. Bukankah ini terlalu dingin?" batin Cindy. "Huh melelahkan sekali," kata seseorang yang tak lain adalah Kevin. Dia memasuki ruangan VIP yang sudah di pesan Justin."Kalian ini mengapa tidak menungguku malah minum sendirian," sambung Kevin menghampiri mereka."Nah itu dia. Akhirnya datang juga," sahut Justin.Kevin datang dengan membawa buket bunga. Bukan bunga sembarangan, itu adalah anggrek yang beracun. Bunga yang susah di temukan."Kamu duduklah di sana, aku akan duduk di hadapan Cindy. Kami sudah lama tak bertemu, tidak mudah bagiku datang kali ini," omel Kevin mengusir Justin."Ini untukmu," ucap Kevin memberikan buket bunga anggrek ungu itu kepada Cindy."Lama tidak bertemu wanita cantik beracun," sapanya lagi."Ada apa? Bukankah ini bunga racun f
KECEWANYA CINDY DAN CLARISSA!"Apa gunanya aku kembali ke sini? Aku kembali ke sini hanya untuknya," monolog Cindy sambil menggenggam tangannya. "Tapi itu belum diungkapkan ke publik, lagi pula gadis kecil itu begitu lugu dan polos. Kamu tidak akan tega menyakitinya. Kalau aku jadi Kak Justin maka akan menyembunyikannya dengan baik," sahut Kevin."Begitukah?" tanya Cindy, air matanya berada di ujung mata kemudian tak bisa di tahan lagi.Dengan cepat dia mengusap air matanya, dia tak mau terlihat lemah di hadapan Justin dan Kevin. Namun tak bisa di pungkiri hatinya sakit sekali mendengar kenyantaan Justin sudah menikah dengan wanita lain. Cindy menghela nafas panjang."Maaf suamiku sudah meninggal tiga tahun lalu. Aku merasa di dunia ini aku sudah tidak mempunyai seorang keluarga, itu sebabnya aku datang mencari kalian. Aku ingin kak Justin mengatur pekerjaan untukku awalnya. Namun aku tak tahu jika endingnya akan seperti ini. Maaf, jika Kak Justin tidak nyaman sebaiknya aku mencari
BERUANG YANG MELAMAR"Nenek senang sekali, di mana lagi bisa menemukan gadis yang baik. Lain kali kau harus mengajak suamimu untuk bertemu dengan kami. Kita bisa makan bersama lain kali," imbuh Nenek Lee."Ah itu ya, Nek. Begini, suamiku itu, dia..." kata Clarissa menggantungkan kalimatnya."Kenapa dengannya? Apakah dia lelaki jahat?" tanya Nenek Lee. Clarissa menggelengkan kepalanya."Bukan, Nek. Pekerjaannya agak sibuk, Nenek. Tapi lain kali aku akan membujuknya untuk bisa makan bersama," kata Clarissa,Tiba-tiba Justin datang menyusulnya. Dia mengamati Clarissa nampak menikmati kopinya, dia berusaha menyimak obrolan itu. "Hey harusnya suamimu tak seperti itu. Namun masa muda pasti akan seperti ini, harisnya ketika sudah menikah harus bisa seimbang menjalankan semuanya. Karena tidak peduli seberapa sibuknya juga harus memperhatikan istri," jelas Kakek Lee."Ketika aku masih muda aku hanya tahu apa bisnis dan pekerjaan itu. Mungkin aku tidak menyadari bahwa tidak ada istri yang sep
SSTTTT! LAYANI AKU YA MALAM IN!"Bukankah aku sudah menikah denganmu, Tuan Justin?" tanya Clarissa."Ya kau adalah Istri terbaik jadi aku tidak keberatan kalau harus menikah dan melamarmu beberapa kali," kata Justin dengan mode yang serius. Dia pun segera berdiri dan mencium tangan Clarissa. Nenek dan kakek Lee melihat ke arah mereka. Ternyata tanpa di sadari Clarissa dan Justin mereka menjadi tontonan."Lihat, aku sudah bilang dia akan baik-baik saja kan?" ucap Kakek Lee dengan nafas ngos-ngosan karena Nenek panik."Tadi dia tiba-tiba di bawa pergi oleh beruang itu, Kek. Clarissa kan sudah seperti cucuku sendiri, itu membuat mereka khawatirkan," ucap Clarissa melihat dua orang tua itu. "Bisakah kita memulai semua dari awal?" tanya Justin. Clarissa menyuruh Justin bisa berdiri, dia memeluk suaminya."Aku mau Tuan Justin," sahut Clarissa. Mereka berpelukan, Clarissa melihat kakk dan Nenek berjalan menghhampiri mereka. Clarissa melepaskan pelukannya."Tuan Justin aku pergi bermain de
MELAMAR CLARISSA PADA KELUARGANYA!HP yang terletak di Nakas samping ranjang tempat Justin dan Clarissa menghabiskan malam indah itu. Hp Clarissa terus berbunyi tapi dia tidak bisa mengangkatnya, karenaa Justin memilih untuk tetap tidur sambil memeluk Clarissa."Tuan Justin HP nya terus berbunyi, angkat teleponnya. Barangkali penting," perintah Clarissa."Jangan ribut! Aku sangat lelah," kata Justin"Siapa suruh kamu begitu menggoda," ucapnya lagi. "Ihhh Tuan Justin, mengapa kamu begitu mesum," kata Clarissa."Ada-ada saja," gumam Clarissa sambil segera mengambil HP itu."Ahh ternyata Nenek," ucap Clarissa dapat segera mengangkatnya. "Halo Nenek," sapa Clarissa."Cucu menantuku, kami sudah berangkat. Bagaimana denganmu dan Justin?" tanya nenek Elizabeth.Clarissa terdiam, dia berpikir sejenak apa yang sebenarnya terjadi. Sepersekian detik diia baru ingat, hari ini adaha waktunya mereka melakukan kunjungan ke rumah Clarissa."Oh iya hari ini keluarga Tuan Justin akan pergi melamar
KARENA KAU ADALAH BERLIAN UNTUKKU!Mereka pun semua keluar gerbang lagi, sekarang tampak berceceran mobil sport keluaran terbaru dengan harga miliaran. Mereka langsung tambah melongo, karena mobil sport yang mereka lihat bukan di tumpangi oleh keluarga Leonard, tapi hanya para pelayan."Ini sudah terlalu berlebihan kan?" gumam tuan Jason kaget."Benar, jika dibandingkan dengan semua mahar yang di berikan oleh Devan ini sangat berbeda. Bahkan mobil yang di gunakan para palayan itu lebih banyak dan berarti di banding dengan cincin, aset milik property keluarga," jawab Nyonya Lula."Bahkan semua hantaran yang dibawa Devan masih tidak cukup untuk membeli sebuah ban milik mereka," imbuh Tuan Jason.Tiba-tiba semua ajudan berjejer bersiap untuk membuka pintu mobil paling mewah. Saat pintu dibuka nampak Justin keluar dari sana. Kemudian dia membuka pintu sebelah."Ayo Clarissa sudah sampai," ajak Justin.Carissa pun keluar, dia mengenakan baju dress berwarna biru keunguan dengan rambut di
SIAPA SEBENARNYA SILSILAH KELUARGAMU?"Jika keluarga Tuan Jason dan Tuan Bobby tidak puas dengan mas kawin ini, maka kita bisa mendiskusikannya lagi," tegas nenek Elizabeth. Tuan Bobby pun langsung tersenyum,"Tidak tidak, Nyonya Elizabeth. Jangan begitu, kami sekeluarga sangat puas. Bahkan puas sekali hanya saja sesaat aku merasa sudah terlalu banyak. Apakah ini tidak berlebihan, Nyonya dan Tuan?" tanya Tuan Bobby sambil merebut kertas kepemilikan saha itu dari tangan Tuan Jason."Ayah..." pekik Tuhan Jason, meratapi kertas perjanjian itu.Bukan tanpa alasan, dia berharap dialah yang menyimpan surat perjanjian itu. Meski tidak bisa mendapatkan uang dari kertas itu namun dia bisa memanfaatkannya. Dia bisa menggunakan surat perjanjian itu untuk mempermudah kelancaran bisnisnya."Kenapa kau ini lancang sekali? Kau bersikap tidak sopan! Seperti tidak tahu tata krama saja," tegur Eyang Bobby. Dia menyerahkan surat itu kepada Clarissa."Clarissa simpan ini baik-baik. Kau tahu? Bahwa surat
CINDY MEMILIH MENGAKHIRI DIRINYA SENDIRI?"Banyak hal sebenarnya yang masih aku bingungkan. Aku bingung Tuan Justin, manakah yang sebenarnya adik kandungmu? Ivan atau Kevin? Kenapa namanya harus di ubah? Mana yang sebenarnya keluargamu? Bagaimana dengan silsilah keluargamu sebenarnya?" tanya Clarissa."Sudahlah Kakek memiliki banyak pertimbangan sendiri, anak kita adalah pewaris satu-satunya itu sudah menjadi keputusannya yang tak bisa di ganggu gugat. Masalah ini sudah dipublikasi keluar, jadi dua orang itu harusnya menerima dan mungkin sudah akan membuat masalah kan," ucap Justin berusaha berkilah, dia tidak mengatakan kepada Clarissa.Semua ini adalah strategi bisnis dan taktik dari kakeknya. Kakeknya melakukan itu semua Bukan tanpa alasan, semua sudah dipertimbangkan secara matang. Clarissa terdiam, dia bahkan tak berani mendesak Justin. Dia langsung memeluk Clarissa, menidurkannya di ranjang."Daripada mengkhawatirkan hal ini, lebih baik kau harus hamil duluan. Bukankah ini suda