CINDY MEMILIH MENGAKHIRI DIRINYA SENDIRI?"Banyak hal sebenarnya yang masih aku bingungkan. Aku bingung Tuan Justin, manakah yang sebenarnya adik kandungmu? Ivan atau Kevin? Kenapa namanya harus di ubah? Mana yang sebenarnya keluargamu? Bagaimana dengan silsilah keluargamu sebenarnya?" tanya Clarissa."Sudahlah Kakek memiliki banyak pertimbangan sendiri, anak kita adalah pewaris satu-satunya itu sudah menjadi keputusannya yang tak bisa di ganggu gugat. Masalah ini sudah dipublikasi keluar, jadi dua orang itu harusnya menerima dan mungkin sudah akan membuat masalah kan," ucap Justin berusaha berkilah, dia tidak mengatakan kepada Clarissa.Semua ini adalah strategi bisnis dan taktik dari kakeknya. Kakeknya melakukan itu semua Bukan tanpa alasan, semua sudah dipertimbangkan secara matang. Clarissa terdiam, dia bahkan tak berani mendesak Justin. Dia langsung memeluk Clarissa, menidurkannya di ranjang."Daripada mengkhawatirkan hal ini, lebih baik kau harus hamil duluan. Bukankah ini suda
TOLONG ANAKKU DI SANDRA PENGUASA MAFIA! Keesokan paginya matahari bersinar sangat cerah, burung-burung di taman pribadi milik Justin sudah berkicau. Justin melihat pesan dari Andrea karena memang nada pesannya di buat khusus. [Nona Cindy bunuh diri] "Tuan Justin, apa pagi hari ini pekerjaan yang harus diurus?" tanya Clarissa terbangun saat Justin tiba-tba bangun dan beranjak dari tidurnya. Dia mengenakan kimono tidurnya, sepertinya ada yang penting sekali. "Bukan. Tenang saja, ini masalah pribadi," jawab Justin segera beranjak. "Masalah pribadi?" tanya Clarissa. "Aku memiliki seorang adik sekarang dan terjadi sesuatu padanya. Aku harus ke sana," jelas Justin. "Adik ya?" gumam Clarissa heran. "Ya tapi dia hanya adik angkat saja. Tenang saja hanya seorang adik, tidak lebih," ucap Justin. "Ah begitu ya," ucap Clarissa. Dia pun berjalan mendekati Justin di tepi ranjang. Memang wajah khawatir Justin tidak bisa di pungkirinya. Clarissa pun mencoba untuk maklum, karena tahu bany
BELAJAR DRAMA KELUARGA JUSTIN?Mungkin Cindy bisa melepas suaminya begitu saja dengan mudah saat sang Ayah membunuhnya dengan mudah. Karena sesama orang dewasa. Tapi tidak dengan anaknya, nalurinya sebagai seorang ibu sangat mengkhawatirkannya apalagi saat anaknya berada di tangan seorang penguasa jaringan hitam seperti itu. Dia takut anaknya dijadikan alat sebagai penerus generasi jaringan yang sangat berbahaya di dunia."Kakak Justin aku mohon, bisakah kamu menolongku kali ini saja. Selamatkan dia, dia masih anak kecil dan tak tahu apa-apa. Aku sangat menyesal sekali mengapa bisa terjerumus dalam jaringan hitam itu," ucap Cindy sambil bersujud diatas ranjang."Tolong aku, Kak Justin. Bahkan aku bisa melakukan apapun agar kau mau membantuku, aku rasa hanya kau yang ada di pihakku saat ini. Kau tahu sendiri kan? Aku tak punya keluarga lagi, setelah anakku kembali sungguh aku tidak ingin kembali ke tempat gelap itu lagi," sambungnya.Justin diam, dia masih mempertimbangkan semuanya.
AKU MENCERAIKAN ISTRIKU DEMI DIRIMU!"Hah murid? Apa maksudnya? apakah Nenek mendaftarkanku untuk beajar berackting? Tapi untuk apa? Mengapa mereka ingin aku bisa beracting? Dan bagaimana Tuan Hanung menerimaku begitu saja?" batin Clarissa."Kenapa? Apa kau tak senang?" tanya Sutradara Hanung melihat mimik wajah Clarissa yang berubah. Clarissa langsung menggelengkan kepalanya."Ti..tidak, Tuan Hanung. Justru sebalinya saya senang sekali," ujar Clarissa dengan mata berbinar."Bahkan saat kuliah dulu, aku tak pernah mendengar dia mau menerima murid selain siswanya. Bahkan hanya beberapa orang beruntung yang bisa bertemu dengannya langsung. Aku pun hanya mendengar namanya, melihatnya beberapa kali saat pentas. Ini sungguh seperti mimpi saja," batin Clarissa lagi.Nenek Elizabeth tersenyum senang. Sepertinya satu persatu rencananya sudah berhasil. Tak perlu merayu seperti kemungkinan terburuk yang dia pikirkan. Hala itu membuat Nenek Elizabeth langsung tersenyum puas, tinggal menjalankan
ANTARA DEVAN DENGAN DEVI ATAU RARA DENGAN KEVIN? ADA APA MEREKA SEBENARNYA?"Sayang jangan tinggalkan aku. Aku benar-benar mencintaimu, Sayang. Bahkan demi dirimu aku sudah bercerai dengan istriku," kata Lelaki itu.Clarissa mengamati mereka dari kaca spion, dengan jelas dia melihar Rara menepisnya. Clarissa kaget karena dia sangat mengetahui wanita itu, sejak kapan dia menjadi simpanans eorang lelaki tua. Clarissa mengerutkan keningnya."Bagaimana bisa dia selera begitu? Mengapa dia berubah menjadi seperti ini?" batin Clarissa."Aku kan sudah bilang padamu kita berpisah dengan damai. Kenapa kamu tidak mengerti? Siapa yang menyuruhmu menceraikan istrimu? Itu salahmu sendiri," kata Rara."Lagi pula aku juga sudah mengembalikan semua hadiah yang kamu berikan padaku. Tolong mengertilah, apa kamu bisa jangan terus mengejarku lagi?" tanya Rara."Tapi Rara, aku sudah melakukan semuanya demi dirimu. Kenapa kau tega memperlakukan itu padaku? Sungguh jahat!" ucap lelaki itu."Kau kan sudah m
TUNGGU AKU! AKU KAKAKMU!"Tapi aku harus ke luar negeri untuk membantu Cindy menemukan anaknya. Jika aku pergi ke luar negeri, bagaimana aku bisa tenang membiarkan dia seorang diri di rumah?" batin Jstin sambil terus memandang istri cantiknya.Dia menghela nafas panjang, keputusan yang berat memang. Di sisi lain dia tak tega membiarkan anak Cindy berad di tangan Ayah Angkat, Mafia ketua jaringan hitam terlalu lama. Apalagi dia memiliki hutang budi pada Cindy yang menyelamatkan nyawanya. Meninggalkan Clarissa bukanlah pilihan mudah meskipun dia sudah menitipkan pada Andrea dan Kevin sekali pun, data tentang Carissa sudah bocor."Tuan Justin, kenapa?" tanya Clarissa melihat Justin melamun. Justin tersentak kaget."Ah tidak. Binatang kecil ini Dari mana datangnya? Kau membawanya?" tanya Justin. Clarissa menganggukkan kepalanya."Cantik sekali kan, Tuan. Namanya si bulat, lihatlah matanya bulat sekali," jawab Clarissa tersenyum."Kenapa bisa kau membawa tupai begini? Apa hari ini terjadi
WAJAHNYA SANGAT MIRIP, NAMUN WATAKNYA BERBEDA!"Kakak! kak, Kak! Tunggu, tunggu aku!" teriak seorang lelaki yang semenjaak tadi mengamatinya. Dia berlari mengejar Clarissa. Wanita itu menoleh. "Bertahun-tahun aku mencarimu, Kak. Akhirnya aku sudah menemukanmu. Aku merasa doaku selama ini terjawab. Aku sangat tahu kau masih hidup, aku tidak akan mencampakkanmu," ujar lelaki itu.Clarissa langsung bingung dengan perkataan lelaki itu. Dia mencoba mengenalinya, nihil dia tak ingat sama sekali siapa lelaki ini. Namun sepertinya ada salah paham diantara mereka."Tuan kamu salah mengenali orang kan?" tanya Clarissa dengan sopan."Kamu tidak ingat dengan aku lagi? Aku adalah kakakmu," kata lelaki itu. Clarissa mencoba mengingatnya lagi. Lelaki itu berpenampilan terhormat bukan seperti seorang penipu, namun sayang sekali dia benar-benar tak mengenalnya. Lelaki ini nampak lebih tua beberapa tahun darinya, umurnya mungkin sekitar empat puluh tahunan.Di sisi lain, sekarang Justin sedang ber
MARGA CHAU! SIAPA DIA SEBENAARNYA? "Sifatmu memang berbeda dengan Kakakku, tapi wajahmu sangat mirip dengannya," gumam lelaki itu. Clarissa menghindari lelaki yang memanggilnya kakak itu. Clarissa merasa kasihan, mungkin lelaki itu tak bohong. Dia memang merasa dirinya mungkin mirip dengan seseorang yang sangat di kenalnya. "Tuan, aku tahu ini mungkin berat bagimu, tapi percayalah dimanapun Kakakmu pasti dia akan kembali. Memang saat itu kalian tidak bisa terus sama-sama, mungkin Kakakmu juga sedang ingin pergi keluar saja sampai suatu saat semua tenang dan akan kembali. Tapi yang jelas kau salah orang, Tuan. Aku tidak tahu dimana kakakmu," jelas Clarissa dengan penuh kelembutan. "Aku percaya dengan adanya wajah kembar yang mungkin menyamai kita di dunia ini. Aku senang ada adik lelaki yang menyayangi kakak perempuannya. Aku sangat salut kepada keluarga yang saling peduli satu sama lainnya. Percayalah dia pasti bisa merasakannya, tidak peduli